Anda di halaman 1dari 21

EKONOMI MANAJERIAL

RISIKO, KETIDAKPASTIAN, DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MAKALAH

Oleh:

Siti Julia apriani

Jurusan Analisa efek pasar modal

UNIVERSITAS MH THAMRIN AKA 2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Ekonomi Manajerial tentang “Risiko, Ketidakpastian, dan
Pengambilan Keputusan”
Meskipun saya berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga hasil makalah ini bermanfaat.
Wassalammualaikum Wr. Wb.

Tangerang selatan, 12 may 2019

Siti Julia apriani


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam teori ekonomi kita sering mengabaikan dua masalah pokok yang sering
terjadi dalam dunia nyata, yaitu masalah ketidakpastian dan ketidaksempurnaan
informasi. Biasanya kita selalu menganggap bahwa harga, biaya, penerimaan, laba,
dan sebagainya diketahui dengan pasti. Contoh, dalam pembuatan keputusan
produksi, kita menganggap bahwa suatu perusahaan telah mengetahui secara pasti
harga-harga input-output. Tetapi hal tersebut sangatlah jarang sekali terjadi.
Permintaan dan penawaran output selalu berfluktuasi sepanjang waktu.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana cara membuat keputusan produksi dan
konsumsi dalam kondisi ketidakpastian? Cakupan ketidakpastian ini dalam teori
ekonomi sangat luas, sehingga tidak mungkin dijelaskan hanya dalam satu bagian
saja. Oleh karena itu kita hanya akan membahas beberapa yang fundamental,
dimana kondisi ketidakpastian akan kita lihat hanya satu periode.Masalah kedua
adalah ketidaksempurnaan informasi. Masalah ini berhubungan dengan
ketidakpastian, tetapi masih bisa dibedakan. Kita mengasumsikan bahwa konsumen,
produsen, pekerja dan sebagainya mempunyai informasi yang lengkap mengenai
pilihan-pilihan yang cocok buat mereka.
Tetapi kenyataannya tidak begitu. Konsumen harus mencari harga yang paling
rendah. Pekerja harus mencari informasi tentang pekerjaan alternatif. Semua
persoalan tersebut disebut ekonomi informasi. Informasi itu sendiri merupakan suatu
komoditi yang hanya bisa diperoleh dengan mengeluarkan biaya. Ada suatu ketika
konsumen berhenti mencari harga yang rendah atau pekerja berhenti mencari
pekerjaan alternatif karena tingginya biaya yang harus dikeluarkan, sehingga hal
tersebut menjelaskan kenapa produk yang sama dijual dengan harga yang berbeda.
Dan pekerja yang memiliki kualifikasi yang sama dengan gaji berbeda.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari risiko?


2. Bagaimana cara mengukur risiko?
3. Bagaimana cara mengatasi risiko?
4. Apa yang dimaksud dengan ketidakpastian, probabilitas, dan nilai harapan?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam pengambilan keputusan?
6. Bagaimana teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian?
7. Bagaimana contoh nyata dari analisis risiko, ketidakpastian, pengambilan
keputusan?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi dari risiko


2. Mengetahui cara mengukur risiko
3. Mengetahui cara mengatasi risiko
4. Mengetahui sikap terhadap risiko
5. Mengetahui pengertian dari ketidakpastian, probabilitas, dan nilai harapan.
6. Mengetahui langkah-langkah yang pasti dalam pengambilan keputusan
7. Mengetahui teknik pengambilan keputusan di dalam ketidakpastian
8. Mengatasi atau mengetahui bagaimana contoh nyata analisis risiko dalam
kehidupan nyata.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Risiko

Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko
menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat
keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama mengelola
kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya peristiwa yang
menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari pendapatan yang
diharapkan. Sementara itu, Debertin (1986) menyatakan bahwa kejadian berisiko
adalah kejadian dimana peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui
oleh pembuat keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai kemungkinan
kejadian yang merugikan. Menurut M, risiko merupakan peluang terjadinya hasil
yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang
memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan
memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan
mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison dan Barry (1987),
risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan
memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan
ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan
oleh pebisnis selaku pengambil keputusan.

B. Mengukur Risiko
Besar kecilnya risiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori
probabilitas (Pi). Probabilitas adalah peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P ≤ 1,
maksutnya adalah masalah ketidakpastian dicoba untuk dapat diukur atau
dikuantifisir dengan suatu konsep probabilitas (probability, kemungkinan).
Probabilitas (P) dinyatakan dalam angka-angka 0 sampai 1. Probabilitas (P) = 0,
artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai kemungkinan terjadi 0% atau
dengan kata lain peristiwa itu tidak mungkin terjadi. Di lain pihak, apabila suatu
peristiwa atau kejadian dinyatakan probabilitasnya (P) = 1, berarti bahwa peristiwa
atau kejadian itu 100% pasti terjadi. Jenis kejadian (event) menurut probabilitas
adalah:

Kejadian yang pasti terjadi (certainly event) bila Pi=1

Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event) bila Pi=0

Kejadian yang mungkin terjadi (possible event) bila 0 ≤ P ≤ 1

C. Cara Mengatasi Risiko


Risiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari kehidupan
yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa cara yang biasanya
dipakai dalam menghadapi risiko.

Menghindari risiko (avoiding risk) yaitu menghindari penyebab timbulnya


risiko. Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini
merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko. Dengan
menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan
mengalami kerugian akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga
akan kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin
didapatkan dari asumsi risiko tersebut.

Contohnya: seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan


finansial berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak
stabil, dapat menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun
demikian, apabila kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, maka
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut
menghilang.

Mengurangi risiko (reducing risk) yaitu memperkecil kemungkinan atau


probabilitas untuk terjadinya risiko tersebut atau memperkecil kerugian atau akibat
risiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat ditahan
dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif strategi yang kedua
adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi ini secara langsung
mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu: (1) Mengurangi
kemungkinan terjadinya risiko. (2) Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila
risiko tersebut benar benar terjadi.

Contohnya: pemasangan alarm atau alat anti maling pada peralatan di proyek,
akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah gedung yang
dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi dampak finansial, apabila
gedung tersebut mengalami kebakaran.

Mengasuransikan risiko (shifting the risk into an insurance company) yaitu


memindahkan risiko yang bakal terjadi keperusahaan asuransi. Asuransi menjadi
bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk sebuah organisasi
ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi transfer risiko,
dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban finansial yang muncul dari
adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak
persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu: pengasuransi (insured) dan pihak
asuransi (insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer)
setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum dalam
kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah premi
tiap periodenya.
D. Ketidakpastian, Probabilitas, dan Nilai Harapan

Istilah probabilitas digunakan untuk mengukur data secara kuantitatif berbagai


kemungkinan kejadian yang tidak pasti. Konsep probabilitas dibagi dua yaitu:

Probabilitas obyektif yang merupakan suatu konsep yang didasarkan pada


frekuensi relatif dalam jangka panjang.

Probabilitas subyektif dapat diterjemahkan dengan cara orang bertaruh,


misalkan taruhan sepak bola, dsb.

Variabel random merupakan variabel yang memiliki nilai yang tidak pasti,
tetapi mempunyai distribusi probabilitas yang diketahui, contohnya hasil dari
pertandingan sepak bola tersebut merupakan variabel random, dll. Jika variabel
random X terdiri dari X1, X2, X3 ....... Xn dengan probabilitas p1, p2 ...... pn ( ingat
p1, p2 ...... pn = 1) kemudian nilai harapan (expected value) dari variabel random
dituliskan dengan E(X), maka persamaannya adalah sebagai berikut:

E(X) = p1.X1 + p2.X2 + ...... + pn.Xn

Agar lebih jelas, misalkan sebuah perusahaan tidak dapat memastikan berapa
laba yang akan diperolehnya pada tahun depan, tetapi perusahaan tersebut yakin
mempunyai suatu peluang yang sama dengan yang mereka peroleh pada tahun ini,
dan jika berubah, perubahannyapun akan sama yaitu naik Rp. 100 juta atau turun
Rp. 100 juta. Bila laba tahun ini sebesar Rp 400 juta, maka kita dapat menghitung
distribusi probabilitas laba pada tahun depan.

