Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
1. MUHAMAD AFRIZAL (A021171330)
2. AHMAD MALEO (A021171502)
3. AINUL ADIANANTA (A021171523)
4. MUHAMMAD EEN S. (A021171317)
5. Tata letak gudang – melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan
sistem penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk – mencari utilisasi karyawan dan
mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Oleh karena hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat
dimodelkan secara matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih
merupakan sebuah seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata
letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan
ruangan hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan
peralatan diketahui.
4. Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus
dapat difasilitasi oleh tata letak.
Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan
keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian
pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan
produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan
bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan
semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin tinggi. Manajer
operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko keseluruhan
maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut.
Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara
keseluruhan:
1. Tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar
toko.
2. Gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki
nilai keuntungan besar.
3. Distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” – yaitu
barang-barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja – pada kedua
sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat
lebih banyak barang yang lain.
4. Gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang
tinggi.
5. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi
perhentian pertama bagi pelanggan.
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik
optimal di antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan
luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah
memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang – yaitu memanfaatkan
volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.
Tata letak gudang yang efektif juga menimimalkan kerusakan bahan dalam gudang.
1. Cross-docking
Cross-docking berarti menghindari penempatan bahan atau barang-
barang dalam gudang dengan langsung memproses mereka saat diterima.
2. Random stocking
Sistem random stocking yang terkomputasi meliputi tugas-tugas berikut:
1. Membuat daftar lokasi “terbuka” atau yang tersedia.
2. Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya.
3. Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan
waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil” pesanan.
4. Menggabungkan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan.
5. Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang
yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga jarak tempuh
total dalam gudang dapat diminimalkan.
3. Customizing
Gudang dapat menjadi tempat di mana nilai ditambahkan melalui
customizing. Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang berguna untuk
menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar di mana terdapat perubahan
produk yang sangat cepat. Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di mana
komponen komputer dipasang, software dimuat, dan perbaikan dilakukan.
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap
berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat
tersebut.
Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan
dengan baik dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang
pertama adalah, terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi.
Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan
bahan yang berbeda, oleh karena itu banyak hal yang menjadi penting sejalan
dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkan
dinamis.
Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan
pada lokasi, strategi alternatif yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat
mungkin di luar lokasi.
Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan
dan penugasan tenaga kerja. Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang
biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama
untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin
yang berubah, dan penanganan bahan yang unik.
H. SEL KERJA
Ide sel kerja (work cell) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang
biasanya tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu
mengatur mereka dalam sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat
memusatkan perhatian dalam membuat satu produk atau sekumpulan produk yang
saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja dibangun di sekitar produk. Keunggulan
Sel kerja adalah:
1. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena Sel kerja di-set untuk
menghasilkan keseimbangan aliran dari mesin ke mesin.
3. Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan
setengah jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang
lebih cepat melalui sel kerja.
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah.
Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini
pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen
seperti ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini
perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan
pada sekumpulan stasiun kerja.
2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh
operasi pada lini yang sama juga terganggu.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat
produksi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA