Anda di halaman 1dari 4

6 Jurnal JIBEKA Volume 10, Nomor 1 Februari 2016 : 6 - 9

AKUNTANSI KARAPAN SAPI PADA MASYARAKAT MADURA


DENGAN PENDEKATAN ETNOGRAFI

Amelia Ika Pratiwi


Dwiyani Sudaryanti
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AsiA Malang

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memaknai dan menggambarkan arti dari seni budaya Karapan Sapi pada
masyarakat Madura yang sering kita jumpai di agenda acara tahunan di Madura. Karapan Sapi adalah budaya asli dari
tanah Madura yang merupakan perlombaan pacuan sapi dimana sepasang sapi yang menarik kereta dari kayu (tempat
joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan
sapi lain). Sebagai bentuk suatu paguyuban tentunya paguyuban tersebut menjadi payung bagi paguyuban Karapan Sapi
ini membutuhkan pengetahuan dan laporan akuntansi untuk agenda-agenda selanjutnya. Penelitian ini menggunakan
pendekatan etnografi. Data diperoleh dari informan yang merupakan penduduk asli dari tanah Madura, melalui
wawancara mendalam, dokumentasi dan pengamatan langsung.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa pemaknaan praktik akuntansi yang diperoleh dari informan
menunjukkan bahwa masyarakat Madura khususnya yang tergabung dalam paguyuban Karapan Sapi mengikuti
perlombaan Karapan Sapi ini sebagai bentuk kecintaan dan pelestarian nilai budaya khususnya Madura. Kompensasi
ekonomi yang diperoleh hanyalah sebagai sarana untuk melestarikan serta menjamin kelangsungan hidup paguyuban
Karapan Sapi. Hasil rekonstruksi konsep akuntansi Karapan sapi pada masyarakat Madura menunjukkan bahwa
Karapan Sapi sebagai wujud dari pertanggungjawaban paguyuban untuk melestarikan budaya dan bentuk kebanggan
bagi masyarakat Madura khususnya Karapan Sapi.
Kata Kunci: Akuntansi, Karapan Sapi, Masyarakat Madura, Etnografi

Abstract
This study aims to interpret and describe the meaning of art and culture in society Madura Bull Race that we often
encounter in the agenda of the annual event in Madura. Bull Race is the original culture of the land Madura cow racing
is a race in which a pair of cows that pulls the train of wood (a jockey up and control the cow pairs) to be driven in the
race racing against other pairs of cows). As part of a community certainly has become an umbrella association for the
community Bull Race requires knowledge and accounting statements for subsequent agendas. This research uses an
ethnographic approach. Data obtained from informants who were the original inhabitants of the land of Madura,
through in-depth interviews, documentation and direct observation.
Based on this research note that purport accounting practices obtained from informants indicate that the Madurese
community, especially the members of the community Bull Race Bull Race follow the race as a form of love and
preservation of cultural values, especially Madura. Economic compensation obtained merely as a means to preserve and
ensure the survival of the community of Bull Race. Results reconstruction of accounting concepts Karapan cow Madurese
community shows that Bull Race as a form of community responsibility to preserve the culture and form of pride for the
community, especially Madura Bull Race.
Keywords: Accounting, Bull Race, Society Madura, Ethnography

Pendahuluan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh


Sebagai warga Indonesia kita harus berbangga detik sampai satu menit.
hati dengan warisan budaya Indonesia yang sangat Karapan Sapi sendiri menurut masyarakat Madura
beraneka ragam. Budaya merupakan suatu kebiasaan adalah adu balap sapi jantan menggunakan kaleles. Kaleles
yang mengandung nilai nilai penting dan fundamental disini merupakan sarana pelengkap untuk dinaiki joki/sais
yang diwariskan dari generasi ke generasi. yang menurut istilah Madura disebut tukang tongkok. Sapi-sapi
Salah satunya adalah budaya yang berasal jantan yang akan dipacu dipertautkan dengan pangonong pada
leher-lehernya sehingga menjadi satu pasangan. Untuk
dari tanah Madura yaitu Karapan Sapi yang sudah
pasangan sapi kerrap yang berada di sebelah kanan disebut
dikenal sejak abad ke-14 M. Pada zaman dahulu sapi pangluar dan yang sebelah kiri disebut pangdelem. sedangkan
merupakan satu-satunya alat Transportasi tercepat yang orang yang menahan tali kekang sapi sebelum dilepas disebut
ada di Madura dan banyak digunakan oleh masyarakat , tukang tambeng. Tukang Getak merupakan orang yang
khususnya masyarakat elite atau kerajaan. Karapan Sapi menggertak sapi agar pada saat diberi aba-aba dapat melesat
ini merupakan salah satu contoh budaya dan hiburan dengan cepat. Tukang Tonja merupakan orang yang bertugas
bagi masyarakat Madura yang telah turun temurun menarik dan menuntun sapi saat perlombaan. Tukang Gubra
dilaksanakan. adalah anggota rombongan yang bertugas bersorak-sorak untuk
memberi semangat pada sapi kerap.
Karapan Sapi menurut masyarakat Karapan Sapi telah menjadi sebuah identitas serta
Madura sebuah istilah untuk menyebut merupakan simbol dari keperkasaan pulau Madura. Dari segi
perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau pariwisata, Karapan Sapi merupakan pemasok utama untuk
Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Karena
dari sektor inilah para Wisatawan Mancanegara (Luar Negeri)
sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari dan Wisatawan Domestik (Dalam Negeri) berkunjung ke pulau
kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan Madura untuk menyaksikan kelincahan, keperkasaan, dan
pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu kecepatan dari laju sapi Karapan itu. Serta sekaligus melihat
cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek keberanian, kelihaian, dan kepiawaian dari para joki
pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan yang sedang mengendalikan sapi tunggangannya.
Amelia Ika Pratiwi dan Dwiyani Sudaryanti: AKUNTANSI KARAPAN SAPI PADA MASYARAKAT MADURA 7

Karapan Sapi ini mengandung nilai-nilai yang keuangan, dalam nilai mata uang, serta menganalisis
dapat dijadikan sebagai acuan didalam menjalani hasil dari teknik tersebut. Dengan kata lain akuntansi
kehidupan ini. Banyak sekali nilai-nilai yang dapat adalah seni pencatatan, pengelompokan dan
diambil didalamnya. Diantaranya adalah nilai kerja pengikhtisaran segala transaksi dan kejadian yang
keras, dari nilai ini menunjukkan adanya Kerja Keras bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan hasilnya.
dari seorang pelatih didalam proses pelatihan sapi Dalam pengertian yang luas, definisi akuntansi
Karapan sehingga menjadikan sapi kuat dan tangkas. adalah proses identifikasi, pengukuran, dan
Selanjutnya adalah nilai Kerjasama, dari nilai ini sudah komunikasi dari informasi ekonomi untuk dapat
dapat diketahui adanya kerjasama antara peserta lomba menghasilkan pertimbangan dan keputusan bagi
dengan para pendukung atau suporter. Berikutnya pemakai informasi tersebut.
adalah Nilai persaingan, dari nilai ini sudah dapat
diketahui adanya persaingan antar peserta ketika Kegunaan Akuntansi
perlombaan sudah dimulai. Masing-masing peserta Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan
berusaha agar sapinya dapat menjadi juara atau pokok dari akuntansi adalah menyediakan informasi
pemenang. Nilai yang selanjutnya adalah nilai dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi
ketertiban, dari nilai ini tidak hanya ditunjukkan oleh pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang
para peserta lomba saja, akan tetapi juga para penonton membutuhkan informasi-informasi tersebut, baik dari
yang menyaksikan perlombaan Karapan Sapi ini. Dan dalam perusahaan (intern) maupun dari luar perusahaan
yang terakhir adalah nilai sportivitas, dari nilai ini (ekstern).
bukan hanya pada saat perlombaan Karapan Sapi Akuntansi menyediakan cara-cara untuk
berlangsung akan tetapi pada saat kalahpun harus mengumpulkan dan melaporkan data ekonomis kepada
menerima dengan lapang dada. bermaca-macam pihak yang membutuhkan. Pemilik dan
Akuntansi adalah suatu seni pencatatan dari calon pemilik dapat mengetahui bagaimana posisi
transaksi - transaksi keuangan. Akuntansi berdasarkan keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan
accounting principles board (1970) adalah suatu datang. Pihak Bank atau pemberi kredit dapat menilai
kegiatan jasa, yang fungsinya menyediakan informasi kemampuan perusahaan dalam beroperasi yang pada
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang gilirannya mempertimbangkan resiko yang mungkin
entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam terjadi sebelum memberi pinjaman. Badan pemerintah
mengambil keputusan ekonomi - membuat pilihan - berkepentingan terhadap kegiatan perusahaan dalam
pilihan nalar di antara berbagai alternatif tindakan. kaitannya dengan penyusunan peraturan pemerintah,
Sedangkan akuntansi menurut American Accounting misalnya peraturan perpajakan. Bahkan karyawan
Association (1966) adalah suatu proses berkepentingan terhadap jalannya operasi perusahaan
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan untuk mempertimbangkan stabilitas usaha perusahaan
pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu dan keuntungan yang mungkin dapat dinikmati oleh
organisasi / entitas yang dijadikan sebagai informasi karyawan tersebut.
dalam rangka mengambil keputusan ekonomi oleh
pihak - pihak yang memerlukan. Pengertian ini juga Pemakai Informasi akuntansi
dapat melingkupi penganalisisan laporan yang Pemakai Internal. Yang termasuk pemakai informasi
dihasilkan oleh akuntansi tersebut. internal adalah manajer, pimpinan perusahaan. Manajer
Pemaknaan akuntansi yang diperoleh dari (pimpinan) perusahaan, mulai dari level terendah
akedemisi dan di masyarakat awam tentunya sangat sampai level tertinggi, memerlukan informasi akuntansi
berbeda. Hal inilah yang menarik peneliti untuk yang berkaitan dengan tanggung jawab masing-masing.
melakukan penelitian yang terkait dengan pamaknaan Dengan adanya informasi akuntansi yang cepat dan
akuntansi di masyarakat Madura khususnya yang akurat, dapat diambil keputusan yang tepat pula.
mengikuti kegiatan daerah Karapan Sapi yang Pemakai Eksternal. Yang termasuk pemakai informasi
kaitannya dengan keuangan dan pencatatan eksternal adalah pemegang saham, calon penanam
akuntansinya. Oleh karena itu peneliti mengangakat saham (investor), kreditur atau calon kreditur, para
judul penelitian yaitu akuntansi Karapan Sapi pada pekerja/karyawan/serikat karyawan, pemerintah, dan
masyarakay Madura dengan pendekatan etnografi yang kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Pemegang
terkait dengan nilai-nilai budaya daerah Madura. saham perlu mengetahui perkembangan dan kondisi
perusahaan melalui laporan keuangan. Laporan
Rumusan Masalah keuangan tersebut merupakan pertanggungjawaban
a. Bagaimana pemaknaan akuntansi pada keuangan formal oleh pimpinan/pengelola perusahaan
masyarakat Madura yang termasuk dalam atas kepercayaan yang diberikan dalam mengelola
paguyuban Karapan sapi? perusahaan tersebut. Kreditur atau calon kreditur
b. Bagaimana rekonstruksi konsep nilai budaya memerlukan informasi akuntansi dalam bentuk laporan
yang melekat pada paguyuban Karapan sapi. keuangan untuk dijadikan pertimbangan dalam
memberikan kredit. Selain itu juga laporan keuangan
dibutuhkan untuk memantau kondisi dan perkembangan
Tujuan Penelitian keuangan perusahaan agar kepentingan para kreditur
Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah untuk
senantiasa terlindungi. Para pekerja/karyawan
mengetahui pemaknaan akuntansi pada masyarakat
memerlukan informasi akuntansi karena berkepentingan
paguyuban Kerapan Sapi dan mengetahui rekonstruksi
atas kelangsungan hidup perusahaan dan jaminan sosial
konsep nilai budaya yang melekat pada paguyuban
yang mereka harapkan. Pemerintah berkepentingan
tersebut.
terhadap informasi akuntansi dalam kaitannya dengan
pemantauan atas pelaksanaan suatu peraturan, data
Tinjauan Pustaka melalui sensus, data statistic, dan sebagainya.
Akuntansi
Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi Metode Penelitian
didefinisikan sebagai suatu teknik atau seni (art) untuk Metode penelitan yang digunakan
mencatat, menggolongkan dan menyimpulkan adalah metode etnografi. Etnografi merupakan
transaksi-transaksi, atau kejadia-kejadian yang bersifat
8 Jurnal JIBEKA Volume 10, Nomor 1 Februari 2016 : 6 - 9

sebuah metode yang berasal dari studi meter, sapi-sapi tersebut harus bisa berlari sekitar 10
antropologi yang belakangan marak digunakan detik sampai 1 menit. Semakin cepat maka sapi
oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang tersebutlah pemenangnya.
lebih dalam dari para informannya. Obyek dari Pada penelitian ini peneliti melakukan
penelitian ini adalah manusia, sehingga peneliti wawancara kepada beberapa orang yang
menggunakan penelitian kualitatif dimana mengikuti lomba karapan sapi, orang yang
penelitian kualitatif adalah, penelitian yang mengikuti ini mengeluarkan biaya yang tidak
menggunakan pendekatan naturalistik untuk sedikit dari proses pembelian sepasang sapi
mencari dan menemukan pengertian atau hingga sapi tersebut siap untuk di adu dalam
pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar karapan sapi. Salah seorang sumber informasi
yang berkonteks khusus (Moleong, 2009: 6). mengatakan bahwa beliau hamper tidak pernah
Pendekatan yang digunakan adalah etnografi mencatat pengeluaran sehari-harinya. Beliau
yang bertujuan untuk mempelajari peristiwa mengatakan bahwa, uang yang dikeluarkan tidak
kultural yang menyajikan pandangan hidup akan sebanding jika kami menang. Uang yang
subjek yang menjadi objek studi. Studi etnografi dikeluarkan juga tidak dapat digantikan oleh
merupakan salah satu deskripsi tentang cara hadiah yang akan diperoleh jika sapi kami
mereka berfikir, hidup, dan berperilaku (Muhajir, menang. Pengeluaran itu akan tergantikan jika
2007:147). sapi kami menang maka status sosial pemilik sapi
akan terangkat. Dan bahkan jika sapi tersebut
Pengumpulan data kami jual kembali maka harga sapi tersebut bisa
Penelitian ini dilakukan pada salah satu seharga rumah.
kelompok Karapan Sapi disebuah pulau Madura Rekonstruksi konsep akuntansi pada
Provinsi Jawa Timur. Obyek analisis pada penelitian ini masyarakat Madura khususnya yang mengikuti karapan
adalah realitas kelompok budaya daerah sebagai sebuah sapi menunjukkan hasil bahwa akuntansi dipandang
komunitas, yang di dalamnya terjadi interaksi antara sebagai kegiatan pencatatan pengeluaran yang
individu dan struktur. Kelompok budaya yang dipilih berhubungan dengan angka serta kalkulasi dalam
sebagai obyek analisis adalah kelompok Karapan Sapi kegiatan ekonomi yang sarat dengan nilai kejujuran
dengan pertimbangan kelompok ini termasuk dalam serta tanggung jawab. Meskipun secara ekonomi
kategori kebudayaan yang setiap tahunnya masyarakat memahaminya akan tetapi secara praktiknya
diselenggarakan di pulau Madura. Informan untuk masyarakat di Madura tidak menerapkannya khususnya
penelitian ini adalah para pelaku Karapan Sapi yang bagi orang-orang yang masuk dalam paguyuban
terlibat langsung dan mempunyai pengalaman dalam karapan sapi. Hanya saja mereka berprinsip pada
proses penyusunan laporan keuangan dalam setiap kejujuran dan tanggung jawab yang kemudian dimaknai
tahunnya. Identitas informan yang digunakan hanya oleh mereka dalam karapan sapi sebagai wujud
inisial untuk menggantikan nama informan yang tanggung jawab setiap pemilik terhadap diri sendiri,
sebenarnya. keluarga, masyarakat dan leluhur untuk melestarikan
Pengumpulan data dilakukan melalui budaya dalam kehidupan sehari-hari.
pengamatan berpartisipasi, wawancara mendalam
dengan para informan dan dokumentasi. Pengamatan Simpulan
berpartisipasi dilakukan dengan cara keterlibatan Hasil pembahasan penelitian ini menunjukkan
peneliti di dalam proses penyusunan laporan keuangan
selama rentang waktu kurang lebih satu tahun.
bahwa kegiatan karapan sapi ini sebagai wujud
Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur dan kebanggaan masyarakat Madura bisa mengikuti
informal dalam berbagai situasi. Dokumentasi perlombaan karapan sapi.
digunakan untuk mengungkap realitas sosial yang
terjadi yang terdapat dalam suatu dokumen. Saran
Saran yang diajukan untuk penelitian selanjutnya
Hasil Pembahasan adalah berikut ini.
Pemaknaan praktik akuntansi yang peneliti 1. Penelitian ini menggunakan pendekatan
peroleh pada paguyuban karapan sapi menunjukkan etnografi, sehingga penelitian berikutnya
bahwa kompensasi ekonomi yang diperoleh setiap kali diharapkan dapat melakukan penelitian serupa
memenangkan pertandingan karapan sapi dimaknai dengan pendekatan lain, yaitu fenomenologi.
sebagai sarana untuk melestarikan budaya yang ada di 2. Penelitian ini menggunakan situs budaya karapan
Madura dan sebagai sarana untuk mengangkat status sapi yang ada di Madura, penelitian berikutnya
social pemilik sapi tersebut. Selain aja perlombaan diharapkan dapat meneliti situs yang berbeda
karapan sapi ini sebagai ajang pesta rakyat khususnya sesuai dengan sarat budaya di daerah
masyarakat Madura. Peserta perlombaan karapan sapi tersebut.
harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit.
Berdasarkan hasil wawancara kepada salah seorang Daftar Pustaka
peserta lomba. Beliau salah satu pemilik sepasang sapi 1. Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate
yang diberi nama Khrisna yang akan dilombakan dalam Accounting, edisi 8. Yogyakarta: BPFE.
karapan sapi tingkat Kecamatan yang saat ini lomba di Basrowi dan Sudikin. 2002. Metode
Pamekasan. Beliau mengaku bahwa untuk mengikuti Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro.
perlombaan karapan sapi membutuhkan dana yang tidak
Surabaya: Insan Cendekia.
sedikit. Untuk sepasang sapi, beberapa hari sebelum
perlombaan kami mempersiapkan kurang lebih 100 2. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2010.
butir telor dan aneka jamu untuk membentuk tubuh sapi Intermediate Accounting: IFRS Edition.
agar siap di adu di arena karapan. Sapi-sapi tersebut Edisi 1, Vol. 1. New York: John Wiley &
dilatih dan dirawat agar siap di adu dalam karapan sapi. Sons. Martani, D., Sylvia V.,Ratna W., Aria
Didalam karapan sapi dengan panjang lapang 100 F., Edward T. 2012. Akuntansi Keuangan
Amelia Ika Pratiwi dan Dwiyani Sudaryanti: AKUNTANSI KARAPAN SAPI PADA MASYARAKAT MADURA 9

Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba


Empat.
3. Muhajir, Noeng. 2007. Metodologi Keilmuan
Paradigma Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed.
Yogyakarta:
4. Rake Sarasin. Moleong, Lexy. 2009.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
5. Niswonger, C. Rollin, Carl S. Warren, dan
Philip E. Fess. 1990. Accounting Principles:
Terjemahan Prinsip-Prinsip Akuntansi.
Jakarta: Erlangga.
6. Rahayu, Sri, Unti Ludigdo, Didiet Affandy.
2007. Studi Fenomenologis Terhadap Proses
Penyusunan Anggaran Daerah Bukti Empiris
Dari Satu Satuankerja Perangkat Daerah Di
Provinsi Jambi. Seminar NAsional Akuntansi
(SNA) X. Unhas Makasar.
7. Razak, A., Unti Ludigdo, Eko Ganis
Sukoharsono, dan Armanu Thoyib. 2011.
Perilaku Kuasa Eksekutif dan Legislatif
Dalam Proses Penyusunan Anggaran
Pemerintah Daerah: Perspektif
Interaksionisme Simbolik. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma, Volume2, Nomor3,
Desember 2011, Hlm. 492-509.
8. Reeve, James M., Carl S. Warren, dan
Jonathan E. Duchac. 2013. Principles of
Accounting-Indonesia Adaptation:
Terjemahan Pengantar Akuntansi Adaptasi
Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
9. Line Soetriono dan Rita Hanafie. 2007.
Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Andi.
10. Spradley, James P. 2006. Metode Etnografi.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
11. Sukoharsono, Eko Ganis. 2009. Refleksi
Ethnografi Kritis: Pilihan Lain Teknik Riset
Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol.
4, No. 1.
12. Triyuwono, Iwan. 2013. (Makrifat) Metode
Penelitian Kualitatif (dan Kuantitatif) Untuk
Pengembangan Disiplin Akuntansi.
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) ke- 16,
Menado.

Anda mungkin juga menyukai