Anda di halaman 1dari 149

BUYUNG PERDANA SURYA, MBA

BORN NOVEMBER 23rd 1980, SURABAYA

• EDUCATIONAL BACKGROUND :
1. MASTER BUSINESS OF ADMINISTRATION – GADJAH MADA UNIVERSITY 2006 – 2008
2. BACHELOR DEGREE – AIRLANGGA UNIVERSITY 1999 - 2004
• EXPERIENCE :
1. CITIBANK SURABAYA – RISK MAGEMENT STAFF 2003-2005
2. PT. BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk - DANA JASA OPERATION STAFF 2005 – 2007
3. PT. TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA – CARGO CONTROL SPV 2007 – NOW
4. LECTURER STESIA 2012- NOW

• ADDRESS & CONTACT : BUKIT PALMA CLASSICA BLOK H No.25 CITRALAND SURABAYA
• 087853223300, 082233066862
• buyung.perdana@tps.co.id
• buyungext@yahoo.com
STUDI KELAYAKAN BISNIS
OLEH :
BUYUNG PERDANA SURYA, MBA
Pendahuluan

• Latar Belakang

Investasi SKB Profit


- Real Investasi
- Finansial Investasi

Ketidakpastian, Kendala, Kegagalan


(Ekonomi, Hukum, Politik, Sosial,
Budaya, Prilaku dan perubahan
lingkungan masyarakat)
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

• Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu


usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan
layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
– Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-
sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur,
dihitung, dan dianalisis dengan metode tertentu.
– Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan untuk menentukan
apakah usaha yang akan dijalankan dapat memberikan manfaat
yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
– Bisnis artinya usaha yang dijalankan dengan tujuan memperoleh
keuntungan.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan Usaha

• Data dan informasi yang tidak lengkap


• Tidak teliti
• Salah perhitungan
• Pelaksanaan pekerjaan salah
• Kondisi lingkungan unsur sengaja

• Hal yang perlu diperhatikan oleh tim studi kelayakan bisnis


– Kelengkapan dan keakuratan data dan informasi yang diperoleh
– Tenaga ahli dalam tim studi kelayakan bisnis harus tangguh
– Penentuan metode dan alat ukur yang tepat
– Loyalitas tim studi kelayakan bisnis
Manfaat Bisnis

• Memperoleh keuntungan
– Materi (uang)
– Non Materi (prestise)
• Membuka peluang pekerjaan
• Manfaat ekonomi
– Menambah jumlah barang dan jasa
– Meningkatkan Mutu produk
– Meningkatkan devisa / menghemat deviisa
• Tersedia sarana dan prasarana
• Membuka isolasi wilayah
• Meningkatkan dan membantu pemerataan pembangunan
Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

• Menghindari risiko kerugian


• Memudahkan perencanan
• Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
• Memudahkan pengawasan
• Memudahkan pengendalian

• Lembaga yang memerlukan Studi Kelayakan Bisnis


– Pemilik Usaha
– Kreditor
– Pemerintah
– Masyarakat luas
– Manajemen
Aspek Penilaian Studi Kelayakan Bisnis

- Aspek Hukum
- Aspek Pasar dan Pemasaran
- Aspek Keuangan
- Aspek teknis/operasi
- Aspek manajemen dan Hasil
organisasi Studi
- Aspek sosial dan ekonomi
- Aspek lingkungan
Tahap-Tahap dalam Studi Kelayakan Bisnis

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis Data

Tidak Layak Dibatalkan


Pengambilan
Keputusan

Direkomendasikan Layak

Dilaksanakan
Pihak-Pihak Yang Memanfaatkan Studi
Kelayakan Bisnis
1. Investor
2. Kreditor
3. Manajemen
4. Pemerintah
5. Masyarakat
NILAI WAKTU UANG

 Jika nilai nominalnya sama, uang yang dimiliki saat ini lebih
berharga daripada uang yang akan diterima di masa yang
akan datang
 Lebih baik menerima Rp 1 juta sekarang daripada menerima
uang yang sama 1 tahun lagi
 Lebih baik membayar Rp 1 juta 1 tahun lagi daripada
membayar uang yang sama sekarang
BUNGA UANG
PERHITUNGAN BUNGA
• Bunga merupakan biaya modal
• Besar kecilnya jumlah bunga yang merupakan beban
terhadap peminjam (debitor) sangat tergantung pada
waktu, jumlah pinjaman, dan tingkat bunga yang berlaku
• Terdapat 3 bentuk sistem perhitungan bunga:
1. Simple interest (bunga biasa)
2. Compound interest (bunga majemuk)
3. Annuity (anuitas).
1. Bunga Tunggal ( Simple Interest )

 Bunga adalah Selisih jumlah nominal uang yang dipinjam dan jumlah yang
dikembalikan.
 Bunga pinjaman merupakan beban ganti rugi bagi peminjam. Hal ini
disebabkan peminjam menggunakan uang pinjaman tersebut untuk usaha.
Besarnya bunga dipengaruhi oleh besar uang yang dipinjam, jangka waktu
peminjaman, dan tingkat suku bunga (persentase).
 Bunga tunggal adalahbesarnya bunga sebagai jasa peminjaman yang
dibayarkan tetap untuk setiap periode
Misalkan uang sebesar Rp100.000,00 dibungakan atas dasar bunga tunggal
dengan tingkat suku bunga 10%.

 Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan pertama:


Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 = Rp100.000,00 (1 +10%)
 Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan kedua:
Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00
= Rp100.000,00 (1 + 2 × 10%)
 Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan ketiga:
Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00
+ 10% × Rp100.000,00 = Rp100.000, 00 (1 + 3 × 10%)
 Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan ke-t:
Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 + ... + 10% × Rp100.000,00 =
Rp100.000,00 ( 1+ t × 10%)
Secara umum, dapat kita katakan sebagai berikut.
Contoh 1:

Koperasi Jatra Lestari memberikan pinjaman kepada anggotanya atas dasar bunga
tunggal sebesar 2% per bulan. Jika seorang anggota meminjam modal sebesar
Rp3.000.000,00 dengan jangka waktu pengembalian 1 tahun, tentukan
a. besar bunga setiap bulannya;
b. besar uang yang harus dikembalikan sesuai jangka waktu yang ditentukan.
Jawab:
Contoh 2:

Cecep meminjam uang di suatu bank sebesar Rp2.000.000,00 dengan suku bunga
tunggal 30% per tahun. Dalam waktu 60 hari, Cecep sudah harus mengembalikan
uang tersebut. Berapa bunga dan jumlah uang yang harus dikembalikannya?
(Asumsikan: 1 tahun = 360 hari)
Jawab:
2. Bunga Majemuk (Compound interest )
M t  M o (1  i ) t

Keterangan : M= modal
i = dasar bunga majemuk dengan tingkat suk
bunga (dalam persen) per periode tertentu
M = besar modal pada periode ke-t
Contoh 1:
Sebuah bank memberi pinjaman kepada nasabahnya atas dasar bunga majemuk
3% per tahun. Jika seorang nasabah meminjam modal sebesar Rp5.000.000,00
dan bank membungakan majemuk per bulan, berapakah modal yang harus
dikembalikan setelah 1 tahun?
Contoh 2:

Ramli meminjam uang di suatu bank sebesar Rp2.000.000,00. Bank tersebut


memberikan bunga atas dasar bunga majemuk 20% per tahun dengan periode
pembungaan setiap catur wulan. Jika Ramli meminjam uang dalam jangka waktu 3
tahun, tentukan jumlah uang yang harus dikembalikan pada akhir tahun ke-3.
Jawab:
Diketahui M = Rp2.000.000,00 dan i = 20% = 0,2. Pembungaan dilakukan setiap
catur wulan (4 bulan). Jadi, banyak periode pembungaannya dalam setahun ada =
3 kali. Jadi, jika lama peminjaman 3 tahun, banyak periode pembungaannya 3 × 3 =
9 kali. Dengan demikian, jumlah modal (uang) yang harus dikembalikan Ramli pada
akhir tahun ke-3 adalah
Latihan
1. Suatu modal sebesar Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga
tunggal selama 3 tahun dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan
bunga yang diperoleh dan modal setelah dibungakan!

2. Modal sebesar Rp1.500.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk


4%/triwulan selama 3 tahun 9 bulan. Tentukan modal akhir!

3. Modal sebesar Rp5.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk


10%/tahun. Tentukan modal akhir dan bunga yang diperoleh setelah 6
tahun
Metode penyusutan aktiva tetap.
• Suatu aktiva dikategorikan sebaga aktiva tetap jika memenuhi
persyaratan: Bukan barang dagangan, memberikan manfaat
lebih dari satu tahun, nilainya relatip materiil. Pengeluaran
dana untuk pembelian aktiva tetap tidak dibebankan sebagai
biaya pada tahun pembelian melainkan harus dibebankan
merata ke semua tahun selama usia ekonomis.

• 4 Metode Penyusutan :
– Metode Penyusutan Rata-Rata
– Metode Penyusutan Bunga Majemuk
– Metode Penyusutan Bunga Menurun
– Metode Penyusutan Bunga Gabungan
Metode penyusutan aktiva tetap.

• Metode Penyusutan Rata-Rata :


• Metode Garis Lurus
• Metode Jam Kerja Mesin
• Metode Jumlah Produksi
Metode Penyusutan Garis Lurus.
Rumus : Penyusutan pertahun = (Harga beli- nilai sisa):n
Contoh Kasus:
Membeli Bus Rp 80.000.000,- dengan umur ekonomis 5 tahun, nilai sisa Rp
25.000.000,-. Hitung Penyusutan/th dg garis lurus dan buat jadwal penyusutannya?
Jawaban:
Penyusutan per tahun= (80.000.000- 25.000.000):5=11.000.000,-
Jadwal penyusutan Bus pertahun :
n Peny/t=(80 j-25j):5=11j Jumlah Penyusutan Nilai Buku
0 0 0 80.000.000.
1 (80 j-25j):5=11j 11.000.000 69.000.000
2 (80 j-25j):5=11j 22.000.000 58.000.000
3 (80 j-25j):5=11j 33.000.000 47.000.000
4 (80 j-25j):5=11j 44.000.000 36.000.000
5 (80 j-25j):5=11j 55.000.000 25.000.000
Metode Penyusutan Jam Kerja Mesin.
Rumus :
Tarip penyusutan per jam kerja= (Harga beli- Nilai sisa): Kapasitas jam kerja mesin.
Penyusutan /tahun= jam kerja pertahun x tarip/jk

Kasus:
Beli mesin Rp 10.000.000,-, Scrap value Rp 2.000.000. Kapasitas kerja ekonomis
mesin 5tahun sebanyak 80.000 jam kerja. Jam kerja mesin per tahun 10%, 15%,
20%, 25%, 30%.
Hitung Penyusutan pertahun berdasar jam kerja dan buat jadwal penyusutannya?
Jawaban:
Penyusutan per jam kerja= (Rp 10.000.000,- -Rp 2.000.000): 80.000= Rp100
Penyusutan per t = (% x 80.000)x 100

n Peny/t=(% x 80.000jk)x tarip/jk Jumlah Penyusutan Nilai Buku

0   0 10.000.000.
1 (10%x 80.000 jk)x 100 = 800.000 800.000 9.200.000
2 (15%x80.000 jk) x 100=1.200.000 2.000.000 8.000.000
3 (20%x80.000jk)x 100= 1.600.000 3.600.000 6.400.000
4 (25%x80.000jk)x 100= 2.000.000 5.600.000 4.400.000
5 (30%x80.000jk)x100 = 2.400.000 8.000.000 2.000.000
Metode Penyusutan Kapasitas Produksi.
Rumus:
Tarip penyusutan per unit = (Harga beli- Nilai sisa): Kapasitas Produksi
mesin
Penyusutan /tahun= jumlah produk/tahun x tarip.
Kasus: Mesin memproduksi 100.000 u selama 5 tahun. Harga beli Rp
10.000.000,- dengan nilai sisaRp 2.000.000,- Jumlah produksi pertahun
tergantung market share yaitu 25.000, 25.000, 20.000,15.000,15.000, Hitung
Tarip penyusutan dan buat jadwal penyusutannya.
Jawaban:
Tarip penyusutan=(10 j-2j)/ 100.000=rp 80/ unit produk
Jadwal penyusutan pertahun :
    Jumlah Penyusutan Nilai buku
n Peny/t=Prod x (10j-2j):100.000
0   0 10.000.000.
1 25.000x(10j-2j):100.000=2000.000 2000.000 8.000.000
2 25.000x(10j-2j):100.000=2000.000 4000.000 6.000.000
3 20.000x(10j-2j):100.000=1600.000 5.600.000 4.400.000
4 15.000x(10j-2j):100.000=1.200.000 6.800.000 3.200.000
5 15.000x(10j-2j):100.000=1.200.000 8.000.000 2.000.000
Metode Penyusutan Jumlah Angka Tahun
Rumus:
Jumlah angka tahun , lihat contoh.
Penyusutan pertahun, lihat contoh.
Contoh:
Harga beli R40j ;SV= 10j; n=5 tahun.
Hitung penyusutan/tahun dan jadwal enyusutannya?
Jumlah angka tahun = 5+4+3+2+1=15.

n Penyusutan/tahun= Jumlah NB
n/15 x (40j-10) Penyusutan
0     40 j
1 5/15x(40j-10j)=10 j 10 j 30 j
2 4/15x(40j-10j)=8 j 18 j 22 j
3 3/15x(40j-10j)= 6 j 24 j 16 j
4 2/15x(40j-10j)= 4 j 28 j 12 j
5 1/15x(40j-10j)= 2 j 30 j 10. 
Metode Penyusutan Presentase Tetap Dari Nilai Buku
Aktiva Tetap

Rumus: Penyusutan per tahun= % tage x Nilai Buku Aktiva yang disusut.
Contoh: Harga beli R40j ;SV= 10j; n=5 tahun. Penyusutan 40% /tahun dari nilai
buku. Hitung penyusutan/tahun dan jadwal penyusutannya?

n Penyusutan /tahun Nilai Buku Jumlah Penyusutan


0   40 j  
1 40% x40j= 16 j 24 j 24 j
2 40% x 24= 9,6 j 14,40 38,4 j
3 40%x14,40= 3,84 j 10,56 41,92
4 40% x10,56=    
5 40% x    
Tugas Kelompok

• Berikut ini data sebuah mesin yang dimiliki PT. AZAHRA :


– Harga perolehan mesin                                Rp 500.000.000
– Nilai sisa                                                              Rp   50.000.000
– Taksiran umur ekonomis 5 tahun
– Taksiran total hasil produksi 10.000 unit

Diminta :
• Berdasarkan data di atas hitunglah besarnya penyusutan dengan menggunakan :
– 1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
– 2.  Metode Saldo Menurun / Metode Persentasi dari Nilai Buku (Declaining Balance
Method)
– 3.  Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Years Digits Method)
– 4.  Metode Satuan Kapasitas Produksi (Units of Output Method)
Penyusunan SKB berkaitan dengan memperkirakan / memforcast/
meramalkan berbagai kemungkinan peluang usaha. Alat-alat
yang digunakan dalam mengukur peramalan adalah trend,
regresi, korelasi, probabilitas.

Trend.
Merupakan alat peramalan berdasarkan data masa
lalu paling tidak lima tahun yang lalu. Kejadian
yang akan datang berpola yang sama dengan pola
kejadian yang lalu.
Trend merupakan gerakan data berkala selama beberapa tahun
yang bisa naik , turun atau mendatar. Persamaan trend bisa linier,
kwadratik. Trend linier terdiri dari least square, , fre hand, semi
average, moving average. Namun akan disampaikan hanya trend
linier least square dan non linier.
Contoh 1 :
Data Penjualan PT. Parahiyangan dari tahun 1996-2006

Tahun y(data penj) x xy x2


1996 17.500 -5 -87.500 25
1997 21.500 -4 -86.000 16
1998 24.000 -3 -72.000 9
1999 27.500 -2 -55.000 4
2000 30.000 -1 -30.000 1
2001 32.000 0 0 0
2002 35.000 1 35.000 1
2003 37.500 2 75.000 4
2004 39.000 3 117.000 9
2005 41.200 4 164.800 16
2006 42.500 5 212.500 25
11 347.700 0 273.800 110

Fungsi persamaan : Y = a + bx
Fungsi persamaan : Y = a + bx
Contoh 2:
• Buat trend permintaan ikan : dari tahun 1987 s/d tahun 1995.
• Masing masing
955;975;1172;1302;1207;1265;1236;1375;1452 ( dalam kg)

n y x x2 yx yt
1987 955 -4      

1988 975 3      

1989 1172 -2      

1990 1302 -1      

1991 1207 0      

1992 1265 1      

1983 1236 2      

1994 1375 3      

1995 1452 4      

           
Y trend yang terbentuk berdasarkan data 10 tahun yang lalu mulai
1987 s/d tahun 1995 adalah

• a = Ʃy/n =............./...............=.......
• B = Ʃyx/Ʃx2. =............./ ..............=.......
• Y trend= a+ bx = ........... + ......... X.
Bedasar pada perhitungan diatas, maka perkiraan permintaan
ikan segar dikota tersebut dari tahun 1996 s/d tahun 2004
sebagai berikut.

tahun x Y perkiraan
1996 5 1.488,69
1997 6 1543,34
1998 7 1597,99
1999 8 1652,64
2000 9 1077,29
2001 10 1761,94
2002 11 1816,34
2003 12 1871,24
2004 13 1925,89
Trend Non Linier
• Bila perkembangan data awalnya perkembangannya besar
kemudian bertambah kecil, sebagai akibat jenuhnya kegiatan
atau penyebab lainnya maka perkiraan penjualan yang akan
datang akan lebih cocok dengan menggunakan trend non
linier yang dapat memberikan hasil yang lebih representatif
dibandingkan menggunakan trend linier.

Demikian juga jika data awalnya perkembanganya kecil kemudian


membesar maka perkiraan penjualan akan lebih baik
menggunakan trend non linier dibanmding trend linier.
Contoh permintaan kopi sejak 1982 s/d 1995 adalah
sbb.
Tahun Permintaan kopi
1982 80.000
1983 50.000
1984 81.000
1985 100.000
1986 129.000
1987 160.000
1988 190.000
1989 220.000
1990 300.000
1991 400.000
1992 550.000
1993 700.000
1994 800.000
1995 1.400.000
Dari data diatas dapat dibuat trend penjualan kopi sebagai berikut:
Contoh permintaan kopi sejak 1982 s/d 1995 adalah sbb.

n y x yx x2 yx2 x3 x4 Yt
1982 80.000 -13            
1983 50.000 -11            
1984 81.000 -9            
1985 100.000 -7            
1986 129.000 -5            
1987 160.000 -3            
1988 190.000 -1            
1989 220.000 1            
1990 300.000 3            
1991 400.000 5            
1992 550.000 7            
1993 700.000 9            
1994 800.000 11            
1995 1.400.000 13            

Ʃ 5160000 0       0    
Nilai parameter a, b,c dari Y=a+bx+cx2. dihitung dengan tiga persamaan
normal.
• Ʃy=na+b Ʃ x+c Ʃ x2
• Ʃyx=a Ʃx+b Ʃx2+c Ʃx3
• Ʃyx2= a Ʃx2+b Ʃx3+c Ʃx4
• Karena x pangkat gasal =0 maka ,dapat disederhanakan menjadi
• Ʃy=na++c Ʃ x2
• Ʃyx=b Ʃx2
• Ʃyx2= a Ʃx2++c Ʃx4
Parameter a,b,c dapat dihitung sbb.:
5.160.000 =11a+910c
35.936.000 = 910b
465856=910a+105742c.

35936000=910b, maka b= 39490,11

5160000=11a+910c
465856=910a+105742c. dengan eliminasi diperoleh a= 186.573,66
dan c=2799,97.
Y trend=186.573,66+ 39490,11x+2799,97x2
Perkiraan permintaan kopi dari 1996s/d 2002 dapat diprediksi
sebagai berikut.
Tahun x Y trend=186.573,66+ 39490,11x+2799,97x2
1996 15 Y trend=186.573,66+ 39490,11(15)+2799,97(15)2=…….
1997 17  
1998 19  
1999 21  
2000 23  
2001 25  
2002 27  
Analisis Regresi dan Korelasi.

Kelemahan menggunakan trend dapat diatasi dengan mencari


hubungan variable bebas dengan terikat, dengan melakukan
analisa regresi, korelasi , koefesien diterminasi.
Hubungan x dengan y ada yang positip ada yang negatip.
Positip artinya x dan y bergerak searah. Hubungan negatip jika
x dengan y bergerak kearah yang berlawanan.
Dalam ekonomi, hukum permintaan menyatakan jika harga
naik jumlah yang diminta turun, jadi antara harga dan jumlah
yang diminta berhubungan negatip. Sedangkan hukum
penawaran menyatakan jika harga naik jumlah yang
ditawarkan turun, jadi hubungan harga dengan jumlah yang
ditawarkan positip.
Ada kalanya variable tergantung dipengaruhi oleh lebih satu variable
bebas. Misalnya produksi bersa dipengaruhi oleh luas lahan, pupuk,
tenaga kerja. Dengan mengetahui hubungan variable, para penyusun
SKB dapat menemukan variable bebas yang paling dominant dan
variable bebas mana yang kurang dominant untuk diabaikan.

Apabila pergerakan data proporsional lebih baik menggunakan


regresi linier, jika perkembangan tidak proporsional lebih baik
menggunakan regresi non linier.
Regresi linier:
Berikut data jumlah produksi kopi dan biaya semi variable batu
bata dalam 10 bulan terakhir.

Bulan Jumlah Produksi Biaya semi Variabel


1 14.000 746.000
2 16. 000 808.000
3 17. 000 829.000
4 18. 000 848.000
5 20. 000 900.000
6 18.000 812.000
7 20. 000 900.000
8 17. 000 830.000
9 15. 000 705.000
10 16. 000 860.000
Persamaan regresi, ŷ = a + b x, para meter a dan b dihitung sbb.:
X= Jumlah produksi
Y= biaya variable.
kolom 3: Penyederhanaan X, x=X- x̄
kolom 4: Penyederhanaan Y, y= Y- ӯ

X Y x y x2 yx ŷ
14.000 746.000 -3200   10.240.000 248.960.000 735.457
16. 000 808.000 -        
17. 000 829.000          
18. 000 848.000          
20. 000 900.000          
18.000 812.000          
20. 000 900.000          
17. 000 830.000          
15. 000 705.000          
16. 000 860.000          
∑X= ∑Y= ∑x=0 ∑y=0 34.100 941.400.000 6.233.000
172.000 8238000
koefesien regresi ,b= = =27,61
x̄ = 172.000/10= 17.200
ӯ = = 823.000/10=82.800. konstanta regresi, a= x̄=

Persamaan regresi, ŷ= a+bx= 27,61.(x). Persamaan regresi merupakan persamaan


biaya perusahaan dimana FC=a=348.959; dan AVC= b=27,61.
Ŷ dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah biaya produksi dimasa yanag akan
datang dengan didasarkan pada perkiraan produksi menurut potensi pasar. Jadi jika
potensi pasar diperkirakan 25.000 unit maka Perkiraan biayanya:
C= 27,61 (25.000)= 1.039.209.
Sedangkan kekuatan hubungan jumlah produksi dengan biaya semi variable dilihat
nilai korelasinya.(R) Sedangkan menghitung pengaruh jumlah produksi terhadap biaya
produksi dilihat nilai koefesien diterminasi.(R2)
(Ŷ- ӯ ) (Ŷ- ӯ )2 Y dari kolom 4 y2
-88343      
       
       
       
       
       
       
       
       
  ∑= 25989381640   ∑31129600000
• Koeefesien diterminasi,
• R2=∑ (Ŷ- ӯ )2/∑y2=25989381640/34129600000=0,7615=76,15%
, bermakna, produksi dipengaruhi oleh biaya sebanyak
76,15%, sedangkan sebesar23,85% dipengaruhi oleh faktor
lain diluar model regresi.
• Koefesien Korelasi, R=√ R2=√ 0,7615= 0,8726 =87,26% .
• Bermakna jumlah produksi berhubungan kuat positip/ searah
dengan biaya, jika biaya naik maka produksi akan naik
sedangkan jika produksi turun maka biaya produksi akan
turun. Untuk menentukan perkiraan biaya produksi ditahun
akan datang diperlukan ketentuan produksi lebih dahulu kmd
dimasukan ke persamaan regresi
Uji Asumsi Klasik : Multikolinieritas
Uji Mulktiolineritas bertujuan untuk menguji apakah antar variable independent mempunyai
hubungan langsung (berkorelasi) sempurna. Jika iya, maka ketiga variabel independent tidak bisa
digunakan secara bersama sama sebagai variabel independent. Jika bebas dari masalah
multikolinieritas, maka ketiga variabel independent tersebut layak untuk digunakan secara bersama
sama dalam pengujian regresi berganda.

Data penelitian sekunder dikatakan bebas dari masalah multikolineritas apabila kolom Colinearity
Statistics menujukkan hasil Tollerance diatas 0,1 dan Nilai Variation Inflasi Factor (VIF) tidak lebih
dari sepuluh. Hasil Tollerance yang dihasilkan seluruhnya diatas 0,1 dan hasil VIF seluruhnya tidak
lebih dari 10. Hal ini berarti data penelitian bebas dari masalah multikolieritas.

Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SPSS 48


Uji Asumsi Klasik : Autocorrelation
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan otomatis antara variabel dependent
dengan variable independent. Hasilnya bebas dari masalah autokorelasi. Diuji dengan model
Durbin Waton, gunakan Table Durbin Watson, pada kolom K=3 (jumlah variable bebas) dan baris
yang ke 48 (jumah data).

0 1,40 1,67 1,737 2,33 2,60 4

Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SPSS 49


Uji Asumsi Klasik : Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk memastikan bahwa data bersifat heterogen, secara umum
tidak memiliki sifat pergerakan data yang sama, tidak menumpuk atau tidak membentuk pola garis
tertentu. Memperhatikan hasil gambar dibawah ini, data masih menyebar secara acak, dan dapat
disimpulkan bahwa data bebas dari masalah heteroskedastisitas.

Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SPSS 50


Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilihat dari pergerakan data yang masih berada disekitar garis diagonal. Artinya
persamaan regresi yang dihasilkan akan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimation).

Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SPSS 51


Hasil Uji Parsial (Persamaan Regresi)
Beta pengaruh yang dihasilkan untuk Variable X1 adalah negatif, sedangkan beta pengaruh yang
dihasilkan untuk X2 dan X3 adalah beta yang positif, artinya bahwa pengaruh yang diberikan oleh
X2 dan X3 terhadap Y adalah positif, yang berarti bahwa pengaruhnya searah.

Persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = 0,570 - 0,072 X1 + 0,330 X2 + 0,203 X3 + e.


Artinya, jika X1, X2 dan X3 adalah nol, maka Variabel Y akan Konstan sebesar 0,570. Apabila
terjadi kenaikan X1 sebesar 1, maka akan terjadi penurunan Y sebesar 0,072 dan demikian
sebaliknya. Apabila terjadi kenaikan X2 sebesar 1, maka akan terjadi kenaikan Y sebesar 0,330
dan demikian sebaliknya. Apabila terjadi kenaikan X3 sebesar 1, maka akan terjadi kenaikan Y
sebesar 0,203 dan demikian sebaliknya.

Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SPSS 52


Hasil Uji Parsial (Uji t)
Hasil uji regresi parsial, signifikan atau tidak dapat dilihat dengan dua cara. Cara Pertama, Variabel
X berpengaruh signifikan terhadap Variabel Y apabila hasil Sig < 0,05 atau dibawah 5%. Hasil sig
untuk Variabel X1 adalah 0,606 atau 60,6%. Hasil sig untuk Variabel X2 adalah 0,025 atau 2,5%.
Hasil sig untuk Variabel X3 adalah 0,169 atau 16,9%. Jadi hanya variabel X2 yang memiliki Sig <
0,05. Dengan demikian, berdasarkan cara yang pertama ini, hanya variabel X2 yang berpengaruh
signifikan terhadap Y.

Cara Kedua, membandingkan t hitung dengan t tabel. Signifikan apabila t hitung > t tabel. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa bahwa t hitung untuk X1 adalah -0,520. Nilai t hitung untuk X2
adalah 2,314. Nilai t hitung untuk X3 adalah 1,400. Sedangkan nilai t tabel adalah 2,01. Hasil t tabel
sebesar 2,01 dapat dilihat dari tabel distribusi t untuk uji dua arah, pada kolom 0,05 atau (5%) dan
pada baris 45 (jumlah data 48 dikurangi jumlah variabel bebas 3). Jadi hanya variabel X2 yang
memiliki t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian berdasarkan cara kedua ini, hanya
variabel X2 yang berpengaruh signifikan terhadap Y.
Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SPSS 53
Hasil Uji Simultan (Uji F)
Hasil uji simultan dapat dilihat dengan dua cara juga. Cara pertama, secara bersama sama Variabel
X1, X2 dan X3 akan berpengaruh signifikan terhadap Y, apabila Sig < 0,05. Hasilnya pada table
ANOVA dibawah ini menunjukkan hasil Sig 0,024, yang berarti bahwa secara bersama sama
variabel X1, X2 dan X3 berpengaruh signifikan terhadap Y.

Cara kedua adalah, secara bersama sama Variabel X1, X2 dan X3 akan berpengaruh signifikan
terhadap Y, apabila F hitung > F tabel. Hasilnya pada table ANOVA dibawah ini menunjukkan hasil
F hitung adalah 3,463. Sedangkan F table adalah sebesar 2,82. Hasil F tabel 2,82 dapat dilihat pada
tabel distribusi F, pada kolom 3 (total seluruh variabel 4 dikurangi jumlah variabel terikat 1) pada
baris ke 44 (total data 48 dikurangi jumlah variabel 4). Hal ini berarti bahwa secara bersama sama
variabel X1, X2 dan X3 berpengaruh signifikan terhadap Y.

Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SPSS 54


Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah kemampuan seluruh variabel bebas dalam menjelaskan variable
terikat. Koefisien Determinasi Adjustend R Square sebesar 0,136 atau sebesar 13,6% yang berarti
bahwa kemampuan Variabel X1, X2 dan X3 dalam menjelaskan Variabel Y, adalah sebesar 13,6%.
Sedang sisa sebesar 86,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar dari variabel penelitian ini.

R sebesar 0,437 memiliki arti bahwa korelasi bergandanya adalah sedang. Tingkat error yang
dihasilkan dalam persamaan regresi dari hasil penelitian ini adalah 0,864 atau 86,4%.

Sekian

Tim Dosen FEB UTA'45 Jkt Pelatihan SPSS 55


LATIHAN
PENDAPATAN PENJUALAN IKLAN
18. 000 90 8
20. 000 83 8
18.000 70 8
20. 000 86 9
17. 000 82 8
15. 000 84 7
20. 000 90 8
18.000 81 8
20. 000 70 7
17. 000 86 8
Aspek Teknis dan Operasi
• Latar Belakang

• Ketepatan
Produksi Lokasi, SDM,
tata letak, luas
produksi,
Persediaan

Penentuan Lokasi
Luas produksi
Tata letak (layout)
Aspek Teknis dan Operasi

• Penentuan lokasi pabrik dipertimbangkan faktor:


• Faktor Primer: pasar, bahan baku, tenaga kerja,listrik
air, masyarakat
• Faktor Sekunder: harga tanah, biaya pembangunan
gedung,perluasan, took, perumahan, iklim,
• Penentuan lokasi kantor dipertimbangkan faktor:
bank, kantor pemerintah, pasar.
• Penentuan lokasi gudang dipertimbangkan faktor:
pasar,industry, bahan baku, sarana.
Aspek Teknis dan Operasi

• Menilai lokasi:
• Berdasar Faktor ( Pasar, Bahan Baku, Transport, TK, Listrik)
• Berdasar jenis biaya (Bahan Baku, Bahan Bakar, OPerasi, Umum,
Admin).
• Luas Produksi/ skala produksi : Jumlah barang yang diproduksi dalam
satu periode. Tergantung pada:Permintaan, Bahan, Mesin, Daur Hidup.
• Pendekatan Skala Produksi: MC=MR, BEP, LP.
• Lay out: adalah penempatan mesin didalam proses produksi
• Lay out tetap: proses produksi dengan posisi mesin tetap, bahan baku
dan peralatan mendatangi mesin.( proses produksi jembatan, gedung)
• Lay-out Fungsional: proses produksi dengan posisi mesin yang sama
ditempatkan pada ruang yang sama
Aspek Teknis dan Operasi
• Tujuan
– Perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat
– Perusahaan dapat menentukan layout yang tepat sesuai
dengan proses produksi yang dipilih sehingga dapat
memberikan efisiensi
– Perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat untuk
proses produksi
– Perusahaan dapat menentukan persediaan yang paling baik
untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya
– Agar dapat menentikan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan
sekarang dan masa yang akan datang.
Aspek Teknis dan Operasi
1. Penentuan lokasi usaha
– Lokasi kantor pusat, pabrik, gudang dan kantor cabang.
– Pertimbangannya:
• Jenis usaha yang dijalankan
• Dekat dengan pasar atau konsumen
• Dekat dengan bahan baku
• Tersedia tenaga kerja
• Tersedia sarana pra sarana (transportasi, listrik dan air)
• Dekat dengan pusat pemerintahan
• Dekat dengan lembaga keuangan
• Berada dikawasan industri
• Kemudahan melakukan perluasan
• Metode Penilaian Lokasi
• Penilaian hasil (value) – Analisis ekonomi
– Pertimbangan: – Pertimbanganya
• Pasar • Biaya sewa
• Bahan baku
• Biaya Tenaga kerja
• Transportasi
• Biaya pengangkutan
• Tenaga kerja
• Biaya bahan bakar dan
• Perbandingan biaya listrik
– Pertimbangan • Pajak
• Bahan baku • Perumahan
• Bahan bakar dan listrik • Sikap masyarakat
• Biaya operasi
• Metode Penilaian Hasil Nilai
No Kebutuhan Nilai Lokasi yang Lampung Lampung Lampung
ideal Timur Tengah Utara
1 Pasar 40 35 25 20
2 Bahan baku 30 25 20 15
3 Transportasi 15 13 7 8
4 Tenaga kerja 10 9 10 11
5 Lainya 5 5 4 4
jumlah 100 87 66 58

Berdasarkan metode penialaian hasil nilai, maka lokasi


tertinggi yang dipilih yaitu lampung timur dengan nilai 87
• Metode Perbandingan Biaya
No Jenis biaya Lampung Lampung Lampung
Timur Tengah Utara
1 Bahan Baku 140 150 160
2 Bahan bakar dan listrik 40 40 45
3 Baiaya oprasi 55 60 65
4 Biaya umum 65 70 75
5 Lainya 5 10 10
jumlah 305 330 355

Berdasarkan metode perbandingan biaya, maka lokasi yang dipilih yaitu


lampung timur dengan biaya Rp.305/unit
Aspek Teknis dan Operasi
2. Luas Produksi
– Luas produksi ekonomis ditentukan oleh
• Kecenderungan permintaan yang akan datang
• Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu,
tenaga kerja, dll.
• Tersedianya teknologi dan peralatan dipasar
• Daur hidup produk dan produk subtitusi
– Penentuan jumlah produksi optimal
• Pendekatan marginal cost dan revenue
• Pendekatan break event point
• Metode linear programmming
Aspek Teknis dan Operasi
3. Tata Letak
– Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan
pemeliharaan
– Pemakaian ruangan yang efisien
– Mengurangi biaya produksi maupun investasi
– Aliran material menjadi lancar
– Pengangkutan material dan barang jadi rendah biaya
– Kebutuhan persediaan yang rendah
– Memberikan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang
lebih baik
Aspek Teknis dan Operasi

• Model Eqonomic Order Quantity (EOQ)


• Untuk jenis usaha tertentu, permasalahan persediaan sangat penting
dipertimbangkan dan dianalisis, salah satu tekniknya adalah EOQ
• Rumus EOQ
2RS
EOQ 
C

– EOQ (Q) : Jumlah pemesanan optimum


– R : Jumlah pembelian (permintaan) satu periode
– S : Biaya setiap kali pemesanan
– C : Biaya simpan tahunan dalam rupiah/unit
Aspek Teknis dan Operasi

Model Eqonomic Order Quantity (EOQ)


• Exs:Hitung EOQ jika perusahaan semen PT. ATOZ menggunakan
bahan sebesar 5000kg per tahun. Biaya pemesanan Rp. 49000
setiap kali pembelian dan biaya simpan Rp 1000 per kg/tahun.
• R: 5000
• S: 49000
• C: 1000 2RS
EOQ 
C

2(5000) (49000)
EOQ   700kg
1000
Aspek Teknis dan Operasi
Model Eqonomic Order Quantity (EOQ)
(Pengaruh Diskon terhadap EOQ)
Q R
TAC    C    S  R  P
2 Q
– EOQ (Q): Jumlah pemesanan optimum
– R : Jumlah pembelian (permintaan) satu periode
– S : Biaya setiap kali pemesanan
– C : Biaya simpan tahunan dalam rupiah/unit
– P : Harga
• Untuk menentukan berapa jumlah yang harus dipesan adalah dengan
memilih nilai TAC (Total Average Cost) yang terkecil.
Aspek Teknis dan Operasi

• Perusahaan memerlukan bahan baku 5.000 unit barang/thn. Biaya


pemesanan setiap kali pesan sebesar Rp. 49.000. Biaya simpan Rp.
1000/thn. Seorang suplier menawarkan diskon seperti pada tabel,
berapa jumlah pembelian yang dapat meminimumkan biaya jika
pembelian tertentu memperoleh diskon?

Jumlah Pesanan Harga per unit


0 – 999 Rp. 5000
1000 – 2499 Rp. 4.850
2500 – lebih Rp. 4.750
Aspek Teknis dan Operasi
• Model Eqonomic Order Quantity (EOQ)
(Pengaruh Diskon terhadap EOQ)

• EOQ = 700
 700   5000 
TAC    1000    49000  (5000  5000)  Rp. 25.700.000
 2   700 
• EOQ = 1000

 1000   5000 
TAC    1000    49000  (5000  4850)  Rp. 24.995.000
 2   1000 
• EOQ = 2500

 2500  harusdilakukan
5000 
• Jumlah pemesanan
TAC   yang  1000    49000  (5000  4750)
sebanyak 1000kg,
Rp.karena
25.098.000
memberikan totalbiaya
2 tahunan  2500
yang paling rendah.
Aspek Teknis dan Operasi

Tugas
• Perusahaan memerlukan bahan baku 550 unit barang
pertahun. Biaya pesan sebesar Rp. (No Mhs) .000. Biaya
perawatan 2,5% perbulan dari nilai bahan.
– Dalam 1 tahun, berapa jumlah pesanan yang dapat
meminimumkan biaya jika pembelian tertentu
memperoleh diskon?

Jumlah Harga per


Pesanan unit
0 – 99 Rp. 2.000
100 – 299 Rp. 1.500
300 – lebih Rp. 1.000
Aspek Teknis dan Operasi
Tugas
• Perusahaan memerlukan bahan baku perbulan 45 unit barang. Biaya
pesan sebesar Rp. (No Mhs) .000. Biaya perawatan barang 25% dari nilai
bahan.
– Dalam 1 tahun, berapa jumlah pesanan yang dapat meminimumkan
biaya jika pembelian tertentu memperoleh diskon?

Jumlah Harga per


Pesanan unit
0 – 199 Rp. 1.500
200 – 399 Rp. 1.000
400 – lebih Rp. 750
ASPEK PASAR

Adalah analisis tentang karakteristik konsumen, peluang & resiko


dalam pasar yg akan dimasuki.
Secara spesifik analisis aspek pasar meliputi hal-hal sbb :

1. Analisis kondisi pasar saat ini, meliputi ;


• Perkembangan permintaan & penawaran produk
• Perkembangan harga (misal 3 thn terakhir)
• Karakteristik konsumen yg dituju baik karakteristik demografis (usia,
tempat tinggal, pekerjaan dll)
• Jumlah konsumen potensial
• Kebijakan pemerintah yg terkait dgn usaha.

2. Estimasi Kondisi Pemasaran dimasa mendatang seperti ;


• Estimasi perubahan permintaan & penawaran
• Perubahan selera konsumen

3. Estimasi Potensi Pasar ;


Yaitu menghitung potensi penerimaan berdasarkan
pembelanjaan yang dilakukan konsumen
Tujuan

1. Memaksimumkan Konsumsi
2. Memaksimumkan Kepuasan Konsumen
3. Memaksimumkan Pilihan (ragam Produk)
4. Memaksimumkan Mutu Produk
5. Meningkatkan penjulan barang dan jasa
6. Menguasai pasar dan menghadapi pesaing
7. Memenuhi kebutuhan akan suatu produk dan jasa
8. Memenuhi keinginan pelanggan atas produk
CONTOH : MENGHITUNG POTENSI PASAR
ASPEK PASAR
1. Pasar dan Jenis Pasar (pasar konsumen, industri, reseller)
2. Analisis penawaran dan permintaan produk
Pengukuran Permintaan :
a. Data impor produk yang bersangkutan
b. Data impor, ekspor dan produksi DN
PE = P + (I-E) + dC.
c. Permintaan Industri
3. Trend Perkembangan Permintaan Produk

Teknik Peramalan Penjualan


► Judgmental method
► Analisis trend (liner, non linier, regresi korelasi)
► Specific purpose method (analisis industri, product line, analisis
Penggunaan produk akhir
Market space dan Market share
Market space = ekses permintaan dari penawaran
Market share = bagian pasar yang dikuasai oleh perusahaan
(penjualan perusahaan dibagi dengan penjualan industri)

Daur hidup produk (product life cycle)

S
a Markting Mix
l
Product
e
Introduction

s Price
Maturity
Growth

Decline

Promotion
Place/ Distribution
ASPEK PEMASARAN
Segmenting, Targeting and Positioning
Dasar-dasar segmentasi :
- Geografis : daerah sejuk, panas, pantai dll
- Demografis : umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, kepadatan, penghasilan.
- Sosiologis : kel. Budaya, klas sosial, dsb.
- Psikografis : kepribadian, sikap, manfaat produk, dsb
Syarat segmentasi : measurability, accessibility, substantiability

Targeting :
Ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktur segmen (profitable), dan
sasaran & sumber daya yang dimiliki.
Alternatif pasar sasaran : undifferentiated marketing (produk tunggal),
differentiated marketing (produk berbeda untuk pasar berbeda), concentrated
marketing (pada pembeli tertentu).

Positioning
Identifikasi keunggulan kompetitif (differensiasi),:
- Diferensiasi produk, Diferensiasi jasa, Diferensiasi personel, Diferensiasi citra.
Memilih keunggulan kompetetif:
- Berapa banyak perbedaan dipromosikan
- Perbedaan yang dipromosikan dalam mewujudkan dan mengkomunikasikan.
Strategi Marketing Mix = 4P
I. Strategi Produk :
- Logo dan Moto (memiliki arti, menarik, mudah diingat)
- Menciptakan Merk (mudah diingat, kesan modern, memiliki arti, dan menarik)
- Kemasan (kualitas, bentuk, warna dan persyaratan lainnya)
- Label (pembuat, dimana dibuat, cara penggunaan, masa daluarsa, dll
II. Strategi Harga
Tujuan : bertahan hidup, laba maksimal, market share, pesaing. Metoda penetapan
harga :
1. Diskriminasi harga (menurut pelanggan, bentuk produk, tempat, waktu).
2 Harga produk baru (Market skimming pricing, market penetration pricing)
III. Place (Distribution)
Faktor yang berpengaruh : Pasar/pelanggan, karakteristik produk, pertimbangan
pengendalian
Jenis Distribusi : Distribusi intensif, eksklusif, dan selektif
IV. Strategi Promosi (promotional mix) :
Aadvertensi, sales promotion, publick relation, personal seling.
Segmentasi, Targeting and Position

Segmentasi Targeting Positioning


Identifikasi Segmen Kembangkan Ukuran Kembangkan posisi setiap
Daya Tarik Segmen segmen

Mengembangkan Profil Memilih Segmen Kembangkan bauran


setiap segmen Sasaran pemasaran per segmen

Evaluasi
Ukuran permintaan Tentukan Produk Unggul
Karakteristik
Geografi Pertumbuhan Segmen
Distintive
Demografi Intensitas Persaingan
Measurable Bauran Pemasaran
Psikografi Sumber Daya
Accessible
Perilaku -Undifferentiatd Market
Substantially
-Differentiated Market
Actionable
-Concentrated Market
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
(CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
Definisi
World Bank
komitmen dunia usaha utk memberikan kontribusi bagi
pembagunn ekonomi yg berkelanjutan bekerja sama dgn
tenaga kerja & organisasi dgn masy local & dlm masy yg
lingkup luas u/ memperbaiki kualitas hidup dg cara yg
m’guntungkan baik pd dunia usaha ato pembangunn.
 
Schermerhorn (1993)
kepedulian organisasi bisnis u/ bertindak dgn cara2
mereka sediri dlm melayani kepentingan organisasi &
kepentingan public eksternal.
Tiga prinsip dasar (Triple bottom Line)
CSR yg oleh Carrol :

Profit
(Keuntungan
Perusahaan)

Planet People
(Keberlanjutan (Kesejahteraan
lingkungan hidup) Masy)
Mendaratkan CSR:
Isu sosial / program
kedermawanan: Peka isu politik:
•Kerusakan •Mentaati
lingkungan konvensi karena
•Pengentasan terabaikannya
Kemiskinan hak-hak pekerja,
•Pengembangan
perempuan dan
masyarakat
•Penanganan anak-anak, dll
CSR membentuk :
•Pemenuhan
Citra positif korp orasi
bencana,dll •
• Investasi masastandar
depan (core
value)
• Modal sosialperburuhan,
(ekuitas)
• Apa yang bisa dilakukan?
Pemerintah

 political accountability (akuntabilitas


politik)
 Ketegasan regulasi / advokasi kebijakan
(pajak, pungli)
 Pengawasan program CSR

Masyaraka Korporasi
t
aktif mengkoreksi dampak
pembangunan,
CSR = program
menyampaikan aspirasi publik donasi :
melalui mekanisme yang disepakati. program membangun
dinamisator keberdayaan publik.
Membangun prakarsa-prakarsa kepekaan dan
pembuatan aturan perilaku (code of kepedulian.
conduct). CSR terintegrasi : dana,
Argumen Yang Mendukung Argumen Yang Menolak
CSR CSR
Perusahaan tdk dpt Perusahaan adalah
dipisahkan dari para individu organisasi pencari laba
yg terlibat di dlmnyahrs bukan person atau
peka terhadap public organisasi social

Bukankah tanpa masyarakat Bukankah perusahaan tlah


perusahaan tdk akan berarti membayar pajak kpd
dan berfungsi? Negara, sehingga
kesejahteraan public
diambil alih pemerintah?
Menyeimbangkan antara Menurunkan efisiensi dan
kekuasaan dan keuntungan
tanggungjawab dalam
perusahaan
Argumen Yang Mendukung Argumen Yang Menolak
CSR CSR

Meminimalisir regulasi Menimbulkan biaya yang


pemerintah untuk mengikat membuat perusahaan tidak
perilaku bisnis kompetitif terhadap
pesaing.
Melakukan investasi utk Membutuhkan keahlian
mendapatkan tingkat social yg tidak dimiliki oleh
keuntungan jangka panjang. perusahaan
 Merespon perubahan Tanggung jawab social
tuntutan dari pihak2 yg merupakan urusan
terlibat dlm perusahaan. pemerintah
 Membenahi persoalan yg
ditimbulkan dari bsinis
Menurut Carrol, perusahaan
memiliki tanggung jawab :
Tanggung  Make of profit, Utk bisa survive
jawab perusahaan hrs mrmiliki nilai
ekonomi tambah ekonomi
 Harapan bahwa perusahaan akan
menghasilkan keuntungan dengan
memproduksi barang atau jasa
yang bernilai.

Tanggung  Perusahaan hrs taat hokum


jawab  Harapan bahwa perusahaan akan
legal mematuhi hokum dan peraturan
masyarakat.
 Perusahaan harus
memiliki tanggung jawab
utk mrnjalankan bisnis
yg baik, benar adil dan
Tanggun fair.
g jawab
etis  Harapan bahwa
perusahaan tidak akan
melanggar prinsip2
benar atau salah yg telah
diterima ketika
menjalankan usaha.
 Perusahaan dituntut hrs
bisa memberikan
kontribusi yang dpt
Tanggung dinikmati langsung oleh
jawab masy
kebijakan
 Harapan bahwa
perusahaan akan sula rela
menjalankan peran
sosialnya diluar tanggung
jawab ekonomi, hokum dan
etika.
 PROGRAM CSR INTERNAL :
 1. Sosial : kesehatan, kematian, Serikat Pekerja, dsb.
 2. Ekonomi : koperasi, BMT, Paguyuban Purna Tugas
 (JTC, Denim Cafe), dsb.
 3. Budaya : paduan suara, band, campursari,
 dangdut, dsb.
 4. Olahraga : fitnes, senam pagi, aerobic, tenis,
 bela diri,futsal, dsb.
 5. Agama : haji, ziarah, masjid, mushola, ruang
 doa, kebaktian.
 6. Pendidikan : GRIPAC, Kejar Paket, D-3, S1, S-2,
 pelatihan kompetensi, karir, best employee, dsb.
 PROGRAM CSR EKSTERNAL :
 1. Sosial : Bantuan sarana prasarana serta kegiatan di lingkungan, donor
darah, pengobatan massal, bantuan insidentil korban bencana alam.
 2. Ekonomi : Pujasera, Transportasi, Pelatihan ketrampilan,
Masker, Garment Village, BMT.
 3. Agama : Haji, Fusilat, Manasik, Kajian agama, TPQ, Kegiatan
peribadatan & perayaan bersama.
 4. Pendidikan :
 - Beasiswa bagi anak warga sekitar untuk SD, SLTP, SLTA, Buku tulis,
Juara Kelas, Murid teladan.
 - Beasiswa untuk mahasiswa UKSW , UNDIP
 - Beasiswa bagi murid sekolah yang berprestasi
 - Sekolah Sepakbola (SSB), Pelatihan komputer.
QUIZ
1.Jelaskan tujuan dari dilakukannya analisis trend dengan menggunakan pendekatan regresi
linier maupun pendekatan regresi non-linier.
2. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan Bunga Majemuk dan Bunga Tunggal
3. Sebutkan faktor-faktor yang terdapat dalam analisia aspek teknik operasional? Jelaskan.
4.

Berikut jumlah biaya semi variabel dan biaya operasional dari suatu pabrik rumahan.
Pemilik ingin mengetahui sampai sejauhmana pola hubungan antara biaya semi variabel
dengan biaya operasionalnya.
Data yang telah ditabulasi terlihat dibawah (dalam Rp 000):
Dari data tersebut buatlah kisaran perkiraan biaya untuk bulan ke tujuh s.d ke 10.
Juga cari pengaruh biaya semi variabel terhadap biaya operasional !

Bln Biaya Semi Variabel Biaya


Operasional
1 4.750 11.400
2 5.650 10.750
3 6.350 12.500
4 6.440 15.850
5 7.960 14.250
6 8.630 15.670
ASPEK KEUANGAN
ANALISIS ARUS KAS
( ANALYSIS CASH FLOW )

Dalam melakukan analisis arus kas, disusun suatu Total Cash Flow di mana
arus kas perusahaan diklasifikasikan dalam 3 kategori, antara lain :
1. Arus Kas yang berasal dari operasi perusahaan ( Cash Flow from
Operations ), yaitu dana kas yang bersumber dari hasil penjualan
produk perusahaan setelah dikurangi dengan biaya input dan operasional.
2. Arus Kas yang berasal dari aktivitas investasi ( Cash Flow related to
Investment activities ), yaitu dana kas yang dikeluarkan untuk investasi
atau yang diterima dari penjualan aktiva tetap.
3. Arus Kas yang berasal dari aktivitas pembiayaan ( Cash Flow related to
Financing activities ), yaitu dana kas yang diterima ( dikeluarkan )
perusahaan dari ( untuk ) pemegang saham dan kreditur.
Dengan melakukan analisis arus kas menggunakan Total Cash Flow tersebut, dapat
diketahui apakah perusahaan telah melakukan fungsi pembiayaan yang sehat, misalnya :
> Sumber pembayaran bunga pinjaman tidak berasal dari pinjaman namun
seharusnya bersumber dari hasil operasional perusahaan yaitu terdiri dari : Laba
Sebelum Bunga & Pajak + Penyusutan ( EBIT + Depreciation );
> Pembiayaan kebutuhan modal kerja bersumber dari hasil operasional usaha dan
pinjaman jangka pendek ( bukan dari pinjaman jangka panjang );
> Pembiayaan untuk pembelian barang modal bersumber dari dana sendiri dan
pinjaman jangka panjang;
> Pembayaran deviden sebaiknya dilakukan hanya apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan (Banyak perusahaan publik tetap membagi deviden meskipun
mengalami kerugian ).
Cash Flows (Arus Kas)

Cash Inflow : Cash Outflow :


1. Pendapatan atau penjualan 1. Biaya Pra Operasi
2. Nilai sisa aktiva tetap dan 2. Biaya Investasi (Aktiva Tetap)
Modal kerja pada akhir periode 3. Kenaikan Modal Kerja (Net
3. Penurunan Modal Kerja Concept)
4. Keuntungan dari penjualan 4. Biaya Operasional
Aktiva 5. Pajak

Net Cashflow : Bukan unsur cashflow :


Cash inflow – Cash Outflow atau Biaya penyusutan
Net Profit + Depresiasi + Bunga Biaya Bunga dan cicilan hutang
Pinjaman
CoC (Cost of Capital)

►Modal Sendiri = Retained Earning (r)


►Modal Pinjaman = Bunga Pinjaman (i)

(I x P) + (r x S)
►Gabungan = CoC = x 100%
(P + S)
ASPEK KEUANGAN
• Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan
untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

• Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan


untuk membuat keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan
dividen.

• Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha


berdasarkan kriteria investasi dapat dilakukan melalui
pendekatan
– Payback Period (PP)
– Average Rate of Return (ARR)
– Net Present Value (NPV)
– Internal Rate of Return (IRR)
– Profitability Index (PI)
– Break event point (BEP)
ASPEK KEUANGAN

• Secara keseluruhan, penilaian dalam aspek


keuangan meliputi hal-hal seperti:
– Sumber-sumber dana yang diperoleh.

– Kebutuhan biaya investasi.

– Estimasi pendapatan dan biaya investasi,


termasuk jenis dan jumlah biaya selama umur
investasi.

– Proyek neraca dan laporan rugi laba

– Kriteria penilaian investasi


ASPEK KEUANGAN
• Sumber dana
– Modal asing (pinjaman)
• Pinjaman dari dunia perbankan
• Pinjaman dari lembaga keuangan lain
• Pinjaman dari perusahaan non bank

– Modal sendiri
• Setoran dari pemegang saham
• Dari cadangan laba
• Laba yang belum dibagi
ASPEK KEUANGAN
• Biaya Kebutuhan Investasi
– Biaya Pra-Investasi
• Biaya pembuatan studi
• Biaya pengurusan izin

– Biaya aktiva tetap


• Aktiva tetap berwujud * Aktiva tetap tidak
berwujud
– Tanah - Hak cipta
– Mesin - Lisensi
– Bangunan - Merek dagang
– Peralatan
– Inventaris kantor
ASPEK KEUANGAN
• Biaya Kebutuhan Investasi
– Biaya operasi
• Upah dan gaji karyawan
• Biaya listrik
• Biaya telepon dan air
• Biaya pemeliharaan
• Pajak
• Premi asuransi
• Biaya pemasaran

• Arus kas (Cash Flow)


– Adalah jumlah uang yang masuk dan keluar
dalam suatu perusahaan mulai dari investasi
dilakukan sampai berakhirnya investasi
tersebut.
ASPEK KEUANGAN
• Arus kas (Cash Flow)
– Adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam perusahaan mulai
dari investasi dilakukan sampai berakhirnya investasi.
• Payback Period (PP)
– Adalah metode penilaian terhadap jangka waktu pengembalian
investasi suatu proyek atau usaha.
• Average Rate of Return (ARR)
– Adalah cara mengukur rata-rata pengambilan bunga dengan cara
membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak dengan rata-rata
investasi.
• Net Present Value (NPV)
– Adalah perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama
umur investasi.
• Internal Rate of Return (IRR)
– Adalah alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern.
• Profitability Index (PI)
– Merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih
dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
ASPEK KEUANGAN
• Contoh
– Tahun 2004, PT STIE berinevestasi dengan modal sendiri Rp.5.000.000.000.
Modal kerja Rp.1000.000.000. Umur ekonomis 5th dan disusutkan tanpa nilai
sisa. Pengembalian tingkat bunga yang diinginkan 20%. Perkiraan laba setelah
pajak selama 5th: 950jt, 1100jt, 1250jt.1400jt dan 1650jt. berapa kas bersih
yang diterima diakhir tahun? PP? ARR? NPV? IRR? PI? Layak atau tidak?
– Penyusutan = (investasi-modal kerja)/umur ekonomis
– Penyusutan = (5.000.000.000-1.000.000.000)/5th = Rp. 800.000.000/th
1. Tabel Cash Flow (000)Df 20% = 1/(1+t)n, 1/(1+0.2)1 , 1/(1+0.2)2…

Tahun EAT Penyusutan Proceed DF 20% PV kas bersih


2004 950000 800000 1750000 0.833 1457750
2005 1100000 800000 1900000 0.694 1318600
2006 1250000 800000 2050000 0.579 1186950
2007 1400000 800000 2200000 0.482 1060400
2008 1650000 800000 2450000 0.402 984900
Jumlah PV kas bersih 6008600
ASPEK KEUANGAN
Contoh: 3. Average Rate of Return (ARR)/Rata-rata Pengembalian Bunga?
Rata - Rata EAT EAT (000)
ARR  X 100% 950.000
Rata - Rata Investasi
1.100.000
Total EAT 1.250.000
Rata - Rata EAT 
Umur Ekonomis 1.400.000
6.350.000 1.650.000
Rata - Rata EAT   1.270.000 6.350.000
5
Investasi 5.000.000
Rata - Rata Investasi    1.000.000
5 5
1.270.000
ARR  x100%  1,27%
1.000.000
ARR x Investasi = … (Jika > Modal Kerja, maka Proyek Layak)

ARR x Inv.  1,27% x 5.000.000.000


ASPEK KEUANGAN
• Net Present Value (NPV)
– Adalah perbandingan antara PV kas bersih dengan PV
investasi selama umur investasi.
NPV  total PV kas bersih - PV investasi
– Jika NPV positif, maka proyek diterima

• Profitability Index (PI)


– Merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran
investasi selama umur investasi.
Total PV kas bersih
PI  Jika PI > 1, maka proyek diterima
PV investasi Jika PI < 1, maka proyek ditolak
ASPEK KEUANGAN
Contoh: 4. Net Present Value (NPV)?
Tahun EAT Penyusutan Proceed DF 20% PV kas bersih
2004 950000 800000 1750000 0.833 1457750
2005 1100000 800000 1900000 0.694 1319360
2006 1250000 800000 2050000 0.579 1186340
2007 1400000 800000 2200000 0.482 1061060
2008 1650000 800000 2450000 0.402 984660
Jumlah PV kas bersih 6009170
Investasi : 5.000.000.000
NPV  total PV kas bersih - PV investasi
NPV  6.009.170.000 - 5.000.000.000
NPV  1.009.170.000
NPV positif, maka Proyek layak diterima
ASPEK KEUANGAN
Contoh: 5. Profitability Index (PI)?
Tahun EAT Penyusutan Proceed DF 20% PV kas bersih
2004 950000 800000 1750000 0.833 1457750
2005 1100000 800000 1900000 0.694 1319360
2006 1250000 800000 2050000 0.579 1186340
2007 1400000 800000 2200000 0.482 1061060
2008 1650000 800000 2450000 0.402 984660
Jumlah PV kas bersih 6009170
Investasi : 5.000.000.000
Total PV kas bersih 6.009.170.000
PI  PI   1,2 kali
PV investasi 5.000.000.000

Jika PI > 1, maka proyek diterima Berdasarkan nilai PI yang > 1,


Jika PI < 1, maka proyek ditolak maka proyek diterima
ASPEK KEUANGAN
Contoh: 6. Internal Rate of Return (IRR)?
Tahun Proceed DF 28% PV kas bersih
2004 1750000 0.781 1366750 Kutub nilai NPV Positif
2005 1900000 0.610 1159000 NPV = 5.037.150 – 5.000.000
2006 2050000 0.477 977850 NPV = 37.150
2007 2200000 0.373 820600
2008 2450000 0.291 712950
Jumlah PV kas bersih 5037150

Tahun Proceed DF 29% PV kas bersih


2004 1750000 0.775 1356250
2005 1900000 0.601 1141900 Kutub nilai NPV Negatif
2006 2050000 0.466 955300 NPV = 4.933.650 – 5.000.000
2007 2200000 0.361 794200 NPV = -66.350
2008 2450000 0.280 686000
Jumlah PV kas bersih 4933650
ASPEK KEUANGAN
Contoh: 6. Internal Rate of Return (IRR)?
Total PV positif - Investasi
IRR  i1  x (i 2 - i1 )
Total PV Positif - Total PV Negatif

5.037.150 - 5.000.000
IRR  28%  x (29% - 28%)  28,4%
5.037.150 - 4.933.350

Jika IRR > dari bunga pinjaman, maka proyek diterima


Jika IRR < dari bunga pinjaman, maka proyek ditolak

Kesimpulan: berdasarkan nilai IRR yang diperoleh, maka proyek diterima,


karena IRR > bunga pinjaman atau 28,4% > 20%
Quiz

Rencana membeli sebuah taxi seharga 200 juta yang sudah siap
dioperasikan. Taxi direncanakan dioperasikan selama lima tahun
saja , dengan nilai sisa 20.000.000 dan akan laku dijual dengan
harga 50.000.000. Pajak atas Capital Gain 50%.
Penghasilan taxi dalam setahun 150 juta. Biaya tunai ( bensin
sopir, administrasi=100 jt).
Tingkat bunga setahun=10%. Buat Kriteria investasi PBP, ARR, NPV,
IRR, PI. Layak atau tidak rencana tersebut untuk dijalankan?
jelaskan kesimpulan anda.
Aliran kas dari rencana Bisnis tersebut adalah:
•ICF= 200.000,- merupakan pengeluaran untuk investasi, terjadi tahun ke nol.
•Laba-Rugi:
Penghasilan 180.000.000.
Biaya Tunai: 100 jt
Biaya penyusutan = (200j - 20 j): 5= 36 jt 136.000.000
54.000.000
Pajak= 50%x 54.000.000= 27.000.000
EAT= 27.000.000
Procced= 27.000.000+ 36.000.000= 61.000.000.
Proceed terjadi akhir tahun pertama s/d takhir tahun kelima.
•TCF= 50.000.000- ( 50.000.000- 20.000.000) x 50%=35.000.000 Terjadi akhir th ke5
Arus Kas dapat disusun sbb.:

n Kas keluar Kas masuk Bersih


0 (200.000.000)  
1   61.000.000.
2   61.000.000.
3   61.000.000.
4   61.000.000.
5   61.000.000.
35.000.000
Quiz

Kasus:
Investasi SPBU Rp 5.000.000 termasuk Modal kerja Rp 1.000.000.
Umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu. Penyusutan garis lurus.
Tingkat bunga setahun 20%.
Laba bersih(EAT) lima tahun sbb.:
950.000.;1.100.000.;1.250.000.;1.400.000.;1.650.000.
Buat Kriteria Investasi: PBP, ARR, NPV, IRR, PI. Apa kesimpulan anda?
ALIRAN KAS DALAM INVESTASI

Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalam


investasi :
• Initial cashflow (capital outlays)
• Operational cashflow
• Terminal cashflow
INITIAL CASHFLOW
• Initial cash flow (capital outlays) merupakan aliran kas yang berhubungan
dengan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan investasi.
• Yang termasuk dalam capital outlays antara lain harga pembelian mesin,
biaya pasang, biaya percobaan, biaya balik nama (jika ada) dan biaya-
biaya lain yang harus dikeluarkan sampai mesin tersebut siap
dioperasikan.
• Aliran kas awal terjadi pada awal kegiatan in
investasi. Biasanya diasumsikan terjadi pada tahun ke 0
(sebelum investasi dilakukan). Aliran kas tersebut biasanya
merupakan aliran kas keluar (cash outflow), dipakai untuk
investasi pada aktiva tetap (pabrik dan aktiva tetap
lainnya) dan investasi pada modal kerja.
OPERATIONAL CASH FLOW
• Operational cashflow (cash inflow) merupakan aliran kas yang terjadi selama umur investasi.
• Operational cashflow (cash inflow) berasal dari pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan perusahaan.
• aliran kas masuk bersih disebut juga dengan Proceeds
• Besarnya proceed terdiri dari 2 sumber yaitu laba setelah pajak (earning after tax) dan depresiasi.
• Aliran kas operasional biasanya merupakan aliran kas masuk atau
keluar, yang diperoleh setelah perusahaan beroperasi. Investasi modal kerja
bisa juga dilakukan pada tahun-tahun ini. Pada tahun-tahun tertentu, ada
kemungkinan perusahaan melakukan perbaikan signifikan pada aktiva
tetapnya, misal overhaul atau pergantian mesin. Dalam situasi semacam ini,
ada kemungkinan kas keluar lebih besar dibandingkan dengan kas masuk.

• Besarnya proceeds, jika investasi menggunakan modal sendiri :


Proceeds = Laba Bersih setelah pajak + Depresiasi

• Besarnya proceeds, jika investasi menggunakan modal sendiri dan hutang :


Proceeds = Laba Bersih setelah pajak + Depresiasi + Bunga (1-Pajak)
TERMINAL CASHFLOW
• Terminal cashflow merupakan aliran kas masuk yang diterima perusahaan
sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek investasi.
• Terminal cashflow dapat diperoleh dari nilai sisa (residu) dari aktiva dan
modal kerja yang digunakan untuk investasi.
• Nilai residu suatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhir umur
ekonomisnya yang dihitung dari nilai buku aktiva yang bersangkutan.
Aliran kas terminal terjadi pada akhir proyek
investasi. Biasanya ada dua item yang terjadi pada
akhir proyek:

(1) Penjualan nilai residu aktiva tetap, dan


(2) modal kerja kembali.
Perbedaan pola arus kas. (dikenal ada 3 macam pola arus kas)

a. Investasi dengan single outlay – single proceed seperti


yang terermin pada contoh I dengan pola sebagai berikut:
0 = 1.00.000 ( tahunan)
P=
1.100.000
b. Investasi dengan single outlay – multiple proceeds seperti pada
contoh 2 :

• 0 = 5,0 juta
(bulanan)
100.000 100.000 100.000
5,5 juta
INVESTASI PENGGANTIAN
Karena kemajuan teknologi, kadang peralatan dan mesin yang digunakan oleh
perusahaan menjadi ketinggalan jaman (out of date) padahal umur ekonomisnya
masih cukup panjang. Aktiva tetap baru tersebut bisa lebih efisien, sehingga
dapat menghemat biaya-biaya yang dikeluarkan, seperti penghematan biaya
tenaga kerja, penghematan bahan baku dan sebagainya.

Investasi penggantian adalah mengganti aktiva tetap lama yang masih


mempunyai umur ekonomis dengan aktiva tetap baru yang lebih
menguntungkan. Karena AT lama masih mempunyai umur ekonomis, artinya At
lama tersebut mempunyai nilai buku, yaitu selisih harga perolehan aktiva
dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. AT lama juga mempunyai harga
jual, sehingga bila diganti dengan AT baru perlu dihitung laba atau rugi atas
penjualan aktiva tetap lama tersebut. Laba didapat jika harga jual aktiva tetap
lama lebih tinggi dibanding dengan nilai bukunya.dan sebaliknya, jika harga jual
lebih rendah dibanding nilai bukunya berarti mengalami kerugian.
Untuk menilai penggantian aktiva tetap layak atau tidak layak, perlu menghitung:
(1) Investasi bersih, (2) tambahan cashflow.
Investasi Bersih
Pada penilaian investasi penggantian, yang dianalisis adalah besarnya tambahan
keuntungan dan tambahan investasi. Tambahan investasi atau sering disebut
investasi bersih ini didapatkan dari harga beli aktiva baru dengan penerimaan
bersih atas penjualan mesin lama. Dengan demikian perhitungan investasi bersih
sebagai berikut:
a.Perhitungan penjualan aktiva tetap lama
Harga beli aktiva tetap lama xxx
Akumulasi penyusutan xxx
Nilai Buku xxx
Harga jual aktiva tetap lama xxx
Laba(Rugi) penjualan AT lamaxxx
Pajak xxx
Laba bersih penjualan AT lama xxx
b. Perhitungan penerimaan bersih dan investasi bersih
Nilai buku AT lama xxx
Laba(Rugi) penjualan AT lama xxx
Penerimaan bersih xxx
Harga Beli AT baru xxx
Investasi Bersih xxx
investasi bersih ini nantinya yang akan menjadi initial cashflow yang harus
ditutup dengan aliran kas yang diterima dari penggantian.
Soal: Latihan
PT Argolawu sedang mempertimbangkan untuk mengganti
mesinnya yang dibeli dua tahun lalu dengan harga Rp
360.000.000,- umur ekonomis 6 tahun, dan nilai residu Rp
60.000.000,- dengan mesin baru yang lebih efisien yang
mempunyai harga Rp 500.000.000,- umur ekonomis 4 tahun
dan nilai residu Rp 150.000.000,- Mesin lama laku dijual
dengan harga Rp 250.000.000,-
Atas penggantian tersebut didapatkan penghematan tunai
dari efisiensi bahan baku dan biaya tenaga kerja sebesar Rp
75 juta per tahun. Pajak 30 % dan return yang diharapkan
sebesar 17 %, apakah proyek penggantian ini layak?
Pendahuluan
Pemilihan proyek perlu dilakukan karena terbatasnya dana, waktu, dan
tenaga dalam mengerjakan suatu proyek. Pemilihan dilakukan agar proyek
yang dipilih benar-benar memberikan manfaat maksimum dari peluang
yang tersedia dalam batas-batas kemampuan investasi.

Analisis kriteria investasi dapat dilakukan dengan:


1.Mutually exclusive alternative project
2.Cross over discount rate analysis.
Mutually exclusive alternative project
Mutually exclusive alternative project adalah memilih salah satu
alternatif dari beberapa alternatif karena tidak mungkin
melakukan beberapa proyek dalam waktu bersamaan karena
terbatasnya dana, waktu, maupun tenaga yang diperlukan.

Apabila hasil kriteria investasi tidak konsisten di antara kegiatan


usaha, perlu dipertimbangkan beberapa faktor, a.l. jumlah
investasi dan jangka waktu pengembalian proyek.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan
Analisis Kriteria Investasi

Tabel 1. Cash Out Flows dan Cash In Flows proyek A, B, dan C

Thn Proyek A Proyek B Proyek C


TC Benefit TC Benefit TC Benefit
0 750 0 400 0 200 0
1 400 400 275 275 285 155
2 360 375 80 250 40 160
3 210 500 80 250 40 170
4 220 500 80 250 40 170
5 230 600 100 300 45 180
6 340 600 100 300 45 180
7 250 600 100 300 45 180
8 250 600 100 350 45 190
9 250 600 100 350 45 190
10 250 600 100 350 45 190
3150 5425 1515 2975 875 1765
Hasil perhitungan kriteria investasi dari proyek A, B, dan C seperti
terlihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. NPV, IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Proyek A,B, dan C
No Nama NPV IRR (%) Net Benefit
Proyek (Rp juta) Cost Ratio
1 Proyek A 296,03 26,11 1,39
2 Proyek B 256,25 30,06 1,58
3 Proyek C 172,56 30,56 1,39

Dari NPV, proyek A lebih baik dari proyek B dan C.


Dari IRR, proyek C lebih baik dari proyek A dan B.
Dari NBCR, proyek B lebih baik dari A dan C.
Perlu melihat aspek lainnya: jumlah investasi, umur ekonomis proyek,
jangka waktu pengembalian investasi (pay back period), lokasi proyek,
lingkungan masyarakat sekitar, adat istiadat setempat, dan prospek
pengembangan usaha di masa datang.
Misal, jumlah investasi proyek A Rp 1.100 juta, proyek B Rp 595 juta, dan proyek C
Rp 450 juta sedangkan dana yang tersedia pada investor Rp 1.100 juta, maka
meski dapat membiayai proyek A, investor lebih baik memilih proyek B yang
menghasilkan NPV Rp 256,25 juta dan IRR sebesar 30,06%.
Pemilihan Kegiatan usaha/Proyek dengan
Analisis Kriteria Investasi

Kriteria lain adalah dengan melihat Pay back period, yaitu jangka waktu
pengembalian investasi. Semakin cepat proyek tersebut dapat
mengembalikan investasi, semakin baik karena investasi yang telah
dikembalikan dapat digunakan untuk proyek lain yang dapat
menghasilkan benefit baru bagi perusahaan.

Pembangunan konstruksi proyek juga harus diperhatikan. Semakin lama


pembangunan konstruksi, semakin lama untuk mendapatkan benefit.
MENGHITUNG: BENEFIT COST RATIO (BCR)
 Pemerintah Daerah Yogyakarta sedang mempertimbangkan 2 bh proyek, Proyek
Saluran Drainasi atau Proyek Perawatan Jalan. Masing-masing proyek setelah
dihitung mempunyai uraian sbb:
 
Proyek Drainasi Proyek Jalan
Investasi awal $ 12000 $ 11000
Biaya perawatan $ 600 per th $ 585
Keuntungan yg
Diterima masyarakat
$ 3900 per th $ 3950 per th
dengan:
Usia ekonomis 5 th
Tk bunga 10%
 
Berdasarkan uraian di atas maka proyek mana yang dipilih apabila menggunakan
perhitungan Benefit Cost Ratio dan Present Value (NILAI Sekarang) ?
Jawaban
 
Hitungan dengan B/C ratio (dihitung dengan Present Value)
Drainasi
Benefit = 3900 (P/A.10%,5) = 14347.1 =PV(10%,5,-3900,0)
Cost = 12000 + 600 (P/A,10%,5) = 14162.88 =120000+PV10%,-600,0)
B/C = 14347.1/14162.88 = 1.013
Jalan
Benefit = 3950 (P/A,10%,5) = 14238.98 =PV(10%,5,-3950,0)
Cost = 11000 + 585 (P/A,10%,5) =13108.81 =11000+PV(10%,5,-585,0)
B/C = 14238.96/13108.81 = 1.09
Kesimpulan dipilih PERAWATAN JALAN.
 
  
Hitungan Present Value
Drainasi
PV = 3900 (P/A.10%,5) - 12000 - 600 (P/A,10%,5) = 184.22
=PV(10%,5,-(3900-600),0)-12000
Jalan
PV = 3950 (P/A,10%,5) - 11000 - 585 (P/A,10%,5) =1130.15
= PV(10%,5,-(3950-585),0)-11000
Kesimpulan dipilih PERAWATAN JALAN.
Cross Over Discount Rate Analysis (CODR)
CODR adalah salah satu peralatan analisis yang digunakan dalam pemilihan
proyek apabila social opportunity cost (SOCR) sebagai discount factor sulit
untuk diketahui (karena seringnya perubahan tingkat bunga atau karena
pengaruh ekonomi secara keseluruhan).
Dari NPV dengan berbagai discount rate yang digunakan, ternyata jumlah
investasi yang relatif besar tidak selalu memberikan benefit yang besar,
tetapi tergantung pada biaya operasi dan pemeliharaan, serta benefit kotor
yang diberikan proyek tersebut.
Dengan mengetahui discount rate pada titik CODR dapat dipilih proyek mana yang lebih
baik untuk dikerjakan, yi. tergantung pada NPV dari proyek pada SOCC yang digunakan.

Contoh: Perhatikan tabel 3 berisi perkiraan total cost, benefit, dan net benefit, dari
proyek A dan B.
Besarnya net present value dari proyek A dan B berdasarkan pada beberapa discount
rate
Sebagai contoh kegiatan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa
sawit. Dilihat dari segi teknologi dapat dipakai traktor (cara modern),
atau memakai tenaga kerja (cara tradisional) yang dapat
membutuhkan biaya yang berbeda
Tabel 1. Perhitungan Least Costpada Pembukaan Lahan dengan
Teknologi A (cara tradisional) dan B (cara mekanik) pada DR 10%

Pada DR 10%, bahwa PV biaya cara B (cara mekanik) < PV biaya


cara A (cara tradisional). Oleh karena itu, maka pilih cara B (Tabel
1)
DR meningkat dari 10% menjadi 15% maka hasil perhitungan menunjukkan
seperti yang terlihat pada Tabel 18.
Tabel 2. Perhitungan Least Costpada Pembukaan Lahan dengan Teknologi
A (cara tradisional) dan B (cara mekanik) pada DR 15%
Pada DR 15% diketahui bahwa PV biaya cara A (cara tradisional) < PV biaya
cara B (cara mekanik). Oleh karena itu, maka pilih cara A.
Dari hasil metode biaya terkecil pada dua DR yang berlainan menghasilkan
kesimpulan yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi Cross Over
Discount Rate (CODR) pada selang DR 10%-15%.
Cross Over Discount Rate(CODR) adalah tingkat DR pada saat
PV Biaya dari kedua cara ( A dan B) adalah sama, seperti terlihat pada
Gambar 10.
Metode CODR dapat digunakan untuk menentukan pilihan teknologi cara A
atau cara B pada tingkat DR tertentu misal pada tingkat 10 % atau 15 %.
Untuk memberikan penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
• Perhitungan cross over discount rateini sebetulnya juga
dapat digunakan landasan interpolasi pada IRR. Dengan
demikian perhitungannya menjadi :
• Cross over discount rate= 10% + 5%(5457/6262) = 14,36%
Dalam hal ini berarti :
• 1. Jika DR yang berlaku di atas 14,36% (CODR) maka
sebaiknya dipilih cara A yang mempunyai PV biaya lebih kecil
dibandingkan cara B
• 2. Jika DR yang berlaku dibawah 14,36% maka sebaiknya
dipilih cara B yang mempunyai PV biaya lebih kecil
dibandingkan cara A
Tabel 3. Total Cost, Benefit, dan Net Benefit Proyek A dan B

Thn Total Cost Benefit Net Benefit


A B A B A B
0 0.0 0.00 0.00 0.00 -35.00 -30.00

1 22.00 26.00 22.00 26.00 -15.00 -20.00


2 28.00 10.00 28.00 25.00 -20.00 15.00
3 10.00 11.00 32.00 28.00 22.00 17.00
4 10.00 12.00 34.00 30.00 24.00 18.00
5 10.00 12.00 37.00 32.00 27.00 20.00
6 12.00 14.00 41.00 37.00 29.00 23.00
7 12.00 14.00 44.00 39.00 32.00 25.00
8 13.00 11.00 48.00 39.00 35.00 28.00
9 13.00 11.00 52.00 42.00 39.00 31.00
10 13.00 11.00 56.00 45.00 43.00 34.00
143.00 132.00 394.00 343.00 191.00 161.00
Dari perhitungan, NPV pada berbagai discount rate
pada masing-masing proyek tidak proporsional.
Proyek B (NPV Rp 41,08 juta) lebih elastis dibanding
proyek A (NPV Rp 43,73 juta).
Pada tk discount rate 25%, NPV proyek A lebih kecil
dari proyek B.
Apabila social opportunity cost of capital (SOCC) yang
berlaku di masyarakat lebih besar dari tingkat CODR
pilihan terhadap proyek B lebih menguntungkan
dari proyek A. Sebaliknya apabila SOCC yang
digunakan lebih kecil dari CODR berarti pilihan
terhadap proyek A akan lebih menguntungkan.
Slope dari NPV yang menggunakan bermacam-macam
discount rate apabila digambarkan dalam sebuah kurva
adalah berbentuk cekung. Proyek A lebih elastis daripada
Proyek B, dengan demikian titik perpotongan antara NPV
Proyek A dengan NPV Proyek B adalah titik
keseimbangan antara nilai NPV proyek A dan Proyek B
pada discount rate tertentu.
( NPVB1  NPVA1 )
CODR  i1 
NPVA1  NPVA 2 NPVB1  NPVB 2
( )( )
i1  i2 i1  i2
(29,50  29,79)
CODR  0,18 
29,79  18,49) 29,50  20,06
( )( )
0,18  0,21 0,18  0,21
CODR  0,1847  18,47%

NPVA1  NPV A 2
NPVE  (iCODR  i1 )  ( NPVA1 )
i1  i2
29,79  18,49
NPVE  (0,19  0,18)  29,75
0,18  0,21
NPVE  Rp.25,98( juta )
Berdasarkan pd hasil perhitungan,
CODR adalah seperti pada grafik
Berikut.
SOCC yang berlaku di masy. Berada
Di atas CODR (18,47%), berarti
Proyek B lebih menguntungkan.
NPV 191 Sebaliknya, apabila SOCC lebih kecil
Proyek A dari CODR, pilihan thd Proyek A mem-
161 berikan NPV lebih besar
daripada Proyek B.

CODR
25,98

Proyek B

18,47%
Latihan
1. Pemerintah Daerah Malang sedang mempertimbangkan 2 bh proyek, Proyek Saluran
Drainasi atau Proyek Perawatan Jalan. Masing-masing proyek setelah dihitung mempunyai
uraian sbb:
Proyek Drainasi Proyek Perawatan Jalan
Investasi awal $ 12800 $ 11800
Biaya perawatan $ 600 per th $ 585
Keuntungan yg
Diterima masyarakat
$ 3990 per th $ 3950 per th
dengan:
Usia ekonomis 5 th
Tingkat suku bunga 10%
 
Berdasarkan uraian di atas maka proyek mana yang dipilih apabila menggunakan
perhitungan Benefit Cost Ratio (dihitung dengan Present Value / PV) ? Proyek Mana yang
dipilih?
PT Kone crane merencanakan akan mengganti mesin yang dibeli 4 tahun lalu
seharga Rp.650.000.000,- umur ekonomis 6 tahun dan nilai residu
Rp.50.000.000,- dengan mesin baru yang diperkirakan lebih efisien seharga
Rp.800.000.000,- dengan umur ekonomis 5 tahun dan nilai residu sebesar
Rp.150.000.000,- Mesin lama diperkirakan akan laku dijual dengan harga
Rp.270.000.000,- Atas penggantian mesin tersebut diharapkan akan bisa
menghemat biaya tunai dari penurunan bahan baku dan biaya TK sebesar
Rp.110.000.000,- Pajak 30% dan return yang diharapkan sebesar 15%

Anda mungkin juga menyukai