www.penerbitsalemba.com
GCG di Perbankan
Bank Indonesia (BI) pada tanggal 30 Januari 2006 yang lalu telah
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 tentang
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.
Tujuan dikeluarkan PBI tersebut adalah untuk memperkuat kondisi internal
perbankan nasional dalam menghadapi risiko yang semakin kompleks,
berupaya melindungi kepentingan para pemangku kepentingan
(stakeholders), serta meningkatkan kepatuhan (compliance) terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai etika (ethics
values) yang berlaku umum pada industri perbankan.
Setiap bank diwajibkan melakukan penilaian mandiri (self assessment) atas
pelaksanaan GCG, menyusun laporan pelaksanaan GCG tersebut secara
berkala, dan kemudian akan dinilai oleh Bank Indonesia.
www.penerbitsalemba.com
Transparansi di Perbankan
Bank Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang
Transparansi Informasi Produk Perbankan yang diberlakukan pada awal
Januari 2005.
Dalam rangka penerapan prinsip transparansi (transparency), Bank
Indonesia juga telah mengeluarkan Surat Edaran kepada Semua Bank
Umum Konvensional di Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013
mengenai Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Selain itu, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.
6/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi
laporan Bank.
www.penerbitsalemba.com
Pengawasan Perbankan
Keberadaan komite
audit yang efektif di
perbankan menjadi
signifikan.
Otoritas Jasa
Anggota komite Keuangan (OJK)
audit tersebut harus harus melakukan
memiliki moralitas pengawasan
atau akhlak yang (monitoring) secara
terpuji. ketat dan
transparan
Peringkat GCG di Perbankan
Efektivitas direksi
Kriteria penilaian bagi BI Transparansi dan komisaris
dalam menentukan peringkat bank terhadap perbankan
pihak-pihak dalam
GCG perbankan adalah terkait. mengemban
sebagai berikut. tugasnya.
Efektivitas
komite-komite
Independensi
yang wajib
Satuan Kerja
dibentuk di
Audit Intern
lingkungan
(SKAI).
direksi dan
komisaris.
Transparansi Laporan Keuangan
Pada saat ini, pemaparan laporan keuangan perusahaan tahunan (annual
report) yang disampaikan kepada publik baru berjalan di perusahaan yang
sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penetapan Peraturan Pemerintah (PP) No. 64 tahun 1999 tentang
perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1998 tentang Informasi
Keuangan Tahunan Perusahaan, dimaksudkan agar dapat tercipta
transparansi keuangan perusahaan, yang pada gilirannya akan mendorong
peningkatan efisiensi perekonomian nasional serta peningkatan daya saing
dunia usaha.
Pengungkapan informasi perusahaan perlu dilakukan secara berimbang.
Informasi yang perlu diungkapkan oleh perusahaan biasanya dikategorikan
atas dua hal, yaitu informasi finansial dan nonfinansial.
E-Reporting System
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat ikut memberikan
andil munculnya suatu sistem pelaporan secara elektronik yang biasa
disebut e-reporting.
Penyampaian informasi melalui e-reporting telah membantu percepatan
keterbukaan informasi emiten secara lebih merata dan dapat menjangkau
pemakai laporan yang lebih luas.
Adanya website tersebut mempermudah akses bagi pihak-pihak lain
memperoleh berbagai macam informasi yang relevan, termasuk informasi
tentang keuangan perusahaan.
Manfaat E-Reporting System (slide1 dari 2)
www.penerbitsalemba.com
Implementasi E-Reporting System
Sesuai Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 6/SEOJK.04/2014
tanggal 24 April 2014 tentang Tata Cara Penyampaian Laporan secara
Elektronik oleh Emiten atau Perusahaan Publik, menyatakan bahwa OJK
menerapkan dan memberlakukan sistem penyampaian laporan secara
elektronik oleh emiten atau perusahaan publik kepada OJK melalui sistem
pelaporan elektronik emiten atau perusahaan publik yang selanjutnya
disingkat SPE.
Untuk menggunakan SPE, emiten atau perusahaan publik perlu
menyediakan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan
jaringan internet yang memadai dengan spesifikasi komputer dan aplikasi
sebagaimana terdapat pada petunjuk pengguna (user manual) emiten atau
perusahaan publik yang dapat diunduh melalui laman OJK dengan alamat
web, https://spe.ojk.go.id.
www.penerbitsalemba.com
Annual Report Award (ARA)
Penyajian informasi
Informasi yang jelas
keuangan yang baik dan
mengenai kepemilikan
informatif sesuai dengan
dan penerapan good
ketentuan akuntansi yang
corporate governance.
berlaku di Indonesia.
Memberikan gambaran
yang baik dan jelas
mengenai kegiatan
Kepatuhan terhadap
operasional perusahaan
peraturan perundang-
dan penjelasan mengenai
undangan yang berlaku.
kinerja perusahaan, serta Kriteria umum yang
indikasi arah perusahaan dipakai sebagai
di masa yang akan datang. dasar penilaian
Annual Report
Award
www.penerbitsalemba.com
Pengertian Kecurangan Laporan Keuangan
Perilaku yang
Fraudulent Menghasilkan
disengaja atau
laporan keuangan
financial ceroboh, baik
yang menyesatkan
reporting dengan tindakan
(bias).
atau penghapusan
www.penerbitsalemba.com
Penyebab Kecurangan Pelaporan Keuangan
Kecurangan pelaporan keuangan antara lain disebabkan adanya:
1. Manipulasi, falsifikasi, alterasi atas catatan akuntansi dan dokumen
pendukung atas laporan keuangan yang disajikan;
2. Salah penyajian (misrepresentation) atau kesalahan informasi yang signifikan
dalam laporan keuangan;
3. Salah penerapan (misapplication) dari prinsip akuntansi yang berhubungan
dengan jumlah, klasifikasi, penyajian (presentation), dan pengungkapan
(disclosure);
4. Kolusi antara manajemen dengan auditor independen. Salah satu upaya
untuk mencegah adanya kolusi tersebut adalah perlu dilakukan rotasi auditor
independen dalam melakukan audit suatu perusahaan.
www.penerbitsalemba.com
Peran Auditor Independen (Kantor Akuntan Publik)
Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit
untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau
kecurangan.
Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna memperoleh keyakinan bahwa salah saji terdeteksi, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, yang tidak material terhadap
laporan keuangan.
www.penerbitsalemba.com
Pengertian Persaingan Usaha
• Pengertian-pengertian umum tentang apa yang dimaksud dengan istilah monopoli, praktik monopoli,
pemusatan kekuatan ekonomi, posisi dominan pelaku usaha, persaingan usaha tidak sehat,
persekongkolan pasar, struktur pasar, perilaku pasar, serta pangsa pasar, konsumen, barang, dan jasa.
• Pengaturan larangan untuk melakukan praktik oligopoli.
• Pengaturan mengenai larangan penetapan harga (price fixing, price discrimination, dan predatory price
fixing).
• Pengaturan mengenai larangan untuk melakukan tindakan boikot yang dapat mencegah pesaing baru
untuk memasuki pasar.
• Pengaturan mengenai larangan melakukan perjanjian untuk menciptakan kartel.
• Pengaturan mengenai larangan melakukan tindakan yang bersifat oligopsoni (larangan untuk
melakukan tindakan yang bertujuan untuk menguasai pembelian atau pasokan barang dan jasa
dengan tujuan untuk mengendalikan harga) yang akan mengakibatkan praktik monopoli atau
persaingan yang curang.
Persaingan Usaha yang Sehat
Predatory pricing, yaitu pelaku usaha dilarang melakukan jual rugi atau
menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk
menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar yang
bersangkutan.
Dalam mempertimbangkan substansi hukum antimonopoli dan persaingan
sehat, pemerintah perlu melakukan dua pendekatan.
Pertama, pendekatan yang lebih menekankan (focus) pada pencegahan
konsentrasi atau pemusatan sumber-sumber daya ekonomi pada satu atau
sekelompok pelaku ekonomi (konglomerasi, monopoli, oligopoli, dan
sejenisnya).
Kedua, pendekatan yang lebih menekankan pada pencegahan terjadinya
praktik bisnis yang curang.
Persaingan Usaha yang Tidak Sehat
Beberapa praktik antipersaingan usaha yang dapat dijumpai dalam kegiatan
bisnis di Indonesia, antara lain:
Adanya praktik persekongkolan (conspiracy) perusahaan tertentu untuk
memenangkan sebuah tender di instansi pemerintah, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), maupun perusahaan swasta.
Selain itu, telah membudaya pula tender arisan dalam sistem pengadaan
barang (procurement). Pastinya hal ini dapat mengakibatkan persaingan
usaha yang tidak sehat serta terabaikannya prinsip keterbukaan
(transparency) dan kewajaran (fairness).
praktik membesarkan biaya investasi (yang dikenal dengan istilah mark up)
dan praktik perkomisian dalam pengadaan barang dan jasa.
Di suatu perusahaan maupun di instansi pemerintahan muncul istilah
‘jabatan basah’ dan ‘jabatan kering’.
Implementasi Prinsip GCG
www.penerbitsalemba.com
Manfaat e-Procurement (slide 1 dari 2)
Tujuh manfaat bagi perusahaan yang menggunakan sistem e-procurement
dalam pengadaan barang dan jasa adalah sebagai berikut.
1. Menunjang sistem just in time (JIT) dalam memenuhi kebutuhan material
sehingga terjadi efisiensi biaya (cost reduction) dalam manajemen material.
2. Meningkatkan efektivitas pengelolaan arus kas (cash flow management).
3. Mereduksi interaksi antar-manusia (face to face) sehingga dapat
meningkatkan produktivitas.
4. Dapat menekan biaya operasi dan administrasi.
www.penerbitsalemba.com
Manfaat e-Procurement (slide 2 dari 2)
www.penerbitsalemba.com
Implementasi e-Procurement
Implementasi tender melalui lelang online (e-auction) sangat memerlukan
kesiapan teknologi informasi secara penuh berikut perangkat-perangkatnya.
www.penerbitsalemba.com
Fan Page
www.facebook.com/penerbit.salemba
Follow Us On
@penerbitsalemba
Terima Kasih