Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MANAJEMEN PERSEDIAAN”
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan yang diampu
oleh Bapak Mohammad hamim Sultoni, M.A.B.

Nama Kelompok :
Syaiful Anam (20383041027)
Miftahul Anwar (20383041067)
Moh Darul Umam (20383041069)
Musyarrofah (20383042018)
Sulistiana Irhamni (20383042026)
Tera Afriliana Madora (20383042030)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS DAN EKONOMI BISINIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
kita berbagai nikmat, baik nikmat sehat maupun nikmat sempat sehingga aktivitas
hidup yang kita jalani akan selalu menjadi keberkahan baik di dunia maupun di
akhirat. Salawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Keuangan, Bapak Mohammad Hamim Sultoni, M.A.B. serta teman-
teman akuntansi syariah C angkatan 2020 yang telah membantu baik bantuan
berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran
yang membangun untuk menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan pembaca sekalian bisa mengambil
hikmah dari makalah ini.

Pamekasan, 27 November 2020


Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Pengertian Persediaan...........................................................................................2
B. Fungsi Persediaan...................................................................................................2
C. Jenis-jenis Persediaan............................................................................................4
D. Jenis Biaya Persediaan............................................................................................4
E. Pengendalian Persediaan.......................................................................................5
F. Sistem Pengendalian Persediaan............................................................................7
BAB III...............................................................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran....................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persediaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
dikelola perusahaan, di samping aspek lainnya. Bagi perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi barang, maka kebutuhan persediaan guna
menunjang proses produksinya sangat diperlukan persediaan, baik berupa
persediaan bahan mentah atau bahan setengah jadi. Ketersediaan
persediaan bahan mentah atau bahan setengah jadi untuk proses produksi
selanjutnya akan dapat menghindari tersendatnya proses produksi sebagai
akibat jika tidak dapat disediakan sesuai jadwal kebutuhan produksi. Lebih
dari itu dalam jangka panjang persediaan perlu guna menghindari
kelangkaan bahan baku atau kenaikan harga yang tak terduga. Terjadinya
kelangkaan bahan baku akan mengakibatkan tersebdatnya proses produksi,
sedangkan kenaikan bahan baku akan mengakibatkan naiknya ongkos
produksi, sehingga akan berpengaruh kepada harga jual.
Keberadaan persediaan memiliki nilai strategis bagi perusahaan. Hal
ini disebabkan sekitar 25% atau lebih dari investasi yang ditanamkan
dalam modal usaha berupa persediaan. Artinya persediaan mendominasi
aktiva lancar perusahaan yang merupakan modal kerja guna memutar roda
perusahaan. Lebih dari itu biasanya rasio persediaan terhadap penjualan
umumnya berkisar 15% sampai 20% dan rasio persediaan terhadap total
aktiva berkisar antara 20% sampai 30%. Dalam hal ini biasanya makin
besar penjualan akan meningkatkan jumlah persediaan yang dibutuhkan,
demikian pula sebaliknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud persediaan?
2. Apa fungsi persediaan?
3. Apa saja jenis persediaan?
4. Apa saja jenis biaya persediaan?
5. Apa yang dimaksud pengendalian persediaan?
6. Bagaimana sistem pengendalian persediaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi persediaan
2. Untuk mengetahui fungsi persediaan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis persediaan
4. Untuk mengetahui jenis biaya persediaan
5. Untuk mengetahui mengenai pengendalian persediaan
6. Untuk mengetahui sistem pengendalian persediaan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah pembentuk hubungan antara produksi dan
penjualan produk. Persediaan memberikan fleksibilitas dalam pembelian,
jadwal produksi dan pemberian jasa kepada pelanggan. Dalam perusahaan-
perusahaan manufaktur, persediaan meliputi barang setengah jadi dan
barang jadi.
Persediaan pada umumnya adalah salah satu jenis aktiva lancar yang
jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Persediaan merupakan
faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan.
Ditinjau dari segi neraca, persediaan adalah barang-barang atau bahan
yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan
segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal perusahaan.
Sifat dan wujud persediaan sangat bervariasi sesuai sifat, jenis dan bidang
usaha perusahaan.1 Persediaan bagi perusahaan yang satu mungkin bukan
merupakan persediaan bagi perusahaan yang lain. Misalkan mobil, bagi
perusahaan dagang kendaraan bermotor merupakan persediaan tetapi bagi
perusahaan satu transportasi itu merupakan aktiva.
Manfaat persediaan ada 5 yaitu :2
1. Memungkinkan pengguna sumber daya dan penjadwalan produksi
secara efisien. Tanpa adanya persediaan jenis ini, tiap tahap produksi
harus menunggu tahap sebelumnya menyelesaikan sebuah unit.
2. Persediaan bahan mentah memberi fleksibilitas dalam pembelian bagi
perusahaan. Tanpa persediaan bahan mentah, perusahaan harus
memakai ‘hand to mouth’, membeli bahan mentah secara ketat untuk
memenuhi jadwal produksinya.
3. Persediaan barang jadi memberi perusahaan fleksibelitas dalam jadwal
produksi dan pemasarannya.
4. Persediaan dalam jumlah besar memungkinkan pelayanan yang efisien
terhadap permintaan pelanggan.
5. Terdapat beberpa keuntungan dengan adanya peningkatan persediaan.
Perusahaan dapat mempengaruhi ekonomi produksi dan pembelian
serta dapat memenuhi pesanan dengan lebih cepat.

