Anda di halaman 1dari 88

Sia-Uniba 1

BAB 1
TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema), artinya suatu
kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set
entitas yang berinteraksi, dimana sering kali menggunakan suatu model matematika.
Menurut Hall (2009), sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang saling
berkaitan yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut M.J Alexander (2001),
suatu sistem adalah suatu grup dari beberapa elemen, baik berbentuk fisik maupun bukan fisik,
yang menunjukkan suatu kumpulan saling berhubungan diantaranya dan berinteraksi bersama
menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akhir dari sistem.
Sistem merupakan suatu kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian-
bagian yang saling berintegrasi satu sama lain. Sebuah sistem harus memiliki dua kegiatan;
pertama, adanya masukan (input) yang merupakan sebagai sumber tenaga untuk dapat
beroprasinya sebuah sistem; kedua, adanya kegiatan operasional (proses) yang mengubah
masukan menjadi keluaran (output) berupa hasil operasi (tujuan/sasaran/target pengoperasian
suatu sistem).
Pada dasarnya rangkaian unsur dalam suatu sistem meliputi:

Masukan PROSES Keluaran

Siswa lulus seleksi * Tenaga pengajar * Sarjana siap pakai


Gedung

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Menurut Wijayanto (2001), Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai


dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana dan berbagai laporan yang didesain untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan, sedangkan menurut Romney
(2005), Sistem Informasi Akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi
yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi yang
diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan.
Berdasarkan situs Wikipedia, menyebutkan Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan
berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk computer dan perlengkapannya serta alat
komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang
didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen. Dengan demikian, Sistem Informasi Akuntansi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan dibentuk data transaksi bisnis yang
diolah dan disajikan sehingga menjadi sebuah laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak
yang membutuhkannya.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 2

B. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat tiga tujuan Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sbb:


1. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan kepada
seseorang (to fulfill obligations relating ti stewardship). Pengelolaan perusahaan selalu
mengacu kepada tanggung jawab manajemen guna menata secara jelas segala sesuatu
yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Keberadaan sistem
informasi membantu ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal
melalui laporan keuangan tradisional dan laporan yang diminta lainnya, demikian pula
ketersediaan laporan internal yang dibutuhkan oleh seluruh jajaran dalam bentuk
laporan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan.
2. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi pengambilan
keputusan manajemen (to support decision making by internal decision makers). Sistem
informasi menyediakan informasi guna mendukung setiap keputusan yang diambil oleh
pimpinan sesuai dengan pertanggungjawaban yang ditetapkan.
3. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan
sehari-hari (to support the-day-to-day operations). Sistem informasi menyediakan
informasi bagi setiap satuan tugas dalam berbagai level manajemen, sehingga mereka
dapat lebih produktif.

C. Perbedaan Data dan Informasi

Yang dimaksudkan dengan data adalah sesuatu penjelasan, keterangan maupun sesuatu
yang memiliki nilai/harga bagi seseorang yang kemudian dijadikan sebagai masukan bagi sistem
informasi. Dengan demikian, data yang berupa penjelasan, keterangan atau memiliki nilai
tersebut dapat disimpan dalam bentuk catatan atau media penyimpanan lainnya untuk
selanjutnya dijadikan sebagai masukan untuk menghasilkan sebuah informasi. Data dapat juga
diartikan sebagai sebuah fakta yang sudah dikumpulkan, disimpan dan diproses dengan
menggunakan teknologi. Kemudian dari fakta tersebut, diolah dan diubah oleh SIA guna
dijadikan bahan oleh pimpinan untuk membuat keputusan.
Menurut Jogiyanto (2002), data merupakan bentuk mentah sebuah fakta, belum dapat
bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk
dihasilkan informasi. Sedangkan menurut Romney (2005), informasi adalah data yang telah
diproses dan diatur ke dalam bentuk output yang memiliki arti bagi orang yang menerima dan
menurut situs Wikipedia, informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,
pengalaman atau instruksi.
Menurut Gordon B. Davis (1985), informasi adalah data yang telah diolah kedalam suatu
bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami
didalam keputusan sekarang maupun masa depan. Menurut Barry E. Cushing (1985), informasi
menunjukkan hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna kepada orang yang
menerimanya.
Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data, meliputi hasil gabungan,
analisis, penyimpulan dan pengolahan sistem informasi komputerisasi. Selain itu, informasi
adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. Dari beberapa definisi

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 3

informasi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang diolah kemudian
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan
suatu kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact and entity) serta digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Data yang diolah menjadi informasi

AH SA DI SAYA
DIOLAH
FAK YA KU KULIAH DI

LI MI EKO FAKULTAS EKONOMI

Fakta Data yang diubah menjadi


(data yang belum diganti) informasi yang lebih berarti

Menurut Romney (2005), ada enam karakteristik yang membuat suatu informasi
berguna dan memiliki arti bagi pengambilan keputusan, yaitu sbb:
1. Relevan, informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga tidak menimbulkan
keraguan bagi yang menggunakannya dan dapat digunakan secara tepat untuk
membuat keputusan.
2. Andal, suatu informasi harus memiliki keterandalan yang tinggi, informasi yang dijadikan
alat pengambil keputusan merupakan kejadian nyata dalam aktivitas perusahaan.
3. Lengkap, informasi tsb harus memiliki penjelasan yang rinci dan jelas dari setiap aspek
peristiwa yang diukurnya.
4. Tepat waktu, setiap informasi harus dalam kondisi yang update tidak dalam bentuk yang
using, sehingga penting untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.
5. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam bentuk yang jelas akan memudahkan
orang dalam menginterpretasikannya.
6. Dapat diverifikasi, informasi tsb tidak memiliki arti yang ambigu, memiliki kesamaan
pengertian bagi pemakainya.

D. Komponen dan Subsistem Informasi Akuntansi (SIA)

1. Komponen SIA

Kegiatan SIA terdiri atas beberapa unsur penting, yaitu: pelaku (orang) yang bertindak
sebagai operator sistem atau orang yang mengendalikan dan melaksanakan berbagai fungsi.
Prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dalam kegiatan mengumpulkan,
memproses dan menyimpan data tentang aktivitas bisnis perusahaan. Perangkat lunak
(software) dipakai untuk mengolah data perusahaan. Keberadaan perangkat computer, alat
pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan merupakan infrastruktur teknologi
informasi.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 4

Dengan adanya unsur-unsur diatas, memungkinkan SIA melaksanakan tugas utama


dalam proses bisnis perusahaan, yaitu:
a. Melaksanakan pengarsipan data terkait dengan aktivitas operasional organisasi, sumber
daya yang terkait dengan aktivitas tsb baik pimpinan maupun para pelaksana tugas serta
pihak luar yang memiliki kepentingan terhadap pelaporan yang dihasilkan oleh
organisasi bisnis tsb;
b. Data yang diubah menjadi informasi merupakan tugas pokok SIA yang digunakan oleh
pihak manajemen membuat keputusan dalam kegiatan perencanaan, implementasi dan
pengendalian tugas-tugas harian perusahaan; dan
c. Tersedia instrumen pengendalian yang handal untuk menjaga harta kekayaan
perusahaan, misalnya data yang memiliki nilai komersial organisasi, oleh karena itu,
data tsb harus tersedia lengkap dan terjaga kerahasiaannya serta dapat terandalkan
serta relevan dengan kebutuhan.

2. Subsistem SIA

Subsistem SIA terbagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem aktivitas operasi dan
subsistem pelaporan, yang dapat digambarkan sbb:

Gambar 1.1: Subsistem SIA

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 5

Gambar diatas menjelaskan subsistem Sistem Informasi Akuntansi dalam kegiatan proses bisnis
perusahaan, yaitu terdiri dari dua kelompok aktivitas.
a. Subsistem operasi, merupakan subsistem dari mulai terjadinya aktivitas transaksi atau
aktivitas bisnis kepada pendokumentasian arsip-arsip transaksi, baik secara normal
maupun secara elektronik yang terdiri dari empat subsistem aktivitas sbb:
1) Subsistem pendapatan (revenue cycle), mencakup kegiatan penjualan barang atau
jasa yang merupakan aktivitas bisnis perusahaan.
2) Subsistem pengeluaran (expenditure cycle) kegiatan pengadaan bahan baku, barang
dagangan, bahan pembantu, berikut biaya faktor input lainnya.
3) Subsistem produksi (production cycle) merupakan proses mengubah bahan baku,
bahan setengah jadi barang jadi.
4) Subsistem keuangan (finance cycle) kegiatan mengelola semua transaksi yang
diakibatkan oleh kegiatan, pendapatan, pengeluaran dan memproduksi barang/jasa.

b. Subsistem penyusunan laporan. Pelaporan dalam Sistem Informasi Akuntansi dibuat


berdasarkan masukan yang diterima dari subsistem operasional perusahaan, pelaporan
dalam SIA penting artinya sebagai alat pengendalian keuangan perusahaan. Laporan ini
sangat diperlukan oleh manajemen sebagai alat pembuat perencanaan maupun
pembuat keputusan, demikian juga pihak dari luar perusahaan yang dapat dijadikan
sebagai ukuran kinerja perusahaan selama periode akuntansi.

Subsistem pelaporan ini merupakan kompilasi hasil kerja yang dihasilkan oleh sistem
buku besar beserta buku pembantunya, serta beberapa penyesuaian yang diperlukan dan
ringkasan hasil aktivitas operasional perusahaan. Subsistem penyusunan laporan keuangan
merupakan pusat dari sistem informasi akuntansi perusahaan, karena subsistem ini
melaksanakan kegiatan pengumpulan data dari berbagai sumber kegiatan.
Aktivitas mengumpulkan data terdiri atas: informasi transaksi yang dihasilkan oleh
subsistem operasi, informasi mengenai kegiatan pendanaan dan investasi, umpamanya
penerbitan dan pembayaran utang serta pembelian tunai atau penjualan surat berharga
bersifat investasi yang berasal dari analisis pada eksekutif keuangan. Informasi terkait dengan
anggaran yang disusun oleh bagian anggaran. Informasi mengenai ayat jurnal penyesuaian yang
telah disusun.
Berdasarkan informasi diatas, data akan digunakan sebagai bahan menyusun berbagai
laporan guna kepentingan internal maupun eksternal. Laporan dapat dihasilkan secara periodic
maupun sesuai dengan kebutuhan pimpinan. Selain menghasilkan laporan periodic, sistem
penyusunan laporan juga harus didesain sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan
informasi yang diminta oleh berbagai jajaran dalam organisasi. Kebutuhan informasi itu dapat
dijadikan sebagai pembanding antara kegiatan yang telah ditargetkan dengan hasil kerja yang
dilaporkan.

a. Beberapa syarat yang penting dalam penyusunan laporan, yaitu:


1) Laporan dibuat sesuai target waktu,
2) Laporan harus informative dan dimengerti oleh pemakai,

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 6

3) Tampilan laporan sederhana dan menarik,


4) Menggunakan format yang umum digunakan,
5) Memiliki nilai yang bermanfaat bagi pemakai,
6) Tingginya nilai yang diraih dibandingkan biaya yang dikeluarkan,
7) Laporan harus dilakukan cek silang ke bagian lain untuk membuktikan
keakuratannya.

b. Aktivitas subsistem penyusunan laporan, terdiri atas empat aktivitas dasar:


1) Melaksanakan pemuktahiran transaksi buku besar,
2) Menyusun ayat jurnal penyesuaian,
3) Aktivitas pelaporan keuangan,
4) Penyajian laporan bagi manajerial.

E. Peran SIA dalam Rantai Nilai

Value chain yang dikembangkan oleh M. Porter, menganalisis aktivitas-aktivitas rantai


nilai secara rinci serta memberikan analisis mengenai bagaimana suatu organisasi
melaksanakan aktivitasnya dan bagaimana aktivitas itu saling berintegrasi dan apa kepentingan
setiap aktivitas itu, berikut ini adalah gambaran diagram rantai nilai.

Aktivitas pendukung

1. Infrastruktur perusahaan

MARGIN
2. Pengembangan sumber daya manusia
3. Manajemen teknologi
4. Pembelian

MARGIN

Logistic Logistic Pemasaran

Ke dalam Operasi Ke luar Dan Pelayanan

Aktivitas utama

Gambar 1.2: Rantai Nilai (Value chain)

Diagram yang disajikan tsb menerangkan rantai nilai sebagai konseptualisasi aktivitas
dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Rantai nilai organisasi ini terdiri atas lima aktivitas
utama yang secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya dan empat aktivitas
pendukung, yaitu sbb:

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 7

1. Inbound logistics, yang terdiri atas penerimaan, penyimpanan dan distribus bahan baku
yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijual kepada
pelanggan.
2. Operasi (operation), adalah aktivitas yang mengubah masukan menjadi produk atau jasa
yang siap untuk dipasarkan.
3. Outbond logistics, adalah aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi
kepada para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan, mengarah pada aktivitas yang berhubungan dengan
membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi.
5. Pelayanan (service), yaitu memberikan dukungan pelayanan purnajual kepada para
pelanggan.

Aktivitas pendukung dalam rantai nilai berperan mendukung kegiatan yang dilakukan
oleh aktivitas utama, kegiatan aktivitas pendukung ini bertujuan untuk emningkatkan kinerja
dan dukungan penuh terhadap pelaksanaan fungsi kelima aktivitas utama dalam operasional
perusahaan. Adapun aktivitas pendukung memiliki fungsi sbb:
1. Infrastruktur perusahaan, meliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan aktivitas
akuntansi, peraturan dan aspek legalitas dan administrasi umum yang merupakan aspek
utama dalam pelaksanaan sebuah operasional organisasi.
2. Sumber daya manusia, aktivitas sumber daya manusia adalah unsur yang menentukan
kemajuan organisasi bisnis, aktivitas yang terkait adalah perencanaan SDM, mutasi,
sistem jenjang karier, penggajian dan pensiunan karyawan.
3. Teknologi, mengadopsi sebuah teknologi kedalam aktivitas operasional perusahaan
adalah sesuatu yang menguntungkan, apabila dilakukan tanpa perencanaan yang
matang akan berdampak kepada kerugian perusahaan. Teknologi yang dipakai harus
bertujuan menunjang pelaksanaan aktivitas utama.

Berdasarkan diagram rantai nilai dan penjelasan diatas, posisi Sistem Informasi
Akuntansi berperan di semua aktivitas rantai nilai tsb. SIA mendukung kegiatan aktivitas utama
dan juga berperan dalam aktivitas pendukung. Laporan yang dihasilkan SIA akan membantu
manajemen di basis aktivitas utama maupun di aktivitas pendukung. Laporan tsb dapat
dijadikan bahan untuk membuat keputusan penting dalam rangka operasional perusahaan.

F. Peranan SIA Menambah Nilai dalam Organisasi

Merancang Sistem Informasi Akuntansi yang tepat dapat memberikan nilai tambah yang
optimal bagi perusahaan. Tujuan merancang SIA tsb dapat menghasilkan hal-hal sbb:
1. Jika sistem dan prosedur kerja ditata secara tepat maka produk yang dihasilkan lebih
efisien, melalui SIA dapat dibuat SOP sehingga tidak ada pekerjaan yang menyimpang
dan memudahkan pengendalian produksi oleh manajer.
2. Sebuah pekerjaan yang dilakukan terencana sesuai prosedur dapat meningkatkan
efisiensi. Perancangan SIA yang baik dapat membantu memperbaiki efisiensi jalannya
suatu proses, misalnya tersedia data dan informasi secara tepat waktu.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 8

3. Informasi yang diterima dengan tepat waktu dapat meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan. Melalui SIA dapat dihasilkan informasi yang akurat sehingga pengambilan
keputusan dengan informasi tepat waktu dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
4. Merancang SIA secara baik dan utuh akan mempermudah proses alih pengetahuan dan
pengalaman, terutama pada tingkat operator dan desainer. Semua kreativitas yang
muncul dari penularan pengetahuan akan meningkatkan keunggulan perusahaan.

Peningkatan keuntungan yang diraih perusahaan biasanya berasal dari perancangan SIA
yang dilakukan dengan baik, bagaimana mengintegrasikan rantai nilai dalam organisasi
sehingga timbul efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Perlu dipikirkan bagaimana
pelanggan dapat mengakses langsung pesanannya melalui media internet sehingga menyingkat
jarak yang ditempuh.

G. Pengguna Sistem Informasi Akuntansi

Pihak-pihak yang memanfaatkan Sistem Informasi Akuntansi perusahaan terdiri atas


berikut ini:
1. Pihak internal perusahaan. Kelompok ini terdiri para manajer yang dalam kapasitasnya
di perusahaan memerlukan informasi sesuai bentuk tugas dan tanggung jawabnya,
mereka membuat keputusan berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan oleh SIA.
Apabila informasi yang mereka peroleh dapat menunjang tugasnya, maka kinerja
perusahaan akan meningkat.
2. Pihak eksternal. Kelompok ini adalah pihak-pihak di luar perusahaan memiliki
kepentingan dengan perkembangan perusahaan, posisi mereka adakalanya menentukan
terhadap eksistensi perusahaan ke depan. Mereka memerlukan informasi yang
dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi, mereka berada di luar perusahaan, seperti
pemegang saham, kreditor dan masyarakat umum.

