Anda di halaman 1dari 21

THE POWER OF GOOD

CORPORATE GOVERNANCE EDISI 2

—Teori dan Implementasi

Muh. Arief Effendi


BAB 13
WHISTLEBLOWING SYSTEM DAN GRATIFIKASI
Pengertian Whistleblowing System (slide 1 dari 2)

Whistleblowing

• Pengungkapan tindakan pelanggaran atau perbuatan melawan hukum atau


korupsi/perbuatan lain yang dapat merugikan perusahaan maupun pemangku kepentingan,
yang disampaikan oleh personel/badan hukum dari internal/eksternal kepada pemimpin
perusahaan agar dapat diambil tindakan atas pelanggaran tersebut.

Whistleblowing System (Sistem Pelaporan Pelanggaran)

• Sistem yang digunakan untuk menampung, mengolah dan menidaklanjuti, serta membuat
laporan atas informasi yang disampaikan pelapor mengenai tindakan pelanggaran yang
terjadi di lingkungan perusahaan.
Pengertian Whistleblowing System (slide 2 dari 2)

Whistleblower (Pelapor)

• Personel/badan hukum internal/eksternal perusahaan yang menyampaikan informasi


kejadian/indikasi pelanggaran melalui saluran yang disediakan perusahaan.
• Whistleblower harus mendapatkan perlindungan secara khusus dari manajemen
perusahaan.
• Whistleblower dari pihak internal perusahaan harus mendapatkan jaminan tidak
diberikan sanksi berupa pemecatan, penurunan jabatan/pangkat, pelecehan, serta
diskriminasi dan catatan khusus yang merugikan dalam berkas (file) data pribadi
whistleblower.
• Selain itu, bagi whistleblower yang terbukti benar, perlu mendapatkan penghargaan
dari manajemen perusahaan berupa insentif sebagai motivasi bagi pihak lain untuk
juga bertindak sebagai whistleblower.
Tujuan dan Sasaran Whistleblowing System (slide 1 dari 3)

Tujuan whistleblowing system adalah:


1. Memberikan jaminan kerahasiaan identitas para pelapor dan penerima
laporan pelanggaran;
2. Menjaga informasi yang diterima dalam suatu arsip khusus untuk
menjamin kerahasiaannya;
3. Memberikan perlindungan dan insentif untuk pelapor yang benar dan dapat
ditindaklanjuti;
4. Mengalirnya laporan yang dapat ditindaklanjuti, baik dari pelapor internal
maupun eksternal.

www.penerbitsalemba.com
Tujuan dan Sasaran Whistleblowing System (slide 2 dari 3)

Sasaran implementasi whistleblowing system, antara lain sebagai berikut.


1. Mendorong terciptanya suasana kerja yang kondusif bagi para
whistleblower dalam rangka melaporkan hal-hal yang berpotensi
mengakibatkan kerugian perusahaan, baik finansial maupun nonfinansial.
2. Meningkatkan citra/image/reputasi positif perusahaan bagi para pemangku
kepentingan.
3. Menciptakan infrastruktur beserta kebijakan yang implementatif terhadap
setiap pelaporan pelanggaran yang dilakukan oleh whistleblower.
4. Mencegah timbulnya potensi kerugian yang lebih besar, melalui deteksi
dini terhadap suatu kejadian yang merugikan perusahaan.

www.penerbitsalemba.com
Tujuan dan Sasaran Whistleblowing System (slide 3 dari 3)

5. Menerapkan sistem pengendalian internal sebagai implementasi budaya


perusahaan (corporate culture) sesuai kebijakan manajemen perusahaan
(board of director maupun board of commissioner).
6. Mendukung kebijakan pemerintah/regulator/komisi pemberantasan korupsi
dalam penerapan budaya bersih (clean), sehingga dapat terhindar dari
kasus-kasus korupsi dan tindak kecurangan lainnya.
7. Memberikan jaminan keamanan bagi para investor dan pemegang saham
(share holder) atas investasi yang ditanamkan di perusahaan publik.

www.penerbitsalemba.com
Manfaat Whistleblowing System (slide 1 dari 2)

Tersedianya informasi penting dan kritis bagi perusahaan kepada pihak


yang harus segera menanganinya secara aman.

Timbulnya keengganan untuk melakukan pelanggaran dengan semakin


meningkatnya kesediaan untuk melaporkan terjadinya pelanggaran,
karena kepercayaan terhadap sistem pelaporan yang efektif.

Tersedianya mekanisme deteksi dini atas kemungkinan terjadinya


masalah akibat suatu pelanggaran.

Mengurangi risiko yang dihadapi organisasi akibat pelanggaran, baik dari


segi keuangan, operasi, hukum, keselamatan kerja, dan reputasi.

www.penerbitsalemba.com
Manfaat Whistleblowing System (slide 2 dari 2)

Mengurangi biaya (cost reduction) dalam menangani masalah akibat


terjadinya pelanggaran.

Meningkatnya reputasi perusahaan di mata pemangku kepentingan,


regulator, dan masyarakat umum.

Memberikan masukan kepada organisasi untuk melihat lebih jauh area kritikal
dan proses kerja yang memiliki kelemahan pengendalian internal serta untuk
merancang tindakan perbaikan (corrective action) yang diperlukan.

www.penerbitsalemba.com
Implementasi Whistleblowing System
Pelanggaran
peraturan Kode etik
perundang- perusahaan
undangan
 Pelanggaran yang
dapat dilaporkan
Kebijakan dan
melalui whistleblowing
Prinsip akuntasi prosedur
system, antara lain yang berlaku umum operasional
mencakup: perusahaan

Tindakan
kecurangan lainnya
www.penerbitsalemba.com
Pengertian Gratifikasi

Gratifikasi adalah pemberian


dalam arti luas, yakni meliputi
Berdasarkan penjelasan Perubahan atas Undang- pemberian uang, barang, rabat
Pasal 12 B ayat (1) Undang No. 31 tahun (discount), komisi, pinjaman
Undang-Undang No. 20 1999 mengenai tanpa bunga, tiket perjalanan,
tahun 2001 tanggal 21 Pemberantasan Tindak fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan
November 2001 Pidana Korupsi cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya.

www.penerbitsalemba.com
Regulasi tentang Gratifikasi (slide 1 dari 2)

Gratifikasi menurut UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana


Korupsi
• Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tanggal 21 November 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
pada Pasal 12 B ayat (1);
• Pasal 12 C Undang-Undang No. 20 tahun 2001.

Gratifikasi menurut Kementerian BUMN


• Surat Edaran Kementerian BUMN No. SE-05/MBU/2013 tanggal 30 September 2013
tentang Road Map menuju BUMN Bersih.

www.penerbitsalemba.com
Regulasi tentang Gratifikasi (slide 2 dari 2)

Gratifikasi menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

• Surat dari Pimpinan KPK No. B.143/01-13/01/2013 tanggal 21 Januari


2013 mengenai Imbauan Terkait Gratifikasi yang ditujukan kepada
pimpinan lembaga tinggi negara, kepala lembaga pemerintah
nonkementerian, gubernur/bupati/wali kota dan lain-lain, termasuk
direksi BUMN/BUMD, agar meneruskan imbauan kepada pejabat dan
pegawai di lingkungan kerja masing-masing.

www.penerbitsalemba.com
Pengendalian Gratifikasi
 Perlu disusun suatu pedoman terkait pengelolaan dan pengendalian
gratifikasi sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Buku pedoman pengelolaan dan pengendalian gratifikasi tersebut dibagikan
kepada seluruh karyawan/manajemen perusahaan, direksi/dewan komisaris,
serta pemangku kepentingan lainnya, termasuk pelanggan (customer), dan
rekanan (vendor).
 Selain itu, manajemen dapat menunjuk divisi good corporate governance
sebagai Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) di perusahaan.

www.penerbitsalemba.com
Jenis-Jenis Gratifikasi

Gratifikasi Gratifikasi Gratifikasi yang


Terkait Jabatan dalam Tidak Perlu
Dilaporkan
Kedinasan
• Gratifikasi terkait • Gratifikasi dalam • Contoh: Diperoleh dari
jabatan harus kedinasan harus hadiah
dilaporkan kepada dilaporkan kepada langsung/undian,
UPG perusahaan UPG. diskon/rabat, voucher,
untuk selanjutnya oleh • Dalam hal gratifikasi point rewards atau
UPG dilaporkan yang diterima sifatnya cenderamata
kepada KPK sesuai khusus kepada orang (souvenir) yang
ketentuan yang tertentu (tidak berlaku berlaku secara umum
berlaku. secara umum), maka dan tidak terkait
• Contoh: Gratifikasi status kepemilikan dengan kedinasan.
yang diterima berupa atas gratifikasi
uang atau barang tersebut akan
harus diserahkan ditetapkan oleh UPG.
kepada UPG.

www.penerbitsalemba.com
Tugas dan Tanggung Jawab Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)—slide 1
dari 3

Tugas dan tanggung jawab, antara lain sebagai berikut.


1. Menyusun kebijakan terkait gratifikasi berupa buku pedoman pengendalian
gratifikasi dan melakukan pemutakhiran buku pedoman tersebut
disesuaikan perkembangan usaha perusahaan dan dinamika bisnis serta
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Menerima laporan-laporan yang masuk terkait penerimaan gratifikasi.
3. Melakukan pengawasan atas implementasi pedoman pengendalian
gratifikasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
4. Melakukan pemilahan kategori (jenis-jenis) gratifikasi dan menyampaikan
laporan gratifikasi kepada KPK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak tanggal penerimaan.
www.penerbitsalemba.com
Tugas dan Tanggung Jawab Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)—slide 2
dari 3

5. Menentukan status kepemilikan penerimaan gratifikasi dalam kedinasan,


setelah ada penelitian (review) dari KPK bahwa laporan gratifikasi tersebut
termasuk dalam kategori kedinasan.
6. Menentukan penyaluran penerimaan gratifikasi berupa barang yang
mudah rusak/busuk atau kedaluwarsa (expired) dengan menyimpan
bukti/Berita Acara Serah Terima.
7. Menerima uang atau barang yang diserahkan oleh penerima gratifikasi dan
menitipkannya kepada bagian keuangan untuk disimpan sementara serta
menyerahkannya atau menyetorkannya kepada KPK setelah adanya surat
keputusan dari KPK mengenai status kepemilikannya.

www.penerbitsalemba.com
Tugas dan Tanggung Jawab Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)—slide 3
dari 3

8. Mendiseminasikan/mensosialisasikan pedoman pengendalian gratifikasi


kepada para pemangku kepentingan. Dalam sosialisasi tersebut dapat
menghadirkan pejabat KPK sebagai narasumber.
9. Memberikan informasi terkait perkembangan sistem pengendalian
gratifikasi kepada manajemen perusahaan.
10. Mengadministrasikan dan mengarsipkan seluruh kegiatan UPG.
11. Melaporkan kegiatan UPG kepada direksi secara periodik setiap bulan.
12. Melakukan evaluasi terkait efektivitas kebijakan gratifikasi berikut
pengendaliannya.

www.penerbitsalemba.com
Sanksi atas Pelanggaran Gratifikasi

 Setiap terdapat pelanggaran atas ketentuan/pedoman pengelolaan dan


pengendalian gratifikasi dapat diproses pemeriksaan dan dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Dalam hal tidak melaporkan penerimaan gratifikasi, namun ternyata
terbukti dan/atau diduga kuat terlibat masalah suap/korupsi, maka selain
yang bersangkutan dapat diproses secara hukum dan diancam pidana
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Apabila yang melakukan pelanggaran adalah pemimpin perusahaan,
misalnya direksi/dewan komisaris BUMN maka mengikuti ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Kementerian BUMN.

www.penerbitsalemba.com
Kunjungi

www.penerbitsalemba.com
Fan Page
www.facebook.com/penerbit.salemba
Follow Us On
@penerbitsalemba
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai