Anda di halaman 1dari 23

Neni...

I love
you so much
BUT DRILLING &
MIGAS (KPS) - Norma

BUT REPRESENTATIVE
OFFICE – 0,44% final

BUT BANK
JENIS BUT
BUT PABRIK

BUT DAGANG /AGEN

BUT KONSTRUKSI

BUT JASA
PROFESIONAL
Income :
Penghasilan dari Head
Office berupa sewa,
Koreksi Negatif
imbalan/fee, royalty &
bunga pinjaman ke BUT
Indonesia

Expenses:
Beban kepada Head Office
berupa sewa, imbalan/fee, Koreksi Positif
royalty & bunga pinjaman ke
HO di LN

Laba Fiskal Setelah Pajak


Pasal 26 = 20%
(Branch Profit Tax=BPT)
Head Office:
Misalkan melakukan jasa Penghasilan HO
“X” kepada customers di atas jasa yang
Surabaya sama dengan BUT
Jakarta dianggap
menjadi
penghasilan BUT
Jakarta. Pasal 26
Cabang (BUT) Jakarta: HO menjadi kredit
Melakukan jasa “X” yang pajak BUT
sama di wilayah jakarta & Indonesia
sekitarnya
Alokasi beban
Head Office: dari HO tersebut
Seringkali HO membagikan hanya diakui
Beban bersama yang secara
terjadi di HO untuk urusan proporsional
seluruh cabangnya yang omzet, yaitu
tersebar di seluruh negara Omzet BUT
Indonesia dibagi
dengan omzet
seluruh negara
Contoh (Force of Attraction Rule)
X Inc.(Australia) menutup perjanjian lisensi
dengan PT. ABC untuk mempergunakan merk
dagang X Inc. Sehubungan dengan perjanjian
BKP tidak berwujud itu, melalui cabangnya di
Jakarta, juga memberikan jasa manajemen
kepada PT. ABC. Dalam hal demikian,
penggunaan merk dagang oleh PT. Y
dianggap mempunyai hubungan efektif
dengan BUT-nya di Indonesia, dan oleh
karena itu royalti tersebut diperlakukan
sebagai penghasilan Cab. X Inc. di Jakarta
Akan timbul 3 issue dalam kontrak jasa JKPLN:
1. Aspek pajak atas PMA Indonesia dengan perusahaan
jasa di LN (apakah sudah timbul BUT atau belum)

2. Aspek pajak atas Gaji atau remunerasi staff kiriman


perusahaan jasa itu di Indonesia (siapa yg bayar?
Berapa lama di Indonesia?apakah gajinya menjadi
beban BUT Indonesia ?

3. Aspek PPN atas JPKLN yang harus segera dibayar


(tidak mempertimbangkan adanaya BUT atau tidak)
Ada atau tidak adanya BUT di Indonesia bukan
dilihat dari lamanya kontrak dan timetest
dalam P3B, tapi berdasarkan berapa lama staff
kiriman yang secara bergantian berada di
Indonesia dalam satu assignment proyek.
Misalkan :
Proyek jasa marketing research dengan
kontrak selama 100 hari. Dikirim si Mr. A
selama 20 hari kemudian digantiken dengan
Mr. B selama 30 hari. Jumlah hadir kerja di
Indonesia adalah 50 hari. Bandingkan dengan
timetest BUT di P3B.
Misalkan timetest PE dalam P3B adalah 90 hari,
maka walaupun kontraknya 100 hari masih
belum timbul PE di Indonesia, karena
kehadiran wakilnya (staff kiriman) hanya 50
hari saja. No PE No Tax. PPN tetap bayar.

Langkah kedua, baru kita lihat aspek pajak


atas Gajiannya para staff kiriman masing-
masing, apakah terhutang pasal 21, pasal 26,
atau bebas...
Catatan Penting:
Tanpa P3B...Atas pemberian jasa selain jasa
pelaksana konstruksi, UU PPh mengatur
bahwa jika jasa yang diberikan sudah lewat
dari 60 hari, maka sudah timbul PE, termasuk
jasa perencanaan dan pengawasan
konstruksi , jasa professional, atau jasa
dengan nama apapun. Jika sudah timbul PE,
maka disamakan sebagai WPDN Badan. Wajib
NPWP dan PKP.
 Expat ada 3 macam:
1. Expat kiriman WP Badan LN yang
ditugaskan ke Indonesia atas bendera
WPLN tersebut.
2. Expat atas nama “bendera pribadi” yang
melakukan pekerjaan bebas (jasa
Teknik/Management/Konsultan/profesio
nal lainnya) – bersifat Independent
3. Expat pribadi yang bekerja sebagai
karyawan pada perusahaan di Indonesia
yang memiliki ciri-ciri sbb:
 Ciri – ciri mereka adalah:
1. memiliki jabatan struktural pada PMA
atau perusahan domestik lainnya (as
a Director/Manager/Chief, etc)

2. memiliki Salary yang dibayar oleh


perusahaan Indonesia tersebut

3. bertanggung jawab kepada perusahaan


yang menggajinya itu (Perusahaan
Indonesia tersebut)
Gaji sebagai Karyawan
Atas Expat yang ada di Indonesia, baik
pegawai kiriman perusahaan LN atau WP OP
LN, P3B mengatur adanya 3 syarat yang
harus dipenuhi agar tidak terhutang pajak di
Indonesia. Syarat tersebut adalah:
1. Pegawai tersebut berada di negara
Indonesia kurang dari time test yang
diatur pada P3B, dan
2. Gaji dibayar langsung oleh majikan
(Employer) di LN (home country), dan
3. Gaji atau upah tidak dibebankan pada PE
yang ada di Indonesia.
Catatan Penting:

Dalam situasi tidak ada P3B, UU PPh (Pasal


2) menjelasken bahwa proyek pelaksanaan
konstruksi , instalasi dan perakitan, jika
sudah nampak wujud ada kegiatan proyek
jasa konstruksi, maka sudah dianggap ada PE
sejak awal proyek (tanpa timetest). Berarti
sudah jadi WPDN. Wajib NPWP dan PKP. Jika
ada P3B, lihat timetest-nya...
Jasa WPLN kurang
dari uji waktu di
Indonesia

Tidak ada
P3B
P3B

Kurang dari Kurang atau sama


Timetest di P3B: dengan 60 hari...

No Tax Psl. 26= 20%


Bicara P3B tentang usaha jasa teknik, jasa
management, jasa professional, etc ada
beberapa Negera Partner P3B yang tidak
mengatur timetest . Negara-negara ini
langsung menerapkan tarif pasal 26 berikut
ini atas nilai kontraknya:
Pakistan 15%
Venezuela 10%
Germany 7,5%
Swiss 5%
Luxembourg 10%
Contoh:

Tokokusen Co. – berdomisili di Japan, adalah


perusahaan trading mesin khusus pabrik ban mobil.
Tahun 2014 ia menutup kontrak dengan PT Ciputat
Telekomindo atas pembelian mesin baru untuk jasa
instalasi dan perawatan. Lama Kontrak 200 hari.
Dikirimlah 4 jagoannya, namanya Mr. A/B/C/D ke
Indonesia selama 150 hari secara bergantian. Salary
mereka ada yang dibayar langsung dari Tokokusen Co.
ada juga yang dibayar oleh PT Ciputat. Timetest PE
=183 hari, timetest Expat=183 hari.
Pertanyaan:
1. Jika tanpa P3B, Apakah Tokokusen Co. sudah menjadi BUT ?

2. Jika tanpa P3B, Apakah atas pembayaran kontrak


terhutang pasal 26 ?

3. Jika tanpa P3B, Apakah gaji para keempat expat kiriman


itu terhutang pasal 26 ? Atau pasal 21 ?

4. Jelasken cerita film-nya jika Tokokusen memiliki DGT-1


MBC Shipping Co. merupakan perusahaan
pelayaran yang berdomisili di Japan. Pada
tahun 2012 ia membuka cabang di Blok M,
Jakarta Selatan. Sudah punya NPWP dan
terdaftar di KPP Badora. Tahun 2013 ia
mendapat uang sewa dari PT Indah Selaras
untuk mengantar barangnya ke Hongkong
dengan nilai kontrak sewa $ 400.000,-.
Hitunglah pajaknya (pakai P3B Japan)...
AXZ co. (Japan) mendirikan cabang yang
berkantor di Plaza Sentral Lt.10, Jakarta.
Penjualan tetap dari jepang. Di jakarta
tidak melakukan penjualan, hanya untuk
showroom dan gudang saja. AXZ punya CoR
Japan.

Jelaskan apakah AXZ sudah ada PE dan


jelaskan aspek pajaknya !
Mr. Tanaka adalah seorang dokter. Ia
datang dari Jepang atas panggilan Rumah
Sakit Jakarta khusus untuk ‘Surgery’ berat
pasien. RSJ membayar $ 10.000 setiap kali
praktek. Ia berada di Indonesia selama 90
hari di 2013 dan 150 hari di 2014. Ia
memiliki CoR Japan.

Jelaskan :
1. Aspek pajak beliau jika tidak ada P3B.
2. Aspek pajak beliau jika ada P3B.
ABC Construction company (Japan)
mendapat proyek dari pemerintah
Indonesia yang dananya berasal dari
bantuan pemerintah Japan. Proyek
konstruksi selama 200 hari, yaitu
membangun jembatan di Kalimantan Timur.
Jika ABC Co. punya CoR, jelaskan aspek
pajak atas ABC Co ini.
He..he..lagi
Buseeet
gobrolin apaan
Coy...susah
ya ???....
beneeerrr

Anda mungkin juga menyukai