H. Hubungan SIM dan SIA

Menurut Wijayanto (2002), Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem informasi
yang bersifat menyeluruh, bertujuan untuk menyajikan berbagai informasi yang jauh lebih luas
daripada informasi akuntansi yang bersifat historis. Menurut Jogiyanto (2005), Sistem Informasi
Manajemen (Management Information Systems) merupakan penerapan sistem informasi
didalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan
manajemen.
George M. Scott (2001) menyebutkan, Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan
dari interaksi sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial
maupun kebutuhan operasi. Menurut Barry E. Cushing (1985), Sistem Informasi Manajemen
adalah kumpulan dari manusia dan sumber daya modal didalam suatu organisasi yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen. Menurut Frederick H. Wu (1985), Sistem Informasi
Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem yang menyediakan informasi untuk
mendukung manajemen.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 9

Menurut Gordon B. Davis (1985), Sistem Informasi Manajemen adalah sistem manusia
atau mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi
pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Menurut Wijayanto (2002), Sistem Informasi
Akuntansi adalah susunan berbagai dokumen , alat komunikasi, tenaga pelaksana dan berbagai
laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan.
Menurut Romney (2005), Sistem Informasi Akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal
dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2)
informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan.
Dari beberapa definisi tsb, dapat dirangkum bahwa SIM adalah kumpulan dari interaksi sistem
informasi dan menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen.
SIM merupakan suatu sistem yang melakukan berbagai fungsi untuk menyediakan
semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi. SIM merupakan kumpulan dari
sistem operasi. SIM tergantung pada besar-kecilnya organisasi, dapat terdiri atas sistem
informasi berikut:
1. Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information Systems) menyediakan informasi
dari transaksi keuangan.
2. Sistem Informasi Pemasaran (Marketing Information Systems) menyediakan informasi
untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan pemasaran, kegiatan penelitian pasar dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
3. Sistem Informasi Manajemen Persediaan (Inventory Management Information Systems).
4. Sistem Informasi Personalia (Personnel Information Systems).
5. Sistem Informasi Distribusi (Distribution Information Systems).
6. Sistem Informasi Pembelian (Purchasing Information Systems).
7. Sistem Informasi Kekayaan (Treasury Information Systems).
8. Sistem Informasi Analisis Kredit (Credit Analysis Information Systems).
9. Sistem Informasi Penelitian dan Pengembangan (Research and Development
Information Systems).
10. Sistem Informasi Teknik (Engineering Information Systems).

Semua sistem informasi tsb dimaksudkan memberikan informasi kepada semua level
manajemen. Pada organisasi yang kecil, SIA (Sistem Informasi Akuntansi) hampir mewakili
semua SIM (Sistem Informasi Manajemen) atau dengan kata lain, SIA adalah SIM dan SIM
adalah SIA. Pada organisasi yang besar, SIA merupakan subsistem dari SIM. SIA merupakan
subsistem yang terbesar dari SIM. George M. Scott memberikan sejumlah angka untuk
organisasi yang besar, sekitar sepertiga sampai dengan setengah dari total transaksi yang
diproses adalah transaksi akuntansi dan untuk organisasi yang kecil 70% atau lebih transaksi
kebanyakan adalah transaksi akuntansi.
Semua data didalam organisasi ditangani oleh SIM dan menghasilkan semua informasi
yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Informasi yang dihasilkan oleh SIM dapat
berupa informasi keuangan dan informasi dari pengolahan data transaksi yang bukan bersifat
keuangan. SIA sebagai subsistem yang terbesar dalam SIM memegang peranan yang sangat
penting, sehingga untuk memahami SIA, berarti harus memahami SIM secara menyeluruh.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 10

I.Transaksi yang diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi

Transaksi merupakan suatu kejadian yang berpengaruh penting bagi eksistensi


keuangan perusahaan dan diproses melalui sistem informasi dalam unit-unit yang terkait.
Transaksi dapat pula diartikan sebagai kejadian dengan pihak luar perusahaan yang melibatkan
pertukaran antara dua entitas atau lebih, misalnya terjadinya transaksi jual beli barang atau
jasa antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Transaksi yang diproses oleh Sistem
Informasi Akuntansi diuraikan sbb.

1. Transaksi Keuangan

Transaksi keuangan merupakan aktivitas ekonomi dalam subsistem perusahaan atau


kejadian yang terjadi pada unit perusahaan yang memiliki objek pengukurannya dapat dinilai
dengan nilai mata uang serta dalam sistem akuntansi dapat mempengaruhi laporan keuangan
yang dibuat. Dengan demikian, transaksi keuangan dapat pula diartikan sebuah peristiwa
ekonomi yang berpengaruh terhadap aktiva dan ekuitas perusahaan yang diwujudkan kedalam
akun yang bertambah dan yang berkurang dan diukur dalam satuan moneter.
Transaksi keuangan mempunyai nilai atau dinyatakan dalam satuan uang. Transaksi
keuangan sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan atau unit organisasi,
karena dengan adanya transaksi yang terjadi dalam perusahaan kita dapat melihat bagaimana
perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi perusahaan dan bagaimana cara memperoleh
dana yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tsb.

2. Transaksi Nonkeuangan

Transaksi nonkeuangan dapat diartikan sebuah kejadian yang diproses oleh sistem
informasi manajemen yang memiliki makna lebih luas daripada transaksi keuangan,
umpamanya peristiwa penandatanganan kesepakatan kerja sama (MOU) antara suatu
perusahaan dengan perusahaan lain terkait dengan pasokan bahan baku untuk produksi, maka
kejadian ini dapat dicatat oleh sistem informasi perusahaan sebagai sebuah transaksi.

Kesimpulan
Peran SIA secara umum adalah mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan
transaksi dalam organisasi, membantu organisasi mengadopsi dan mempertahankan posisi
strategis, memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
Hal yang penting adalah sistem informasi harus mengumpulkan dan mengintegrasikan, baik
data keuangan maupun data nonkeuangan dari aktivitas organisasi. Keberhasilan suatu SIA
ditentukan oleh kualitas informasinya. Oleh karena itu, perlu sistem yang baik untuk
menghasilkan informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 11

BAB II
SISTEM DAN TEKNIK DOKUMENTASI

Dalam menganalisis dan merancang suatu sistem informasi akuntansi, analisis sistem
akan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kebutuhan informasi
oleh berbagai pihak. Untuk menyelesaikan masalah tsb, seorang analis sistem harus memiliki
bekal teknik pendokumentasian yang baik. Teknik tsb diharapkan dapat digunakan untuk
menganalisis setiap permasalahan yang dihadapi.
Dalam Statement of Auditing Standard (SAS) 55, Consideration of the Internal Control
Structure in a Financial Statement Audit mensyaratkan auditor independen memiliki
pemahaman atas sistem pengendalian internal perusahaan sebelum melakukan audit (Romney,
2005). Atas alasan tsb, para auditor sistem direkomendasikan untuk menggunakan bagan alir
ketika mendokumentasikan sebuah sistem yang komplek dan rumit. Dengan gambaran tsb,
auditor sistem akan mudah melihat kelemahan dan kekuatan pengendalian suatu perusahaan.

A. Pengertian Teknik Dokumentasi

Adakalanya deskripsi tertulis sebuah sistem sulit dimengerti. Pengalaman menunjukkan


bahwa sebuah image visual dapat menjelaskan sebuah informasi sistem lebih efektif dan efisien
dari sekedar kalimat penjelasan. Dokumentasi sistem dapat digunakan secara rutin sebagai
desainer dan auditor sistem oleh tenaga akuntansi. Para tenaga akuntansi harus memiliki
keahlian dan kemampuan untuk mendokumentasikan sistem dalam bentuk grafis.
Dalam menganalisis sebuah sistem, digunakan desain dan teknik dokumentasi sistem,
serta hal lain yang terkait dengan sistem itu sendiri. Dokumentasi meliputi bentuk naratif,
bagan alir (flowchart), diagram dan materi tertulis lainnya, yang menjelaskan bagaimana
sebuah sistem bekerja. Informasi ini meliputi siapa, apa, kapan, dimana, mengapa dan
bagaimana data dimasukkan, diproses, disimpan, menghasilkan informasi, serta bagaimana
pengendalian sistem. Salah satu alat yang sering digunakan untuk mendokumentasikan sistem
adalah: diagram arus data dan bagan alir (bagan alir dokumen, bagan alir sistem, bagan alir
program). Alat ini dilengkapi dengan deskripsi naratif sistem, yaitu penjelasan pertahap
mengenai komponen dan interaksi sistem.
Peranan teknik pendokumentasian sebenarnya tergantung dari jenis pekerjaan, teknik
pendokumentasian memiliki peranan penting dalam hal berikut ini.
1. Sebuah sistem beroperasi dapat terbaca dari dokumentasi yang tersedia
2. Dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dokumentasi sistem pengendalian
internal dan dapat menentapkan apakah sistem tsb memenuhi kebutuhan perusahaan
3. Sebuah sistem berfungsi secara optimal, apabila sistem tsb dapat secara mudah
dimengerti prosedurnya oleh orang lain dan dalam pengembangan sistem baru harus
menunjukkan sistem pengendalian internalnya.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 12

B. Alat Dokumentasi Akuntansi

1. Diagram Arus Data (Data Flow Diagram)


Diagram arus data menggunakan symbol untuk menandakan sebuah proses, sumber
data dan entitas dalam sebuah sistem. Pemakai utamanya adalah analis sistem dan perancang
sistem. Diagram arus data digunakan oleh analis sistem untuk mendokumentasikan
perancangan logis sistem guna membantu pengguna memahami proses kerja sistem.
Penggunaan diagram arus data bertujuan untuk memisahkan secara jelas proses logis dari
sistem analis dari proses fisik perancangan sistem.

a. Elemen-elemen dalam diagram arus data


Diagram arus data disusun berdasarkan beberapa indicator dasar, yaitu: sumber dari
tujuan data, arus data, proses, tempat penyimpanan data dan kamus data. Kelima elemen ini
dikombinasikan guna memperlihatkan bagaimana data diproses. Pembuat diagram arus data
selalu menggunakan symbol-simbol yang mudah dimengerti oleh pengguna sistem, biasanya
symbol yang digunakan adalah sbb.
Nama Simbol Penjelasan

Terminal Menggambarkan sumber atau tujuan data

Proses Menunjukkan proses mengubah data

Penyimpanan data Penyimpanan data digunakan untuk


menunjukkan penyimpanan data
Aliran data Arus data digunakan untuk menunjukkan
airan dari data

Gambar 2.1: Simbol diagram arus data

1) Sumber dan tujuan data. Penggunaan symbol pada sumber dan tujuan data yang
digunakan pada diagram arus data merupakan gambaran sebuah institusi perusahaan
maupun orang personal yang menggunakan informasi dari sistem tsb. Pada dasarnya,
sumber dan tujuan tsb disebut sebagai entitas, sumber dan tujuan data tsb dinotasikan
dengan kotak persegi empat.
2) Arus data (data flow), pergerakan data menggambarkan aliran data melalui
pemrosesan, file data dan entitas data. Pergerakan data melalui file data dan entitas
data akan mengalir melalui tahapan pemrosesan data sesuai dengan modul yang
tersedia. Untuk menggambarkan aliran data tsb, ditunjukkan dengan garis lurus atau
melengkung dengan tanda panah.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 13

Gambar 2.2: Diagram arus data proses penerimaan dari pelanggan

Pada gambar 2.2 diatas menjelaskan penerimaan pembayaran dari konsumen dalam bentuk
pembayaran uang dan pengiriman ke sistem piutang agar terjadi pembaharuan pencatatan
saldo piutang, pembayaran dalam bentuk tunai dikirim ke bank perusahaan untuk dicatat
sebagai setoran ke bank. Aliran lain adalah melalui sistem untuk mencatat perubahan saldo
piutang pada sistem. Departemen kredit akan melakukan pembaharuan saldo piutang atas
nama pelanggan yang telah menyerahkan sejumlah uang berdasarkan informasi piutang yang
diterima dari sistem.

3) Proses. Kegiatan proses pada sistem adalah kegiatan mentransformasikan data


keuangan yang diterima. Pada gambar diatas, sistem memproses penerimaan
pembayaran dari pelanggan. Pada tahap ini, ada dua kejadian, yaitu proses penyetoran
uang ke bank berbentuk slip cek, bukti setoran dan data pengiriman uang ke sistem
yang diolah dan diperbaharui pada buku piutang berdasarkan bukti setoran ke bank dan
pada tahap ini, selanjutnya dokumen piutang akan dikirim ke departemen kredit untuk
diarsipkan sesuai tanggal kejadian.
4) Tempat penyimpanan data. Pada sistem dikenal dengan data store atau tempat
penyimpanan data, tempat penyimpanan data ini berfungsi menyimpan data yang
disimpan berdasarkan sementara. Data yang disimpan harus diberi label yang jelas dan
tempat penyimpanan data ini tidak bisa dilihat secara fisik, karena berbentuk perangkat
lunak.
5) Kamus data. Kamus data (data dictionary) menggambarkan deskripsi semua elemen
data, penyimpanan dan arus data pada sebuah sistem. Adakalanya kamus data ini
berbentuk sebuah salinan utama (master copy) dari kamus data untuk menunjukkan
konsistensi dan akurasi dalam pengembangan sistem informasi yang tersedia.

b. Diagram arus data ke dalam subsistem


Untuk memudahkan penafsiran diagram arus data, terutama pada gambaran yang lebih
detil dan rinci, biasanya diagram arus data ini dipecah-pecah kedalam subbagian yang lebih
kecil, ini dilakukan untuk mengantisipasi jika gambar membutuhkan tingkatan yang lebih rinci.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 14

Untuk menjelaskan kepada pembaca, sistem diagram arus data diawali dengan
menampilkan diagram konteks (context diagram) yang bertujuan menjelaskan gambaran
ringkas tentang sistem tsb. Diagram ini menjelaskan sistem pemroses data dan entitas eksternal
yang menjelaskan arah dan tujuan sebuah proses sistem.

Gambar 2.3: Diagram konteks (Context diagram) pemprosesan penjualan

Gambar 2.3 diatas menunjukkan bahwa sistem pemrosesan penjualan dimulai dari penerimaan
pesanan pelanggan, bagian kredit akan memverifikasi kelayakan pemberian kredit kepada
pelanggan, departemen penjualan mengirim surat pengeluaran barang ke departemen gudang,
departemen pengiriman menerima barang dan slip pengepakan dan dokumen pengiriman,
sedangkan departemen pengendalian persediaan menerima dokumen pengeluaran barang dari
departemen penjualan. Dalam sistem pesanan penjualan, departemen pengeluaran barang dari
departemen penjualan. Dalam sistem pesanan penjualan, departemen penagihan berperan
mendistribusikan ke berbagai departemen, diantaranya ke departemen piutang dagang dalam
bentuk salinan buku besar dan departemen buku besar.

c. Menggambar diagram arus data


Menggambar diagram arus data dapat dimulai dengan menggunakan empat symbol
dasar bagan alir, symbol diagram arus data memiliki makna dan tujuan yang penting, yaitu
sebagai proses penekanan terdapatnya analisis aliran data dan penekanan terhadap
pendekatan logika dalam merancang sistem dari tampilan fisik.
Beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam membuat diagram arus data adalah;
perancang sistem memahami terlebih dahulu sistemnya sebelum membuat bagan alir,

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 15

tentukan sub-sub yang akan menjadi entitas, awali dengan membuat diagram konteks, lakukan
pengidentifikasian arus data, apa saja yang menjadi kelompok arus data, identifikasi kegiatan
transformasinya, pelajari seluruh dokumen atau tempat penyimpanan data dan pelajari sumber
dan tujuan data, tandai setiap langkah proses kerja dan lengkapi dengan notasi yang jelas
(terutama pada sub-sub bagian) guna memudahkan penelusuran kejadian.

2. Bagan Alir (Flow Chart)


Bagan alir (flowchart) merupakan kumpulan dari notasi diagram simbolik yang
menunjukkan aliran data dan urutan operasi dalam sistem. Bagan alir (flowchart) merupakan
metode teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan sejumlah aspek dari sistem
informasi secara jelas, ringkas dan logis. Sebuah bagan alir akan representasikan grafikal pada
suatu sistem yang menggambarkan terjadinya relasi fisik antara entitas kuncinya. Auditor,
analis sistem, perancang sistem dan pemrogram, merupakan orang-orang yang paling
mengenal notasi ini.

a. Simbol bagan alir


Notasi yang digunakan untuk membuat bagan alir dapat dibagi menjadi kelompok
berikut.
1) Simbol masukan/keluaran merupakan media yang memberikan input untuk pemrosesan
output dari suatu sistem.
2) Simbol pemrosesan merupakan media yang dipergunakan untuk memproses data atau
menunjukkan kapan proses dilakukan secara manual.
3) Simbol penyimpanan (storage symbols) media ini berfungsi sebagai tepat menyimpan
data yang sementara waktu menunggu diproses oleh sistem.
4) Simbol arus dan lain-lain menunjukkan arus data dan barang mengalir, media ini
menjelaskan awal atau akhir sebuah sistem, bagaimana membuat keputusan dan
komentar yang dibutuhkan.

Gambar 2.4: Penggunaan Simbol untuk diagram alir

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 16

b. Pembuatan bagan alir


Dalam membuat bagan alir digunakan symbol bagan alir, garisan aliran dan variasi yang
tepat. Penggunaan symbol pada bagan alir untuk mewakili fungsi-fungsi informasi atau jenis
lain dari sistem. Arah aliran direpresentasikan dengan garis yang ditarik diantara symbol. Arah
normal dari aliran adalah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
Jika garis aliran terputus karena keterbatasan halaman, symbol penghubung harus
digunakan untuk menunjukkan keterputusan tsb. Jika aliran dua arah, dapat ditunjukkan
dengan garis tunggal atau ganda, tetapi anak panah harus digunakan untuk menunjukkan arah
aliran normal dan arah sebaliknya. Pada gambar 2.5 berikut menunjukkan bentuk bagan alir
tentang penyerahan/pelunasan dari pelanggan.

Gambar 2.5: Bagan alir tentang tahapan penyerahan dari pelanggan

c. Pengelompokan bagan alir


Bagan alir dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu sbb:
1) Bagan alir sistem, yaitu bagan yang menunjukkan gambaran diagram arus data melalui
serangkaian operasional dalam sistem pemrosesan data otomatis. Bagan ini
menjelaskan bagaimana data diambil dan ditempatkan dalam sistem, bagaimana proses
lanjutan yang terjadi pada data dan output sistem. Aliran pemrosesan digambarkan
dengan symbol-simbol yang dihubungkan dengan garis alir. Simbol yang digunakan
berupa garis lurus berbentuk tanda panah.

Gambar 2.6: Bagan alir sistem

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 17

2) Bagan alir dokumen, yaitu diagram yang menggambarkan arus dokumen melalui berbaai
departemen dan fungsi dalam sebuah organisasi. Bagan alir dokumen, khususnya
berguna untuk menganalisis kelengkapan prosedur pengendalian didalam suatu sistem,
seperti pemeriksaan internal dan pemisahan fungsi. Bagan alir dokumen serupa dalam
hal format dengan bagan alir analitis, tetapi lebih memuat sedikit rincian mengenai
fungsi pemrosesan dari setiap entitas yang digambarkan dalam bagan. Simbol yang
digunakan dalam bagan ini adalah symbol yang menjelaskan aliran dokumen.

Gambar 2.7: Bagan alir dokumen

3) Bagan alir program, menunjukkan proses penjelasan yang dibutuhkan oleh auditor
untuk memperjelas proses yang dituangkan pada bagan alir sistem. Bagan alir dokumen
merupakan bagan pelengkap dari bagan alir sistem, bagan ini mendukung dan
mendeskripsikan logika yang dibuat pada bagan alir sistem.

Gambar 2.8: Hubungan antara Bagan alir program dan bagan alir sistem

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 18

d. Langkah-langkah mempersiapkan bagan alir (flowchart) sbb:


1) Perhatikan karakteristik setiap bagian dalam organisasi maupun pihak-pihak luar
yang terkait
2) Cantumkan nama tiap-tiap departemen pada kolom yang sudah disediakan
3) Buatlah desain bagan alir secara vertical dan horizontal, dengan memulai dari atas
diteruskan kearah bawah dan dari kiri ke kanan
4) Beri awalan dan akhiran yang jelas untuk bagan alir
5) Gunakan software computer untuk menggambar symbol-simbol yang digunakan
serta lengkapi dengan nama yang jelas
6) Gunakan tanda-tanda yang jelas, misalnya nomor file, garis lurus diakhiri dengan
kepala panah, konektor untuk garis yang bersimpang

Kesimpulan
Seorang analis sistem harus memiliki bekal teknik pendokumentasian yang baik. Bekal
tsb diharapkan mampu membantu seorang analis dalam menganalisis setiap permasalahan
yang terjadi. Statement of Auditing Standard (SAS) 55, mensyaratkan auditor independen
memiliki pemahaman atas sistem pengendalian internal perusahaan sebelum melakukan audit
(Romney, 2005). Atas alasan tsb, para auditor direkomendasikan untuk menggunakan bagan
alir ketika mendokumentasikan sistem yang luas dan rumit. Dengan gambaran grafis tsb,
auditor akan mudah melihat kelemahan dan kekuatan pengendalian suatu perusahaan. Teknik
dokumentasi yang populer digunakan adalah diagram arus data dan bagan alir yang terdiri atas
bagan alir dokumen, bagan alir sistem dan bagan alir program. Alat pendokumentasian tsb
dilengkapi dengan deskripsi naratif sistem, yaitu penjelasan pertahap mengenai komponen dan
interaksi sistem.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 19

BAB III
SISTEM KOMPUTERISASI DATA AKUNTANSI

Sistem komputerisasi akuntansi merupakan aplikasi dari accounting system yang


berbasis sistem database dengan menggunakan teknologi computer. Prinsip dasarnya sama
dengan akuntansi manual namun, karena sumber dayanya berbeda-beda, maka proses
pengolahan data keuangan dengan metode tangan atau mesin ketik terlihat sangat berbeda
dengan proses akuntansi pada sistem komputerisasi.
Dalam sistem komputerisasi, sejumlah kegiatan akuntansi tidak dilakukan lagi sebab
sistem komputerisasi akuntansi dapat memproses transaksi dan menyusun laporan keuangan
dengan sedikit sekali campur tangan manusia. Komputerisasi akuntansi didesain untuk
mempermudah pekerjaan akuntansi, namun keberhasilan computer akuntansi membutuhkan
penguasaan teknologi informasi dan computer.

A. Sistem Komputerisasi Akuntansi


Komputerisasi yang berasal dari kata computer diambil dari bahasa latin, computare,
yang berarti menghitung. Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang
cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan
menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output dibawah pengawasan suatu
langkah-langkah instruksi program yang tersimpan di memori. Komputerisasi merupakan
aktivitas yang berbasis pada computer (computer based system).
Seiring perkembangan teknologi informasi, sistem komputerisasi data akuntansi
mengalami perubahan akibat pengaruh penggunaan teknologi computer. Sistem ini
menciptakan banyak kemudahan dalam menyelesaikan persoalan akuntansi namun, tetap
memenuhi prinsip-prinsip akuntansi. Didalam mengaplikasikan teknologi, tingkat kemampuan
pemakai (skill) menggunakan teknologi computer sangat menentukan. Diperlukan penguasaan
pengetahuan bagi pemakai, sebab adakalanya seseorang selalu ingin mempertahankan
kebiasaannya dan ini merupakan hambatan utama dalam pengembangan sistem. Tingkat
pengetahuan karyawan dan kecenderungan personal untuk mempertahankan kebiasaannya
merupakan hambatan utama dalam pengembangan sistem.

Gambar 3.1: Proses akuntansi secara komputerisasi

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 20

Perbedaan Sistem Akuntansi Manual dan Computer

Karakteristik sistem akuntansi computer:


1. Modul buku besar menjadi sebagai data stronge
2. Kebutuhan informasi dapat dilakukan langsung ke database sistem
3. Informasi keuangan dapat dimunculkan secara serentak melalui media windows
4. Pencatatan data akuntansi berupa buku besar dan buku pembantu disimpan disistem
database
5. Perangkat keras dan perangkat lunak teknologi dominan digunakan
6. Dapat dilakukan jejak audit berdasarkan bagan alir program dan bagan alir sistem yang
tersedia
7. Peranan tenaga manusia terbatas pada entry data
8. Rawan terhadap serangan virus computer

Karakteristik akuntansi sistem manual:


1. Sistem manual berperan sebagai pengendali
2. Keterbatasan output pada saat selesainya pekerjaan laporan akhir. Sedangkan laporan
di bagian awal, tengah, sulit untuk dibuat dengan segera
3. Pengamanan bukti-bukti pembukuan, baik dokumen sumber maupun dokumen
pendukung harus dijaga dengan ketat dan rahasia
4. Membutuhkan waktu dan tenaga yang optimal untuk melakukan jejak audit
5. Maksimalisasi pemakaian tenaga manusia untuk proses entry data
6. Penerapan aturan yang berlapis sesuai hirarki organisasi dalam penerapan control
terhadap manusia

B. Pengolahan Data Elektronik

Sistem pengolahan data elektronik menggunakan media computer terdiri dari beberapa
mekanisme kerja, yaitu sistem tidak langsung (batch processing), sistem langsung (real-time
processing), sistem database, sistem distribusi dan sistem time sharing.

1. Sistem Tidak Langsung (Batch Processing)

Sistem batch processing merupakan cara pencatatan transaksi secara menumpuk


dengan pengertian, transaksi akan diproses apabila sudah pada jumlah tertentu dan ini
biasanya terdapat pada transaksi yang memiliki intensitas rendah. Sistem ini merupakan
sistem yang paling lama digunakan dan paling populer. Batch oriented system ini hanya
memproses data setelah data itu terkumpul atau menumpuk terlebih dahulu, tapi bukan berarti
tidak dikerjakan, hanya disesuaikan dengan ritme kerja di perusahaan tsb.
Dalam sistem batch, dokumen yang sudah dikumpulkan dan entry ke file input yang bisa
terbaca computer. File input tsb diproses oleh Central Processing Unit (CPU) untuk
menghasilkan file output, baik dalam bentuk hard copy maupun file dalam media penyimpanan
eksternal lainnya. Pendekatan sistem ini diterapkan untuk aplikasi yang memiliki jumlah data
terbatas sehingga diperlukan pemeriksaan pendahuluan yang cermat sebelum data diolah.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 21

Gambar 3.2: Proses kerja sistem batch processing

Tabel 3.1: Kelebihan dan kekurangan sistem batch processing


Kelebihan Kekurangan
1) Setiap orang dalam perusahaan mudah 1) Menyulitkan mencari sesuatu transaksi,
memahami prosedur kerja sistem ini karena adanya penumpukkan data
sebelum di entry
2) Cara kerja batch processing ini tidak akan 2) Berhubung sulitnya mencari sebuah file
merubah sistem pelaporan yang sudah yang menumpuk, maka sistem kerja agak
dirancang dan jejak audit tetap dapat lambat karena transaksi harus dimasukkan
dilakukan sesuai prosedur secara bersama-sama
3) Menggunakan perangkat lunak yang 3) Memerlukan penyesuaian yang berulang,
mudah didesain oleh perancang sistem akibat memasukkan transaksi secara
menumpuk
4) Cukup efisien dari sisi biaya operasional 4) Tidak efisien dari sisi waktu

2. Sistem Langsung (Real Time)

Sistem real time merupakan suatu sistem pengolahan data yang membutuhkan tingkat
transaksi yang sangat tinggi. Hal ini mengingat bahwa kebutuhan transaksi harus diperoleh
pada saat yang sama, sebagai bagian dari pengendalian sistem secara keseluruhan. Sistem ini
memungkinkan untuk mengirimkan data ke computer pusat, diproses di computer pusat
langsung pada saat diterima dan kemudian mengirimkan kembali hasil pengolahan ke pengirim
data saat itu juga.
Pada sistem real time, pengolahan data harus berpusat pada CPU yang relative besar
karena sistem ini didukung oleh sistem operasi yang rumit dan sistem aplikasi yang panjang dan
kompleks. Mekanisme kerja real time pada waktu memasukkan transaksi, otomatis computer
pusat akan aktif dan mengolah masukan dan secara real time akan melaporkan output-nya

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 22

melalui layar monitor ataupun hasil cetakan. Pangkalan data yang digunakan biasanya memiliki
memori yang sangat besar terutama untuk menampung entry data secara serentak dari
berbagai media input.

a. Karakteristik perangkat keras sistem real time


1) Pengolahan data dilakukan terdesentralisasi (terpusat) dengan CPU yang memiliki
kapasitas simpan berukuran besar
2) Setiap saat file induk (master file) akan di-update dan setiap saat bisa dipergunakan.
Dengan demikian, diperlukan sistem sentralisasi dalam penggunaan file, guna
mencapai efisiensi dan kehematan sistem
3) File harus selalu siap setiap digunakan untuk melayani permintaan pada terminal,
oleh karena master file harus tersimpan dalam perangkat input/output yang bisa
diakses langsung dan selalu dalam keadaan online

b. Bentuk-bentuk sistem real time yang biasa digunakan :


1) Sistem inquiry, sistem yang berfungsi memberikan layanan jawaban dalam jumlah
yang terbatas
2) Sistem dispatching, berfungsi melayani pertanyaan-pertanyaan yang diminta oleh
terminal dan sistem ini juga mampu meng-update file-file yang tersedia di terminal
untuk memudahkan mengetahui informasi terkini dari akun bersangkutan, biasanya
digunakan untuk mengetahui persediaan barang

Gambar 3.3: Sistem dispatching

Saat petugas akan memeriksa pesanan penjualan disetujui atau tidak, maka terminal akan
memberikan penjelasan perihal disetujui atau tidaknya pesanan tsb. Fasilitas ini memungkinkan
pengaturan persediaan dapat terpantau setiap saat dan lebih menguntungkan pihak
perusahaan untuk melayani pelanggan secara maksimal dan tepat waktu. Sistem ini akan
menginformasikan kepada petugas kapan saat persediaan ditambah serta adanya jeda waktu
untuk penagihan kredit kepada pelanggan.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 23

Data pesanan dikirim ke terminal untuk membuat salinan faktur penjualan dan secara otomatis
piutang dapat diperbaharui, file persediaan akan diperbaharui dan kesiapan untuk melakukan
pesanan kembali guna mengisi persediaan. Dengan demikian, dokumen pembelian secara
otomatis akan tercatat di terminal. Sistem ini dapat juga dirancang membuat analisis tentang
produk, pelanggan, wilayah penjualan yang digarap, serta usia piutang dapat diketahui melalui
laporan akuntansi.

c. Kelebihan dan kekurangan sistem real-time

Tabel 3.2: Kelebihan dan kekurangan real time


Kelebihan Kekurangan
1) Melalui sistem real time data dapat diolah melalui 1) Investasi untuk menggunakan sistem ini cukup
terminal dan secara langsung melapor bahwa telah tinggi dan mahal
terjadi perubahan akun
2) Ketelitian sistem sangat andal, seperti sistem akan
langsung menolak apabila ada kekeliruan input 2) Perangkat keras dan perangkat lunak dibutuhkan
data dan sistem akan mengedit dan beserta memori untuk operasional sistem ini dan
memperbaharui data terakhir akan efektif jika telah ada jaringan dalam
3) Sistem ini dapat menampilkan informasi yang perusahaan
dibutuhkan pada saat kapanpun juga sesuai
kebutuhan, terutama dalam pembuatan keputusan 3) Sistem real time memiliki perangkat lunak yang
untuk melakukan pesanan kembali guna dapat mengorganisasi akses random,
menambah persediaan mengendalikan jaringan komunikasi dan
memproses transaksi dengan multi program

3. Sistem Database

Database merupakan gabungan file yang membentuk file utama (master file) yang saling
terkait, dalam database file merupakan gabungan dari record dan record merupakan gabungan
dari field atau atribut suatu entitas. Pada gambar dibawah ini merupakan struktur file database.

Database

(gabungan file)

File

(gabungan record)

Record

(gabungan field,
catatan tentang field)

Field

(tentang no.pelanggan,
nama, kota, dsb)
Gambar 3.4: Skema hierarki data dalam database

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 24

Hierarki data dalam database pada gambar diatas menggambarkan bagaimana data disimpan
dalam sistem computer yang ditunjukkan adanya gabungan elemen dasar yang biasa disebut
hierarki data dalam sistem database. Bentuk biasa tsb memiliki struktur catatan yang
dicontohkan sbb:

Catatan piutang
Nama Alamat No. Telp Saldo yg Penjualan Retur Diskon Saldo
lalu penjualan penjualan baru

Catatan usia piutang


Nama Alamat Saldo Piutang Usia 30- Usia 60- Usia 90- Lebih dari
baru 60 hari 90 hari 120 hari 120 hari

Catatan analisis penjualan


Nama Alamat Saldo Penjualan Penjualan Laba Laba Saldo Retur
baru s.d. hari kotor kotor piutang penjualan
piutang ini s.d. rata- s.d. hari
hari ini rata ini

Gabungan field (atribut suatu entitas) seperti nomor pelanggan, nama pelanggan,
alamat pelanggan, nama kota, provinsi, kode pos, serta atribut-atribut lain yang menjelaskan
suatu entitas (seorang pelanggan), bergabung menjadi filed. Gabungan dari field ini akan
membentuk catatan (record), record pelanggan terdiri dari berbagai macam pelanggan, mulai
catatan pelanggan pertama sampai catatan pelanggan ke 2000 (tergantung banyak pelanggan
yang dimiliki perusahaan).
Gabungan dari record akan membentuk file, misalnya ada file pelanggan, ada file
penjualan dan ada file persediaan. Sama dengan file pelanggan, file penjualan juga merupakan
kumpulan dari record (catatan) tentang penjualan, demikian juga file persediaan merupakan
kumpulan dari record (catatan) tentang persediaan barang.
Gabungan dari file-file tsb yang saling berhubungan dan dikendalikan secara terpadu
akan membentuk database. Dengan demikian, sistem database merupakan kumpulan file-file
yang terbentuk dari gabungan record (catatan) dan record tsb berasal dari atribut sebuah
entitas yang dinamakan field.
Romney (2005) menjelaskan, bahwa ada dua jenis file dasar dalam sistem database,
yaitu file utama (master file) dan file transaksi (transaction file). File utama diibaratkan sebagai
buku besar dalam sistem akuntansi manual, file utama menyimpan semua informasi tentang
sumber daya perusahaan dan semua elemen yang terkait dalam pelaksanaan perusahaan.
Sedangkan file transaksi diibaratkan sebagai jurnal transaksi pada sistem akuntansi manual,
yang berisi semua catatan kejadian (event) selama periode akuntansi. File transaksi bersifat
tidak permanen, selama satu periode akuntansi file ini akan diperbaharui yaitu pada saat
penutupan buku besar.
Kebutuhan penambahan file utama seiring melebarnya usaha perusahaan tanpa disadari
banyak perusahaan menjadi tuntutan utama. Memperlakukan data sebagai sumber daya
perusahaan yang dikelola dan dijaga secara rahasia oleh seluruh unit atau departemen dalam
Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi
Sia-Uniba 25

perusahaan, bukan menjadi tanggung jawab satu departemen saja. Data yang terintegrasi
dicapai melalui kombinasi file utama yang dapat diakses secara langsung oleh program aplikasi
lain dan kondisi dapat dilakukan apabila dikelola dengan menggunakan sebuah program yaitu
sistem Database Management System (DBMS). DBMS merupakan program penghubung
(interface) antara database dengan program aplikasi lain, adanya kerjasama antara DBMS
dengan program aplikasi lain untuk menggunakan database dinamakan sistem database.

a. Skema database
Skema database mendiskripsikan hubungan logis antara satu record (catatan) dengan
record lainnya. Pengertian skema memiliki tiga pendekatan standar.
1) Skema tingkat konseptual, yaitu gambaran seluruh tampilan database dalam suatu
perusahaan, skema ini mengidentifikasikan semua elemen data dan hubungan
antara data tsb, yaitu gambaran rincian tentang file pelanggan, file persediaan, file
penjualan, dsb. Tingkat ini mendeskripsikan pemetaan ke tingkat internal
2) Skema tingkat eksternal, yaitu penggabungan pandangan logis pemakai individual
tentang elemen-elemen database menjadi pandangan ke tingkat konseptual
3) Skema tingkat internal, yaitu merupakan rincian tentang penyimpanan data pada
level yang terendah dari database (field) yang menggambarkan rincian tentang
nomor pelanggan, currency, nama pelanggan, riwayat penjualan, dsb.
b. Kelebihan dan kelemahan sistem database

Tabel 3.3: Kelebihan dan kekurangan database


Kelebihan Kekurangan
1. Sistem ini dapat diterapkan untuk 1. Dibutuhkan investasi tinggi untuk
pengolahan data secara tidak langsung menggunakan sistem ini
maupun secara langsung (on line
processing)
2. File tidak perlu dimutakhirkan, karena 2. Menggunakan sistem jaringan dan
pekerjaan ini sudah langsung dilakukan penggunaan yang tidak benar dapat
oleh file induk (master file). Dan ini mendatangkan virus di jaringan
dilakukan secara on-line
3. Untuk pemakaian yang lebih maksimal 3. Untuk transaksi yang intensitasnya rendah
dapat menggunakan program aplikasi lain tidak efektif menggunakan program DBMS
dengan menggunakan program DBMS

C. Program Aplikasi

Penggunaan perangkat lunak (software) dalam pengolahan data saat ini sudah umum,
pasar perangkat lunak berlomba-lomba menawarkan keunggulan produknya sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Produsen perangkat lunak membuat perangkat lunak untuk keperluan di
bidang akuntansi, dibidang teknik, dibidang kedokteran, dsb.
Perangkat lunak yang dibuat untuk akuntansi telah berkembang pesat. Produsen ada
yang berasal dari luar negeri dan ada juga produsen local, seiring pertumbuhan pengetahuan
informasi dan teknologi di Indonesia.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 26

Kadangkala karena waktu yang sangat pendek terhadap tenggat waktu yang ditentukan
oleh manajemen, bagian sistem informasi tidak mampu mengembangkan sendiri aplikasi yang
diperlukan perusahaan. Sebagai gantinya, dilakukan pembelian paket perangkat lunak, yaitu
perangkat lunak yang dibuat oleh suatu vendor yang ditujukan untuk menangani masalah
tertentu. Dengan menggunakan perangkat lunak seperti ini, para spesialis sistem informasi
tidak perlu membuat program dan tentu akan menyingkat waktu tersedianya sistem informasi
yang dikehendaki.
Pada praktiknya, sebuah paket perangkat lunak seringkali belum sesuai dengan semua
kebutuhan perusahaan. Namun, kemampuan yang ditawarkan sebuah paket perangkat lunak
jauh melebihi dari kebutuhan. Oleh karena itu, diperlukan pula tindakan untuk mengidentifikasi
antara kemampuan yang ditawarkan paket perangkat lunak dengan kebutuhan perusahaan.
Satu hal lagi yang juga perlu diketahui, umumnya paket perangkat lunak dijual dalam
bentuk modul-modul secara terpisah; misalnya berupa modul Account Payable, Accounts
Receivable, Payroll dan General Ledger. Pada keadaan seperti ini, tentu saja modul-modul yang
sekiranya belum diperlukan tidak dibeli.
Beberapa produk perangkat lunak yang tersedia saat ini di pasaran secara ringkas dapat
dijelaskan sbb.

1.MYOB

MYOB (Mind Your Own Business) merupakan program manajemen bisnis yang terpadu yang
dijalankan pada sistem operasi Windows. Saat ini, sudah lebih dari ribuan salinan program
MYOB dipakai di beberapa Negara maju, seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Selandia
Baru, Inggris, Singapura dan Malaysia. Demikian pula halnya di Indonesia, mulai dipasarkan
produk MYOB sejak th 1999.
Pada produk MYOB accounting plus, program ini tidak hanya mengotomatisasi pembukuan, tapi
juga mengintegrasikan secara lengkap seluruh fungsi akuntansi kedalam satu program aplikasi.
Penggunaan program ini dapat menghemat biaya, sebab mengurangi penggunaan kertas dalam
membuat dokumen, disamping itu juga menghemat waktu untuk menelusuri kesalahan, lebih
mudah dalam menyiapkan laporan keuangan dan laporan lainnya, serta lebih fleksibel karena
mudah disesuaikan dengan sistem akuntansi perusahaan.

2.General Ledger (AccPac)

Accpac General Ledger adalah sebuah kumpulan buku besar pada sistem akuntansi. Semua
transaksi keuangan akan disatukan dan di-input/dikumpulkan (batch) sebelum proses
penempatan ke laporan buku besar. Program aplikasi ini lebih focus pada general ledger
system, pada sistem kumpulan buku besar mempunyai beberapa keunggulan sbb:
a. Pengelompokan transaksi sesuai jenisnya
b. Sebelum tutup buku, masih ada kesempatan untuk melakukan cetak dan perbaikan
kesalahan
c. Laporan keuangan sementara dapat dihasilkan dengan penempatan. Penempatan
sementara untuk mengetahui pengaruhnya

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 27

d. Lebih mudah melakukan pekerjaan jejah audit (autitrial) serta menghasilkan laporan
yang dapat dipercaya

Pada sistem akuntansi manual, semua transaksi di-input pada jurnal dengan saldo debit dan
kredit, tanggal, deskripsi dan keterangan untuk referensi yang perlu ditambahkan.

3.Program Zahir Accounting

Zahir accounting saat sekarang cukup populer dan pada dasarnya, program ini lebih
memfokuskan diri pada pengguna yang tidak memahami teori akuntansi, seperti para
pengusaha kecil dan menengah. Kebanyakan para pengusaha kurang memperhatikan manfaat
laporan keuangan, seperti laporan laba rugi atau neraca, mereka lebih membutuhkan informasi
tentang cash flow, perputaran barang dagangan dan pemasaran. Untuk itu, software ini
mencoba menjawabnya dengan memasarkan produknya lebih dekat dengan pasar.
Melalui program aplikasi ini biasanya pemakai dapat mengetahui informasi tentang
mana produk yang paling menguntungkan, di wilayah mana suatu produk diserap oleh pasar
atau wilayah mana penjualan paling tinggi, produk jenis apa yang paling laris dan berbagai
informasi lain yang dapat membantu mengambil keputusan strategis. Biasanya seluruh
informasi tsb disajikan dalam bentuk grafik yang mudah dipahami serta interaktif, selain itu
tersedia laporan pendukung lain.
Seluruh transaksi dibuat dalam bentuk tampilan formulir yang mudah dipahami dan
sering digunakan dalam bisnis sehari-hari, mengisinya semudah mengisi nota penjualan atau
menulis cek, seluruh proses akuntansi, laporan dan grafik otomatis dibuat. Menggunakan
bahasa Indonesia dan tidak menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti.
Seluruh laporan dapat diklik untuk membuka kembali transaksi aslinya, sehingga mudah
diaudit, serta dapat dipindahkan ke berbagai format, seperti MS Office Excel untuk dapat diolah
lebih lanjut oleh konsultan perusahaan. Terdapat laporan audit trail yang menyimpan jejak
perubahan transaksi, dimana dapat ditampilkan jurnal transaksi asli sebelum transaksi tsb diedit
atau dihapus, beserta nama peng-input dan waktu kejadiannya.
Selain dari aplikasi diatas, banyak aplikasi lain yang dapat digunakan dalam sistem
komputerisasi data akuntansi seperti Payroll, General Ledger, Simply Accounting, Peachtree,
Turbocash, dll.

Kesimpulan
Jika kita ingin mengaplikasikan computer dalam proses data akuntansi, sebaiknya
mengetahui cara mengolah data untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam
akuntansi. Pengolahan data terdiri atas beberapa sistem, yaitu sistem tidak langsung (batch
oriented), sistem langsung (real time), sistem database. Selain itu, kita dapat juga mengetahui
beberapa aplikasi yang digunakan dalam proses komputerisasi akuntansi. Aplikasi tsb, antara
lain MYOB, General Ledger (AccPac), DacEasy, Payroll, Simply Accounting, Peachtree,
Trubocash, dll.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 28

BAB IV
PROSES TRANSAKSI BISNIS

Transaksi keuangan dapat diartikan bermacam-macam, ada yang mengartikan sebagai


peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas perusahaan. Pengertian tsb
direfleksikan kedalam akun-akunnya dan yang bisa diukur dalam satuan mata uang. Adapun
transaksi keuangan yang paling umum adalah pertukaran ekonomi dengan pihak luar
perusahaan, diantaranya berupa penjualan barang atau jasa, pembelian untuk persediaan,
pembebanan kewajiban keuangan, penerimaan kas, dsb.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sumber daya dalam perusahaan yang
memiliki tanggung jawab mempersiapkan informasi keuangan yang diperoleh dari aktivitas
mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan, SIA merupakan sebuah sistem
yang menangani segala sesuatu berkenaan dengan keuangan perusahaan, sedangkan akuntansi
merupakan sebuah Sistem Informasi. SIA membentuk fungsi penting dalam organisasi
perusahaan untuk melaksanakan fungsi sbb.
Mengumpulkan dan menyimpan segala kegiatan berhubungan dengan transaksi
perusahaan
Melaksanakan kegiatan pemprosesan data menjadikan informasi untuk digunakan
dalam mengambil keputusan dalam perusahaan
Melakukan kegiatan pengendalian terhadap seluruh harta kekayaan perusahaan

Melalui subsistem, SIA melakukan kegiatan pemrosesan semua kegiatan transaksi keuangan
maupun bersifat nonkeuangan secara langsung berpengaruh terhadap pemrosesan transaksi
keuangan perusahaan.
Sistem informasi akuntansi memiliki tiga subsistem, yang melakukan pemrosesan sbb.
Subsistem pemrosesan transaksi melakukan kegiatan memproses semua yang berkaitan
dengan kegiatan operasional bisnis harian
Subsistem buku besar, buku pembantu melakukan laporan keuangan berbentuk laporan
laba rugi, neraca, dsb
Subsistem pelaporan manajemen bertujuan membantu menyediakan untuk pimpinan
perusahaan dengan berbagai informasi dengan tujuan khusus (misalnya anggaran,
laporan kinerja serta laporan pertanggungjawaban) yang dapat digunakan sebagai
pengambilan keputusan perusahaan

A.Pengertian Proses Transaksi


Proses transaksi bisnis dalam sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi yang
mendukung proses operasi bisnis harian dalam pemrosesan akuntansi. Disebut transaksi karena
berupa kegiatan yang mempengaruhi atau merupakan bagian dari kepentingan perusahaan
yang diolah oleh sistem informasi dalam unit pekerjaan tertentu.
1. Proses transaksi bisnis, merupakan kegiatan sector bisnis dalam rangka mencari peluang
oleh pelaku usaha yang bertujuan untuk memperluas pangsa pasar serta jaringan
perusahaan

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 29

2. Karakteristik sistem perusahaan, yaitu memiliki tujuan, terdapat lingkungan sekitar,


memiliki keterbatasan tersedia sistem kerja, memiliki umpan balik, terdapat
pengendalian dalam organisasi
3. Struktur perusahaan, yaitu setiap organisasi formal pasti memiliki struktur organisasi
yang berfungsi bagi manajer mengarahkan dan mengkoordinasi serangkaian aktivitas
dan operasi dalam perusahaan melalui struktur yang dibuat akan terdapat distribusi
wewenang dan tanggung jawab setiap bagian. Beberapa struktur yang dikenal adalah
struktur hierarki, struktur matriks, struktur desentralisasi dan struktur jaringan
4. Hubungan struktur perusahaan dengan SIA. Struktur perusahaan menentukan vertical
flow of information, terdapat struktur perusahaan memastikan aliran transaksi bergerak
secara horizontal melalui SIA dilakukan pencatatan transaksi bersamaan dengan unit
departemen terkait untuk mengolah transaksi tsb
5. Sistem operasi perusahaan. Sistem operasi merupakan kegiatan yang terjadi untuk
mengolah sumber daya yang tersedia menjadi barang atau jasa, misalnya pada usaha
jasa perbankan menerima calon nasabah, melakukan pembiayaan, menyewakan deposit
box, kegiatan kliring, dsb
6. Transaksi nonkeuangan, merupakan segala peristiwa yang diproses oleh sistem
informasi perusahaan yang memiliki nilai atau yang dapat dinilai secara financial,
misalnya kegiatan melakukan kontrak kerja sama dengan pihak eksternal perusahaan.
Kegiatan ini dapat diukur sebagai sebuah peristiwa yang disimpan dalam sistem
informasi perusahaan

Gambar 4.1: Sistem pemrosesan transaksi secara manual

B.Transaksi Bisnis dan Sistem Informasi Akuntansi


Tingginya tingkat persaingan bisnis mendorong dilakukannya suatu proses komunikasi
informasi dan data secara tepat dan akurat baik melalui proses pengolahan data, analisis dan
pelaporan data, proses ini didasarkan pada criteria data yang relevan, handal, lengkap, tepat
waktu, mudah dimengerti, dapat diakses secara langsung melalui proses komunikasi data dan

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 30

terintegrasi. Media yang saat dapat diandalkan adalah dengan menggunakan program sistem
manajemen database terpadu (Integrated Database Management Systems).
Sistem database yang dirancang dalam bisnis yang bersifat open systems memerlukan
prosedur pengendalian yang besar termasuk membaginya kedalam dua sistem database, yaitu
closed systems databse untuk data darurat demi melayani kebutuhan internal perusahaan dan
open systems database yang dapat digunakan dalam proses hubungan eksternal dengan
pelanggan dan pemasok serta pihak luar yang terkait. Penggunaan model database dengan
Database Management Systems (DBMS) yang berelasional (Relational Database Management
Systems (RDBMS) sebagai pendukung penerapan ERP dalam bisnis yang Open systems.
Arsitektur database pada open systems memberikan peluang bisnis yang lebih luas,
disamping memiliki risiko berupa keterbukaan data perusahaan. Kebijakan manajemen
information technology (IT) menerapkan dengan memilah kelompok data dalam closed systems
database dan sebagian lagi dalam kelompok data dalam open systems database perlu
dipertimbangkan, mengingat tingkat keamanan yang berisiko tinggi dan implikasi pada
pengendalian biaya yang sangat besar bila menerapkan full open systems database.
Untuk kegiatan bisnis tertentu dapat menerapkan teknologi mirroring atas data yang
bersifat keluar, yaitu pada pelanggan dan pada pemasok. Pada open systems, paling tidak
menerapkan validasi input data pada akses masuk sistem yang berlapis dengan teknik
kriptografi (enkripsi) pada pemakai yang memiliki akses serta penerapan biometric validation
system dengan berbagai bentuknya.

C.Proses Transaksi Bisnis


Pengolahan transaksi bisnis biasanya dilakukan pada unit operasional perusahaan.
Pengolahan transaksi akan melibatkan berbagai elemen dan aktivitas yang terpisah, tapi saling
berinteraksi satu sama lain. Kelompok atau unit yang terlibat dalam pengolahan data transaksi
pada umumnya bisa berasal dari rekanan, dari pegawai karyawan atau bisa juga dari konsumen.
Pada perusahaan dagang yang berskala besar dengan modal kuat (seperti; pedagang grosir),
umumnya memiliki sub-unit yang berfungsi dan bekerja sesuai dengan tugasnya, misalnya
fungsi penerimaan barang, fungsi gudang, fungsi penjualan, fungsi penagihan, utang,
penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Bagi perusahaan manufaktur, di samping memiliki fungsi yang sama dengan perusahaan
dagang, juga memiliki fungsi tambahan lain, yaitu pengolahan bahan baku dan bahan
pembantu menjadi barang jadi. Pada usaha perdagangan yang biasa melakukan transaksi bisnis
secara kredit, umumnya memiliki deskripsi tugas dan fungsi masing-masing sbb.
1. Pelanggan memesan barang dengan mengirimkan surat pemesanan kepada perusahaan.
Bagian kredit, kemudian meneliti kemampuan kredit pelanggan. Apabila disetujui,
bagian penjualan akan memerintahkan bagian gudang mengirimkan barang ke bagian
pengiriman. Bagian pengiriman lalu mengecek kesesuaian antara barang dan isi surat
pesanan. Jika sesuai, bagian pengiriman akan membungkus barang, menyiapkan
dokumen dan menghubungi perusahaan pengangkutan. Setelah diterima pelanggan,
akan muncul piutang atas pelanggan.
2. Berdasarkan pemesanan. Bagian pemasaran akan menganalisis pesanan berdasarkan
jenis, wilayah dan segmentasi lainnya. Dari hasil analisis dapat dijadikan parameter yang

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 31

relevan untuk tingkat penjualan pemasaran, dapat memprediksi kebutuhan persediaan


yang akan datang
3. Berdasarkan perkiraan kebutuhan persediaan. Jika barang telah mendekati titik
pemesanan, kembali petugas pencatat mengajukan permintaan pembelian. Pada bagian
pembelian, akan dibuatkan surat pemesanan ke pemasok. Pada saat barang diterima
dari pemasok, dibandingkan dengan surat pesanan dan dimasukkan ke gudang dan
muncul utang perusahaan terhadap pemasok
4. Dalam perkiraan penjualan juga diperhitungkan kebutuhan tenaga kerja, yang kemudian
berimplikasi pada manajemen sumber daya, apakah membutuhkan perekrutan sumber
daya atau tidak. Perekrutan atau mutasi harus dicatat didalam sistem administrasi
karyawan dan prestasi karyawan dicatat dalam kartu kerja (job time ticket) dan kartu
absensi (time clock card), kepada mereka diberi imbalan gaji da upah yang sesuai
5. Gaji dan upah menimbulkan dampak pada pengeluaran kas. Daftar gaji yang sudah
diperhitungkan pajak dan potongan lainnya diberikan ke kasir untuk dibagikan dan
utang dagang juga berimplikasi pada pengeluaran kas. Kemudian, dokumen tsb
diberikan ke kasir untuk dibayarkan dan pada saat jatuh tempo pelanggan juga akan
melunasi utangnya. Penerimaan dan pengeluaran kas akan diperhitungkan dalam
akuntansi dan aliran kas

Berdasarkan deskripsi tsb diatas, alur transaksi tsb dapat digambarkan pada bagan alir berikut.

Gambar 4.2: Proses transaksi pada usaha perdagangan

D.Ruang Lingkup Transaksi Bisnis


Bisnis merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradabannya. Namun,
sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berbisnis
senantiasa berubah. Begitu pula pada proses transaksi bisnis, yang mengalami perkembangan.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 32

1.Proses Transaksi Bisnis Konvensional


Bisnis konvensional adalah cara memperoleh pendapatan, yaitu melalui gaji atau upah.
Dengan kata lain, sistem ini merupakan barter tenaga atau waktu dengan uang (cara yang
paling tradisional mencari uang). Dalam bisnis konvensional, walaupun investasinya besar
pencapaian suksesnya lama, bahkan terkadang bisa berakhir rugi atau bangkrut. Pada bisnis
konvensional, pertumbuhan uang secara linear (bertahap) dan tidak mendapat pasif income
(suatu pendapatan yang tetap tumbuh saat tidak melakukan usaha) ketika usaha berhenti.
Hanya pada usaha yang sangat mapan dan sudah tersistemasi total mendapat pasif income.
Contoh dari bisnis konvensional adalah butik, supermarket, minimarket dan warnet.

2.Proses Transaksi Bisnis Inkonvensional


Berbeda dengan bisnis konvensional, pada bisnis inkonvensional, pencapaian sukses
lebih cepat. Dalam hitungan bulan, bahkan minggu, modal bisa kembali kita peroleh dan dalam
setahun dua tahun, banyak terlihat hasil yang luar biasa.
Pada bisnis inkonvensional, pertumbuhan uang secara exponential (berlipat) dan
mendapat passive income, walau usaha pribadi berhenti atau ketika pemilik usaha sudah
meninggal jika sepanjang jaringan sudah terbentuk. Salah satu contoh bisnis inkonvensional
yang akan dibahas secara mendalam adalah e-business.

a. Pengertian E-Business
E-business (electronic business) dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang
dilakukan secara otomatis dan semi-otomatis dengan menggunakan sistem informasi
computer. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem
pemrosesan data internal dan eksternal mereka secara lebih efisien dan fleksibel.
Dalam penggunaan sehari-hari, e-business tidak hanya menyangkut e-commerce saja.
Dalam hal ini, e-commerce lebih merupakan sub-bagian dari e-business, sementara e-business
meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis yang menggunakan data elektronik, termasuk
pemasaran internet. E-business memberi kemungkinan untuk pertukaran data antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, internet, intranet, extranet atau
kombinasi diantaranya.

b. Model E-business
Istilah e-business sebenarnya merupakan interaksi yang didukung oleh keberadaan
teknologi antara orang perorangan dan organisasi. Namun, seiring perkembangan teknologi
informasi, sekarang interaksi tidak hanya terjadi antara perorangan dengan organisasi, tetapi
telah meluas ke berbagai kegiatan, seperti perdagangan, pemerintahan dan pendidikan.
Berdasarkan jenisnya, e-business dapat dikelompokkan sbb.

1) B2C (Business to Consumer), merupakan interaksi yang terjadi antara individu dengan
orang, model ini memiliki ciri-ciri sbb.
Terjadi antara organisasi dengan perorangan
Melibatkan uang dalam jumlah terbatas
Intensitas transaksi jarang terjadi
Relasi terjadi sangat sederhana
Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi
Sia-Uniba 33

2) B2B (Business to Business), B2G (Business to Government), B2E (Business to Education):


masing-masing merupakan pengembangan dari model B2C (Business to Consumer).
Model ini sekarang telah berkembang pesat, terutama di Negara-negara teknologi
informasinya yang telah maju. Model ini memiliki ciri-ciri sbb.
Terjadi antara organisasi dengan organisasi dan memiliki jangkauan luas
Melibatkan uang dalam jumlah banyak dan tidak terbatas
Intensitas transaksi sangat tinggi
Relasi terjadi sangat komplek dan bervariasi

Walaupun beberapa kemiripan antara e-business B2C dan e-business B2B, terdapat
beberapa perbedaan penting diantara keduanya.
1. E-business B2C sering melibatkan dua pihak yang mungkin tidak pernah terlibat dalam
suatu transaksi sebelumnya, sedangkan B2B sebagian besar transaksinya terjadi antar
organisasi yang telah membangun hubungan antara satu dengan yang lainnya.
2. Transaksi B2C secara relative merupakan transaksi yang sederhana. Sebaliknya transaksi
B2C, organisasi penjual sering memberikan kredit ke para pelanggannya dan juga
memperbolehkan mereka membayar secara mencicil.

c. Manfaat menggunakan E-Business


Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan, untuk memanfaatkan model e-
business.
1. Perhatikan relevansi antara kebutuhan dan dukungan fasilitas yang tersedia dalam
organisasi dan kesesuaian dengan misi dan visi organisasi tentunya
2. Hal yang sangat penting menjadi perhatian pemakai adalah jaminan bahwa proses e-
business memenuhi tiga karakteristik kunci yang dibutuhkan dalam transaksi bisnis
apapun
Keandalan, para pihak dalam transaksi harus dapat mampu saling meyakini
bahwa masing-masing pihak dalam posisi yang benar dan transaksi yang dibuat
adalah legal
Kepercayaan, para pihak yang sepakat dalam transaksi harus yakin bahwa
informasi yang dipertukarkan mengandung kebenaran dan tidak ada perubahan
selama proses transaksi disepakati
Kerahasiaan, para pihak harus mampu menjaga kerahasiaan transaksi bisnis dan
informasi apapun

d. Kelemahan sistem E-Business


Terdapat beberapa faktor kelemahan untuk masuk dalam e-business, diantaranya sbb.
1. Kurang komitmen manajemen tertinggi, ganti pimpinan dapat mengubah kebijakan
2. Penggantian pimpinan tidak seiring dengan penggunaan e-business
3. Mitra bisnis yang tidak cakap menggunakan teknologi informasi
4. Daya dukung infrastruktur komunikasi masih terbatas di sebagian tempat
5. Perkembangan TI tidak seimbang dengan perkembangan perusahaan

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 34

6. Tingkat keamanan dalam bertransaksi masih rendah


7. Daya dukung secara ekonomi masih rendah
8. Dukungan dari pemerintah dalam bentuk peraturan yang tegas melindungi para pihak
yang terlibat dalam transaksi ini (cyberlaw)

e. Alternatif penggunaan E-Business


1. Dapat menekan biaya operasional karena informasi distribusi produk dapat
menggunakan sistem sehingga berakibat pelacakan status produksi dan distribusi sangat
mudah dan berkelanjutan. Distribusi produk mudah dilakukan, dapat menjaga
tersedianya persediaan, kecepatan dan akurasi informasi, lebih cepat dan lebih akurat
untuk distribusi barang
2. Meningkatkan efisiensi operasi internal, penjualan dan pemasaran
3. Meningkatkan aliran pendapatan baru (revenue stream) yang mungkin lebih
menjanjikan dan tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional
4. Perluasan dan peningkatan pangsa pasar sehingga mempersingkat perputaran barang
akan berdampak kepada meningkatnya kesetiaan pelanggan

Pengguna e-business sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut.


1. Adanya pencurian informasi yang bersifat rahasia dan berharga. Kerahasiaan file dan
informasi lain harus dijaga dengan ketat, gunakan sistem kunci berlapis, namun mudah
diakses semua pihak, sebab bila terdapat kelalaian sedikit, akan berakibat fatal dengan
kebocoran informasi perusahaan
2. Gangguan teknis dapat berdampak kepada kehilangan peluang transaksi bisnis.
Akibatnya kelalaian karena fasilitas listrik yang tidak menunjang, dapat kehilangan data
pada saat listrik padam
3. Persaingan tidak sehat dengan competitor. Apabila masalah ini tidak diatasi segera
dapat mengganggu pelayanan kepada pelanggan
4. Pihak yang tidak bertanggung jawab tidak boleh mendapatkan akses menggunakan
sistem atau program
5. Hindari terjadi tindakan yang tidak terduga, misalnya ditimbulkan oleh gangguan yang
dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktik bisnis yang tidak benar dan kesalahan
faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik lainnya

f. Teknik Enkripsi dalam E-Business


Enkripsi atau penyandian sangat penting dalam e-business karena faktor kerahasiaan
data bisnis. Teknik enkripsi adalah proses konversi pesan dari teks biasa menjadi kode rahasia.
Teknik ini menggunakan berbagai formulasi, sebagai kunci (key) untuk dapat menyamarkan
informasi aslinya.
Ada dua jenis utama teknik enkripsi; keduanya berbeda dalam hal kunci yang
dipergunakan dan cara kunci didistribusikan.
1. Sistem kunci tunggal (single-key systems). Sistem ini menggunakan sistem kunci yang
sama melakukan enkripsi pesan yang bertujuan untuk lebih sederhana
pengoperasiaannya, lebih efisien. Sebaliknya, sistem tunggal ini berhubung memiliki
kunci hanya satu, maka harus selalu mengenal kode kuncinya saat pengiriman pesan

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 35

2. Sistem kunci ganda atau (PKI=Public Key Infrastructure), yaitu satu kunci digunakan
untuk umum dan kunci yang satu digunakan sebagai kunci rahasia dan hanya diketahui
oleh pemilik kunci saja

Selain itu, terdapat empat istilah dalam teknik enkripsi e-business.


1. Untuk menghindari terjadinya repudiasi perlu dibuatkan tanda tangan digital (digital
signature). Model ini bertujuan untuk dapat secara tepat mengidentifikasi identitas
pengirim
2. Untuk mengatasi agar tidak terjadi perubahan atau merusak isi dokumen selama dalam
pengiriman maka dibuatlah intisari (digest), yaitu pesan yang digunakan untuk membuat
tanda tangan digital yang biasanya berupa ringkasan digital (digital summary) dari
dokumen transaksi bisnis normal. Seandainya ditemukan karakter yang berubah di
dokumen asli, maka nilai rekaman juga akan berubah
3. Kegiatan yang dilakukan mengidentifikasi kode pemilik berdasarkan kunci pribadi dan
kunci public yang berlaku, model ini dinamakan sertifikasi digital (digital certificate).
4. Terdapat institusi yang bertanggung jawab mengeluarkan sertifikat digital ini, yaitu
berbentuk sertifikat (certificate authority). Pihak yang berwenang memberikan adalah
sebuah organisasi indipenden yang memiliki lisensi menerbitkan sertifikat digital.

g. Infrastruktur E-business
Dalam praktiknya, untuk mengoperasikan jaringan e-business memerlukan perangkat
pendukung. Perangkat pendukung ini memiliki karakteristik masing-masing dan dalam
penerapannya, perusahaan harus menentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Berikut adalah berbagai model jaringan sebagai alternatif pilihan bagi perusahaan.
1. Local Area Network (LAN), merupakan jaringan computer dan peralatan pendukung
lainnya, yang lokasinya dekat antara satu dan lainnya (biasanya dalam satu gudang).
2. Wide Area Network (WAN), merupakan jaringan computer dan peralatan lainnya yang
mencakup wilayah geografis yang luas, biasanya dalam satu kota atau wilayah Negara
3. Value Added Network (VAN), merupakan sistem komunikasi jarak jauh yang didesain
dan dikelola oleh perusahaan yang mandiri. Perusahaan tsb menawarkan hardware
(perangkat keras) dan software (perangkat lunak) yang telah dikhususkan untuk
menfasilitasi pertukaran data antara berbagai jaringan pribadi
4. Internet, merupakan hubungan antar berbagai jenis computer dan jaringan di dunia
yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tsb memanfaatkan
kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protocol standar
dalam berkomunikasi, yaitu protocol TCP/IP yang berisikan informasi dan sebagai sarana
komunikasi data yang berupa suara, gambar, video dan teks.
5. Intranet, merupakan jaringan privat (privat network) yang menggunakan protocol
internet (TCP/IP), untuk membagi informasi rahasia perusahaan atau operasi dalam
perusahaan tsb kepada karyawannya.
6. Ekstranet, merupakan jaringan pribadi yang menggunakan protocol internet dan sistem
telekomunikasi public untuk membagi sebagian informasi bisnis atau operasi secara
aman kepada penyalur (supplier), penjual (vendor), pelanggan dan mitra (partner).

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 36

Ekstranet juga dipergunakan untuk menyediakan akses terbatas dan terkendali ke data
operasional internal.

