Anda di halaman 1dari 38

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

MANAJEMEN RISIKO BISNIS SEBAGAI KEPUTUSAN MENGHADAPI


KERUGIAN KOP DAN UMKM

Dosen Pengempu : FAUZAN MUTTAQIEN, S.E., M.M

NAMA KELOMPOK:

Adina Ayu Fitriani (218123096)


Deni Setiawan (218123067)
Khoirul uman (218123119)
Muhammad Alfian (218123073)
Muhammad Zaki (218123098)
Rulli Mardiansyah (218123064)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA GAMA LUMAJANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalammu'alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
karunia-Nya penulis bisa menyusun makalah yang berjudul “Manajemen
Risiko Bisnis sebagai Keputusan Menghadapi Kerugian Kop dan UMKM”
dengan lancar.

Tujuan penulisan ini adalah untuk melengkapi syarat ujian mata pelajaran
“Manajemen Koperasi Dan UMKM” . Penulis sangat berterima kasih kepada
bapak Dosen selaku pembimbing tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik maupun
saran. Kritik dan saran tersebut akan menjadi bahan evaluasi penulis
kedepannya.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Lumajang, 10 Maret 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

A. BAB I – PENDAHULUAN..........................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Batasan Masalah.............................................................................1
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................2

B. BAB II – LANDASAN TEORI.....................................................3

2.1 Kerangka Teori...............................................................................3

2.1.1 Manajemen Resiko..................................................................5

2.1.2 Langkah Proses Manajemen Risiko Perusahaan..................10

C. BAB III – PERMASALAHAN DAN SOLUSI..............................15

3.1 Ruang Lingkup Masalah................................................................15

3.2 Solusi Masalah..............................................................................23

D. BAB IV – KESIMPULAN DAN SARAN.....................................34


1.1 Kesimpulan....................................................................................34
1.2 Saran ............................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................35

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini dikarenakan kurangnya
informasi atau bahkan tidak tersedianya cukup informasi mengenai apa
yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan.  Menurut Wideman, ketidakpastian yang
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat
yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk).  Dalam beberapa tahun
terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan,
praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan
pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung
biaya yang tidak sedikit.  Bayangkan suatu kejadian di mana suatu
perusahaan tekstile yang mengalami kebakaran.  Kerugian dari peristiwa
tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar, jugatidak
dapat beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga
menghentikan arus kas.  Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran
hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang
akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan
dengan partner bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi melalui pengelolaan manajemen resiko yang
baik. Salah satunya dengan menerapkan 5 langkah manajemen risiko yang
akan dijelaskan dalam makalah ini, dan mengenai pengelolaan manajemen
risiko.

1.2 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, untuk menghindari perbedaan
persepsi dalam memahami dan mengartikan masalah, maka peneliti perlu
memberikan batasan masalah. Penelitian ini dibatasi hanya pada dua
variabel bebas yaitu jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga yang
memiliki hubungan terhadap inflasi sebagai variabel terikat.

1
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Mengetahui cara menerapkan 5 langkah memanajemen
risiko?
2. Bagaimana Mengetahui jenis jenis risiko?
3. Bagaimana Mengetahui teknik teknik pengelolaan risiko?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui cara menerapkan 5 langkah memanajemen risiko.
2. Mengetahui jenis jenis risiko.
3. Mengetahui teknik teknik pengelolaan risiko?

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1. Kerangka Teori
2.1.1. MANAJEMEN RISIKO
Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh,
risiko bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Definisi lain yang
sering dipakai untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang
diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
Deviasi standar merupakan alat statistic yang bisa digunakan untuk
mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk
mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas.
Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul
karena ada kondisi ketidakpastian.

TINGKAT KARAKTERISTIK CONTOH


KETIDAKPASTIAN

TIDAK ADA (PASTI) Hasil bisa diprediksi Hukum alam


dengan pasti

KETIDAKPASIAN Hasil bisa diidentifikasi Permainan dadu, kartu


OBJEKTIF dan probabilitas
diketahui

KETIDAKPASTIAN Hasil bisa diidentifikasi Kebakaran, kecelakaan


SUBJEKTIF tapi probabilitas tidak mobil, investasi
diketahui

SANGAT TIDAK Hasil tidak bisa Eksplorasi angkasa


PASTI diidentifikasi dan
probabilitas tidak
diketahui

Ketidakpastian bisa tercermin dari fluktuasi pergerakan yang tinggi.


Semakin tinggi fluktuasi, semakin besar ketidakpastiannya. Bagan berikut

3
ini menunjukkan fluktuasi harga beberapa instrument (dihitung berdasarkan
deviasi standar tahunan). Terlihat bahwa semua harga instrument
berfluktuasi. Sebagai contoh, saham mempunyai fluktuasi sebesar

14%, sementara harga listrik mempunyai fluktuasi sebesar 228%.

Annualized Volatility by Product/ Instrument Type


250%

200%

150%

100%

50%

0%
Stocks (S&P Real Estate Bond FX (DM/ Oil (WTI Oil) Gas (Henry Electricity
500) (Dow jones (Lehman $US) Hub) (Palo Verde)
US Real Corporate
Estate Bond Index)
Index)

Ada beberapa factor yang mendorong peningkatan fluktuasi tersebut :

1. Globalisasi dunia (globalisasi dunia membuat keterkaitan


perekonomian dunia lebih erat. Kejadian disuatu Negara akan lebih
cepat mempengaruhi Negara lain).
2. LIberalisasi dunia (liberalisasi dunia membuka pasar domestic
teradap asing, mempunyai efek yang sama dengn globalisasi)
3. Proses informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang semakin
cepat. (teknologi yang semakin maju membuat investor atau peaku
psaar semakin canggih dalam memproses informasi)

4
Manajemen risiko bertujuan mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa
memperoleh hasil yang paling optimal. Jika perusahaan tersebut tidak bisa
mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami
kerugian yang signifikan. Karena itu risiko yang dihadapi oleh perusahaan
harus dikelola atau dikelola seoptimal mungkin.

Selain itu, manajemen risiko merupakan perwujudan dari Good


Corporate Governance. Karena, salah satu komponen dari Good Corporate
Governance adalah manajemen risiko yang baik, seperti apakah
manajemen mempunyai pemahaman yang baik mengenai risiko yang
dihadapi oleh perusahaan, apakah manajemen memahami implikasi dari
risiko tersebut.

KARAKTERISTIK MANAJEMEN RISIKO YANG BAIK

Manajemen Risiko yang baik membuat suatu organisasi mampu


mengelola risiko dengan baik, sehingga kerugian yang signifikan bisa
terhindar.