B. Fungsi Persediaan
Perusahaan menentukan jumlah persediaan dengan perhitungan yang
sesuai karena pada dasarnya persediaan memiliki fungsi yang sangat
penting dalam sebuah perusahaan.

1
Agus zainul Arifin, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: zahir Publishing, 2018), 37.
2
Ibid., 37-38

2
Dilihat dari fungsinya, menurut Herjanto (2008) fungsi-fungsi
persediaan dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis, yaitu:3
1. Fluctuation stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk
menjaga terjadi fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan
sebelumnya, dan untuk mengatasi apabila terjadi
kesalahan/penyimpangan dalam perkiraan penjualan waktu
produksi atau pengiriman barang.
2. Anticipation stock, merupakaan persediaan untuk mengahdapi
permintaaan yang diramalkan, misalkan pada musim kemarau
permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak
mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan
untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku
sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.
3. Lot-size Inventory, merupakan persediaan yang. diadakan dalam
jumlah yang lebih besar daripada kebutuhan pada saat itu.
Persediaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga
barang (berupa diskon) karena membeli dalam jumlah yang besar,
atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya pengangkutan per
unit yang lebih rendah.
4. Pipeline Inventory, merupakan persediaan yang dalam proses
pengiriman dari tempat asal ke tempat di mana barang itu akan
digunakan. Misalnya, barang yang dikirim dari pabrik menuju
tempat penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau
minggu.
Sedangkan menurut Handoko (1999) persediaan bahan baku
disebutkan bahwa fungsi persediaan terbagi menjadi tiga macam yaitu :4
1. Fungsi decoupling
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi
perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan
(independensi). Persediaan decoupling ini memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa
menunggu. supplier.
2. Fungsi economics lot sizing
Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi
dan membeli sumber-sumber daya dalam kualitas yang dapat
mengurangi biaya-biaya per unit. Dengan persediaan lot size ini
akan mempertimbangkan penghematan pengeluaraan persediaan..
3. Fungsi antisipasi
Suatu perusahaan sering menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan
pengalaman atau data di masa lalu. Disamping itu perusahaan juga
sering dihadapkan pada ketidakpastian jangka waktu pengiriman

3
Resista Fikaliana, dkk. Manajemen Persediaan ( tt: Media Sains Indonesia, 2020), 5-6.
4
Ibid., 6.

3
barang. kembali sehingga harus dilakukan antisipasi untuk cara
menanggulanginya.
Jadi, menurut teori yang dikemukakan oleh Handoko bahwa fungsi
persediaan adalah perusahaan mempunyai kebebasan untuk melakukan
operasi-operasi internal sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan
tanpa menunggu supplier, kemudian perusahaan dapat memproduksi dan
membeli persediaan dengan meminimalisir pengeluaran, dan fungsi yang
terakhir adalah perusahaan dapat menghadapi terjadinya fluktuatif
permintaan pelanggan dan kenaikan bahan baku yang dapat terjadi
sewaktu- waktu.

C. Jenis-jenis Persediaan
Menurut Kasmir (2013: 267) dalam praktiknya paling tidak terdapat
tiga jenis persediaan, khususnya untuk perusahaan manufaktur, yaitu:5
1) Bahan baku.
Bahan baku (materials inventory) atau sering disebut dengan bahan
mentah merupakan bahan yang akan dimasukkan dalam proses
produksi pertama kali. Hasil dari proses ini dapat berbentuk barang
setengah jadi atau barang jadi.
2) Barang dalam proses (barang ½ jadi).
Barang dalam proses (goods/work in process inventory)
merupakan bahan baku yang sudah diproses, sehingga menjadi
barang dalam proses atau dikenal juga dengan nama barang
setengah jadi.
3) Barang jadi.
Persediaan barang jadi (finished goods inventory) merupakan
barang yang sudah melalui tahap barang setengah jadi dan siap
untuk dijual ke pasar atau ke konsumen. Ketersediaan barang jadi
ditentukan bagian produksi dan penjualan. Artinya perlu koordinasi
antara tingkat produksi dengan tingkat penjualan.

D. Jenis Biaya Persediaan


Setiap bagian aset di perusahaan pasti mempunyai biaya (cost) begitu
juga dengan persediaan. Secara garis besarnya biaya yang terjadi pada
persediaan adalah:6
a. Biaya penyimpanan (holding cost/carrying cost), yaitu biaya-biaya
yang timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya
penyimpanan sangat bergantung pada kuantitas barang yang
disimpan. Biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan, antara
lain:
 Biaya yang berhubungan dengan tempat penyimpanan
(listrik, pendingin udara, dll).

5
Ardiprawiro, Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta Barat: Universitas Gunadarma, 2015), 111.
6
Ibid., 113-114.

4
 Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu kesempatan
mendapatkan pendapatan dari jumlah modal yang
diinvestasikan dalam persediaan.
 Biaya kerusakan persediaan.
 Biaya asuransi persediaan.
 Biaya perhitungan fisik (stock opname).
 Biaya pajak.
 Biaya kehilangan akibat pencurian/perampokan, dll.
b. Biaya pemesanan/pembelian (ordering cost/procurement cost),
merupakan biaya-biaya yang timbul karena perusahaan
membutuhkan persediaan. Biaya-biayanya meliputi:
 Proses pesanan (surat menyurat).
 Sarana komunikasi (telepon, fax, internet,dll).
 Pengiriman barang.
 Pemeriksaan barang.
c. Biaya yang timbul akibat perusahaan kehabisan persediaan (stock-
out cost/shortage cost), biaya-biaya yang timbul adalah:
 Kehilangan penjualan.
 Hilangnya pelanggan.
 Biaya pemesanan dan ekspedisi khusus.
 Biaya-biaya tenaga kerja/upah.
 Terganggunya operasional perusahaan.
 Target pekerjaan terhambat.
 Meningkatnya biaya utang lancar.
Biaya kehabisan persediaan/material pada kenyataannya cukup sulit
diukur khususnya yang berhubungan dengan pelanggan (eksternal), karena
menyangkut kepuasan dan menurunnya kredibilitas perusahaan di mata
pelanggan.

E. Pengendalian Persediaan
Menurut Assauri (2005), pengendalian persediaan adalah salah satu
kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang berurutan erat satu sama lain
dalam seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa
yang telah direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kuantitas
maupun biayanya.

Sedangkan menurut Rangkuti (2014) menyatakan bahwa pengendalian


persediaan adalah salah satu fungsi manajemen yang dapat dipecahkan
dengan menerapkan metode kuantitatif.

Menurut Baroto (2006) Pengendaliaan persediaan merupakan fungsi


manajerial yang sangat penting. Bila persediaan dilebihkan, biaya
penyimpanan dan modal yang diperlukan akan bertambah. Bila perusahaan
menahan terlalu banyak modalnya dalam persediaan, menyebabkan biaya

5
penyimpanan yang berlebihan. Kelebihan persediaan juga membuat modal
menjadi macet, semestinya modal tersebut dapat diinvestasikan pada
sektor lain yang lebih menguntungkan (opportunity cost). Sebalikanya bila
persediaan dikurangi, suatu ketika bias mengalami stock out (kehabisan
barang). Bila perusahaan tidak memiliki persediaan yang mencukupi,
biaya pengadaan darurat akan lebih mahal. Dampak lain, mungkin
kosongnya barang di pasaran dapat membuat konsumen kecewa dan lari
ke merek lain..

Pengendalian persediaan juga dapat diartikan sebagai serangkaian


kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus
di jaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan
berapa besar pesanan harus diadakan. Pengendalian persediaan
menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam
kuantitas yang tepat. (Herjanto, 2007).