3.Perbedaan Bisnis Konvensional dan Bisnis Inkonvensional


Berdasarkan uraian diatas, transaksi bisnis konvensional dan transaksi bisnis
inkonvensional, jika diidentifikasi, dapat dibedakan seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.1: Bisnis Konvensional dan Bisnis Inkonvensional


Posisi Bisnis Konvensional Bisnis Inkonvensional
1 Peningkatan penghasilan Bertahap (linier) Berlipat (exponential)
2 Kesuksesan bisnis Bama, bahkan terkadang bisa Lebih cepat, bahkan dalam
berakhir rugi atau bangkrut satahun dua tahun sudah terlihat
hasil yang luar biasa
3 Pendapatan Dapat berhenti ketika usaha Jalan terus walau usaha berhenti,
berhenti bahkan ketika pemilik usaha sudah
meninggal
4 Mendapatkan informasi/barang Melalui mulut ke mulut, majalah, Melalui media elektronik, situs
yang dibutuhkan catalog, surat kabar web
5 Mengetahui harga Memakai catalog tercetak Memakai catalog on-line
6 Persediaan barang dan harga Sudah bisa dengan telepon, Langsung menggunakan alamat
facsimile situs web
7 Kegiatan pemesanan Dengan surat, facsimile Melalui email, EDI (Electronic Data
Interchange)
8 Mengirimkan pesanan Dengan surat, facsimile Dengan email, halaman web
9 Mengurutkan pesanan Secara manual Secara database
10 Memeriksa barang di gudang Bentuk tercetak, telepon, facsimile Bentuk basis data, halaman web
11 Menjadwalkan pengiriman Dalam bentuk tercetak Dalam email, database
12 Konfirmasi pesanan Menggunakan surat, telepon, Menggunakan email
facsimile
13 Jadwal pembayaran Dalam bentuk tercetak Dalam database, EDI
14 Mengirim dan menerima bukti Dengan surat Dengan email, EDI
pembayaran

E.Pemrosesan Transaksi
1. Pada dasarnya, ada 4 langkah dalam pemrosesan data transaksi, yaitu sbb:
a. Input data. Langkah pertama ini merupakan suatu kegiatan yang langsung dicatat
oleh petugas atau melalui media computer, melalui tampilan entry data (computer
data entry screen). Data entry yang diotomatisasikan pada dokumen sumber (source
data automation) merupakan salah satu cara untuk memperbaiki ketepatan dan
efisiensi pada saat pemasukan data.
b. Pemrosesan data. Kegiatan memasukkan data telah selesai dilakukan, langkah
berikutnya dilakukan pembaharuan antara data baru yang sudah dimasukkan
dengan data lam, misalnya transaksi penjualan informasi ini akan mempengaruhi
persediaan barang di gudang. Proses pembaharuan terhadap data yang disimpan
berhubungan dengan sumber daya perusahaan dan petugas yang melakukan. Proses
ini terjadi secara periodic, sehingga data selalu akurat.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 37

c. Penyimpanan data. Agar data mudah diakses dan efisien, maka data harus dikelola
secara baik sesuai dengan tingkatnya. Data diatur dan diletakkan secara teratur.
Entitas adalah sesuatu yang disimpan berupa informasinya, setiap entitas memiliki
karakteristik dan atribut khusus untuk disimpan.
d. Output informasi. Merupakan hasil pengolahan data yang telah menjadi informasi
yang dihasilkan oleh sebuah sistem. Dari output ini, selanjutnya dimanfaatkan oleh
berbagai tingkatan manajemen perusahaan untuk membuat perencanaan dan
keputusan perusahaan.

2. Menyediakan Informasi untuk Pengambilan keputusan


SIA berfungsi menyediakan informasi berguna untuk pengambilan keputusan bagi
manajemen. Informasi yang disediakan dapat berupa laporan tercetak atau dalam bentuk
tampilan di layar computer. Dari informasi yang dihasilkan oleh SIA bisa berbentuk laporan
untuk pimpinan yang berbentuk laporan anggaran dan hasil kerja perusahaan selama periode
berjalan.
a. Laporan Manajerial
Tenaga akuntan perusahaan bertugas menyiapkan dan mengatur kembali data yang
telah diproses dari hasil internal, berikutnya menyajikannya hingga dapat menjelaskan
secara terbuka pandangan baru dari hasil operasi perusahaan dalam satu periode.
Sebagai contoh pengembangan yang dilakukan, yaitu menjadi salah satu kebutuhan bagi
perkembangan berkelanjutan dalam jangka panjang. Adakalanya kelengkapan data
harus dikumpulkan dari sumber-sumber eksternal, misalnya berkaitan dengan data
kepuasan pelanggan serta informasi yang berhubungan dengan kepuasan yang diterima
oleh pelanggan kita.

b. Laporan Anggaran dan Kinerja


Laporan yang tak kalah penting yang dihasilkan oleh SIA berupa laporan anggaran dan
laporan kinerja. Laporan anggaran merupakan prestasi yang akan dicapai oleh
perusahaan selama periode operasi perusahaan, laporan yang berbentuk cash flow
merupakan kebutuhan yang ditunggu. Anggaran kas menggambarkan arus kas masuk
dan arus kas keluar dalam satu periode. Terutama untuk perusahaan skala kecil (UKM=
Usaha Kecil Menengah) laporan tentang anggaran kas sangat diperlukan. Yang
berhubungan dengan laporan kinerja, menunjukkan kemampuan perusahaan
mendapatkan keuntungan selama operasi perusahaan, informasi ini sangat diperlukan
oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Melalui informasi ini dapat
disimpulkan perkembangan perusahaan ke depan.

F.Siklus Transaksi

Pada perusahaan yang berorientasi profit maupun nonprofit, jika diamati secara
langsung, terdapat 3 siklus kegiatan yang umumnya dilakukan. Ketiga siklus itu meliputi siklus
pengeluaran, siklus konversi dan siklus pendapatan. Semua siklus ini selalu terdapat pada
semua jenis bisnis.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 38

1. Siklus pengeluaran
Siklus pengeluaran merupakan segala sumber daya yang berkaitan dengan tenaga kerja,
bahan baku dan property yang diwujudkan dalam bentuk pertukaran dengan peredaran kas
yang digunakan sebagai menjalankan aktivitas transaksi perusahaan. Misalnya, pembayaran
upah tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung, biaya pembelian bahan baku dan
bahan pembantu, berikutnya adalah kegiatan penggunaan alat untuk memproduksi (mesin,
kendaraan, gedung pabrik/kantor), semua aktivitas yang berkait dengan penerimaan dari
pembelian bahan baku, peralatan akan mengakibatkan perubahan terhadap akun utang
dagang, persediaan dan pengeluaran kas. Aktivitas penggunaan tenaga kerja akan
mempengaruhi akun pembayaran gaji karyawan dan pengeluaran kas.

2. Siklus Konversi
Siklus konversi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memproses bahan baku
menjadi barang jadi, kegiatan ini biasanya dilakukan pada perusahaan manufaktur. Sedangkan
kegiatan yang dilakukan pada perusahaan perdagangan dan jasa, kegiatan konversi ini tidak
terlihat secara nyata, biasanya siklus konversi akan terlihat pada kegiatan pengembangan
produk atau jasa yang akan dijual.
Kegiatan konversi pada perusahaan manufaktur akan melibatkan berbagai subsistem
dalam sistem informasi akuntansi, misalnya sistem produksi dan sistem akuntansi biaya. Sistem
produksi akan melakukan kegiatan perencanaan dan menetapkan semua aktivitas pergerakan
bahan baku menjadi barang jadi di pabrik, sedangkan sistem akuntansi biaya melakukan
kegiatan penganalisisan dan menginformasikan segalam sesuatu pemakaian biaya didalam
memproduksi barang.

3. Siklus Pendapatan
Aktivitas siklus pendapatan menggambarkan proses penjualan barang jadi selesai
diproduksi. Aktivitas ini melibatkan berbagai subsistem, yaitu sistem penerimaan kas, sistem
piutang dagang dan sistem penjualan kredit. Aktivitas pendapatan ini berawal dari penawaran
yang datang dari pemesan dan setelah melalui proses pengiriman barang pada periode
berikutnya, akan muncul pembayaran dari pelanggan. Aktivitas ini dapat mempengaruhi
pencatatan transaksi pada piutang, persediaan dan penerimaan kas dan setoran kas ke bank.

Kesimpulan
Proses transaksi bisnis merupakan kumpulan dari proses yang mendukung proses
operasional dalam perusahaan. Proses bisnis berisi kumpulan aktivitas yang saling berelasi satu
sama lain untuk menghasilkan suatu keluaran yang mendukung pada tujuan dan sasaran
strategis dari organisasi.
Proses transaksi bisnis terbagi 2, yaitu transaksi bisnis konvensional dan transaksi bisnis
inkonvensional. Bisnis inkonvensional lebih unggul, efektif dan efisien untuk menghasilkan
pendapatan dibandingkan dengan bisnis konvensional, sehingga bisnis inkonvensional bisa
tetap menghasilkan pendapatan, walaupun tidak ada pengorbanan waktu dan tenaga.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 39

BAB V
KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi struktur organisasi beserta
semua mekanisme dan ukuran-ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta
kekayaan organisasi dari berbagai arah. Committee on Auditing Procedure American Institute of
Carified Public Accountant (AICPA) mengemukakan, bahwa pengendalian internal mencakup
rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan
untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi,
memajukan efisiensi operasi dan mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan
(James Hall, 2009). Kemudian Hartanto (1997) menjelaskan, pengendalian internal dengan
membedakan ke dalam arti yang sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengendalian
internal disamakan dengan internal check yang merupakan mekanisme pemeriksaan ketelitian
data administrasi. Sedangkan dalam arti luas, pengendalian internal disamakan dengan
management control, yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara yang digunakan oleh
pimpinan perusahaan untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan.

A.Tujuan Pengendalian Internal


Pengendalian internal yang dirumuskan pada suatu perusahaan harus mempunyai
beberapa tujuan. Sesuai dengan definisi yang dikemukakan AICPA, maka dapat dirumuskan
tujuan dari pengendalian internal, yaitu:
1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan;
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran informasi akuntansi;
3. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan; dan
4. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai tujuan tsb, perlu adanya syarat tertentu yang digunakan sebagai unsur
pendukung.

B.Unsur Sistem Pengendalian Internal


Agar suatu sistem pengendalian internal dapat berjalan secara efektif seperti yang
diharapkan, harus memiliki unsur pokok yang dapat mendukung prosesnya. Adapun unsur
pokok sistem pengendalian internal :
1. Struktur organisasi; merupakan suatu kerangka pemisahan tanggung jawab secara tegas
berdasarkan fungsi dan tingkatan unit yang dibentuk. Prinsip dalam menyusun struktur
organisasi, yaitu pemisahan antara setiap fungsi yang ada dan suatu fungsi jangan diberi
tanggung jawab penuh melaksanakan semua tahapan kegiatan, hal ini bertujuan supaya
tercipta mekanisme saling mengendalikan antarfungsi secara maksimal.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi. Struktur organisasi harus
dilengkapi dengan uraian tugas yang mengatur hak dan wewenang masing-masing
tingkatan beserta seluruh jajarannya. Uraian tugas harus didukung petunjuk prosedur
berbentuk peraturan pelaksanaan tugas disertai penjelasan mengenai pihak-pihak yang
berwenang mengesahkan kegiatan, kemudian berhubungan dengan pencatatan harus
disertai pula prosedur yang baku. Prosedur pencatatan yang baik menjamin ketelitian

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 40

dan keandalan data dalam perusahaan. Transaksi terjadi apabila telah diotorisasi oleh
pejabat yang berwenang dan setiap dokumen memiliki buku yang sah, ada paraf dan
tanda tangan pejabat yang memberi otorisasi.
3. Pelaksanaan kerja secara sehat. Tata cara kerja secara sehat merupakan pelaksanaan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendukung tercapainya tujuan pengendalian
internal yang ditunjukkan dalam beberapa cara. Unsur kehati-hatian (prudent) penting
dijaga agar tidak seorang pun menangani transaksi di awal sampai akhir sendirian, harus
rolling antar pegawai, melaksanakan berbagai tugas yang telah diberikan, memeriksa
kekurangan dalam pelaksanaan, serta menghindari kecurangan.
4. Pegawai berkualitas. Salah satu unsur pokok penggerak organisasi ialah karyawan,
karyawan yang berkualitas agar organisasi memiliki citra berkualitas. Secara umum,
kualitas karyawan ditentukan oleh 3 aspek, yaitu pendidikan, pengalaman dan akhlak.
Tidak hanya berkualitas, tetapi kesesuaian tanggung jawab dan pembagian tugas perlu
diperhatikan. Pegawai yang berkualitas dapat ditentukan berdasarkan proses
rekruitmen yang dilakukan kepada mereka, apakah berbasis professional atau
berdasarkan carity (kedekatan teman).

C.Struktur Pengendalian Internal


Struktur pengendalian internal meliputi berbagai kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan guna memberikan arah yang jelas dan benar untuk pencapaian tujuan organisasi
dimasa depan. Berdasarkan pemanfaatan dari sistem yang menyediakan arah jelas dan benar,
menyebabkan para pihak yang terkait mengalami kesulitan mendesain dan membuat sistem.
Alasan yang menjadi kendala adalah terbentur dengan biaya yang mahal dan tidak
seimbangnya antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh.
Terdapat model pengendalian internal yang memenuhi 3 fungsi penting pengendalian,
yaitu model PDK (Preventif-Deteksi-Koreksi). Model ini mengilustrasikan perisai pengendalian
internal yang terdiri atas 3 tingkatan pengendalian (James Hall, 2001). Pada gambar berikut
menunjukkan pengendalian 3 tingkatan, yaitu pengendalian preventif, deteksi dan koreksi.

Gambar 5.1: Pengendalian Preventif, Deteksi dan Koreksi

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 41

1.Pengendalian Preventif
Pengendalian preventif didesain untuk langkah awal mencegah terjadinya berbagai
tindakan yang dapat merugikan perusahaan (perhatikan gambar diatas). Pada awal terjadinya
tindakan yang merugikan perusahaan harus diatasi dengan persiapan yang matang melalui
pengendalian preventif, sistem harus didesain dengan canggih untuk mengatasi serangan dari
luar, tidak ada satu butir debu-pun yang bisa masuk ke dalam. Oleh karena itu, kemampuan
petugas yang memiliki otoritas di bidangnya dapat melakukan kerja sama, terutama dalam
kesamaan persepsi antara tindakan dengan aturan yang dibuat. Pengendalian preventif
dilakukan supaya sistem tsb dapat menjaga kerahasiaan dokumen sumber, beserta format-
format yang dibuat.

2.Pengendalian Deteksi
Pengendalian deteksi merupakan pertahanan lapis kedua, pertahanan ini merupakan
kejadian yang diakibatkan lolosnya serangan akibat pertahanan garis pertama yang tidak kuat.
Oleh karena itu, pada bagian ini dibutuhkan ketelitian dan mengidentifikasi kejadian yang
diakibatkan lolosnya serangan dari baris pertama diatas. Dibutuhkan peralatan, teknik dan
prosedur yang jelas untuk mengatasi serangan tsb. Periksalah prosedur standar apakah sudah
berjalan dengan baik. Jika belum berjalan dengan baik, perbaiki secepatnya agar serangan yang
lebih berat tidak terulang.

3.Pengendalian Koreksi
Pengendalian koreksi adalah proses memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diakibatkan
pertahanan lapis kedua tidak bisa mengatasi serangan yang merugikan. Oleh karena itu,
secepatnya melakukan ralat secara hati-hati supaya sistem lain yang sedang berproses tidak
mengalami gangguan, tindakan koreksian yang dilakukan tidak semata terfokus pada satu
metode saja, tetapi menggunakan berbagai cara.

