Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR PENGADERAN JURUSAN


DAN ORGANISASI MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI BATAM
BAB I
PENDAHULUAN

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengaderan diperlukan dilingkungan Organisasi


Mahasiswa Politeknik Negeri Batam dikarenakan kondisi saat ini Indonesia terdampak wabah
pandemi yang mana berdampak juga dengan Organisasi kampus di Politeknik Negeri Batam.
Oleh karena itu diperlukan Standar Operasional Prosedur untuk mengatur pelaksanaan
pengaderan di tengah wabah pandemi.

Pembentukan dan penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengaderan


dilandaskan pada Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 Tentang pengaderan Organisasi
Mahasiswa Politeknik Negeri Batam, Surat Edaran Pembantu Direktur III Bidang
Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama tentang Ketentuan Umum Pengaderan dan Surat
Edaran KEMENDIKBUD Nomor 3 tahun 2020 tentang pencegahan Corona Virus (COVID19)
pada satuan pendidikan.
BAB II
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Organisasi Mahasiswa (Ormawa) merupakan salah satu wadah pengembangan diri dan
karakter mahasiswa yang diharapkan dapat menampung kebutuhan, menyalurkan,
meningkatkan, kesejahteraan sekaligus menjadi wadah kegiatan peningkatan penalaran
dan keilmuan serta arah profesi mahasiswa.

2. Pengaderan jurusan merupakan proses kaderisasi atau pembinaan sekaligus perkenalan


jurusan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di lingkungan jurusannya
masing-masing.

3. Pengaderan Ormawa merupakan proses kaderisasi atau pembinaan sekaligus perkenalan


di lingkup Ormawa.

4. Seluruh peserta dan panitia pengaderan Ormawa wajib mematuhi protokol COVID-19.
BAB III
PESERTA

Pasal 2

Peserta Pengaderan terdiri dari :


1. Peserta pengaderan jurusan adalah mahasiswa baru di jurusannya.
2. Peserta pengaderan organisasi mahasiswa adalah mahasiswa yang memilih ormawa
tersebut.
BAB IV
PENYELENGGARAAN

Pasal 3

1. Pengaderan Jurusan dan Ormawa diselenggarakan dengan sepengetahuan Pembantu


Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.
2. Pengaderan Ormawa meliputi pengaderan Dewan Legislatif Mahasiswa, pengaderan
Badan Eksekutif Mahasiswa, pengaderan Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan pengaderan
Unit Kegiatan Mahasiswa.
3. Pelaksanaan pengaderan Jurusan dan Ormawa dilaksanan secara daring (online) dan atau
luring (offline)
4. Pelaksanaan pengaderan Jurusan dan Ormawa secara luring (offline) dilakukan dengan
persetujuan Pembantu Direktur III , Pembina Ormawa tersebut dan Wali Mahasiswa bagi
peserta pengaderan.
5. Penyelenggaran pengaderan Jurusan dan Ormawa dilaksanakan di luar jam perkuliahan
dengan batas waktu maksimal pukul 18:00 WIB (luring) dan pukul 20.00 WIB (daring).
6. Pengaderan Jurusan dan Ormawa dilaksanakan dengan jangka waktu selama satu bulan
(maksimal 3 pertemuan setiap pekan).
BAB V
BADAN PENGAWAS PENGADERAN

Pasal 4

1. Badan Pengawas pengaderan atau yang selanjutnya disingkat BP pengaderan adalah


badan yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengaderan
Jurusan dan Ormawa.

2. BP pengaderan Jurusan dan pengaderan HMJ adalah perwakilan anggota dari Dewan
Legislatif Mahasiswa dengan ketentuan yang diatur di undang-undang.

3. BP Pengaderan Badan Eksekutif Mahasiswa adalah perwakilan anggota dari Dewan


Legislatif Mahasiswa dengan Ketentuan yang diatur di Undang-undang.

4. BP Pengaderan Unit Kegiatan Mahasiswa adalah perwakilan anggota dari Badan


Eksekutif Mahasiswa dengan Ketentuan yang diatur di undang-undang.

5. BP Pengaderan Dewan Legislatif Mahasiswa adalah Badan Kehormatan (BK) Dewan


Legislatif Mahasiswa dengan Ketentuan yang diatur di undang-undang.

KEWAJIBAN DAN HAK BP PENGADERAN


Pasal 5
1. Kewajiban BP pengaderan.
a. BP pengaderan wajib menerima, mencari, dan menanggapi keluhan yang terjadi
selama kegiatan pengaderan berlangsung dari peserta pengaderan.
b. BP pengaderan wajib mematuhi Standar Operasional Prosedur dan Undang-Undang
yang telah ditetapkan.
2. Hak BP pengaderan.
a. BP pengaderan berhak mengawasi setiap pelaksanaan kegiatan pengaderan.
b. BP pengaderan berhak mengevaluasi kinerja panitia pelaksana pengaderan.
c. BP pengaderan berhak memberikan sanksi kepada panitia pelaksana pengaderan, jika
melanggar Standar Operasional Prosedur dan Undang-Undang pengaderan .
BAB VI
SANKSI

Pasal 6

1. Pemanggilan dan peringatan lisan untuk mengingatkan kesalahan ringan yang dilakukan.
2. Apabila peringatan lisan tetap tidak diindahkan maka akan dilakukan pemanggilan dan
peringatan tertulis (Surat peringatan 1 dan 2).
3. Apabila surat peringatan 1 dan 2 tidak diindahkan, maka akan dilakukan pemanggilan
dan pemberian sanksi sesuai kesepakatan pihak-pihak berwenang.
4. Apabila sanksi yang diberikan tidak dipenuhi dan/atau pelanggaran yang dilakukan
dinilai merupakan pelanggaran yang berat, maka akan dilakukan pembubaran
pelaksanaan pengaderan tersebut.

Disahkan di Batam pada tanggal 22 Oktober 2021


KETUA UMUM DEWAN LEGISLATIF MAHASISWA PRESIDEN MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI BATAM, POLITEKNIK NEGERI BATAM,

ADHE TERTIASUSMAN IRWANDA

Anda mungkin juga menyukai