Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya


sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pedagang
Eceran”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Manajemen Pemasaran I di STIE Widyagama Lumajang.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki, untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Lumajang, 29 Oktober 2018

KELOMPOK 12

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
C. Tujuan............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Penjual Eceran............................................................................... 4
B. Tujuan dan Fungsi Penjual Eceran................................................. 5
C. Jenis-jenis Penjual Eceran............................................................. 6
D. Tingkat Layanan Penjual Eceran................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Penjual Eceran............................................................................... 11
Daftar Pustaka..................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan dalam pasar Retail yang kompetitif, pelaku Retail harus
dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga, waktu dan tempat yang
tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pelaku Retail terhadap
karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal
yang sangat penting. Dalam operasionalnya pelaku Retail menjalankan
beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan
berbagai produk dan jasa.
Pedagang eceran mempunyai peran penting dalam melakukan bisnis.
Dilihat dari sudut produsen, pedagang eceran dipandang sebagai penentu
kelangsungan usaha yang dijalankanya atas keberhasilan atau
ketidakberhasilan usaha yang dijalakannya. Melalui pengecer, pihak produsen
dapat menentukan komentar konsumen terhadap barang yang mereka beli,
seperti rasa, daya tahan, harga, dll mengenai segala sesuatu produknya.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Penjualan Eceran
b. Tujuan dan Fungsi Penjualan Eceran
c. Jenis-jenis Penjualan Eceran
d. Tingkat Layanan

C. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Penjualan Eceran
b. Mengetahui Tujuan dan Fungsi Penjualan Eceran
c. Mengetahui Jenis-jenis Penjualan Eceran
d. Mengetahui Tingkat Layanan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penjualan Eceran


Pengecer atau penjualan eceran atau dikenal dengan istilah ritel adalah
kegiatan bisnis perdagangan (penjualan barang atau jasa) yang langsung
disalurkan kepada konsumen akhir untuk digunakan sebagai kebutuhan
pribadi, keluarga atau keperluan rumah tangga bukan untuk dijual kembali.
Pengecer merupakan perantara dalam sistem saluran pemasaran, dimana
pengecer mendapatkan barang dari produsen dan atau pedagang besar yang
kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.
Berikut ini beberapa pengertian pengecer, perdagangan eceren,
penjualan eceran atau ritel dari beberapa sumber buku:
 Menurut Hendri Ma’ruf (2005:71), ritel adalah kegiatan usaha menjual
barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga
atau rumah tangga. Sedangkan pengecer adalah pengusaha yang menjual
barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen, ritel
perorang atau peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari
satu gerai hingga lebih.
 Menurut Tjiptono (2008:191), Pedagang eceran (retailling) merupakan
semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada
konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk
keperluan bisnis.
 Menurut Kotler (2007:592), usaha eceran (retailing) adalah semua
kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung
kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis.
 Menurut Gilbert (2003:6), ritel adalah semua usaha bisnis yang
mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk
memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan
jasa sebagai inti dari distribusi.

4
 Menurut Berman dan Evan (2007:3), penjualan eceran adalah tingkat
terakhir dari proses distribusi, yang di dalamnya terdapat aktivitas bisnis
dalam penjualan barang atau jasa kepada konsumen.

B. Tujuan dan Fungsi Penjualan Eceran (Ritel)


Perdagangan eceran melakukan aktivitas pengemasan menjadi bagian
yang lebih kecil, menyimpan persediaan, menyediakan jasa agar pelanggan
dapat memperoleh barang dengan mudah. Tujuan penjualan eceran (ritel)
antara lain adalah sebagai berikut (Weits dkk, 2007:4):
1. Menciptakan tersedianya pilihan akan kombinasi sesuai dengan yang
diinginkan oleh konsumen.
2. Memberikan penawaran produk dan jasa pelayanan dalam unit yang cukup
kecil sehingga memungkinkan para konsumen memenuhi kebutuhannya.
3. Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk (ready exchange of
value).
4. Mengadakan transaksi dengan para konsumen-nya.
Sedangkan menurut Sudjana (2005:117), terdapat empat tujuan
perdagangan eceran atau retail, yaitu sebagai berikut:
1. Perantara antara distributor dengan konsumen akhir.
2. Penghimpunan berbagai kategori jenis barang yang menjadi kebutuhan
konsumen.
3. Tempat rujukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan konsumen.
4. Penentu eksistensi barang dari manufaktur di pasar konsumen.
Adapun fungsi perdagangan eceran atau ritel menurut Utami (2008:8-9)
adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa. Konsumen selalu
mempunyai pilihan sendiri terhadap berbagai jenis produk dan jasa. Untuk
itu, dalam fungsinya sebagai peritel, mereka berusaha menyediakan
beraneka ragam produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen.

5
2. Memecah (breaking bulk). Memecah (breaking bulk) di sini berarti
memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil, yang akhirnya
menguntungkan produsen dan konsumen.
3. Penyimpan persediaan. Fungsi utama ritel adalah mempertahankan
persediaan yang sudah ada, sehingga produk akan selalu tersedia saat
konsumen menginginkannya.
4. Penyedia jasa. Dengan adanya ritel, maka konsumen akan mendapat
kemudahan dalam mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan
produsen.
5. Meningkatkan nilai produk dan jasa. Dengan adanya beberapa jenis
barang atau jasa, maka untuk suatu aktivitas pelanggan dapat ditingkatkan
manfaat yang diperoleh oleh pelanggan dari nilai yang diperoleh dari
produk/jasa tersebut.

C. Jenis-jenis Penjualan Eceran (Ritel)


Pedangan eceran yang memiliki toko atau disebut pengecer toko (Store
Retailers), dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut (Kotler
dan Armstrong, 2003:216):
1. Toko Barang Khusus (Specialty Store). Lini produk yang sempit dengan
keragaman yang dalam. Toko pakaian adalah toko lini tunggal; toko
pakaian pria adalah toko lini terbatas; dan toko kemeja pesanan pria adalah
toko yang sangat khusus.
2. Toko Serba Ada (Departement Store). Beberapa lini produk, biasanya
pakaian, perlengkapan rumah dan barang kebutuhan keluarga dengan
masing-masing lini yang ditempatkan sebagai bagian tersendiri yang
dikelola pembeli khusus atau pedagang khusus.
3. Pasar Swalayan (Supermarket). Usaha yang relatif besar, berbiaya
rendah, bermarjin rendah, bervolume tinggi, swalayan yang dirancang
untuk melayani semua kebutuhan untuk makanan, sarana mencuci, dan
produk-produk keluarga.

6
4. Toko Kenyamanan (Convenience Store). Toko yang relatif kecil dan
terletak dekat daerah pemukiman, menjual lini terbatas produk-produk
kenyamanan dengan tingkat perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit
lebih tinggi.
5. Toko Diskon (Discount Store). Barang dagangan standar yang dijual
dengan harga yang lebih murah, dengan marjin yang lebih rendah dan
volume yang lebih tinggi.
6. Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailer). Barang dagangan yang
dibeli di bawah harga pedagang besar biasa dan dijual di bawah harga
eceran.
7. Gerai Pabrik (Factory Outlet). Dimiliki dan dijalankan produsen dan
biasanya menjual barang-barang yang berlebihan, tidak diproduksi lagi,
atau tidak biasa.
8. Pengecer potongan harga independen (Independent off-price retailer).
Dimiliki dan dijalankan pengusaha atau divisi perusahaan eceran yang
lebih besar.
9. Klub gudang atau klub pedagang besar (warehouse clubs atau
wholesale clubs). Menjual pilihan terbatas jenis produk kebutuhan pokok,
perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerek dan berbagai jenis barang
lain dengan diskon yang sangat besar bagi anggota-anggota yang
membayar iuran keanggotaan tahunan.
10. Toko Besar (Superstore). Ruang penjualan sekitar 35.000 kaki persegi
yang ditujukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan konsumen untuk jenis
produk makanan dan non-makanan yang dibeli rutin.
11. Toko Kombinasi (Combination stores). Toko gabungan makanan dan
obat yang memiliki ruang penjualan rata-rata 55.000 kaki persegi.
12. Hiperpasar (Hypermarkets). Berkisar antara 80.000 hingga 220.000 kaki
persegi dan menggabungkan pasar swalayan, toko diskon, dan eceran
gudang.

7
13. Ruang Pameran Katalog. Pilihan yang sangat banyak barang-barang
berharga tinggi, mengalami perputaran cepat, dan bermerek dengan harga
diskon.
Pedagang eceran yang tidak memiliki toko atau disebut pengecer tanpa
toko (Non-Store Retailers), dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai
berikut (Kotler dan Armstrong, 2003:538):
1. Penjualan langsung (Direct Selling). Penjualan langsung disini tidak
termasuk penjualan dari bisnis ke bisnis. Kegiatan ini dimulai dari
pedagang keliling dan terus berkembang menjadi industry yang besar.
Penjualan ini dilakukan oleh para wira-niaga langsung kepada pemakai
akhir.
2. Penjual satu-satu (One to One Selling). Penjualan dilakukan oleh wira-
niaga dengan cara mengunjungi tempat tinggal konsumen satu per satu
serta berusaha mendapatkan pesanan pembelian.
3. Penjual satu ke banyak (One to Party Selling). Seorang wira-niaga akan
datang ke rumah seorang konsumen dan mengundang teman atau
tetangganya untuk melihat demonstrasi produk.
4. Pemasaran Jaringan (Network Marketing-MLM). Perusahaan memilih
para usahawan untuk berperan sebagai distributor. Distributor lalu akan
memilih beberapa anggota baru sebagai agen. Para agen kemudian akan
memilih beberapa orang lain lagi untuk menjual produk perusahaan
kepada para pembeli yang potensial.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing). Pemasaran langsung dimulai
dari katalog dan surat pos, bahkan sekarang telah berkembang berbagai
cara baru yang modern, seperti pemasaran melalui telepon
(Telemarketing), pemasaran melalui TV (Home Shopping), maupun
informasi berbelanja melalui elektronik (infomercial).
6. Mesin Penjual Otomatis (Automatic Vending). Mesin penjual otomatis
ini memiliki beberapa keunggulan, seperti penjualan 24 jam sehari, serta
mudah ditemukan di banyak tempat yang strategis.

8
7. Jasa Pembelian (Buying Service). Suatu pengecer tanpa toko yang
melayani konsumen khusus, seperti sekolahan, rumah sakit, ataupun
lembaga pemerintahan. Anggota organisasi tersebut dapat menjadi anggota
jasa pembelian dan mereka boleh membeli berbagai produk dengan harga
diskon.

D. Tingkat Layanan Penjual Eceran


Hipotesis Roda Eceran menjelaskan bahwa salah saru alasan mengapa
muncul jenis-jenis toko baru. Toko-toko eceran konvensional biasanya
meningkatkan layanannya dan menaikkan harganya untuk menutupi biaya.
Biaya yang lebih tinggi memberikan peluang bagi bentuk-bentuk toko baru
menawarkan harga yang lebih rendah dan layanan yang lebih sedikit. Jenis-
jenis toko baru memenuhi preferensi konsumen yang sangat berbeda-beda
untuk tingkat layanan dan layanan khusus.
Pengecer dapat memposisikan diri dalam menawarkan salah satu dari
empat tingkat layanan :
1. Swalayan (Self Service)
Landasan semua usaha diskon. Banyak pelanggan bersedia melakukan
proses menemukan, membandingkan, meimilih sendiri guna menghemat
uang
2. Swa Pilih (Self Selection)
Pelanggan mencari barangnya sendiri, walaupun mereka dapat
meminta bantuan.
3. Layanan Terbatas ( Limited Service)
Pengecer ini menjual lebih banyak barang belanja dan pelanggan
memerlukan lebih banyak informasi dan bantuan. Toko-toko tersebut juga
menawarkan layanan seperti Kredit dan Hak mengembalikan barang.
4. Layanan Lengkap (Full Service)
Wiraniaga siap membantu dalam setiap tahap proses menemukan.
Membandingkan dan memilih tersebut. Pelanggan yang suka dilayani
lebih menyukai jenis toko ini. Biaya karyawan yang tinggi ditambah

9
dengan jumlah barang khusus yang tinggi dan jenis barang yang
perputarannya lambat dan banyaknya jasa, menyebabkan eceran yang
berbiaya tinggi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Eceran (Retailing) meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam
penjualan barang atau jasa langsung kepada konsumen akhir untuk pengguna
pribadi dan non bisnis. Pengecer ( Retailer ) atau Toko Eceran ( Retail Store )
adalah setiap usaha bisnis yang volume penjualannya terutama berasal dari
eceran. Pengeceran meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan
barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi, nonbisnis mereka.
Toko eceran mempunyai banyak bentuk dan ukuran, dan jenis eceran
baru terus bermunculan. Pengecer toko bisa digolongkan berdasarkan jumlah
pelayanan yang mereka berikan (swalayan, pelayanan terbatas, atau
pelayanan penuh), lini produk yang dijual (toko khusus, department store,
pasar swalayan, toko kelontong, super store, dan bisnis pelayanan), dan harga
relatif (toko diskon dan pengecer off-price). Saat ini, banyak pengecer
bergabung dalam organisasi eceran korporasi dan kontraktual (jaringan
korporasi, jaringan voluntir dan koperasi pengecer, organisasi waralaba, dan
konglomeraasi dagang).

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kajianpustaka.com/2017/10/pengertian-fungsi-dan-jenis-penjualan-
eceran-ritel.html

http://kenalmanajemen.blogspot.com/2013/02/perdagangan-eceran-dan-
perdagangan-besar.html

12

Anda mungkin juga menyukai