D.Komponen Pengendalian Internal


Komponen pengendalian internal sangat dipengaruhi oleh kejadian atau hubungan
antar masing-masing komponen dalam sistem pengendalian internal. Terdapat lima komponen
sistem pengendalian internal, yaitu:

1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian ini merupakan persepsi perorangan dalam perusahaan


tentang pentingnya pengendalian internal. Pimpinan perusahaan harus menunjukkan
komitmennya terhadap pelaksanaan control yang ketat dan kebijakannya secara sadar dan
langsung diikuti oleh para bawahan. Suasana seperti ini merupakan lingkungan pengendalian
yang efektif diterapkan dalam perusahaan.
Dalam praktiknya, lingkungan pengendalian itu meliputi hal berikut ini.
a. Komitmen atas integritas dan nilai etika
Perusahaan dapat menetapkan kesetiaan yang dijadikan sebagai prinsip dasar
operasional dan mengembangkan kebijakan tertulis dengan jelas, dalam praktiknya
dapat mendeskripsikan perilaku jujur dan tidak jujur. Seluruh tindakan tidak jujur harus

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 42

diinvestigasi secara menyeluruh dan mereka yang dianggap bersalah harus


dibebastugaskan agar nilai etika tetap terjaga dalam membantu proses pengendalian.
b. Filosofi dan gaya beroperasi
Filosofi merupakan pemikiran dan keyakinan dasar yang menjadi tolak ukur bagi
perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu
kesatuan harus dilaksanakan, sehingga gaya beroperasi bervariasi; ada yang bersifat
demokrasi, ada juga yang bersifat komando.
c. Struktur organisasi
Struktur yang jelas dan tegas menunjukkan batas wewenang seseorang melalui garis
komando dan menetapkan garis otoritas serta tanggung jawab, termasuk sentralisasi
atau desentralisasi otoritas, penetapan tanggung jawab untuk tugas tertentu,
pembagian wewenang terhadap tanggung jawab seseorang mempengaruhi informasi
manajemen.
d. Badan audit dan dewan komisaris
Komite audit bertanggung jawab mengawasi struktur pengendalian internal perusahaan,
proses pelaporan keuangannya dan kepatuhannya terhadap peraturan serta standar
yang terkait. Komite berhubungan secara dekat dengan auditor eksternal dan internal
perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk memeriksa integritas manajemen guna
meningkatkan kepercayaan public yang berinvestasi atas kesesuaian pelaporan
keuangan.
e. Metode manajemen
Metode ini merupakan pola manajemen mengendalikan operasional perusahaan sesuai
sumber daya yang ada yang diarahkan guna mencapai tujuan bisnis tertentu serta
membuat sumber daya bertanggung jawab untuk kepentingan pengembangan usaha.
f. Pengaruh eksternal
Pengaruh dari pihak luar juga memberi peranan yang signifikan terhadap operasional
perusahaan seperti persyaratan bursa efek, persyaratan peraturan lembaga lain, bank,
sarana umum dan perusahaan asuransi. Pengaruh ini harus dikelola maksimal untuk
memberdayakan perusahaan.

2.Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan sekumpulan peraturan dan kebijakan yang telah
ditetapkan dan digariskan untuk tujuan keberhasilan pengendalian dalam perusahaan. Aktivitas
pengendalian pada dasarnya berbentuk pengendalian yang menggunakan pendekatan berbasis
teknologi informasi dan pengendalian yang menggunakan pendekatan manual.
Pengendalian berdasarkan teknologi informasi secara khusus berkaitan dengan
lingkungan teknologi dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum
meliputi kegiatan yang berhubungan dengan audit teknologi informasi, yang ditujukan
melindungi lingkungannya agar dikelola secara baik, sehingga proses pengendalian
mendapatkan dukungan lebih efektif. Berkaitan dengan pengendalian aplikasi lebih ditujukan
untuk mencegah, mendeteksi dan memperbaiki kesalahan pada pengolahan data sistem
computer.
Pengendalian fisik berkaitan dengan sistem konvensional yang melakukan aplikasi
prosedur manual. Namun, konsep pengendalian ini tetap memperhatikan terhadap dampak

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 43

pengendalian yang berhubungan dengan lingkungan teknologi informasi, pengendalian fisik


dalam perusahaan terdiri beberapa unsur berikut.
a. Kewenangan penanganan transaksi
Wewenang yang diberikan oleh pimpinan tertinggi dalam suatu organisasi dalam rangka
menjalankan suatu tugas atau fungsi dapat dikategorikan sebagai otorisasi. Ini bentuk
pelimpahan tugas dan wewenang kepada pegawai untuk menentukan pilihan yang tepat
untuk kemajuan organisasi. Seorang pegawai akan bertindak sesuai prosedur apabila
dirinya mendapatkan wewenang untuk memutuskan tindakan dalam pekerjaan. Setiap
transaksi yang berhubungan dengan tugasnya akan diberikan wewenang.
b. Spesialisasi tanggung jawab
Seseorang yang diberi tanggung jawab sesuai dengan bidangnya dan otoritas yang
dimilikinya merupakan pelaksanaan pengendalian internal yang baik serta tidak
memberikan mereka tugas dan tanggung jawab yang terlalu banyak. Orang yang tidak
memiliki kecakapan dalam bidangnya cenderung melakukan keputusan yang keliru atau
kesalahan yang tidak disengaja dan berdampak kepada kebijakan perusahaan. Oleh
sebab itu, harus jelas memisahkan tugas dan tanggung jawab setiap pegawai.
c. Format dan penggunaan dokumen pekerjaan
Penggunaan dokumen yang baik harus didesain dengan memperhatikan format yang
jelas dan mempermudah pekerjaan seseorang. Mempermudah bukan berarti format
dokumen tidak informative, tapi isi dokumen harus menginformasikan sesuai dengan
kebutuhan organisasi perusahaan.
d. Pengamanan harta kekayaan perusahaan
Semua harta kekayaan perusahaan harus mendapat pengawasan, kelengahan dalam
menjaga asset dapat menghancurkan keberlangsungan perusahaan. Asset perusahaan
bermacam-macam bentuknya, baik asset fisik maupun asset nonfisik, semua harus
dijaga dari incaran pihak luar maupun pihak dari dalam sendiri yang tidak memiliki
tanggung jawab.
e. Indipendensi pemeriksaan
Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pemeriksaan harus dilakukan secara objektif.
Untuk menghasilkan pemeriksaan tsb, perlu dilakukan secara intensif dan dilakukan oleh
badan independen yang berasal dari luar perusahaan, dimana mereka dapat bekerja
secara professional.

3.Penilaian Risiko
Pendekatan strategi manajemen risiko merupakan instrument penting dalam
mengontrol bisnis perusahaan. Sistem pengendalian harus dievaluasi secara berkala
efektivitasnya. Organisasi harus melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi,
menganalisis dan mengatur risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan. Dampak dari
perencanaan strategis dan operasional serta keuangan dan informasi akan menimbulkan risiko
bisnis, beberapa kebijakan bisa berakibat yang lebih besar serta kemungkinan muncul lebih
besar. Oleh karena itu, segala sesuatu yang terkait dengan biaya dan manfaat pengendalian
harus direncanakan dan diperhitungkan secara cermat sehingga kegagalan dan risiko dapat
diminimalisir dampaknya.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 44

4.Kualitas Informasi dan Komunikasi


Kualitas informasi yang dihasilkan memberi dukungan penuh keberhasilan pimpinan
membuat keputusan bisnis, informasi laporan yang dihasilkan SIA membantu pimpinan
membuat keputusan terkait dengan operasi perusahaan serta bagaimana informasi keuangan
yang dibuat dapat dikomunikasikan secara cepat dan akurat. Informasi keuangan yang
dihasilkan harus akurat, didukung data dan fakta sehingga memiliki nilai penting untuk
dijadikan sebagai pengambilan keputusan.

5.Pengawasan
Tingginya kinerja yang diraih tidak lepas dari penerapan teknik pengawasan yang
menunjukkan bahwa seseorang dalam pengawasan, namun merasa tidak diawasi.
Pengawasan yang efektif dilakukan untuk meningkatkan kinerja bukan untuk menghilangkan
kinerja dan prestasi perusahaan. Di beberapa perusahaan, hal ini kurang mendapat perhatian.
Pengawasan yang dilakukan, antara lain sbb:
a. Supervisi yang efektif. Supervisi bertindak sebagai model pengembangan maksimum
pegawai menjadi seseorang yang professional dan efisien menurut kemampuannya.
Kegiatan supervisi bukan mengukur kinerja atau mencari kesalahan, namun hal ini
sebagai upaya membantu pihak lain mengatasi kesulitan dan meningkatkan motivasi
kerja secara mandiri dan berkelanjutan.
b. Akuntansi pertanggungjawaban. Pengawasan terhadap sistem akuntansi
pertanggungjawaban menunjukkan informasi yang terkait dengan anggaran, kuota,
jadwal, biaya standar dan standar kualitas; kemudian apabila ada ditemukan hal-hal
berbeda antara perencanaan kinerja dengan hasil yang diperoleh, maka harus segera
dilakukan tindakan.
c. Audit internal. Pengawasan kegiatan melakukan peninjauan ulang terhadap keefektifan
pengendalian internal merupakan peranan yang selalu dilakukan seorang auditor
internal. Motivasi pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai peraturan
yang berlaku serta efektivitas dan efisiensi manajemen tidak luput dalam tindakan
evaluasi dilakukan auditor internal.

E.Miskonsepsi Sistem Pengendalian Internal


Sering terjadi pemahaman konsep pengendalian internal yang keliru pada manajemen
puncak. Sistem pengendalian internal sering diartikan sebagai tanggung jawab direktur
keuangan saja, padahal dengan dukungan dari semua direksi, unsur-unsur pengendalian
internal dapat menjamin tercapainya kondisi perusahaan yang sehat.
Banyak manajemen menyimpulkan bahwa pengendalian internal dapat menggantikan
kekurangahliannya dalam mengelola perusahaan, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Sistem pengendalian internal tidak dapat menggantikan kekurangan manajemen dalam
mengelola perusahaan, kemudian sistem pengendalian internal sering disamakan dengan
satuan pengawas internal perusahaan, hal ini merupakan pendapat keliru, karena satuan
pengawas internal merupakan unsur sistem pengendalian internal yang bersifat detektif, yang
fungsinya mengecek apakah unsur-unsur sistem pengendalian internal bekerja sebagaimana
mestinya. Kelemahan sistem pengendalian internal dalam perusahaan hanya dapat dipecahkan
dengan pengembangan berbagai unsur sistemnya.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 45

Kesimpulan
Tidak ada organisasi yang luput dari berbagai ancaman, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam organisasi itu sendiri, ancaman ini dapat menimbulkan efek negative bagi
organisasi yaitu dalam bentuk penipuan dan gangguan. Jika diteliti dengan seksama gangguan
yang datang dari luar dan gangguan yang datang dari dalam apabila menunjukkan intensitas
yang tinggi maka hal tsb dapat membahayakan keberlangsungan organisasi. Untuk mengatasi
ini, diperlukan pengendalian internal yang baik dan terencana.
Mekanisme sistem pengendalian terdiri dari struktur organisasi beserta semua metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan. Pengendalian yang dirumuskan bertujuan menjaga
keamanan harta kekayaan perusahaan, memeriksa ketelitian data, mengurangi ancaman serta
gangguan. Ada 3 pendekatan pengendalian internal, yaitu dimulai dari pencegahan,
penangkapan sampai perbaikan. Pengendalian tidak akan berjalan secara efektif bila tidak
didukung dari unsur yang berasal dari komponen pengendalian.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 46

BAB VI
PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Penggunaan teknologi informasi pada perusahaan yang berkembang sudah merupakan


kebutuhan pokok untuk membantu kelancaran usaha bisnis mereka dan umumnya transaksi
yang terjadi menggunakan teknologi yang sederhana sampai menggunakan teknologi maju.
Diakui bahwa teknologi informasi yang tersedia sangat membantu pengusaha mengembangkan
usaha bisnis dan produksi serta digunakan untuk membina hubungan baik dengan pelanggan.
Berbagai komponen dalam perdagangan yang saling berinteraksi menggunakan teknologi
informasi, seperti pelanggan, pemasok, mitra bisnis dan instansi pemerintah.
Peningkatan hubungan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan membuat sistem
informasi lebih rentan terhadap masalah, seperti masalah keamanan data sistem informasi
perusahaan. Untuk mengatasi masalah tsb, diperlukan suatu pengendalian yang dapat
mengamankan sistem informasi perusahaan. Pengendalian harus dikembangkan agar dapat
mengendalikan risiko yang dibawa oleh sistem informasi berbasis computer. Pengendalian
pengamanan sistem informasi berbasis computer ini meliputi; pengendalian sistem operasi,
pengendalian manajemen data, control struktur organisasi, pengendalian pengembangan
sistem, pengendalian pemeliharaan sistem, keamanan dan pengendalian pusat computer,
pengendalian internet dan intranet, serta pengendalian aplikasi.

A.Prinsip Keandalan Sistem Informasi

Dalam sistem ekonomi global yang saling berhubungan, sistem informasi yang tidak
andal dapat membahayakan kelangsungan perusahaan. Adanya kebutuhan dan jaminan sistem
informasi, maka dibutuhkan tindakan evaluasi yang secara independen menguji dan
memverifikasi keandalan sistem. Ada beberapa prinsip untuk mengevaluasi keandalan suatu
sistem, yaitu bagaimana diuraikan berikut ini.

1. Ketersediaan (availability)
Sebuah sistem membutuhkan berbagai kesiapan untuk dioperasikan oleh perusahaan
yang sangat dibutuhkan oleh sebuah sistem adalah tersedianya pelayanan dan perawatan
sistem secara tepat waktu. Ketersediaan sistem dari vendor harus dijamin dan kerusakan pada
hardware dan software akibat adanya sabotase yang disengaja atau akibat bencana alam
lainnya harus disepakati dengan pembuat sistem. Adakalanya, produsen pembuat sistem tidak
menepati janji untuk memberikan pelayanan purnajual. Agar pemakai sistem merasa lebih
aman terhadap layanan purnajual yang dijanjikan, sebaliknya memperhatikan dua tindakan
berikut.
a. Meminimalkan waktu saat sistem rusak (system downtime). Penggunaan teknologi
bertujuan untuk membantu tugas kita, apabila teknologi tsb tidak berfungsi, maka
pekerjaan akan mengalami gangguan. Untuk mengatasi itu, berbagai persiapan harus
dilakukan, salah satu upaya adalah bagaimana upaya menyingkat waktu perbaikan
sebagai akibat kerusakan sistem tsb. Tindakan yang dibutuhkan adalah sbb:

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 47

Lakukan pengamanan tenaga listrik dengan menggunakan pembangkit


cadangan. Jika listrik dari sentral padam, maka cadangan segera berfungsi
sehingga kehilangan data bisa diatasi
Siapkan jaminan terhadap sistem untuk secepatnya beroperasi setelah
munculnya gangguan, seperti bencana alam
Lakukan pemeliharaan dengan rutin dengan cara menguji keandalan komponen
dan menyediakan suku cadang sebagai pengganti komponen sistem yang rusak
Deskripsikan tingkat kemampuan komponen sistem (umur masa pakai) supaya
sistem terjaga dari kerusakan atau sabotase

b. Mengembangkan rencana pemulihan program dari bencana. Bagaimana mengatasi


apabila tiba-tiba terjadi gempa bumi, banjir dan tanah longsor, semua akan berakibat
berhentinya jaringan informasi. Pemrosesan data harus segera pulih tanpa menunggu
lama, untuk itu perlu disusun rencana strategis. Tujuan rencana pemulihan ini adalah
gangguan dan kerusakan dapat diminimalisir, adanya alternatif pemrosesan informasi
untuk sementara waktu, sistem dapat bekerja normal kembali dan pegawai terbiasa
bekerja dalam keadaan darurat. Beberapa indicator rencana pemulihan dari bencana
yaitu pemulihan sistem jadi prioritas pertama. Sistem harus diasuransikan, siapkan data
atau file cadangan, lakukan pemeriksaan alat secara periodic.

2.Keamanan (Security)

Akses fisik dan akses logis tidak dapat mengganggu sistem informasi karena untuk
menggunakan akses ini, harus memiliki otorisasi. Sistem keamanan ini dapat mencegah
penggunaan sumber daya yang tidak sesuai, serta tindakan pencurian sumber daya sistem.
Untuk keamanan sistem ini dibutuhkan pembagian tugas dan wewenang dalam fungsi sistem,
melakukan pengendalian fisik dan logis serta pengendalian teknologi informasi (perangkat
computer, jaringan server dan internet).
Beberapa klasifikasi pengendalian yang membantu memastikan keamanan sistem
adalah berikut ini.
Pemisahan tugas dalam fungsi dan sistem informasi
Pengendalian atas akses secara fisik untuk menggunakan computer oleh orang yang
tidak memiliki wewenang/otoritas
Pengendalian logis, yaitu kemampuan untuk mendapatkan akses data perusahaan
Perlindungan PC dan jaringan klien/server
Pengendalian internet dan e-commerce

3.Pemeliharaan (Maintanability)

Sistem informasi dapat diubah sewaktu-waktu apabila diperlukan, tanpa mengganggu


kelancaran proses sistem yang lain, namun kegiatan ini harus melalui pengendalian yang jelas,
yaitu melalui pengembangan proyek dan akuisisi serta perubahan pengendalian manajemen.
Pemeliharaan ini dapat dilakukan melalui; pertama, pengembangan proyek (misalnya melalui

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 48

rencana utama strategis, pengendalian proyek, jadwal pemrosesan data, pengukuran kinerja
sistem, peninjauan pasca-implementasi); kedua, perubahan pengendalian manajemen, berupa:
melakukan cek ulang semua sistem untuk mengetahui perubahan yang dibutuhkan,
pembaharuan semua dokumen dan prosedur, pengendalian hak akses sistem dan
mengkomunikasikan semua perubahan ke seluruh jenjang manajemen.

a. Pengembangan proyek dan akuisisi, meliputi:


Rencana utama strategis
Pengendalian proyek
Jadwal pemrosesan data
Pengukuran kinerja sistem
Peninjauan pasca-implementasi

b. Perubahan pengendalian manajemen, meliputi:


Peninjauan secara berkala terhadap semua sistem untuk mengetahui perubahan
yang dibutuhkan
Pembaruan semua dokumentasi dan prosedur ketika perubahan
diimplementasikan
Pengontrolan hak akses sistem untuk menghindari akses data dan sistem yang
tidak memiliki otorisasi
Pengkomunikasian semua perubahan ke manajemen

4.Terintegritas (Integrity)

Langkah ini merupakan pemrosesan sistem lebih lengkap, akurat, tepat waktu dan
diotorisasi. Sistem dikatakan telah memiliki integritas jika sistem itu dapat melaksanakan fungsi
yang ditargetkan kepadanya secara utuh dan tidak ada aspek lain yang mempengaruhinya.
Pengendalian integritas meliputi: pengendalian sumber data, rutinitas validitas input,
pengendalian entri data online, pengendalian pemrosesan dan penyimpanan data,
pengendalian output, pengendalian transmisi data. Pengendalian teringritas meliputi:
a. Pengendalian sumber data
b. Rutinitas validitas input
c. Pengendalian entri data online
d. Pengendalian pemrosesan dan penyimpanan data
e. Pengendalian output
f. Pengendalian transmisi data

B.Hubungan Pengendalian Sistem Informasi dengan Prinsip Keandalan

Pengendalian sistem informasi sangat berhubungan dengan keandalan suatu sistem.