Secara umum, manajemen risiko yang baik mencakup beberapa elemen


yaitu :

1. Memahami bisnis perusahaan


2. Formal, sistematis, terintegrasi, dan komprehensif
3. Mengembangkan infrastuktur risiko
4. Menetapkan mekanisme kontrol
5. Menetapkan batas (limits)
6. Memfokuskan pada aliran kas
7. Menetapkan sistem insentif yang tepat
8. Mengembangkan budaya sadar risiko

Memahami bisnis perusahaan merupakan salah satu kunci


keberhasilan manajemen risiko perusahaan. Tanggung jawab tersebut tidak
hanya ada di pundak direksi dan manajer, tetapi juga semua anggota

5
organisasi. Semuanya harus menyadari bahwa pekerjaannya akan
berpengaruh terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya akan
berpengaruh terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya berkaitan
dengan fungsi lainnya dalam suatu organisasi. Pemahaman mendalam
terhadap bisnis perusahaan dan keunikannya akan menghasilkan
pelaksanaan manajemen risiko yang berbeda dari satu perusahaan ke
perusahaan lain.

Sebagai contoh, di suatu perusahaan, manajemen risiko berangkat dari


departemen audit (yang selalu menguji kepatuhan organisasi terhadap
standar-standar yang ada, yang kemmudian bergeser menjadi pendekatan
yang lebih aktif (evaluasi diri atau self assesment) berkaitan dengan
manajemen risiko. Perusahaan lain akan menekankan pada struktur
organisasi manajemen risiko yang kuat (mmisal komite manajemen risiko
yang kuat) dan menggunakan teknik kuantitatif untuk analisis risiko.
Dengan kata lain, model manajemen risiko tidak bisa diterapkan sama
untuk semua situasi. Harus ada penyesuaian – penyesuaian terhadap
karakteristik unik perusahaan.

Formal, berarti kegiatan manajemen risiko dilakukan secara ”resmi”


oleh organisasi, dilakukan dengan sadar untuk tujuan tertentu. Kegiatan
tersebut juga didukung oleh manajemen puncak. Juga mencakup
penyediaan Infrastuktur keras dan lunak oleh perusahaan.

Contoh Infrastuktur keras adalah penyediaan ruang kerja, pembentukan


struktur organisasi, komputer, model statistik, dan lain sebagainya.

Contoh Infrastuktur lunak adalah budaya kehati hatian, organisasi yang


responsif terhadap risiko, dan lain sebagainya.

Manajemen risiko yang efektif membutuhkan infrastuktur risiko yang


mendukung (dalam hal ini adalah struktur organisasi). Pada contoh Chase
Manhattan, Chase menggunakan komite risiko yang cukup kuat, yaitu terdiri
dari lima sub-komite yang mencakup lima risiko yaitu risiko kredit, pasar,
modal, operasi dan fidusia (fuduciary). Kelima sub komite tersebut melapor

6
kepada komite eksekutif yang memberikan pandangan strategis dan
integratif terhadap manajemen risiko. Komite manajemen risiko mempunyai
otoritas dan tanggung jawab berkaitan dengan manajemen risiko
organisasi. Melalui komite tersebut, struktur manajemen risiko dengan
berbagai tugas yang lebih detail bisa dikembangkan lebih lanjut.

Terintegrasi menunjukkan bahwa kegiatan tersebut menyatu


dengan kegiatan lain dalam organisasi. Sebagai ilustrasi, manajer lini (misal
manajer pemasaran) akan lebih baik jika diminta juga untuk mengevaluasi
risiko dari kepurusannya. Dengan tindakan semacam itu, manajer lini
diharapkan bisa melakukan keputusan bisnis sekaligus mengelola
risikonya.

Komprehensif menunjukkan bahwa manajemen risiko bukan


merupakan kegiatan parsial, tetapi kegiatan yang menyeluruh. Kegiatan
manajemen risiko bukan hanya pekerjaan manajer risiko, tetapi juga
merupakan pekerjaan manajer lini. Misalnya manajer bisa saja membeli
asuransi untuk gabungan risiko yang dihadapi oleh perusahaan, tidak
hanya risiko bangunan saja, tetapi risiko bangunan dan risiko bisnis lainnya.

Manajemen risiko yang efektif harus mempunyai sistem


pengendalian yang baik, di mana mekanisme saling mengontrol bisa terjadi.
Dengan mekanisme tersebut, tidak ada orang yang mempunyai kekuasaan
yang berlebihan untuk mengambil risiko atas nama perusahaan.
Mekanisme kontrol yang baik juga memastikan tidak adanya pemusatan
kekuasaan pada satu atau dua orang saja. Pemusatan tersebut akan
menghalangi mekanisme check and balances.

Salah satu contoh kegagalan mengelola risiko yang terkenal adalah kasus
Bank Baring. Bank Baring mengalami kebangkrutan pada pertengahan
tahun 1990-an karena satu orang tradernya (Nick Lesson) membawahi dua
fungsi sekaligus, yaitu fungsi pencatatan dan fungsi trading. Jika ia
mengalami keuntungan, ia akan mencatat keuntungan tersebut. Tetapi jika
ia mengalamai kerugian, ia akan menyembunyikan kerugian tersebut.

7
Akibatnya kerugian yang dialaminya tidak ada yang mengawasi, sampai
akhirnya kerugian tersebut tidak terkendali (melebihi modal Bank Baring).

Penentuan batas (limits) merupakan bagian integral dari


manajemen risiko. Manajer harus diberi tahu kapan bisa/ harus jalan dan
kapan harus berhenti. Keputusan bisnis bisa diumpamakan sebagai gas,
sedangkan manajemen risiko bisaa diumpamakan sebagai rem. Jika
manajemen risiko tidak berfungsi sebagai mana mestinya, maka
perusahaan bisa diumpamakan seperti mobil yang melaju kenncang tanpa
ada rem.

Penetapan batas akan tergantung dari tipe risikonya, sebagai contoh :


untuk risiko pasar, batas mungkin VAR maksimum tertentu, pembatasan
pada jenis instrumen yang bisa diperdagangkan, kualifikasi trader, durasi,
batas untuk stop-loss (jiia kerugian mencapai batas tertentu, maka posisi
dijual, untuk mencegah kerugian yang semakin besar). Untuk risiko kredit,
pembatasan mencakup antara lain : konsentrasi kredit pada nasabah,
sektor tertentu, atau negara tertentu, tingkat risiko dari calon nasabah.
Untuk risiko operasional, batas risiko mencakup antara lain standar kualitas
minimum (mmisal jumlah maksimum kesalahan yang bisa ditolerir) untuk
operasi, sistem dan proses.

Aliran kas yang seharusnya menjadi perhatian perussahaan.


Banyak kejahatan dan pelanggaran yang terjadi, seperti mengambil kas
dari perusahaan. Pengawasan yang memadai harus dilakukan, misalnya
otorisasi untuk setiap cek yang dikeluarkan, atau untuk transfer uang. Atau
pengecekan konsistensi anatara transaksi kas dengan posisi kas.

Sebagai contoh, Enron mencatat laba bersih sebesar $3,3 Milyar selama
lima tahun 1996-2000. Pada periode yang sama, Enron hanya melaporkan
4114 juta kas yang diterima, hanya 3 persen dari laba bersih. Sepertinya
membutuhkan waktu yang terlalu lama bagi Enron untuk merubah labanya
menjadi kas. (Ini adalah indikasi ada sesuatu yang salah pada
perusahaan).

8
Sistem insentif bisa digunakan untuk membuat perilaku seseorang
menjadi lebih sadar risiko. Sebagai contoh Chase menggunakan
Shareholders Value Added (SVA) sebagai cara untuk mendorong perilaku
sadar risiko. Manajer Chase akan dinilai berdasarkan SVA yang mereka
ciptakan. SVA dihitung sebagai berikut ini :

SVA = Pendapatan Operasional – Beban Untuk Modal

Beban untuk modal dihitung berdasarkan risiko dari modal tersebut (jika
menggunakan modal untuk kegiatan yang beresiko maka beban modal
akan lebih besar). Jadi, jika manajer melakukan aktivitas yang beresiko,
maka ia harus menghasilkan keuntungan yang lebih besar untu
mengompensasi risiko tersebut.

Perusahaan harus bisa memberikan target yang realistis. Sebagai contoh,


jika perusahaan menetapkan target pertumbuhan penjualan sebesar 25%
ketika rata-rata industri hanya mempunyai pertumbuhan penjualan 5%,
maka target semacam itu cenderung mendorong perilaku yang beresiko
tinnggi.

Untuk mengembangkan budaya sadar risiko bisa dengan


bermacam cara, misalnya :

1. Menetapkan suasana keseluruhan (setting the tone) yang kondusif


untuk perilaku yang berhati hati, mulai dari atas dengan menunjukkan
komitmen dari manajemen puncak.
2. Menetapkan prinsip – prinsip manajemen risiko yang bisa mengarahkan
budaya, perilaku, dan nilai risiko dari organisasi.
3. Mendorong komunikasi yang terbuka untuk mendiskusikan isu risiko,
dampak risiko tersebut, belajar bersama dari kejadian – kejadian di
perusahaan atau perusahaan lain.
4. Memberikan program pelatihan dan pengembangan yang berkaitan
dengan manajemen risiko.

9
Mendorong perilaku yang mendukung manajemen risiko melalui
evaluasi dan sistem insentif yang sesuai.

2.1.2. LANGKAH PROSES MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN

Berikut ini adalah lima langkah proses manajemen risiko perusahaan :

Mengidentifikasi dan memahami


5 Langkah Proses risiko risiko utama perusahaan
manajemen risiko
perusahaan

Risiko permintaan

Risiko komoditas

Risiko politik atau negara

Risiko operasional

Risiko nilai tukar

Menentukan tipe risiko yang


akan diterima atau ditransfer

Memutuskan seberapa besar


risiko yang akan ditransfer

Memasukkan risiko dalam


seluruh proses pengambilan
keputusan perusahaan
10
Memonitor dan mengelola risiko
yang ditanggung perusahaan

1. Mengidentifikasi dan memahami risiko-risiko utama perusahaan.


Secara umum langkah – langkah dalam identifikasi dan pengukuran
risiko adalah sebagai berikut :

Mengidentifikasi Mengukur risiko tersebut (melihat seberapa


risiko dan besar dampak risiko tersebut terhadap
mempelajari kinerja perusahaan, dan menetukan prioritas
risiko tersebut).
karakteristik risiko
Identifikasi risiko menggunakan :
tersebut - Analisis sekuen risiko
- Mengidentifikasi sumber sumber risiko
- Teknik pendukung lainnya

Beberapa sumber utama risiko :

11
Sumber Risiko Perusahaan

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Risiko Risiko Risiko Politik Risiko Risiko Nilai
Permintaan Komoditas atau Negara Operasional Tukar

Sumber Risiko Perusahaan

Risiko Permintaan

Yaitu risiko permintaan atas produk dan jasa karena factor


persaingan dan dampak kedaaan ekonomi di suatu Negara.
Risiko Komoditas
Fluktuasi harga komoditas yang penting untuk perusahaan dapat
mengurangi arus kas perusahaan. Misalnya, kenaikan harga minyak
yang terjadi pada tahun 2007 – 2008 menyebabkan kerugian pada
perusahaan penerbangan karena meningkatnya biaya bahan bakar.
Risiko Politik atau Negara
tempat perusahaan beroperasi dapat menciptakan masalah karena
adanya ketidakstabilan politik atau intervensi pemerintah terhadap
kegiatan bisnis perusahaan.
Risiko Operasional
Basel II (lembaga yang mengatur perbankan internasional)
mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko yang timbul karena
kegagalan dari proses internal, manusia, system, atau dari kejadian
eksternal.

12
Atau dapat dikatakan bahwa biaya operasi actual yang jauh lebih
tinggi daripada yang dianggarkan adalah sumber volatilitas dari arus
kas perusahaan.
Kegagalan dari proses internal
Merupakan risiko yang berkaitan dengan kegagalan proses
atau prosedur internal organisasi, berikut beberapa contoh
risiko tersebut :
- Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya dokumentasi,
atau dokumentasi yang salah (Bank Baring merupakan
contoh dari risiko ini).
- Kesalahan transaksi
- Pengawasan yang kurang memadai
- Pelaporan yang kurang memadai sehingga kepatuhan
terhadap peraturan internal dan eksternal tidak terpenuhi.
Kegagalan mengelola manusia
Karyawan merupakan asset penting bagi perusahaan, tetapi
juga merupakan sumber risiko operasional bagi perusahaan.
Risiko tersebut dapat terjadi dengan sengaja ataupun tidak
disengaja.
Kasus transaksi yang salah pada bank UBS Warburg adalah
contoh dari kesalahan tidak disengaja. Contoh kesalahan yang
disengaja adalah penggelapan kas perusahaan, atau kasus
pembobolan bank yang dilakukan melibatkan karyawan
internal.
Beberapa contoh risiko operasional yang bersumber dari
manusia :
- Kecelakaan kerja
- Tergantung pada karyawan kunci tertentu, sehingga jika
karyawan tersebut meninggak atau berpindah kerja,
perusahaan menghadapi masalah.

13
- Integritas karyawan yang kurang (sehingga karyawan
tersebut bisa menggelapkan uang perusahaan, atau
melakukan aktivitas yang berada diluar wilayah otoritasnya.

Risiko manusia tersebut mengharuskan perusahaan untuk


mempunyai karyawan yang mempunyai kualifikasi,
pengalaman, dan integritas yang diperlukan.