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 400 Jt = ½


Probabilitas menghasilkan laba Rp. 300 Jt = ¼

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 500 Jt = ¼

Maka:

E (laba) = 1/2.(400) + 1/4.(300) + 1/4.(500)

= 200 + 75 + 125

= Rp. 400 Jt

Misalkan perusahaan tersebut memiliki bayangan mengenai investasi alternatif


yang mempunyai distribusi probabilitas laba sebagai berikut:

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 400 Jt = ½

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 0 Jt = ¼

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 800 Jt = ¼

Maka:

E (laba) = 1/2.(400) + 1/4.(0) + 1/4.(800)

= 200 + 0 + 200

= Rp. 400 Jt

Jadi, dua kasus diatas sama-sama mempunyai laba yang diharapkan sebesar Rp
400 juta, tetapi kasus yang terakhir beresiko lebih tinggi daripada kasus
sebelumnya. Oleh karena itu, kita harus mengukur resiko tersebut. Risiko tersebut
ditunjukkan oleh varian dari laba yang diharapkan.

Rumus persamaan rata-rata atau laba yang diharapkan dengan x, maka varian
V(X) dari variabel random X adalah:

V(X) = p1(x1 - x)2 + p2(x2 - x)2 + ........... + pn(xn - x)2

Simbol M atau m (nilai mean) & varian dengan δ2, maka terdapat hasil akar
dari varian disebut simpangan baku atau simbol s2 (standard deviation) yang
digunakan untuk mengukur Risiko. Dalam contoh di atas varian laba dari kasus yang
pertama adalah:

V (Laba) = 1/2(0)2 + 1/4(-100)2 + 1/4(100)2

(100)2
=
2

Dalam kasus ini, simpangan baku tersebut adalah: 100 √2 dengan dituliskan
δ2. Dalam kasus kedua, varian labanya adalah:

V (Laba) = 1/2(0)2 + 1/4(-400)2 + 1/4(400)2

2
(400)
=
2
Maka simpangan baku, yang merupakan akar dari 400 √ 2 , kita ganti dengan
s2.

Dalam analisis ketidakpastian tersebut, dapat menggunakan nilai harapan dan


varian dari laba, harga, biaya dsb. Biasanya perusahaan dapat menaikkan nilai laba
harapan hanya dengan melakukan investasi yang berisiko yang lebih tinggi, yang
berarti akan menaikkan varian dari labanya. Akan tetapi, investasi yang berisiko
lebih tinggi tidak selalu menaikkan nilai laba harapan dengan tingkat yang sama
dengan risikonya. Hal tersebut dapat dilihat pada kurva laba tumbal (opportunity
profit) perusahaan.

Gambar 2. Peluang Memperoleh Laba

Gambar 3. Kurva Indeferens Suatu Perusahaan


Gambar 4. Tingkat Risiko yang Optimal
E. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

Proses pembuatan keputusan merupakan inti dari setiap masalah


yang dihadap dalam dunia usaha. Secara umum, proses pengambilan
keputusan dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

Gambar 5. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan

Pencarian Alternatif

Peramalan Dampak

Penentuan Pilihan

Analisis Sensitivitas

1. Pembatasan Masalah
Diarahkan pada usaha untuk menentukan dengan jelas batasan-batasan
keputusan apa yang akan dibuat, ini mencakup alternatif-alternatif apa yang
ada. Pada tahap ini biasanya ditanyakan : masalah apa yang dihadapi, siapa
yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi
pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan
manajemen.
Keputusan-keputusan tidak dibuat dalam ruang "hampa udara", banyak
keputusan yang lahir sebagai bagian dari proses perencanaan, sementara
sebagian keputusan lainnya timbul karena adanya peluang atau masalah baru.
Oleh karena itu, pembatasan masalah merupakan suatu prasyarat untuk
permasalahan manajemen. Bagian utama dari pembatasan masalah ini adalah
pengidentifikasian latar belakang atau konteks: keputusan sektor swasta atau
pemerintah?. Pengidentifikasian konteks pengambilan keputusan ini & siapa
pengambil keputusannya merupakan suatu langkah besar menuju pemahaman
proses pemilihan keputusan.
2. Penentuan Tujuan
Tahap ini terdapat pertanyaan: apa tujuan pengambilan keputusan,
bagaimana seharusnya si pengambilan keputusan tersebut menilai hasilnya
dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana si pengambil keputusan tersebut
ingin mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain. Dalam keputusan
memilih, kita harus tahu apa yang kita inginkan. Di sektor swasta, hampir
semua keputusan ditujukan untuk mendapatkan laba maksimum, selisih antara
TR & TC. Pada sektor pemerintah tujuannya lebih luas, pertimbangannya
biasanya berdasarkan analisis/kriteria manfaat-biaya.
Namun demikian, adanya Risiko & ketidakpastian dalam dunia nyata
kadang-kadang menyulitkan seorang pengambil keputusan dalam memilih
alternatif keputusan. Fluktuasi ekonomi makro, adanya kebijakan baru dari
pemerintah, keadaan musim dll, semuanya membuat proses pencapaian tujuan
menjadi tidak pasti. Oleh karena itu, faktor risiko & ketidakpastian juga harus
dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan yang biasanya
dilakukan dengan teknik-teknik statistika.
3. Pencarian Alternatif
Terdapat pertanyaan: apa alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan,
variabel apa saja yang dapat kita kendalikan, apa kendala yang kita hadapi
dalam pencapaian tujuan. Setelah mengetahui apa yang diinginkan, tentunya
akan ditanyakan apa pilihan kita. Seorang pengambil keputusan yang ideal,
akan membeberkan semua kemungkinan pilihan yang ada & kemudian memilih
satu di antaranya yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi pencapaian
tujuannya. Tetapi mengingat kendala keterbatasan manusia, para pengambil
keputusan tidak bisa mengharapkan untuk dapat mengidentifikasi &
mengevaluasi semua kemungkinan pilihan. Biayanya akan terlalu tinggi, namun
demikian beberapa pilihan alternatif yang paling menarik tetap ada & harus kita
pilih.
4. Peramalan Dampak
Pada tahap ini diamati: bagaimana konsekuensi dari setiap alternatif
pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya, dapatkan
informasi lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil. Tugas peramalan
konsekuensi ini tergantung keadaannya; bisa dilakukan secara langsung atau
diabaikan sama sekali. Kadangkala, perhitungan secara aritmatis sederhana
sudah cukup, tetapi bisa juga dengan menggunakan statistik atau ekonometrika,
atau dapat dengan deterministik jika keadaannya pasti & dengan model
probabilistik jika pengambilan keputusan dalam keadaan mengandung
risiko/ketidakpastian.
5. Penentuan Pilihan
Setelah semua analisis selesai dilakukan, kita bisa menentukan pilihan
yang paling kita inginkan. Setelah seorang pengambil keputusan menetapkan
konteks permasalahan, menetapkan tujuan dan mengidentifikasi alternatif-
alternatif yang tersedia, bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yang
diinginkan.
Jika semua variabel dalam proses pengambilan keputusan (ex: tujuan dan
hasilnya) bisa dikuantifikasikan, maka kita dapat menggunakan beberapa
metode tertentu untuk menetapkan keputusan yang paling optimal. Metode-
metode tersebut antara lain: analisis marginal, programasi linier, pohon
keputusan (decision trees), analisis manfaat-biaya, dsb. Pendekatan ini tidak
saja penting untuk perhitungan keputusan optimal tapi juga untuk mengetahui
mengapa keputusan tersebut optimal.
6. Analisis Sensitivitas
Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan: bagaimana sifat dari masalah
yang menentukan pilihan tindakan yang optimal tersebut, bagaimana pengaruh
perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal yang
diambil; apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan-perubahan variabel
ekonomi utama yang terabaikan oleh si pengambil keputusan tersebut.
Dalam menyelesaikan suatu masalah, penting bagi kita untuk memahami
dan mampu menjelaskan kepada orang lain mengapa kita memilih keputusan
tersebut. Pilihan tersebut tidak lahir begitu saja. Pilihan tersebut tergantung
pada tujuan yang dipilih, cara perumusan masalah, metode dan peramalan
hasilnya. Oleh karena itu, analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu
keputusan yang optimal akan berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah.
Analisis sensitivitas ini mempunyai beberapa kegunaan yaitu:
a. Memberikan faktor-faktor kunci dalam permasalahan yang mempengaruhi
keputusan.
b. Menulusuri perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini manajer
tersebut.
c. Menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan pengambilan
keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.

F. Teknik Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian


1. Teknik Optimasi
Dari aspek manajerial, pilihan yang optimal merupakan solusi yang efektif
dan efisien. Secara harfiah, kata efektif dapat dipadankan dengan kata berdaya
guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian makna dengan kata berhasil guna.
Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif proses produksi untuk mencapai
output maksimal pada level penggunaan input yang sudah ditetapkan
besarannya, sementara pilihan yang efisien merujuk kepada alternatif proses
produk untuk mencapai besaran output tertentu dengan penggunaan input
minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi mencakup
terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi input atau biaya.
Pemahaman atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik pada kajian tentang
perilaku produksi maupun prilaku konsumsi.
2. Teknik Analisis Risiko
Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan/aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek
pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti
kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor
ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu
kegiatan.
3. Teknik Pendugaan/Peramalan
Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi risiko atau
ketidakpastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan
operasional jangka pendeknya dan dalam merencanakan pertumbuhan jangka
panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang sederhana dan tidak mahal
hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan mempertimbangkan semua
keuntungan dan batasan dari berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer
dapat memilih metode atau kombinasi dari metode yang paling cocok dengan
perusahaannya.
Peramalan kualitatif didasari oleh survei terhadap rencana para eksekutif
bisnis untuk rencana pengeluaran pembangunan dan peralatan, perubahan
inventori, dan harapan penjualan, serta survei terhadap rencana pengeluaran
konsumen. Ramalan penjualan dapat didasari oleh jajak pendapat terhadap
eksekutif perusahaan, tenaga penjual, dan konsumen perusahaan biasanya
meminta pandangan dari pejabat luar negeri atau orang-orang bisnis.
G. Contoh Nyata dari Analisis Risiko, Ketidakpastian, Pengambilan
Keputusan
1. Contoh Pertama
Kinerja memengaruhi risiko. Para manajer mengambil lebih banyak risiko
ketika perusahaan-perusahaan mereka berkinerja buruk, khususnya sewaktu
mendekati kebangkrutan. Para manajer di perusahaan-perusahaan yang
berkinerja lebih baik, terutama mereka yang berhasil mencapai sasaran-sasaran
mereka, mengambil risiko lebih sedikit dan lebih rendah. Selain itu, iklim bisnis
ikut memengaruhi pengambilan risiko, kadang-kadang dengan cara
mengejutkan. Keuntungan koperasi naik hingga lebih dari 70% pada bulan
Desember 2004 sejak titik terendahnya di tahun 2001. Biasanya keuntungan
tinggi mengarah pada pengambilan risiko yang lebih tinggi dalam bentuk
investasi bisnis.
Uang tunai menyediakan cara-cara untuk memanfaatkan kesempatan-
kesempatan investasi dalam berbagai produk baru, teknologi, pabrik, orang, dan
pasar. Namun, peluang investasi bisnis selama periode ini hanya naik 18%.
Penjelasannya mungkin adalah orang kembali menghindari risiko. Pada 1990-
an saham tampak terus naik, tanpa ada yang perlu dikhawatirkan, para manajer
sering kali merasa mereka dapat melakukan apa saja, mengambil setiap
kesempatan. Namun ketika gelembung teknologi pecah, resesi melanda, teroris
menyerang, dan skandal-skandal perusahaan menjadi bahan berita, semuanya
berubah. Para manajer dalam iklam penghindaran risiko yang baru ini tidak
melakukan investasi-investasi baru berisiko, seperti yang dapat mereka lakukan
di iklim bisnis masa lalu.
2. Contoh Kedua
Para manajer lebih menyukai kepastian daripada ketidakpastian. Sebagai
contoh, Jim Rogers (CEO Cinergy) perusahaan penyedia listrik dan gas merasa
senang jika satu regulasi penting mengenai emisi karbondioksida disahkan
sekarang. Hal itu juga akan lebih baik daripada banyak regulasi yang tidak
dapat diperkirakan selama tahun-tahun mendatang. Ia memilih kepastian di
masa sekarang daripada ketidakpastian yang diciptakan oleh “kematian akibat
seribu sayatan” yang membuatnya mustahil melakukan perencanaan jangka
panjang.
3. Contoh Ketiga
Perusahaan Surface System (SSI) memperoleh keuntungan dengan
menetapkan berbagai peluang. Oleh karena itu, mengurangi ketidakpastian bagi
para pengambil keputusan. SSI memperkirakan cuaca yang berkaitan dengan
masalah-masalah bisnis tertentu. Lebih dari $1 triliun dari perekonomian AS
(meliputi perkebunan, konstruksi, penerbangan, pakaian dan penjualan ice
cream yang dipengaruhi oleh temperatur, hujan, salju, angin, dan kelembaban
udara). 44 departemen transportasi pemerintah membayar SSI untuk
memberitahukan kepada mereka kapan harus menaburkan garam ke jalan,
karena jalan memerlukan 1/10 jumlah garam jika ditaburkan persis sebelum
salju turun daripada sesudahnya. Taman-taman hiburan, jika mereka
mengetahui kapan akan turun hujan selama jam-jam saat para konsumen
mungkin lebih memilih untuk pergi ke bioskop, dapat menghemat biaya tenaga
kerja dan makanan.
Mengurangi ketidakpastian tidak hanya memberikan ketenangan
psikologis, tetapi juga bernilai nyata. George Conrades, pimpinan dan CEO
Akamai Technologies mengatakan, “kami bekerja dalam sebuah lingkungan
-internet- yang di dalamnya terdapat sejumlah besar ketidakpastian. Anda tidak
dapat merasa pasti yang akan terjadi esok hari, apalagi tahun depan. Bahayanya
adalah ketidakpastian dapat menyebabkan kelumpuhan. Jika anda
menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencoba mengenali secara tepat
semua kemungkinan dan risiko, anda tidak akan pernah dapat mengambil
tindakan. Dan jika itu terjadi, anda tidak mampu mengambil keputusan (anda
akan mati).”

A.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan
memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan
ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan
oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Untuk mengukur risiko dapat
meggunakn probabilitas. probabilitas (Pi) adalah peluang timbulnya kejadian anyara
0 < Pi < 1, Besarnya probabilitas suatu kejadian antaraa 0 dan 1. Jumlah probabilitas
dari seluruh kejadian yang mungkin terjadi adalah 1 (ΣPi = 1). Adapun cara dalam
mengatasi risiko yaitu dengan cara, menghindari risiko, mengurangi risiko dan
mengasuransikan risiko. Sedangkan sikap terhadap risiko tergantung dari besarnya
risiko yang akan dihadapi.
Proses pembuatan keputusan merupakan inti dari setiap masalah yang dihadap
dalam dunia usaha. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan, yakni:
1) perumusan masalah, 2) penentuan tujuan 3) pencarian alternatif, 4) peramalan
dampak, 5) penentuan pilihan, dan 6) analisis sensitivitas. Teknik dalam
pengambilan keputusan itu sendiri ada tiga macam yaitu, teknik optimisasi, teknik
analisis risiko, teknik pendugaan/peramalan

B. Saran

Dengan mempelajari risiko, ketidakpastian pengambilan keputusan ini, semoga


dapat memberi pengetahuan bagi pembaca. Dimana dengan risiko, ketidakpastian
dan pengambilan keputusan, seseorang atau manajemen dalam perusahaan dapat
mengetahui risiko yang kemungkinan bisa terjadi dan bagaimana pengambilan
keputusan dalam perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial. Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA


Janiasbomi. 2010. Pengambilan Keputusan Manajerial (Manajerial Decision Making).
http//:bomeey89.blogspot.com
Ulum, Miftachul. 2011. Risiko, Ketidakpastian, dan Pengambilan Keputusan.
http//:mutiarailmudrajat.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai