1. DEFINISI OBLIGASI
Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayar
kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Dari definisi ini dapat
dimengerti bahwa obligasi adalah suatu utang atau kewajiban jangka panjang (bond), sedang
utang jangka pendek disebut dengan bill. Nilai utang dari obligasi akan dibayarkan pada saat
jatuh temponya. Nilai utang dari obligasi ini dinyatakan di dalam surat utangnya. Obligasi
mempunyai jatuh tempo. Bunga dari obligasi adalah tetap (misalnya 14% setahun) jika ada dan
sudah ditentukan. Karena obligasi membayar bunga yang besarnya tetap, maka obligasi dikenal
juga sebagai sekuritas pendapatan tetap. Walaupun kebanyakan obligasi memberikan bunga
tetap, ada juga obligasi yang tidak membayar bunga.
2. KODE OBLIGASI
Obligasi (bond) dapat berupa serial bond (obligasi seri) dan term bond (obligasi termin)
atau kombinasi keduanya. Serial bond (obligasi seri) adalah suatu kelompok obligasi yang
obligasi-obligasinya akan jatuh tempo berurutan, yaitu satu atau lebih obligasi akan jatuh tempo
periode berikutnya setelah satu atau lebih obligasi lainnya jatuh tempo (misalnya setiap satu
tahun, setiap dua tahun dan seterusnya). Term bond (obligasi termin) adalah obligasi-obligasi
yang jatuh tempo bersamaan waktunya.
3. MACAM-MACAM OBLIGASI
Terdapat beberapa macam obligasi ditinjau dari penerbit nya, di antaranya yaitu obligasi
pemerintah (government bond), municipal bond, dan obligasi perusahaan (corporate bond).
3.1.Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah mempunyai sifat yang sama dengan obligasi perusahaan, hanya
bedanya penerbitnya adalah pemerintah bukannya perusahaan swasta, sehingga obligasi
pemerintah dianggap lebih aman dibandingkan dengan obligasi perusahaan.
3.3.Municipal Bond
Municipal bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, seperti
misalnya pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten. Pendapatan dari pembiayaan modal ini akan
digumkan untuk membayar kembali utang obligasinya.
3.4.Obligasi Perusahaan
1
Obligasi perusahaan (corporate bond) adalah surat utang jangka panjang yang
dikeluarkan oleh perusahaan swasta dengan nilai utang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh
tempo dengan pembayaran kupon atau tanpa kupon yang sudah ditentukan di kontrak utangnya.
4. NILAI OBLIGASI
Nilai dapat berupa nilai maturiti, nilai pasar, dan nilai intrinsic.
5. LIKUIDITAS OBLIGASI
Likuiditas (liquidity) atau disebut juga dengan marketability dari suatu obligasi
menunjukkan seberapa cepat investor dapat menjual obligasinya tanpa harus mengorbankan
harga obligasinya.
6. HASIL OBLIGASI
Beberapa pengukuran digunakan untuk mengukur yield dari suatu obligasi. Beberapa di
antaranya adalah curreni yield, yield to maturity, dan yield to call.
7. HAK TARIK
Penerbit obligasi akan lebih menyukai jika mempunyai pilihan untuk membayar
obligasinya pada nilai par sewaktu- waktu sebelum jatuhetempo. Hak obligasi semacam ini
disebut dengan hak tarik atau provisi tarik (call provision).
8. RENTANG HASIL
Rentang hasil (yield spread) adalah perbedaan antara yield to maturity (YTM) yang
dijanjikan dengan YTM suatu obligasi bebas gagal (default free) yang mempunyai nilai kupon
dan waktu maturity yang sama. Premium gagal (default premium) adalah perbedaan hasil dari
YTM dijanjikan dengan YTM diharapkan. YTM diinginkan (Y) dapat dihitung dengan suatu
𝑌 ′ +𝜋 ∙𝑃𝑑
rumus sebagai berikut: Y = 1−𝑃𝑑 (6-7)
9. RISIKO OBLIGASI
Risiko dari obligasi adalah kemungkinan obligasi tidak terbayar (default). Peringkat
obligasi (bond rating) dapat digunakan sebagai proksi dari risiko obligasi.
2
BAB 10 MODEL INDEKS TUNGGAL
2. ASUMSI-ASUMSI
Model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik model
ini sehingga menjadi berbeda dengan model-model yang lainnya. Asumsi utama dari model
indeks tunggal adalah kesalahan residu dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan
residu sekuritas ke-j atau ei tidak berkovari (berkorelasi) dengan ei untuk semua nilai dari i dan j.
7. MODEL PASAR
Model pasar (market model) merupakan bentuk dari model indeks tunggal dengan
batasan yang lebih sedikit. Model pasar bentuknya sama dengan model indeks tunggal.
Perbedaannya terletak di asumsinya. Di model indeks tunggal, di asumsikan bahwa kesalahan
residu masing-masing sekuritas tidak berkovari satu dengan yang lainnya atau Cov (ei,ej) = 0. Di
3
model pasar, asumsi ini tidak digunakan atau kesalahan residu masing-masing sekuritas dapat
berkolerasi.
4
BAB 11 BETA
1. DEFINISI BETA
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau retum
portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i
dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar.
Dengan demikian Beta merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu
sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan sebagai
fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu.
2. MENGESTIMASI BETA
Untuk menghitung Beta portofolio, maka Beta masing-masing sekuritas perlu dihitung
terlebih dahulu. Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing
sekuritas . Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data
historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk
mengestimasi Beta masa datang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa Beta historis mampu
menyediakan informasi tentang Beta masa depan (Elton dan Gruber, 1994). Beta historis dapat
dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return-return sekuritas dan return
pasar), data akuntansi (laba-laba perusahaan dan laba indeks pasar) atau data fundamental
(menggunakan variabel-variabel fundamental). Beta yang dihitung dengan data pasar disebut
dengan Beta pasar. Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan Beta akuntansi dan
Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan Beta fundamental.
3. BETA PASAR
Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari
sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu, misalnya selama 60 bulan untuk return
bulanan atau 200 hari untuk return harian. Dengan asumsi bahwa hubungan antara return-return
sekuritas dan return-return pasar adalah linier, maka Beta dapat diestimasi secara manual dengan
memplot garis di antara titik-titik return atau dengan teknik regresi.
4. BETA AKUNTANSI
Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan Beta pasar (yang menggunakan
data return), yaitu dengan mengganti data return dengan data laba akuntansi. Indeks laba pasar
dapat dihitung berdasarkan rata-rata laba akuntansi untuk portofolio pasar.
5. BETA FUNDAMENTAL
Beaver, Kettler dan Scholes (1970) mengembangkan penelitian Ball dan Brown dengan
menyajikan perhitungan Beta menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel-variabel
yang dipilih oleh mereka merupakan vériabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan
risiko, karena Beta merupakan pengukur dari risiko. Dengan argumentasi bahwa risiko dapat
ditentukan menggunakan kombinasi karakteristik pasar dari sekuritas dan nilai-nilai fundamental
perusahaan, maka kombinasi ini akan banyak membantu mengerti Beta dan untuk
memprediksinya. Beaver, Kettler dan Scholes menggunakan 7 macam variable : Dividend
Payout, Asset Growth, Leverage, Liquidity, Asset Size, Earnings Variability, Accounting Beta.
5
6. BETA PASAR DAN BETA FUNDAMENTAL
Kelebihan dari Beta return pasar adalah Beta ini mengukur respon dari masing-masing
sekuritas terhadap pergerakan pasar. Kelemahannya dari Beta return pasar adalah tidak langsung
mencerminkan perubahan dari karakteristik perusahaan karena Beta return pasar dihitung
berdasarkan hubungan data pasar (return perusahaan yang merupakan perubahan dari harga
saham dengan return pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik (fundamental)
perusahaan, seperti misalnya data fundamental pembayaran dividen. Beta fundamental
mempunyai kebaikan bahwa Beta ini secara langsung berhubungan dengan perubahan
karakteristik perusahaan, karena Beta ini dihitung menggunakan data karakteristik tersebut. Beta
fundamental juga mempunyai kelemahan, yaitu variabel-variabe1 karakteristik perusahaan
mempunyai efek terhadap Beta fundamental yang sama untuk semua perusahaan.
7. BETA PORTOFOLIO
Beta ponofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tenimbang (berdasarkan proporsi)
dari masing-masing individual sekuritas. Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan
dengan Beta tiap-tiap individual sekuritas. Alasannya adalah sebagai berikut ini.
1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu.
2. Perhitungan Beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran
(measurement error) atau kesalahan acak (random error)
6
BAB 12 BETA DISESUAIKAN DAN BETA UNTUK PASAR MODAL
BERKEMBANG
7
Scholes dan Williams (1977) memberikan solusi untuk mengoreksi bias dari perhitungan Beta
akibat perdagangan tidak sinkron dengan rumus sebagai berikut.
βi-1 + βi0 + βi+1
βi =
1 + 2 . ρ1
2. METODE DIMSON
Metode yang digunakan oleh Scholes dan Williams membutuhkan beberapa pengoperasian
regresi untuk menghitung Beta masing-masing periode lag dan lead. Dimson (1979)
menyederhanakan cara Scholes dan Williams ini dengan cara menggunakan regresi berganda,
sehingga hanya digunakan sebuah pengoperasian regresi saja berapapun banyaknya periode lag
dan lead.
4. Hitung Beta koreksian sekuritas ke- i yang merupakan penjumlahan koefisien regresi berganda
dengan bobot.
βi = w1 . βi-1 + + w1 . βi+1 βi0
8
BAB 15 EFISIENSI PASAR
4. DEFINISI PASAR
Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989)
sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Secara detail, efisiensi pasar
dapat didefinisikan dalam beberapa macam definisi, yaitu: (1) definisi pasar didasarkan pada
nilai intrinsik pasar sekuritas, (2) definisi efisiensi pasar didasarkan pada akurasi dari harga
sekuritas (Fama, 1970), (3) definisi efisiensi pasar didasarkan pada distribusi dari informasinya
(Beaver,1989) dan (4) definisi efisiensi pasar didasarkan pada proses dinamik (Jones, 1995).
9
harga sekuritas menyimpang dari nilai intrinsiknyam (Beaver, 1989). Dengan demikian suatu
pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang nilai-nilai
sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya.
10
BAB 16 PENGUJIAN EFISIENSI PASAR
Fama (1970) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan
dengan bentuk-bentuk efisiensi pasar sebagai berikut ini :
1) Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak-form tests), yaitu seberapa kuat informasi masa
lalu dapat memprediksi return masa depan.
2) Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi-strong-form test), yaitu seberapa cepat
harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan.
3) Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong-form tests), yaitu untuk menjawab pertanyaan
apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di harga sekuritas.
4. STUDI PERISTIWA
Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event
11
study dapat digunakan untuk menguji kangsungan informasi (information content) dari suatu
pengumumang dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengjujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan
dua pengujian yang berbeda. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi
dari suatu pengumuman.
Jika pengumuman mengantung informasi (information content)> maka diharapkan pasar
akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan, reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return.
Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang
mempunyai kandungan informasi akan membeikan abnormal return kepada pasar.
7. ANOMALI PASAR
Jones (1996) mendefinisikan anomali pasar (market anomaly) sebagai teknik atau strategi
yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien. Beberapa anomali yang banyak
mendapat perhatian adalah anomali karena strategi PER rendah (low P/E ratios) dan anomali
efek ukuran perusahaan (size effect).
12
BAB 17 MODEL PERHITUNGAN RETURN TAKNORMAL
1. RETURN TAKNORMAL
Return taknormal (abnormal return) merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya
terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasian (return yang
diharapkan oleh investor). Dengan demikian return taknormal (abnormal return) adalah selisih
antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian, sebagai berikut: RTNi,t =
Ri,t – E[Ri,t]
Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspektasian menggunakan model
estimasi mean-adjusted model, market model dan market-adjusted model.
2. MEAN-ADJUSTED MODEL
Model sesuaian rata-rata (mean-adjusted model) menganggap bahwa return ekspektasian
bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode
estimasi (estimation period). Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode
sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode
pengamatan atau jendela peristiwa (event window).
3. MARKET MODEL
Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar (market model) dilakukan dengan
dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama
periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasian
di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary
Least Square) dengan persamaan: R i,j = αi + βi . RMj + εi,j
4. MARKET-ADJUSTED MODEL
Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar (market model) dilakukan dengan
dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama
periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasian
di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary
Least Square) dengan persamaan: R i,j = αi + βi . RMj + εi,j
13
Pengujian statistik terhadap return taknormal mempunyai tujuan untuk meilhat
signifikansi return taknormal yang ada di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah
bahwa abnormal return tersebut secara statistic signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk
kabar baik dan negatif untuk kabar buruk). Pengujian-t (t-test) digunakan untuk maksud ini.
Secara umum, pengujian-t yang menguji hipotesis nol bahwa nilai suatu parameter sama dengan
nol adalah sebagai berikut:
β
t= Kesalahan standar estimasi
Pengujian-t ini dilakukan dengan cara standarisasi dari nilai return taknormal.
Standarisasi yang dilakukan adalah dengan membagi nilai return taknormal dengan nilai
kesalahan standar estimasinya (standar eror of the estimate). Kesalahan standar estimasi
merupakan kesalahan standar pada waktu mengestimasi nilai abnormal returnnya. Standarisasi
dilakukan untuk return taknormal masing-masing sekuritas.
14
BAB 18 MANAJEMEN PORTOFOLIO
Alasan memilih manajemen portofolio ini karena alasan sebagai berikut ini:
1. CFA (Chartered Financial Analyst) merupakan institusi terkenal yang mengembangkan
standar professional investasi untuk para anggotanya.
2. Manajemen portofolio ini menyediakan tahapan sistematik yang mudah dipahami.
3. Selain itu, manajemen portofolio ini banyak digunakan di kurikulum pendidikan oleh
banyak institusi professional.
2. PERENCANAAN PORTOFOLIO
Ada tiga input yang digunakan untuk membentuk portofolio, yaitu adalah 1) return
ekspektasian individual sekuritas (input ini digunakan untuk membentuk return ekspektasian
portofolio), 2) varian return individual sekuritas, dan 3) kovarian return individual sekuritas.
Varian dank ovarian return individual sekuritas digunakan untuk membentuk varian return atau
risiko portofolio. Faktor-faktor yang menentukan input-input ini berasal dari diri investor sendiri
(sasaran-sasaran, hambatan-hambatan, dan preferensi-preferensi) dan dari pasar modal (dengan
mempertimbangkan keadaan ekonomik, sosial, politikal, dan sektor yang relevan).
15
Dalam pembentukan portofolio, investor pasti dihadapkan pada beberapa batasan.
Batasan-batasan yang dapat terjadi adalah Likuiditas, Ketersediaan aktiva, Horison investasi,
Peraturan-peraturan, Pajak, Kebutuhan-kebutuhan unik.
9. EKSEKUSI PORTOFOLIO
Mengeksekusi portofolio berarti membuat portofolionya jika portofolio masih belum
dibuat dan merevisinya dikemudian hari berdasarkan umpanbalik yang diterima. Beberapa
tahapan dalam mengeksekusi portofolio adalah sebagai berikut ini.
a) Alokasi aktiva (asset allocation)
b) Optimalisasi portofolio (portfolio optimization)
c) Pemilihan sekuritas (security selection)
d) Implementasi dan Eksekusi
16