1.1.1 Risiko system


System teknologi bisa memberikan kontribusiyang signifikan
bagi organisasi, di lain pihak system tersebut akan
memunculkan risiko baru bagi organisasi. Berikut contoh
beberapa risiko yang muncul berkaitan dengan system :
- Kerusakan data
- Kesalahan pemrograman
- Sistem keamanan yang kurang baik
- Penggunaan teknologi yang belum teruji
- Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan
bisnis. Contoh : Long term capital mengalami kehancuran
setelah model matematis mereka memprediksi probabilitas
kejadian gagal adalah 0,000001 (walau probabilitas
rendah, ternyata kejadian tersebut terjadi dan mengejutkan
pihak perusahaan). Long term Capital mempunyai posisi
yang sangat besar pada rebel rusia.
1.1.2 Risiko eksternal

Risiko eksternal berkaitan dengan kejadian yang bersumber dari luar


organisasi, dan di luar pengendalian organisasi. Kejadian semacam itu
biasanya jarang terjadi, tetapi mempunyai dampak yang cukup besar
(frekuensi rendah/ severity tinggi). Contoh dari risiko eksternal adalah
perampokan, serangan teroris, dan bencana alam.

14
BAB III
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

3.1 Ruang Lingkup Masalah

Masih banyak para pengusaha UMKM terkendala modal usaha, strategi


pemasaran, hingga akses teknologi digital. Akibatnya, usaha mereka
berjalan stagnan dan tidak mengalami kemajuan yang signifikan.

Kali ini akan membahas 10 permasalahan krusial yang paling sering dialami
pengusaha UKM beserta cara mudah untuk mengatasinya

1. Minimnya Modal Usaha Jadi Permasalahan UKM Paling Mendasar

Permasalahan UKM paling utama  adalah minimnya modal usaha.


Akibatnya, para pengusaha tidak bisa menaikkan jumlah produksinya untuk
mencapai omzet lebih banyak. Ide bisnis baru untuk perluasan usaha pun
kerap kali harus disingkirkan jauh-jauh karena permasalahan yang satu ini.
Akar masalah ini sebenarnya sangatlah klasik.

Para pengusaha UKM seringkali kesulitan dalam mencari modal


pembiayaan dari bank, karena banyaknya persyaratan yang belum
terpenuhi.

Cara Mengatasi: Jika Anda mengalami masaah ini, kami memiliki solusi
yang bisa Anda terapkan untuk mengumpulkan modal usaha.

Anda bisa memanfaatkan berbagai lembaga pendanaan yang menawarkan


modal pembiayaan berbasis sistem equity crowd funding. Melalui fasilitas
ini, Anda bisa mendapatkan modal usaha dari orang-orang yang berminat
untuk membiayai suatu usaha, termasuk usaha skala kecil menengah
(UKM).

15
Beberapa contoh pendanaan dengan sistem crowd funding antara lain:
Gandengtangan.com, Indiegogo.com, kolase.com, Akseleran.com,
Koinworks.com, dll.

Tentunya, ada beberapa syarat yang harus Anda lengkapi untuk


mendapatkan pendanaan dari berbagai perusahaan tersebut. Namun,
syarat tersebut tidak serumit jika Anda meminjam dana dari bank.

Cobalah berkunjung ke website penggalangan modal usaha bersangkutan


jika Anda ingin tahu syarat lengkap pengajuan modal usaha yang Anda
inginkan.

 2. Kurang Tahu Bagaimana Cara Membesarkan Bisnis

Permasalahan UKM selanjutnya adalah minimnya pengetahuan pengusaha


UKM tentang manajemen bisnis yang baik. Banyak pelaku UKM hanya
fokus memproduksi barang, tanpa memikirkan bagaimana strategi ekspansi
bisnisnya lebih besar lagi.

Akibatnya, pengusaha UKM kesulitan dalam meningkatkan level bisnisnya.


Usaha yang mereka jalankan tidak berkembang dan omzet yang didapat
tidak mengalami kenaikan.

Cara Mengatasi: Agar Anda selalu up to date dengan perkembangan


strategi bisnis terbaru, satu-satunya cara yang harus Anda lakukan adalah
banyak membaca dan belajar.

Anda bisa belajar dari pengalaman yang dibagikan oleh banyak pebisnis
dunia maupun lokal dari berbagai buku, situs berita, jejaring sosial, atau
melalui seminar, workshop, dll.

Selain itu, Anda juga sangat disarankan untuk bergabung ke suatu


komunitas bisnis yang dapat mempertemukan Anda dengan banyak praktisi
bisnis lainnya.

16
Dengan begitu, Anda bisa saling berbagi pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman bisnis Anda lebih luas lagi.

Baca Juga: Ingin Omzet UKM Anda Melejit? Lakukan 3 Langkah Jitu di
Bawah ini!

3. Kurangnya Inovasi Produk

Dalam meningkatkan daya saing bisnisnya, seorang pengusaha UKM juga


sering mengalami kendala dalam melakukan inovasi produk.

Saat ini jumlah produk UKM yang mampu menembus pasar internasional
masih sangat sedikit sekali. Mengapa?
Salah satu penyebab sulitnya produk UKM bersaing di pasar mancanegara
adalah rendahnya daya saing produk.
Apalagi, jika dihubungkan dengan harga yang ditawarkan, produk UKM
Indonesia masih jauh dari kualitas yang ditawarkan produk luar negeri.

Cara Mengatasi: Untuk meningkatkan daya saing produk, para pelaku UKM
harus lebih kreatif dan inovatif dalam memproduksi barang. Agar produk
Anda dilirik, Anda harus menawarkan produk inovatif yang berbeda dengan
produk sejenis lainnya.

Jika Anda kesulitan dalam melakukan inovasi produk, maka kuncinya


adalah jangan pernah berhenti mencoba. Cobalah melakukan inovasi
produk dengan menerapkan formula atau cara produksi yang baru.

Anda juga harus membuka diri dan bergabung dengan pelatihan-pelatihan


yang diadakan oleh Kementrian Koperasi dan UKM serta perusahaan-
perusahaan yang memberi perhatian khusus kepada UKM.

Selain aktif mengikuti pelatihan, pelaku UKM juga harus aktif dalam
menganalisa produk kompetitor. Hal ini penting dilakukan untuk

17
menganalisa harga, tren bisnis, serta mencari ide inovatif yang bisa Anda
terapkan untuk produk Anda.

 4. Kesulitan Mendistribusikan Barang

Permasalahan UKM selanjutnya terletak pada masalah pendistribusian


barang.  Selama ini banyak pelaku UKM kekurangan channel dalam
mendistribusikan produknya.

Kebanyakan hanya fokus mendistribusikan barang kepada beberapa


kolega dan pengepul yang dikenalnya saja. Tentu cara pemasaran seperti
ini masih sangat sederhana dan jangkauannya belum terlalu luas.

Cara Mengatasi: Aktiflah mengikuti pameran produk yang diadakan


berbagai lembaga pemerintah, swasta, maupun komunitas. Cara ini tidak
ada salahnya Anda coba untuk memperluas jangkauan pasar Anda.

Selain itu, cobalah melakukan kerjasama dengan berbagai merchant/ outlet


yang bisa membantu memasarkan produk Anda di toko mereka. Dengan
begitu, pendistribusian produk Anda bisa lebih luas dan menjangkau pasar
yang lebih luas juga.

 5. Belum Memaksimalkan Pemasaran Online

Permasalahan UKM yang kelima ini masih berhubungan erat dengan poin
keempat, yaitu sulitnya mendistribusikan barang.

Salah satu faktor yang menyebabkan pendistribusian barang UKM kurang


meluas karena pengusaha belum melakukan pemasaran online.

Mungkin, beberapa pelaku UKM sudah memasarkan produknya secara


online melalui media sosial, situs marketplace, dll, akan tetapi dalam
prakteknya masih kurang maksimal. Sehingga, hasil yang didapat pun
kurang maksimal.

18
Cara Mengatasi: Untuk memaksimalkan pemasaran online, hal utama yang
harus dilakukan pengusaha UKM adalah memilih saluran pemasaran online
yang tepat, lalu fokus memasarkan di saluran tersebut, dan terus
mengoptimasinya.

Misalnya: seorang pengusaha kerajinan tangan sebaiknya memasarkan


produknya melalui Instagram. Memang tidak ada salahnya memasarkan
produk tersebut ke saluran lain, misalnya Facebook atau situs marketplace.

Namun, sebagai permulaan, sebaiknya fokus memasarkan di satu saluran


saja. Lalu, lakukan optimasi secara berkala agar pemasaran di saluran
tersebut menghasilkan peningkatan konversi.

Setelah fokus di satu saluran, Anda bisa lanjut mengoptimasi saluran yang
lain, sehingga penjualan produk Anda semakin meningkat.

Membuka peluang reseller/ dropshipper juga tidak ada salahnya untuk


Anda coba. Dengan semakin banyaknya orang yang mempromosikan
produk Anda, maka peluang terjadinya penjualan pun semakin besar.

 6. Tidak Adanya Branding Adalah Permasalahan UKM yang Cukup


Serius

Salah satu permasalahan UKM yang sering luput dari perhatian pengusaha
UKM adalah branding. Belum banyak pelaku UKM yang sadar akan
pentingnya branding bagi produk dan juga usahanya.

Sehingga, kebanyakan pelaku UKM hanya fokus menjual, menjual, dan


menjual, tanpa memikirkan bagaimana kualitas merk dari produknya.

Padahal, menjaga kualitas branding sangatlah penting dalam upaya


membesarkan bisnis UKM. Dengan kualitas branding yang baik, suatu
produk akan lebih mudah diingat khalayak. Sehingga peluang terjadinya
penjualan pun semakin besar.

19
Cara Mengatasi: Untuk meningkatkan kualitas branding produk UKM Anda,
langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah melakukan analisa
SWOT (Strengths, Weaknesses Opportunities, Threats) terhadap produk
Anda.

Artinya, coba analisa apa saja kekuatan, kelemahan, serta peluang dan
ancaman terhadap produk Anda.

Dari hasil analisa tersebut, coba temukan hal yang paling menonjol dan
yang paling membedakan produk Anda dengan produk lain.

Setelah Anda temukan, cobalah untuk konsisten menonjolkan ciri khas


produk Anda sebagai materi promosi. Bagaimana konsistensi Anda dalam
mempertahankan ciri khas produk Anda inilah yang akan menentukan
bagaimana kualitas brand / merk Anda.

 7. Tidak Melakukan Program Loyalitas Pelanggan

Tidak adanya program loyalitas pelanggan juga menjadi pemasalahn UKM


yang cukup krusial.

Kebanyakan pelaku UKM belum memiliki perhatian yang besar dalam


membuat program loyalitas pelanggan. Mulai dari promo reguler,
pendaftaran member, hingga komunitas pelanggan.

Padahal, menjaga loyalitas pelanggan sangatlah penting. Semakin sering


pelaku UKM melakukan program loyalitas pelanggan, maka loyalitas
pelanggan pun akan semakin menguat.

Dengan begitu, pelanggan akan lebih sering melakukan repeat order, dan
bahkan dengan sukarela mempromosikan produk Anda dari mulut ke mulut.

Cara Mengatasi: Untuk Anda yang belum tahu bagaimana cara melakukan
program loyalitas pelanggan yang baik, coba luangkan waktu sejenak untuk

20
memikirkan ide besarnya. Anda bisa mulai dengan mengadakan program
promo. Misalnya: diskon, cashback, giveaway, dll.

Selanjutnya, Anda juga coba rencanakan pendaftaran member untuk


pelanggan setia Anda. Misalnya: memberlakukan diskon khusus bagi
member yang aktif, dsb.

 8. Masih Mengandalkan Pembukuan Secara Manual

Banyak yang tidak sadar jika pembukuan secara manual menjadi


permasalahan UKM yang cukuo serius. Pembukuan secara manual ini
rawan terjadinya kehilangan, kerusakan, dan bahkan kesalahan rekap.

Sehingga, pengusaha tidak bisa menganalisa hasil penjualannya secara


tepat. Misalnya: jika laporan penjualan pada hari tertentu tiba-tiba hilang,
maka laporan penjualan keseluruhan pun akan amburadul.

Padahal, pembukuan yang baik adalah kunci evaluasi bisnis yang


memadai.

Dengan pembukuan yang baik, Anda bisa menganalisa penjualan usaha


Anda secara lebih tepat sebagai pertmbangan untuk mengambil keputusan
selanjutnya.

Selain itu, pembukuan yang baik juga menjadi syarat wajib untuk semua
pengusaha yang ingin meminjam modal usaha kepada bank.

Sehingga, kembali pada permasalahan nomor 1, jika pembukuan usaha


Anda buruk, maka dipastikan Anda kesulitan mendapatkan pinjaman modal
usaha dari bank.

Cara Mengatasi: Sekarang mulai atur kembali cara Anda melakukan


pembukuan usaha setiap harinya. Tinggalkan cara manual dan mulailah
melakukan pembukuan secara otomatis dengan bantuan software.

21
Disini, kami ingin merekomendasikan Anda untuk menggunakan InterActive
MyProfit, sebuah aplikasi kasir online berbasis Android yang bisa merekap
laporan penjualan harian secara otomatis.

Dengan menggunakan InterActive MyProfit, Anda tidak perlu bingung


bagaimana melakukan rekap penjualan atau menghitung omzet harian.
Karena laporan penjualan Anda bisa otomatis tercetak melalui aplikasi.

Anda juga tidak perlu takut kehilangan laporan penjualan Anda, karena
semua data di aplikasi InterActive MyProfit dijamin lebih aman dengan
fasilitas penyimpanan di cloud server.

Tidak hanya itu saja, untuk Anda yang ingin mendapatkan laporan
pembukuan secara lebih detail (laba, rugi, pajak, dll), ada kabar baik kalau
InterActive MyProfit juga terintegrasi software akuntansi.

Sehingga, Anda tidak perlu bersusah payah menghitung laporan penjualan


secara manual. Dengan menggunakan InterActive MyProfit, Anda bisa
dapatkan laporan akuntansi secara otomatis.

9. Tidak Memiliki Mentor

Tanpa memiliki mentor bisnis, seorang pengusaha UKM akan kesulitan


dalam mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi. Pengetahuannya
seputar bisnis menjadi terbatas dan dia akan kesulitan dalam melakukan
inovasi produk.

Cara Mengatasi: Untuk mengatasi permasalahan UKM yang satu ini, maka
Anda harus memiliki mentor bisnis yang bisa membimbing Anda lebih baik
lagi dalam menjalankan usaha.

Memiliki mentor bisnis tidak berarti mengharuskan Anda untuk bersekolah


bisnis atau bergabung dengan pelatihan eksklusif khusus pebisnis.

22
Yang terpenting, Anda harus tetap aktif untuk belajar keilmuan bisnis dari
ahlinya. Bagaimana caranya? Kami telah jelaskan di poin kedua, bahwa
Anda bisa belajar dari buku, situs berita, atau media sosial para ahli bisnis.
Anggaplah mereka sebagai mentor pribadi Anda, dan aktiflah belajar dari
mereka.

10. Tidak Memiliki Izin Usaha Resmi

Permaslahan UKM yang kesepuluh yaitu tidak adanya izin usaha resmi,
sehingga menghambat laju usaha Anda. Jika Anda ingin mengembangkan
usaha Anda menjadi lebih besar lagi, maka sudah waktunya Anda
mengurus izin resmi untuk usaha Anda..

UMKM atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah sedang diminati banyak
masyarakat di Indonesia. Tidak heran bila UMKM merupakan kelompok
usaha yang paling besar di Indonesia dan berkontribusi dalam
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 60%. Selain itu, bisnis UMKM ini
lebih kuat dalam menghadapi krisis global. Untuk bisa menghadapi pasar
global memang tidaklah mudah, karena produk UMKM akan bersaing
dengan produk negara lain. Untuk menyiasatinya dibutuhkan strategi yang
tepat untuk mengembangkan UMKM agar bisa bersaing menghadapi pasar
global.

3.2 SOLUSI MASALAH


Berikut 5 strategi yang harus dimiliki UMKM
1. Product

Menentukan produk dalam bisnis UMKM adalah langkah yang paling utama
sebelum bisnis berjalan. Produk yang Anda jual haruslah sesuai dengan
kebutuhan yang diinginkan oleh semua konsumen. Untuk itu, Anda harus
melakukan riset terlebih dahulu tentang selera pasar,  tren pasar yang
sedang berkembang saat ini, dan melihat seberapa besar peluang pasar
yang akan kita bidik. Selain itu, dari segi kualitas, produk yang akan dijual

23
haruslah memiliki kualitas yang bisa bersaing dengan produk yang sudah
ada, kalau perlu bisa sekelas dengan produk yang dijual dengan standar
pasar global.

2. Price

Untuk menentukan harga jual produk, Anda harus teliti menghitung total
semua biaya yang dikeluarkan selama produksi berlangsung. Ada 3 cara
penetapan harga yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari kerugian saat
penentuan harga.

a. Penentuan harga berdasarkan biaya produksi ditambah dengan


keuntungan, biasanya keuntungan diambil 30% dari harga produksi.

b. Penentuan harga berdasarkan kompetitor, jadi Anda bisa riset terlebih


dahulu sebelum menentukan harga,  tentukan harga di bawah kompetitor,
tetapi dengan kualitas yang sama dengan kompetitor. Jadi ini bisa menjadi
salah satu strategi untuk menarik konsumen dari kompetitor.

c. Penentuan harga berdasarkan permintaan, jadi konsumenlah yang akan


menentukan harga produk yang Anda miliki dengan mengacu pada kualitas
yang dimiliki, tetapi jika harga yang diberikan masih di bawah harga
produksi, Anda harus bisa menaikan harga jualnya, sehingga bisa tetap
mendapatkan keuntungan.

3. Place

Agar penjualan bisa maksimal dan produk mudah didapatkan oleh


konsumen, maka UMKM haruslah memilih tempat yang strategis untuk
berjualan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat usaha
yaitu:

a. Lokasi yang strategis mudah di akses oleh semua orang dan dekat
dengan keramaian.

24
b. Sesuai dengan target pasar yang sedang dibidik, jika targetnya adalah
pekerja, maka usaha yang dibuat haruslah berdekatan dengan perkantoran.

c. Mudah dijangkau oleh semua konsumen terutama dari segi transportasi.

d. Produk yang dijual haruslah menarik perhatian konsumen.

4. Promotion

Promosi adalah langkah untuk mengenalkan produk yang Anda miliki


kepada konsumen. Apalagi jika produk yang dijual adalah produk baru,
maka promosi ini sangat penting dilakukan. Agar promosi yang dilakukan
bisa tepat sasaran, maka Anda harus melakukan riset terhadap produk yang
dijual dan siapa saja calon konsumen yang potensial untuk membeli produk
tersebut. Setelah itu, Anda hanya perlu memilih, melalui media mana Anda
melakukan promosi, apakah via media online atau media offline?

5. People

Yang terakhir adalah orang atau sumber daya manusia (SDM). SDM yang
dipilih haruslah orang-orang pilihan yang bisa menghasilkan produk dan
layanan terbaik. Jangan ragu untuk melakukan seleksi kepada calon
karyawan dalam bisnis UMKM yang Anda bangun, hindari referensi dari
kenalan atau sodara jika dirasa skill yang dimiliki belum sesuai.  

Demikianlah pembahasan mengenai 5 strategi untuk mengembangkan


UMKM di Indonesia untuk menghadapi pasar global. Jika 5 strategi tersebut
sudah berjalan dengan baik dan berhasil, maka jangan pernah melupakan
manajemen keuangan UMKM. Hindari mencampur uang pribadi dengan
uang yang digunakan dalam usaha. Manajemen keuangan bukan hanya
soal mencatat rapi semua transaksi dalam buku, tetapi manajemen
keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, pemeriksaan,
penganggaran, pengendalian, pengelolaan, pencarian dan penyimpanan
keuangan.

25
Cara menghadapi kerugian

Pada berbagai kondisi, kerugian tidak bisa dihindari. Lalu bagaimana cara Anda
saat menghadapi kerugian dalam usaha?

Atasi masalah yang ada

Pastikan lalukan dua poin ini saat Anda hendak mengatasi masalah kerugian
usaha.

1. Evaluasi

Temukan letak permasalahannya!

Lakukan evaluasi mengenai bagaimana Anda menjalankan rencana usaha.


Apakah masalah bersumber dari faktor internal atau eksternal. Kemudian
temukan poin mana yang bermasalah.  Dengan demikian, Anda bisa belajar
dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Jangan tunggu sampai Anda menemui kerugian besar untuk melakukan


evaluasi. Lakukan evaluasi secara berkala, bahkan saat Anda tidak mengalami
kerugian.

Makin cepat sumber permasalahan terdeteksi, makin cepat pula langkah


penanganan bisa dilakukan.

2. Buat rencana

Setelah menemukan sumber permasalahannya, segera rencanakan langkah


penanganan untuk memperbaiki kinerja dan mencegah kerugian lebih lanjut.

Jangan lupa untuk merencanakan dua hal ini:

1. Langkah-langkah untuk memperkecil kerugian dan memperbaiki kinerja;


2. Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan semua langkah tersebut.

26
Semua harus direncanakan dengan baik. Jika tidak, apa yang direncanakan
bisa tidak berhasil.

Mencari peluang

Sebagai seorang pengusaha, Anda harus berfikir kreatif untuk mencari peluang.
Menacari peluang ini bisa membantu Anda saat usaha mengalami kerugian.

1. Bantuan dari pihak lain

Mendapatkan bantuan dari pihak lain bisa membantu Anda untuk menambah
modal operasional, sehingga usaha bisa berjalan kembali.

Bantuan bisa didapatkan dari kredit usaha yang disediakan bank, pinjaman dari
lembaga keuangan resmi, keluarga, atau rekan bisnis.

Untuk bantuan berupa pinjaman uang, pastikan Anda memiliki rencana


bagaimana menyicil pembayarannya.

Kemudian untuk bantuan dari rekan bisnis bisa berupa kerjasama. Misalnya,
mereka memiliki toko sehingga Anda bisa memasarkan produk tanpa harus
menyewa tempat sendiri. Anda bisa melakukan bagi hasil dengan mereka untuk
membayar sewa tempatnya.

Cara ini bisa menghemat biaya selagi Anda berusaha membangun kembali
usaha.

2. Model usaha lain

Terkadang, Anda memang harus benar-benar mengambil langkah ekstrim


seperti mencoba usaha lain dan memulai dari nol.

Jika Anda menghadapi kasus ini, maka buatlah perencanaan usaha yang
matang sebagaimana saat Anda memulai usaha yang pertama.

27
Menjaga kesehatan diri dan pikiran

Menghadapi kerugian bisa membuat Anda frustasi dan sedih. Namun Anda
harus bisa kembali bangkit dan menyusun strategi usaha yang tepat.

Walaupun tidak berkaitan dengan keuangan, namun poin ini sangat penting
untuk diingat. Dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis yang prima, Anda akan
berfikir positif dan tidak mudah menyerah. Anda pun bisa berfikir lebih jernih
untuk menyusun strategi.

Cara mencegah kerugian

Sekali lagi, walaupun kerugian memang risiko yang terkadang tidak dapat
dihindari, selalu ad acara untuk mencegahnya. Kalaupun tidak dapat 100%
menghilangkan risiko kerugian, langkah pencegahan bisa memperkecil jumlah
kerugian.

Pelajari target pasar

“Dimana langit dijunjung, di situ bumi dipijak.”

Peribahasa ini harus diingat oleh setiap pengusaha. Apalagi jika target pasar
merupakan masyarakat sekitar.

Pastikan Anda bisa menjawab daftar pertanyaan ini saat ingin memulai usaha.

1. Apa produknya?
2. Siapa target konsumen Anda?
3. Dimana mereka tinggal? Apakah di sekitar Anda, atau Anda harus
menjangkau orang-orang di luar kota?
4. Bagaimana sistem pemasarannya?
5. Bagaimana cara menjalankan usaha?
6. Apa peluang yang bisa Anda temukan untuk menjalankan usaha ini?

Produk muncul karena ada kebutuhan, baik kebutuhan itu sudah disadari oleh
orang lain atau belum. Jika Anda bisa menemukan ide untuk memenuhi

28
kebutuhan ini, Anda tinggal menentukan bagaimana menjalankan proses
usaha.

Plan B

Pastikan Anda selalu memiliki rencana cadangan. Terutama, dalam hal


pemsaran maupun keuangan.

Misalnya, Anda tidak menerima banyak pelanggan setelah membuat promosi di


akun media sosial. Buat sebuah acara promosi di toko atau tempat usaha Anda
untuk mendapatkan lebih bnyak pelanggan. Atau minta kerabat dan teman
untuk juga ikut mempromosikan usaha Anda di akun media sosial mereka atau
ke orang-orang di lingkungannya.

Lalu dalam hal keuangan, jika Anda harus menghabiskan uang lebih untuk
keperluan operasional apa alternatif untuk mendapatkan dana tambahan. Juga
tentukan alternatif menjalankan usaha yang lebih efisien agar Anda tidak
menghabiskan terlalu banyak uang untuk hal yang tidak tepat sasaran.

Pengetahuan hukum

Walaupun Anda berharap mendapatkan rekan yang jujur, namun terkadang


faktor eksternal seperti penipuan tidak bisa dihindari.

Oleh karenanya, pengetahuan akan hukum juga penting. Pastikan Anda


memiliki dokumen lengkap saat mendirikan usaha. Juga pastikan semua
kerjasama ada perjanjiannya.

Jangan lupa juga saat melakukan perencanaan, masukkan asuransi pada


budget usaha. Memiliki asuransi bisa membantu jika sewaktu-waktu usaha
mengalami kerugian akibat musibah.

Walaupun sederhana, Anda bisa melakukan tips ini sesuai kebutuhan. Pastikan
Anda mencatat semua keperluan dan langkah yang akan dilakukan.

Manajemen Risiko UMKM

29
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah ‘risiko’. Menurut ISO
31000:2009 Risk Management – Principles and Guidelines, risiko adalah
dampak dari ketidakpastian terhadap pencapaian sasaran atau tujuan.
Sedangkan menurut COSO ERM – Integrated Framework, risiko adalah
kemungkinan terjadinya sebuah event yang dapat mempengaruhi tercapainya
sasaran.

Berdasarkan definisi risiko tersebut, terdapat 3 unsur utama risiko, yaitu adanya
tujuan / sasaran sebuah kegiatan, adanya ketidakpastian, dan dampak. Yang
dimaksud dengan dampak adalah penyimpangan atau deviasi dari tujuan /
sasaran yang diharapkan, bisa bersifat positif dan/atau negatif. Ketidakpastian
menunjukkan adanya probabilitas / kemungkinan terjadinya suatu event yang
mempengaruhi pencapaian tujuan / sasaran.

Secara umum, terdapat dua bentuk risiko, yaitu :

1. Pure Risk (Risiko Murni), yaitu suatu risiko yang bilamana terjadi akan
memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan
kerugian namun juga tidak menimbulkan keuntungan. Risiko ini
akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break event. Contohnya adalah
pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
2. Speculative Risk (Risiko Spekulatif), yaitu risiko yang berkaitan dengan
terjadinya tiga kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian, break
even atau memperoleh keuntungan. Contohnya adalah dalam kegiatan
investasi.

Pada dasarnya, dalam setiap kegiatan yang dilakukan, terdapat risiko yang
melekat, misalnya ketika makan atau minum terdapat risiko tersedak, ketika
menyeberang jalan terdapat risiko tertabrak kendaraan dan sebagainya.
Demikian juga dalam kegiatan bisnis, terdapat berbagai risiko yang mungkin
terjadi yang dapat menghambat pencapaian tujuan atau bahkan menimbulkan
kerugian apabila risiko-risiko tersebut tidak diidentifikasi dan diantisipasi sejak
awal. Oleh karena itu, diperlukan adanya mekanisme kontrol atau pengelolaan

30
atas risiko-risiko yang mungkin terjadi, yaitu dengan menerapkan manajemen
risiko dalam kegiatan usaha / bisnis.

Manajemen risiko UMKM adalah proses yang dilakukan untuk mengelola risiko
yang melekat pada setiap proses bisnis di setiap bagian dan level dalam
perusahaan / organisasi skala UMKM, sehingga mampu memberikan keyakinan
tercapainya tujuan dan mengurangi ketidakpastian yang melekat pada suatu
proses bisnis yang pada akhirnya akan menciptakan kesempatan atau
opportunity secara  lebih sistematis. Menurut ISO 31000 : 2009 Risk
Management  – Pronciples and Guidelines, manajemen risiko adalah aktivitas-
aktivitas terkoordinasi yang dilakukan dalam rangka mengelola dan mengontrol
sebuah organisasi terkait dengan risiko yang dihadapinya. Proses manajemen
risiko mencakup proses identifikasi, penilaian, respon / pengendalian, hingga
monitoring dan evaluasi risiko di semua kegiatan / proses bisnis.

Prinsip penerapan manajemen risiko UMKM dimulai dari pemahaman bahwa


setiap proses bisnis memiliki tujuan yang telah ditetapkan, dimana tujuan utama
dalam bisnis tentu adalah untuk mencapai keuntungan, dan setiap tujuan
memiliki risiko yang melekat pada setiap proses untuk mencapainya. Masing-
masing risiko tersebut harus diidentifikasi, diukur, dan diprioritaskan yang
dituangkan dalam sebuah risk register / database risiko sehingga mudah untuk
dikelola dan dilakukan penanganan. Kemudian setiap risiko harus dimitigasi
atau dikelola sehingga memberikan jaminan tercapainya tujuan dan mengubah
risiko menjadi kesempatan (opportunity). Risiko bersifat dinamis, terus berubah
seiring dengan perubahan waktu dan situasi / kondisi, sehingga diperlukan
adanya monitoring dan evaluasi untuk mengawasi setiap perubahan pada
variabel-variabel dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi risiko.

Manajemen risiko UMKM dilaksanakan dengan tujuan untuk mengintegrasi


aktivitas-aktivitas manajemen dalam mengidentifikasi, menganalisis dan
menentukan respon / mitigasi risiko secara formal, konsisten, dan
komprehensif. Manajemen risiko melindungi dan menambah nilai bagi

31
organisasi dan stakeholder melalui dukungan terhadap tujuan-tujuan organisasi
dengan cara:

 Menyediakan suatu kerangka kerja bagi suatu organisasi yang


memungkinkan pelaksanaan aktivitas di masa depan dengan suatu cara
yang konsisten dan terkendali.
 Memperbaiki pengambilan keputusan, perencanaan, dan pemberian
prioritas melalui pemahaman yang komprehensif dan terstruktur
terhadap peluang/ancaman aktivitas bisnis.
 Memberi kontribusi berupa penggunaan/alokasi sumberdaya dan modal
yang lebih efisien di dalam organisasi.
 Mengurangi instabilitas.
 Mengoptimalkan efisiensi operasional.

Penerapan manajemen risiko UMKM akan memberikan manfaat yang besar


dalam aktivitas bisnis, diantaranya adalah :

 Membantu perusahaan untuk meraih keuntungan yang optimal.


 Memastikan terpenuhinya pelayanan bagi para stakeholder perusahaan,
seperti : keuntungan yang optimal bagi owner perusahaan, kepuasan
bagi pelanggan, upah dengan nilai yang memuaskan serta dibayarkan
secara rutin dan tepat waktu bagi pegawai, dan lain-lain.
 Menciptakan nilai ekonomis bagi perusahaan berupa pendapatan yang
sifatnya konsisten, tidak fluktuatif.
 Meningkatkan nilai dan kinerja perusahaan baik dari segi keuangan,
operasional maupun sosial.
 Peningkatan efektifitas organisasi yang akan memperbesar peluang
pencapaian tujuan perusahaan sehingga akan meningkatkan value
 Meningkatkan ketahanan organisasi dengan cara memberikan langkah
antisipasi/mitigasi risiko dalam menghadapi risiko-risiko yang dihadapi
perusahaan.

32
 Menghindari biaya-biaya yang mengejutkan, karena perusahaan
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang tidak diperlukan, termasuk
menghindari biaya dan waktu yang dihabiskan dalam suatu perkara.

Mengubah pandangan terhadap risiko menjadi lebih terbuka, ada


toleransi terhadap kesalahan tapi tidak terhadap hiding errors.
Perubahan pandangan ini memungkinkan perusahaan belajar dari
kesalahan masa lalunya untuk terus memperbaiki kinerjanya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

33
4.1 KESIMPULAN
Dalam materi kali ini yaitu Manajemen Resiko Bisnis sebagai
keputusan Menghadapi Kerugian Koperasi Dan UMKM ini menjadi kita
lebih tahu dan sedikit memahami materi yang disampaikan mulai dari
resiko-resiko yang muncul dalam menjalankan usaha ini dan bagaimana
cara kita dalam menghadapi permasalahan tersebut dengan benar dan
dapat mengemebangkan usaha koperasi atau UMKM tersebut

4.2 SARAN
kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala
saran-saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna
untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang
lebih baik untuk membenarkan alur-alur yang semestinya kurang
memuaskan bagi tugas yang kami laksanakan.

34
DAFTAR PUSTAKA
https://interactive.co.id/blog/10-permasalahan-ukm-dan-cara-mudah-untuk-
mengatasinya-127.html

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4464791/masalah-umkm-di-ri-
minim-melek-teknologi-hingga-sulit-akses-modal

https://idntrepreneur.com/5-masalah-utama-ukm-sulit-berkembang-dan-
solusinya

https://www.ugm.ac.id/id/berita/15522-manajemen.risiko.bisnis.perlu.diterapkan

35

Anda mungkin juga menyukai