Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
1. THALIA RULI PUTRI (A021171309)
2. MUHAMAD AFRIZAL (A021171330)
3. MUHAMMAD RIFAN FADDLI (A021171338)
4. ZASKIA REZKI MAULIDINA (A021171339)
5. NICKY NUR AZIZ SETYAWAN (A021171510)
6. DIMAS ADIPATI (A021171518)
7. NURUL AURA (A021171531)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat rahmat dan
karunianya jualah sehingga kami dapat menyusun makalah ini dalam rangka
penyelesaian tugas yang diberikan oleh dosen.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin terdapat banyak kekurangan dan
kelebihan. Kalaupun terdapat kelebihan semoga bermanfaat bagi kita semua. Namun
jika terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini kami sebagai penyusun
makalah berharap saran dan kritikannya yang tentunya dapat memacu semangat kami
dalam menyusun makalah selanjutnya dengan lebih baik lagi.

Makassar, 3 Maret 2019

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................... ....... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ .... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ ...... 1

BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
2.1 Pentingnya Persediaan...................................................................................... 2
2.2 Manajemen Persediaan..................................................................................... 3
2.3 Model - Model Persediaan................................................................................ 5
2.4 Model Persediaan untuk Permintaan Independen …………........................... 6
2.5 Model Probabilistik dan Persediaan Pengaman …………............................... 9
2.6 Model Periode Tunggal ………….................................................................... 10
2.7 Sistem Periode Tetap …………........................................................................ 10

BAB III
PENUTUP..................................................................................................... ......... 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 12
3.2 Saran.................................................................................................................. 12
Daftar Pustaka…………………………………………………………………... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan persediaan berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis
(operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat
konflik kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat
persediaan yang rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat
persediaan yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat
dipenuhi.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses
produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari
pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan
dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu
yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pentingnya persediaan?
2. Bagaimanakah sistem manajemen persediaan?
3. Apa saja model-model persediaan?
4. Apa saja model persediaan untuk permintaan independen?
5. Bagaimanakah model probalistik dan persediaan pengamanan?
6. Apa itu model periode tunggal?
7. Apa itu sistem periode tetap?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pentingnya persediaan
2. Mengetahui sistem manajemen persediaan
3. Mengetahui model-model persediaan
4. Mengetahui model persediaan untuk permintaan independen
5. Mengetahui model probalistik dan persediaan pengamanan
6. Mengetahui model periode tunggal
7. Mengetahui sistem periode tetap

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Persediaan


Tujuan dari pengelolaan persediaan adalah untuk menentukan keseimbangan
antara investasi persediaan dan pelayanan ke pelanggan. Di satu sisi persediaan
perlu dikendalikan agar tidak mengalami over stock yang berakibat pada
peningkatan biaya bunga karena adanya kelebihan persediaan dan juga adanya
pemakaian space gudang yang tinggi sehingga menjadikan biaya pergudangan juga
menjadi meningkat. Di sisi lain persediaan juga harus dijaga agar tidak menjadikan
under stock yang menyebabkan kerugian opportunity sales, bahkan terjadi
kekecewaan di pelanggan karena apa yang diminta tidak bisa direalisasikan.
 Fungsi – fungsi persediaan
Beberapa fungsi dari persediaan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Decoupling, adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier.
2. Fungsi Economic Lot Sizing, persediaan ini perlu mempertimbangkan
penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi
lebih murah dan sebagainya.
3. Fungsi Antisipasi, apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang
dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data
masa lalu yaitu permintaaan musiman.
4. Fungsi Menahan terjadinya kenaikkan harga yang disebabkan adanya inflasi,
sehingga bisa menjadi keuntungan kompetitif bagi perusahaan.

Gambar 12.1 Siklus Alir Bahan

2
Gambar di atas menunjukkan siklus aliran material. Dimana sebagian besar
waktu di mana pekerjaan masih dalam tahapan proses (95% dari waktu siklus)
bukanlah waktu produktif.

 Jenis – jenis persediaan


Berikut ini merupakan jenis-jenis persediaan :
1. Persediaan bahan mentah (Raw Material), yaitu persediaan barang-barang
berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya yang
digunakan dalam proses produksi. Persediaan ini dapat diperoleh dari
sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh
perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
2. Persediaan barang dalam proses (Work In Process), yaitu persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi.
3. Persediaan MRO (Maintenance-Repair-Operating), yaitu persediaan yang
membantu atau menolong peralatan (Supplies), agar mesin dan peralatan yang
ada, bisa berjalan secara optimal dan produktif.
4. Persediaan barang jadi (Finished Goods), yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual
atau dikirim kepada pelanggan.

2.2 Manajemen Persediaan


Manajemen Persediaan (inventory management) adalah pengelolaan bahan
atau barang yang disimpan, yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
Manajer Operasional perlu memahami sistem dalam mengelola persediaan,
yang dibedakan menjadi :
 Analisis ABC
Analisis ABC adalah metode untuk membagi persediaan ke dalam tiga
kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Untuk
mementukan volume uang tahunan dalam analisis ABC, kita mengukur
permintaan tahunan dari setiap barang persediaan dikalikan biaya per unit.

3
Terdapat tiga kriteria masing-masing barang persediaan dalam klasifikasi
ABC, sebagai berikut :
1. Barang kelas A, adalah persediaan yang memiliki volume uang tahunan
yang tinggi. Meskipun hanya mewakili sekitar 15% dari total persediaan,
tetapi mewakili 70-80% dari total penggunaan uang. Persediaan yang
termasuk dalam kelas ini memerlukan perhatian yang tinggi dalam
pengadaannya karena berdampak pada biaya yang tinggi. Pengawasan harus
dilakukan secara intensif.
2. Barang kelas B, adalah persediaan dengan nilai volume uang tahunan yang
sedang. Kelompok ini mewakili sekitar 30% dari jumlah persediaan dan 15-
25% dari total nilai persediaan tahunan. Disini diperlukan teknik
pengendalian yang moderat.
3. Barang kelas C, adalah persediaan yang nilai volume uang tahunannya
rendah. Kelompok persediaan ini hanya mewakili sekitar 5% dari volume
uang tahunan, tetapi mewakili sekitar 55% dari total barang persediaan.
Disini diperlukan teknik pengendalian yang sederhana, pengendalian hanya
dilakukan sesekali saja.

 Keakuratan catatan persediaan


Catatan yang akurat merupakan unsur kritis dalam sistem produksi dan
persediaan. Pencatatan persediaan bisa dilakukan dengan dua sistem yakni :
1. Sistem Periodik
Dalam sistem ini, jika terjadi penjualan maka hanya revenue (pendapatan)
saja yang dilakukan pencatatan dan persediaan barang dihitung pada akhir
periode.
2. Sistem Perpetual
Dalam sistem ini, selain mencatat revenue (pendapatan), pengurangan dan
penambahan persediaan juga akan dicatat sehingga setiap saat jumlah
persediaan yang ada dapat dilihat.

 Perhitungan siklus
Dalam proses perhitungan siklus, semua item-item persediaan dihitung
dan catatan yang ada diupdate pada sebuah basis periodik. Dimana proses

4
rekonsiliasi data dan fisik ini dilakukan secara terus menerus. Pada proses ini,
sering digunakan bersamaan dengan Analisis ABC.

 Pengendalian persediaan jasa


Proses ini menjadi sebuah komponen keuntungan yang penting. Kerugian
bisa terjadi dari srinkage dan pilferage. Srinkage (penyusutan) adalah
persediaan dalam retail (produk hilang atau rusak) saat proses penerimaan
hingga proses penjualan. Sedangkan Pilferage (penyerobotan) adalah
pencurian nilai persediaan.
Teknik-teknik yang bisa diaplikasikan atas proses pengawasan ini
meliputi beberapa langkah sebagai berikut :
1. Proses seleksi penerimaan, pelatihan dan pendisiplinan karyawan yang baik.
2. Pengawasan yang ketat dari proses penerimaan dan pengeluaran kiriman.
3. Pengawasan yang efektif untuk seluruh produk yang keluar.

2.3 Model - Model Persediaan


 Permintaan independen versus permintaan dependen
Model Persediaan dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Model persediaan untuk permintaan yang independen
Permintaan untuk barang bebas dan tidak tergantung pada permintaan dari
beberapa barang lain. Contohnya, permintaan untuk kopi independen
terhadap permintaan untuk garam.
2. Model persediaan untuk permintaan yang dependen
Permintaan untuk barang tergantung pada permintaan dari beberapa barang
lain. Contohnya permintaan gula dependen terhadap permintaan kopi.

 Biaya penyimpanan, pemesanan, dan pemasangan


Terdapat beberapa istilah biaya dalam model persediaan yang perlu
dipahami, yakni sebagai berikut :
1. Biaya penyimpanan (holding cost)
Biaya yang ditimbulkan oleh penyimpanan persediaan dalam gudang pada
periode waktu tertentu, termasuk pula di dalamnya biaya asuransi,
penyusutan, bunga dan lain-lainnya.

5
2. Biaya pemesanan (ordering costs)
Biaya yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pemesanan persediaan yang
mencakup biaya-biaya pasokan, formulir, pemrosesan pesanan, tenaga para
pekerja, dan sebagainya.
3. Biaya pemasangan (setup costs)
Biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses produksi untuk membuat
suatu pesanan atau biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian pada saat bahan/barang diproses.

2.4 Model Persediaan untuk Permintaan Independen


Model persediaan ini dibutuhkan untuk menentukan kapan dan seberapa
banyak dibutuhkan besaran order untuk dijadikan persediaan. Model-modelnya
meliputi :
 Model dasar Economic Order Quantity (EOQ)
Model EOQ merupakan model persediaan yang sederhana yang bertujuan
untuk menentukan ukuran pemesanan yang ekonomis dan dapat meminimumkan
biaya total persediaan. Model ini dapat diterapkan apabila terdapat asumsi-
asumsi berikut:
1. Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.
2. Waktu tunggu diketahui dan konstan.
3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya.
4. Tidak tersedia diskon kuantitas.
5. Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapakan atau melakukan pemesanan
dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu.
6. Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan
pada waktu yang tepat.
Dengan model EOQ, kuantitas pesanan optimal akan muncul pada satu
titik dimana biaya peasangan totalnya sama dengan biaya penyimpanan total.
Dengan menggunakan variabel-variabel berikut kita dapat menentukan biaya
pemasangan dan penyimpanan untuk menyelesaikan Q*.
Q = Jumlah unit per pesanan
Q* = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)
D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan

6
S = Biaya pemasangan atau pemesanan untuk setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan atau persediaan per unit per tahun

1. Biaya pemasangan tahunan


Jumlah pemesanan Biaya pemasangan atau
= ( per tahun
)𝑥(
pesanan per pesanan
)

Permintaan Tahunan Biaya pemasangan atau


= ( Jumlah unit dalam ) ( )
pesanan per pesanan
setiap pesanan
𝐷 𝐷
= (𝑄 )(S) = 𝑄 𝑠

2. Biaya penyimpanan tahunan


= (Tingkat persediaan rata-rata) 𝑥 (Biaya penyimpanan per unit per tahun)
Kuantitas Pesanan
= (Biaya penyimpanan per unit per tahun)
2
𝑄 𝑄
= ( 2 )(H) = 𝐻
2

3. Kuantitas pesanan optimal ditemukan saat biaya pemasangan tahunan sama


dengan biaya penyimpanan tahunan, yaitu:
𝐷 𝑄
(𝑄 )(S) = 𝐻
2

4. Untuk menyelesaikan Q*, kali silang persamaan dan pisahkan Q disebelah


kiri tanda sama dengan:
2DS = 𝑄2𝐻
2𝐷𝑆
𝑄2 = 𝐻

2𝐷𝑆
𝑄∗ = √ 𝐻

Contoh: Menemukan Ukuran Pesanan Optimal di Sharp, INC


Sharp, Inc., merupakan perusahaan yang memasarkan jarum suntik ke berbagai
rumah sakit. Permintaan tahunannya adalah sebanyak 1.000 unit; Biaya
pemasangan atau pemesanan adalah $10 per pesanan; dan biaya penyimpanan
per unit adalah $0,50. Tentukan Jumlah optimal unit per pesanan?
2𝐷𝑆 2(1.000)(10)
Solusi : 𝑄∗ = √ = √ = √40.000 = 200 unit
𝐻 0,50

7
 Model kuantitas pesanan produksi
Model kuantitas pesanan produksi adalah sebuah teknik kuantitas pesanan
yang diterapkan untuk pesanan-pesanan produksi. Model ini berguna ketika
persediaan menumpuk secara berkelanjutan selama waktu tertentu, dan saat
asumsi kuantitas pesanan produksi berlaku.
Q = jumlah unit per pesanan
H = biaya penyimpanan per unit per tahun
p = laju produksi harian
d = laju permintaan harian atau laju penggunaan
t = lamanya produksi berjalan dalam hari
S = biaya pemesanan atau penyetelan per pesanan atau per penyetelan
Biaya pemasangan = (D/Q)S
Biaya penyimpanan = ½ HQ[1 – (d/p)]
Biaya pemesanan dibuat sama dengan biaya penyimpanan untuk
mendapatkan Q*p :
D 1 d
S = HQ [1 − ( )]
Q 2 p
2DS
Q* = d
H[1−( )]
p

2𝐷𝑆
Q*p = √ 𝑑
𝐻[1−( )]
𝑝

Contoh: Model Kuantitas Pesanan Produksi


Nathan Manufacturing, Inc., membuat dan menjual penutup poros roda khusus
untuk pasar purnajual mobil eceran. Peramalan Nathan untuk poros rodanya
adalah 1.000 unit tahun depan dengan permintaan harian rata-rata 4 unit.
Bagaimanapun juga, proses produksinya paling efisien pada 8 unit per hari.
Perusahaan ingin mengetahui jumlah optimal unit per pesanan. Pabrik ini
menjadwalkan produksi hanya seperlunya selama 250 hari kerja per tahun. Data
biaya perusahaan yaitu :
Permintaan tahunan = D = 1.000 unit
Biaya penyetelan = S = $10
Biaya penyimpanan = H = $0,50 per unit per tahun

8
Laju produksi harian = p = 8 unit per hari
Laju permintaan harian = d = 4 unit per hari
Solusi :

2𝐷𝑆
Q*p = √ 𝑑
𝐻[1−( )]
𝑝

2(1.000)(10) 20.000
Q*p = √ 4 =√ 1 = √80.000 = 282,8 𝑎𝑡𝑎𝑢 283 penutup roda
0,50[1−( )] 0,50[1−( )]
8 2

 Model diskon kuantitas


Diskon kuantitas adalah potongan harga untuk barang yang dibeli dalam
jumlah besar. Pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon kuantitas
adalah antara biaya produk yang berkurang dan biaya penyimpanan yang
bertambah.
Biaya total = Biaya penyetelan + Biaya penyimpanan + Biaya produk
D Q
TC = QS + 2 H + PD

Q = kuantitas yang dipesan


D = permintaan tahunan dalam unit
S = biaya pemesanan atau pemasangan per pesanan
P = biaya per unit
H = biaya penyimpanan per unit per tahun

2.5 Model Probabilistik dan Persediaan Pengaman


Model probabilistik adalah sebuah model statistik yang dapat digunakan
ketika permintaan produk atau variabel lainnya tidak diketahui, tetapi dapat
ditentukan dengan menggunakan sebuah distribusi probabilitas.
Hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen adalah menjaga tingkat
pelayanan yang cukup dalam menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat
pelayanan adalah pelengkap dari probabilitas kehabisan persediaan. Permintaan
yang tidak pasti meningkatkan kemungkinan kehabisan persediaan. Salah satu
metode untuk mengurangi kehabisan persediaan adalah menyimpan unit-unit
tambahan dalam persediaan. Persediaan seperti ini biasanya disebut persediaan

9
pengaman. Ini melibatkan penambahan sejumlah unit sebagai penyangga sampai
titik pemesanan ulang (ROP). Adapun formula yang digunakan pada model
probabilistik ini sebagai berikut :
ROP = d x L + ss
d = permintaan harian

L = waktu tunggu pesanan, atau jumlah hari kerja yang dibutuhkan untuk
mengantarkan sebuah pesanan
ss = persediaan pengaman

2.6 Model Periode Tunggal


Model persediaan periode tunggal adalah sistem untuk memesan barang-
barang dengan nilai yang kecil atau tidak memiliki nilai pada akhir periode
penjualan (mudah rusak). Contoh produknya yaitu pohon natal, barang musiman,
surat kabar dan majalah. Meskipun barang-barang tersebut dipesan setiap minggu
atau setiap hari, barang-barang tersebut tidak dapat ditunda dan digunakan sebagi
persediaan pada periode penjualan berikutnya. Jadi, keputusan kita adalah berapa
banyak yang harus dipesan pada awal periode.
Untuk menentukan kebijakan persediaan yang optimal, perlu diketahui
standar deviasi dan memepertimbangkan dua biaya marginal berikut.
Cs = Biaya kekurang persediaan = Harga jual per unit − biaya per unit
Co = Biaya kelebihan persediaan = Biaya per unit – Nilai sisa per unit (jika ada)
Tingkat pelayanan, yakni probabilitas dari tidak kehabisan persediaan,
ditentukan sebagi berikut.
Cs
Tingkat pelayanan =
Cs + Co

2.7 Sistem Periode Tetap


Model-model persediaan yang telah kita pertimbangkan sejauh ini adalah
sistem kuantitas tetap atau sistem Q. Artinya, jumlah tetap yang sama
ditambahkan pada persediaan setiap kali sebuah pesanan untuk sebuah barang
ditempatkan.

10
Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan harus dipantau secara
berkelanjutan. Ini disebut sistem persediaan perpetual. Setiap kali barang
ditambahkan atau diambil dari persediaan, catatan harus diperbarui untuk
menentukan apakah ROP sudah tercapai.
Pada sistem periode tetap atau sistem P, di lain pihak, persediaan di pesan
pada akhir periode tertentu. Barulah kemudian persediaan di tangan akan dihitung.
Jumlah yang dipesan hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tingkat
target yang telah ditentukan.
Sistem-sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti
sistem kuantitas tetap EOQ dasar.
1. Biaya biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
2. Waktu tunggu diketahui
3. Barang-barang saling independen.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen persediaan menjadi salah satu keputusan penting yang harus
diambil oleh seorang manajer operasional. Pengelolaan persediaan yang tepat bisa
mendukung operasional dan penjualan optimal. Selain itu, persediaan tetap dalam
kondisi terkontrol agar tidak menimbulkan biaya over stock yang berdampak pada
biaya bunga dan juga over space gudang yang tentunya juga berhubungan dengan
biaya yang meningkat.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami sadar masih terdapat banyak kesalahan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen
dan teman–teman sekalian agar dapat memacu kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay dan Barry Render. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen


Keberlangsungan dan Rantai Pasokan, Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

13

Anda mungkin juga menyukai