A. Kebudayaan
Pada saat yang bersamaan muncul revolusi kebudayaan di mana masyarakat secara
bertahap berubah dari masyarakat agraris menjadi masyarakat yang kekotaan, karena
dengan berpindahnya ke perkotaan maka budaya mereka berubah sehingga
berkembanglah tata nilai baru dan pola kehidupan yang baru akibat pekerjaan yang
berbeda. Gambaran lahirnya masyarakat konsumsi tersebut diatas, menunjukkan
pentingnya budaya dalam memahami perilaku konsumen. Aspek-aspek budaya yang
penting dapat diidentifikasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk memahami
bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen dan tentunya dapat digunakan
dalam mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukkan
sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses
menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat.
Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat
perbedaan tata nilai.
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh
dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang
perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menentukan tentang nilai-nilai
mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai
kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan
berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain :
1) Model atau Contoh, dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau buruk
melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana dia bergaul.
2) Moralitas, diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah, dan institusi tempatnya
bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
3) Sesuka Hati, adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai ini kurang terarah dan sangat
tergantung kepada nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang dan memilih serta
mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan sendiri. Hal ini lebih
sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan dan konflik internal bagi
individu tersebut.
4) Penghargaan dan Sanksi, perlakuaan yang biasa diterima seperti mendapatkan
penghargaan bila menunjukkan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapat
sanksi atau hukuman bila menunjukkan perilaku yang tidak baik.
5) Tanggung Jawab Untuk Memilih, adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu,
adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang yang akan menyempurnakan
perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relative permanen dan bertahan lama
dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya
mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh
satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan,
pekerjaan, pendidikan , kekayaan dan variabel lain.
D. Struktur Konsumsi
1) Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.
Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan dan manusia mempunyai
banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut
karena bukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain), tetapi juga
rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan
berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk
atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
2) Keinginan
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian
individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk objek yang
akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar
kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, dibutuhkan
perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia
dengan menebus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasikan keterbatasan
sumber daya.
3) Permintaan
F. Perubahan Nilai
Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya
perluasan perubahan budaya yaitu :
1) Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk
segala sesuatu dari proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak
menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal
tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.
2) Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan
kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut.
3) Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang
memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat.
G. Variasi Nilai Perubahan Dalam Nilai Budaya Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana
dalam hal ini dimaksudkan ke dalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi
nilia-nilai lainnya yaitu merefleksikan gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat
antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh
yang utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas
kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan
pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi
seorang individual”. Begitu juga pada budaya yang individualistic. Sifat dasar dari nilai
yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga,
maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman.
1) Individual/Kolektif
Budaya individualis biasanya terdapat pada budaya orang barat seperti Amerika,
Inggris, Kanada, dan sebagainya. Sedangkan budaya kolektifitas terdapat pada
budaya orang timur yang memang sudah berada dalam orientasi mereka. Nilai ini
adalah faktor kunci yang membedakan budaya dan konsep diri yang berpengaruh
besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki
perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produ asing, iklan, dan sumber yang
lebih disukai dari suatu informasi.
2) Usia Muda/Tua
Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai
kaum muda lebih berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian.
Dengan kata lain adalah melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat
sisi dari peran usia. Selain itu, penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan
nilai masih berpengaruh dan para pemasar harus menyesuaiakan bukan hanya pada
lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya.
3) Luas/Batasan Keluarga
Maksudnya adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu
keputusan penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang
dewasa (orang tua) memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang
terbaik bagi anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri
apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Bisa dikatakan juga bahwa pengaruh
pembelian oleh orang tua akan berpengaruh untuk seterusnya pada anak.