Menurut Heizer dan Render (2014) mengatakan semua organisasi


memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan sistem pengendalian
persediaan, karena pada hakekatnya perencanaan persediaan perlu
diperhatikan. dan pengendalian

Dari beberapa definisi di atas disimpulkan bahwa pengendalian


persediaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting
untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga supaya persediaan
tidak mengalami kehabisan barang atau sebaliknya. mengalami persediaan
yang berlebihan.

Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan


sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang
dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang
optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk biaya
persediaan tersebut. Hal inilah yang dianggap penting untuk dilakukan
perhitungan persediaan sehingga dapat menunjukan tingkat persediaan
yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi
dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis. Tujuan
pengelolaan persediaan menurut Ristono (2009) adalah:7
1) Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen
dengan (memuaskan konsumen).
2) Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan
tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan
terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan:
a. Kemungkinan barang menjadi langka sehingga sulit diperoleh
b. Keungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang
dipesan.

7
Resista Fikaliana, dkk. Manajemen Persediaan ( tt: Media Sains Indonesia, 2020), 7-10.

6
3) Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan
dan laba perusahaan.
4) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari,
karena dapat mengakibatkan ongkos kirim semakin besar.
5) Menjaga agar penyimpanan dalam emplacement tidak besar-
besaran, karena akan mengakibatkan biaya menjadi besar.
Tujuan pengendalian persediaan menurut Assauri (2005) secara terinci
dapat dinyatakan sebagai berikut :
1) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga
mengaibatkan terhentinya kegiatan produksi.
2) Menjaga agar pembentukkan persediaan oleh perusahaan tidak
terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul
dari persediaan tidak terlalu besar.
3) Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari karena ini
akan memeperbesar biaya pemesanan.
Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan dari
pengendalaian persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah
yang tepat dari bahan bahan/barang yang tersedia pada waktu yang
dibutuhkan dengan biaya-biaya yang minimum untuk keuntungan dan
kepentingan perusahaan. Dengan kata- lain pengendalian persediaan
menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal yaitu
persediaan tidak terlalu kecil atau tidak terlalu besar, sehingga produksi
dapat berjalan dengan lancar dan biaya persediaan adalah minimal.

F. Sistem Pengendalian Persediaan


Sistem pengendalian persediaan menurut Sartono (2014: 453-456)
antara lain:8
1. Model Just In Time (JIT)
Metode just in time sebenarnya telah dikembangkan oleh Jepang dan
menjadi begitu populer di seluruh dunia. Pada prinsipnya, metode ini
hanya mensinkronkan kecepatan bagian produksi dengan bagian
pengiriman. Metode ini mula-mula dikembangkan oleh perusahaan
mobil Toyota. Toyota mencoba untuk menekan persediaan yang harus
dipertahankan dengan cara menyesuaikan kecepatan proses perakitan
atau assembling dengan pengiriman bahan dari supliernya. Sparepart
diterima hanya beberapa jam atau bahkan beberapa menit sebelum
sparepart tersebut diperlukan dalam perakitan. Dengan cara ini
tentunya Toyota tidak perlu harus mempertahankan persediaan yang
besar, tetapi ini diperlukan adanya koordinasi yang baik antara bagian
perakitan dengan supplier baik menyangkut kuantitas, kualitas, dan
ketepatan spesifikasi lainnya.

8
Ardiprawiro, Dasar Manajemen Keuangan (Jakarta Barat: Universitas Gunadarma, 2015), 120-
121.

7
Just in time method ini tidak hanya dapat diterapkan di perusahaan
besar tetapi dapat juga diterapkan oleh perusahaan kecil. Bahkan
perusahaan kecil akan lebih mudah menerapkan just in time method
karena relatif lebih mudah dalam redefine job function dibandingkan
dengan perusahaan besar. Bagaimana prospek metode just in time ini
di Indonesia, tampaknya penerapan metode ini masih menghadapi
beberapa kendala. Khususnya yang menyangkut masalah transportasi.
Jika input yang diperlukan dipenuhi dari luar perusahaan maka
masalah ketepatan pengiriman rupanya masih menjadi kendala
terbesar. Ini disebabkan karena prasarana angkutan yang masih belum
memadai, selain itu jaminan ketepatan baik kuantitas maupun kualitas
input masing sangat memprihatinkan. Penerapan metode ini sangat
diperlukan adanya komitmen bersama antara supplier dan perusahaan
pemakai.
2. Model Outsourcing
Alternatif lain dalam pengendalian persediaan ini adalah dengan cara
membeli dari pihak luar. Dengan cara ini maka perusahaan tidak perlu
harus memproduksi sendiri input yang diperlukan dalam proses
produksi. Alternatif membeli dari luar dan dikombinasikan dengan just
in time method akan mampu menekan persediaan pada tingkat yang
sangat rendah dan dengan demikian akan meningkatkan efisiensi dan
profitabilitas perusahaan. Meskipun demikian ada alasan lain
pembelian input dari luar yakni semata-mata karena mungkin alternatif
ini lebih murah dibandingkan dengan memproduksi sendiri input yang
diperlukan.
3. Sistem Pengendalian ABC
Metode economical order quantity hanya menentukan jumlah
pemesanan yang optimal. Tetapi metode ini mengasumsikan bahwa
pemakaian persediaan relatif konstan. Dalam kenyataannya tidak
jarang tingkat pemakaian dan frekuensi pemakaian berubah setiap
waktu. Untuk itu diperlukan satu metode dalam pengendalian
persediaan yang memperhatikan masalah tersebut. Metode ABC pada
prinsipnya memperhatikan faktor harga atau nilai persediaan, frekuensi
pemakaian, risiko kehilangan barang, dan lead time. Barang-barang
yang nilai, frekuensi pemaiakan dan risiko kebisan tinggi
dikelompokkan ke dalam kelompok A. Kelompok ini berarti
mencakup kelompok barang yang sangat penting untuk diawasi dengan
seksama.
Berikutnya adalah kelompok B yang mencakup kelompok barang-
barang yang relatif kurang penting sedangkan di luar kedua kelompok
tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok C. Kelompok C ini
mungkin saja secara kuantitas besar tetapi dari segi nilai relatif kecil
dibandingkan dengan kelompok A. Dengan metode ini manajemen
menitikberatkan pada kelompok A yang bernilai strategis bagi
perusahaan. Karena ketidaktepatan dalam manajemen kelompok A
akan berakibat sangat besar bagi kelangsungan perusahaan.

8
4. Material Requirement Planning (MRP)
Metode ABC di atas dimunculkan untuk mengatasi kompleksitas pada
proses produksi dengan pemakaian persediaan material yang tidak
konstan. Namun pada kasus di mana persediaan dan produksi atas
suatu material ditentukan oleh produksi material yang lain (dependent
demand), maka perusahaan dapat menggunakan material requirement
planning (MRP). MRP pada hakikatnya merupakan sistem informasi
yang berbasis komputer untuk penjadwalan produksi dan pembelian
item produksi yang bersifat dependent demand. Informasi mengenai
permintaan produk jadi, struktur dan komponen produk, waktu tunggu
(lead time), serta posisi persediaan saat ini digunakan untuk
meningkatkan efektivitas biaya produksi dan pembelian.
Asumsi yang melatarbelakangi MRP adalah bahwa produk akhir
merupakan hirarki yang terdiri dari assembly, sub-assembly,
komponen, dan bahan baku. Produk akhir dibuat berdasar prakiraan
permintaan atau pemesanan aktual akan produk tersebut. Dengan
menggunakan permintaan produk akhir, struktur produk, serta lead
time, sistem ini akan menentukan secara akurat berapa dan kapan suatu
assembly, sub-assembly, atau komponen harus dibuat dan dipesan agar
tersedia saat dibutuhkan untuk tahap produksi berikutnya tanpa
membuat tingkat persediaan berlebihan.
Dalam perkembangannya kini telah muncul MRP II merupakan
pengembangan MRP yang menggabungkan pemrosesan pesanan,
tagihan, persediaan pada retailer serta aktivitas penggunaan karyawan
dan mesin menjadi suatu sistem dalam perusahaan. Sehingga MRP II
sifatnya lebih luas dibanding MRP karena melibatkan sistem
pemesanan dan penjualan dalam membuat skedul produksi untuk
produk akhir di masa depan. Generasi terbaru kini telah sampai pada
MRP III.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat
penting bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan
merupakan salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual.
Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik
mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya
operasi perusahaan.
Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk
memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi
kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan mengakibatkan
kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.

B. Saran
Dengan penyusunan makalah ini , penulis berharap para pembaca bisa
mengetahui dan memahami mengenai manajemen persediaan. Kami
menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penulis mengharapkan kritik
yang membangun agar kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Agus Zainul. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Zahir Publishing, 2018.
Fikaliana, Resista, dkk. Manajemen Persediaan. Media Sains Indonesia, 2020.
Ardiprawiro. Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta Barat: Universitas Gunadarma,
2015.

11

Anda mungkin juga menyukai