Supaya sistem tsb dapat bekerja sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan,
diperlukan beberapa pengendalian sistem informasi yang dapat membantu kelancaran jalannya
sebuah sistem dalam perusahaan, diantaranya seperti dijelaskan berikut ini.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 49

1.Penentuan Anggaran dan Perencanaan Strategis

Perencanaan sistem informasi perusahaan memiliki tujuan yang searah dengan strategi
bisnisnya. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan membutuhkan rencana strategis berlapis
yang berfungsi seagai peta untuk menggambarkan garis besar proyek keseluruhan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Rencana yang dibuat membahas tentang
kebutuhan hardware, software, pegawai dan kebutuhan infrastruktur perusahaan.
Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mengembangkan atau memperoleh
komponen penting dari sistem yang baru, rencana strategis dan penganggaran harus dievaluasi
beberapa kali dalam setahun, yang terdiri dari penilaian fungsionalitas, stabilitas, kompleksitas,
biaya dan kekuatan serta kelemahan sistem lama.

2.Mengembangkan Rencana Keandalan Sistem

Mengembangkan dan memperbarui secara terus menerus rencana keandalan secara


menyeluruh adalah merupakan bentuk implementasi pengendalian yang dilaksanakan
perusahaan. Rencana keandalan sistem harus dikomunikasikan tepat waktu ke seluruh pemakai
sistem yang memiliki otorisasi dan personel yang bertanggung jawab atas implementasi dan
pengawasan rencana tsb.

3.Dokumentasi

Penerapan prosedur dan standar dokumentasi bertujuan memastikan dokumen dapat


terbaca secara jelas dan ringkas. Dokumentasi yang berkualitas membantu terjadinya
komunikasi dan pemeriksaan kemajuan secara teratur selama pengembangan sistem, dokumen
ini dapat digunakan sebagai referensi dan bagi pegawai baru menjadi supervise yang
bermanfaat. Dokumentasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori dasar, yaitu sbb.
a. Dokumentasi administrasi, yaitu dokumentasi yang mendeskripsikan standar dan
prosedur untuk pemrosesan data, termasuk pembenaran dan otorisasi sistem yang
baru.
b. Dokumentasi sistem, yaitu dokumentasi yang mendeskripsikan setiap sistem aplikasi
dan fungsi utama pemrosesannya.
c. Dokumentasi operasional. Yaitu dokumentasi yang mendeskripsikan hal apa yang
dibutuhkan untuk menjalankan sebuah program, termasuk konfigurasi perlengkapan,
program dan file data, serta prosedur untuk mengatur dan melaksanakan pekerjaan.

C.Pengendalian Berbasis Komputer

Kita yang hidup dalam era teknologi informasi saat ini memiliki kemudahan untuk
mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan, hal mana merupakan dampak kemudahan
yang ditawarkan oleh teknologi tsb. Bagi perusahaan yang memiliki sistem informasi berbasis
computer, membutuhkan suatu pengendalian yang dapat mengamankan data dan asset
perusahaan dari gangguan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk menjaga data dan
asset tsb, diperlukan pengendalian antara lain sbb.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 50

1.Pengendalian Sistem Operasi

Sistem operasi merupakan program control yang dimiliki computer. Sistem ini
memungkinkan para pemakai dari suatu sistem untuk bersama-sama menggunakan dan
mengakses sumber daya computer. Karena sistem operasi dikenal baik oleh semua pemakai,
semakin besar fasilitas computer, semakin besar pula skala potensi kerusakannya. Agar sistem
operasi dapat menjalankan tugasnya dengan konsisten dan terpercaya, sistem operasi harus
mewujudkan beberapa tujuan control yang mendasar, yaitu:
 Sistem operasi harus melindungi dirinya sendiri dari para pemakai yang tidak memiliki
otorisasi
 Sistem operasi harus melindungi pemakai dari pemakai lainnya, dan
 Sistem operasi harus dilindungi dari lingkungannya

Keamanan sistem operasi melibatkan prosedur, kebijakan dan pengendalian untuk


menentukan siapa yang dapat mengakses sistem operasi, sumber daya mana yang dapat
mereka akses dan tindakan apa saja yang dapat mereka lakukan. Berikut ini adalah komponen
yang terdapat dalam sebuah sistem operasi yang aman, yaitu:
 Prosedur log on,
 Kartu akses, dan
 Daftar control akses

2.Pengendalian Manajemen Data

Pengendalian manajemen data memiliki 2 kategori umum berikut.


a. Kontrol akses, yaitu control yang dirancang untuk mencegah individu yang tidak
memiliki otorisasi untuk mengambil, merusak atau menghilangkan data perusahaan
b. Kontrol pendukung, yaitu control yang memastikan bahwa dalam peristiwa hilangnya
data karena akses yang tidak sah, kegagalan peralatan atau bencana fisik, perusahaan
dapat memulihkan file database secepatnya.

3.Pengendalian Struktur Organisasi

Pengendalian struktur organisasi merupakan pengendalian yang meliputi hal berikut.


a. Adanya pemisahan tugas dan wewenang dalam perusahaan secara sentralisasi, yaitu
dengan cara: melakukan pemisahan kegiatan pengembangan sistem dari operasional
computer dan pemisahan administrator database dari fungsi lainnya, pemisahan fungsi
pengembangan sistem baru dari fungsi pemeliharaan, bentuk struktur alternatif untuk
pengembangan sistem, pemisahan perpustakaan data dari kegiatan operasional.
b. Membuat fungsi jasa computer perusahaan, meliputi: pengujian terpusat terhadap
hardware dan software komersial. Menyediakan bantuan teknis kepada para pemakai
selama pemasanga hardware dan software. Membentuk badan penetapan standard an
pemeriksaan personel yang bertugas.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 51

4.Pengendalian Pengembangan Sistem

Pengendalian pengembangan sistem berupa tindakan yang dilakukan oleh perusahaan


untuk mengendalikan aktivitas pengembangan sistem baru, maka perusahaan harus melakukan
pengendalian pengembangan sistem dan melakukan tindakan sbb.
a. Pengesahan sistem, merupakan aktivitas otoritas yang dilakukan untuk memastikan
kelayakan secara ekonomis. Setiap sistem baru harus melalui proses pengajuan secara
tertulis oleh pengguna yang ditujukan kepada ahli sistem yang memiliki otoritas untuk
menyetujui permintaan pembuatan sistem tsb.
b. Proses penentuan spesifikasi pengguna, yaitu para pemakai harus secara aktif terlibat
dalam proses pengembangan sistem. Tingginya tingkat kompleksitas spesifikasi sistem
tidak akan menghambat keterlibatan pemakai dalam proses tsb, bahkan pemakai dapat
membuat keterangan secara tertulis berkaitan kebutuhan logis yang diperlukan oleh
sistem.
c. Kegiatan desain teknis, yaitu melakukan penerjemahan logika sistem ke berbagai
spesifikasi teknis sesuai permintaan pemakai, yang meliputi kegiatan analisis sistem,
desain sistem umum, analisis kelayakan dan desain sistem yang terperinci.
d. Keterlibatan audit internal. Auditor memiliki pengaruh cukup kuat untuk
menghubungkan pemakai dengan pengembang sistem, terutama pada perusahaan yang
memiliki teknisi terbatas.
e. Tes program. Peranan utama dari testing program adalah membuat data pengujian
bermakna dimana penggunaan data pengujian awal dapat digunakan untuk melakukan
perbaikan.
f. Evaluasi pemakai dan prosedur penerimaan. Sebelum sistem dioperasikan, terlebih
dahulu sistem harus diujicobakan dengan melibatkan penguji yang terdiri dari personel
pemakai, professional sistem dan personel audit internal, tim menguasai sistem tsb dan
mengevaluasinya dengan ketat.

5.Pengawasan Pemeliharaan Sistem

Pengawasan pemeliharaan sistem ini terdiri atas:


a. Otorisasi pemeliharaan, pengujian dan dokumentasi memerlukan 4 kontrol yaitu:
otorisasi formal, spesifikasi teknik, pengujian dan pembaruan dokumentasi.
b. Pengendalian referensi sumber. Sistem berfungsi melindungi program yang dapat
diganggu oleh pemakai yang tidak terdaftar, tapi memiliki akses log ke sistem induk
program.

6.Pengamanan Pusat Komputer

Pusat computer merupakan tempat rawan dari gangguan, oleh karena itu perlu
dilindungi dengan ketat. Pengamanan yang dilakukan sbb.
a. Penjagaan pusat computer, yang menjadi prioritas adalah kondisi fisik, konstruksi
ruangan, kemudahan akses, pengatur udara, pemadam api dan stabilitas daya listrik.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 52

b. Semua tindakan yang harus diambil, baik sebelum, selama dan setelah bencana terjadi
merupakan program pemulihan kerusakan yang dituangkan dalam bentuk SOP, rencana
ini harus teruji dan dapat dioperasikan sewaktu-waktu dalam keadaan darurat.
Program yang dibuat meliputi hal berikut.
 Ketersediaan backup situs kedua
 Tersedia daftar aplikasi penting
 Tindakan prosedur backup dari penyimpanan offsite
 Adanya tim pemulihan kerusakan
 Uji rencana pemulihan kerusakan

7.Pengawasan terhadap Jaringan

a. Pengawasan terhadap risiko dari serbuan para perusak dalam bentuk kegiatan
kriminalisasi program computer dengan memasukkan pesan tertentu kepada penerima
dan pengawasan dilakukan kepada orang yang melakukan tindakan sabotase pada
jaringan computer perusahaan. Pengendalian jenis ini dapat diatasi dengan:
 Menyiapkan firewall, yaitu pembatas antar jaringan yang menghalangi keluar-
masuknya informasi yang tidak diinginkan jaringan yang dimiliki,
 Pengendalian penolakan terhadap serangan pelayanan,
 Menyiapkan sistem enkripsi data, yaitu konversi data menjadi kode rahasia
untuk disimpan dalam database dan ditransmisikan melalui jaringan,
 Menyediakan tanda tangan digital dan sertifikat digital kepada petugas yang
bertugas.

b. Pengawasan risiko terhadap alat yang tidak berfungsi. Peralatan yang tidak berfungsi
dapat menyebabkan kehilangan pangkalan data dan program yang disimpan dalam
server jaringan, tindakan pengawasan yang dilakukan :
 Periksa saluran komunikasi,
 Lakukan pengendalian terhadap backup untuk jaringan

8.Pengendalian Aplikasi

Pengendalian aplikasi, yaitu pengendalian aplikasi pada sistem tertentu, seperti sistem
pembayaran gaji, pembelian dan sistem pengeluaran kas atau tergantung pada sistem apa yang
dipakai. Pengendalian aplikasi dikelompokkan menjadi 3 kategori berikut.
a. Pengendalian masukan, meliputi:
 Pengendalian dokumen sumber,
 Pengendalian pengkodean data,
 Pengendalian validasi,
 Kontrol perbaikan kesalahan masukan.
b. Pengendalian proses, yaitu pengendalian terhadap proses operasional sistem, yang
meliputi:
 Pengendalian pada saat sistem informasi berlangsung,
 Pengendalian intervensi operator,

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 53

 Pengendalian jejak audit.


c. Pengendalian keluaran, yaitu pengendalian yang memastikan bahwa keluaran dari
sistem tidak hilang, tidak salah arah dan tidak dilanggar. Tujuan pengendalian ini untuk
melindungi keluaran sistem yang disebabkan jenis metode pemrosesan yang digunakan.

Kesimpulan
Untuk melakukan pengamanan sistem informasi berbasis computer, diperlukan beberapa
pengendalian sistem informasi, diantaranya; pengendalian manajemen data, control struktur
organisasi, pengendalian pengembangan sistem, pengendalian pemeliharaan sistem, keamanan
dan pengendalian pusat computer, pengendalian internet dan intranet, serta pengendalian
aplikasi. Selain itu, suatu sistem informasi dapat dikategorikan sebagai sistem yang andal
apabila memiliki 4 prinsip, yaitu prinsip ketersediaan (availibity), prinsip keamanan (security),
prinsip dapat dipelihara (maintainability), prinsip integritas (integrity).

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 54

BAB VII
SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Semua yang berkaitan dengan rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi yang terjadi secara berulang-ulang terkait dengan penyerahan barang dan jasa
kepada para pelanggan dan menerima semua bentuk pelunasan yang diterima dari pelanggan
dapat diartikan sebagai siklus pendapatan. Menyediakan barang atau jasa sesuai dengan
kesepakatan antara penjual dengan pembeli pada waktu dan tempat serta harga yang sesuai
merupakan aktivitas utama dalam kegiatan siklus pendapatan. Untuk memberikan layanan
kepada pembeli maka pimpinan perusahaan harus melaksanakan kebijakan sbb:
Memastikan bahwa produk telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan
Menjaga agar persediaan barang atau jasa tersedia setiap saat
Menetapkan syarat-syarat penyerahan barang kepada pembeli
Menetapkan harga yang tertinggi
Menentukan fasilitas penawaran secara kredit dan kredit maksimal
Berapa banyak kredit yang harus diberikan? Menentukan syarat-syarat penjualan kredit
yang harus dipenuhi
Menentukan jumlah pembayaran yang maksimal

Pihak perusahaan dalam kegiatan ini selalu mempelajari dan melakukan evaluasi
mengenai efektivitas proses siklus pendapatan. Data dan informasi yang diterima harus akurat
dan dapat dipercaya serta relevan untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan oleh
pimpinan.
Menurut Romney (2005), ada 3 fungsi dasar SIA dalam siklus pendapatan, yaitu:
Mendapatkan dan memproses data mengenai berbagai aktivitas bisnis
Menyimpan dan mengatur data tsb untuk mendukung pengambilan keputusan
Memberikan pengawasan untuk memastikan keandalan data serta menjaga sumber
daya perusahaan

Semua yang berkaitan dengan rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi yang terjadi secara berulang-ulang terkait dengan penerimaan barang dan jasa dari
pemasok dan membayar semua bentuk pelunasan yang diserahkan kepada pemasok dapat
diartikan sebagai siklus pengeluaran. Siklus pengeluaran bertujuan untuk menekan semua
pengeluaran yang terkait dengan biaya pemeliharaan persediaan barang di gudang, biaya
perlengkapan dan biaya-biaya lain dalam bentuk pengeluaran atas pelayanan yang diterima
perusahaan. Untuk dapat menekan semua biaya diatas, maka manajemen harus membuat
beberapa keputusan penting sbb:
Menentukan jumlah persediaan dan perlengkapan yang aman
Menentukan pemasok yang betul-betul memberikan pelayanan yang baik
Menentukan penempatan dimana persediaan disimpan
Lakukan pembelian secara lintas unit untuk dapat menekan harga pokok pembelian
Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan informasi agar terjadi efisiensi
Mengendalikan ketersediaan uang tunai untuk mendapatkan potongan pembelian

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 55

Lakukan pengelolaan arus kas untuk memudahkan pelunasan ke pemasok

Selain itu, pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan terkait dengan
efisiensi serta efektivitas proses siklus pengeluaran yang membutuhkan kemudahan akses ke
pangkalan data terinci mengenai sumber daya yang digunakan dalam siklus pengeluaran,
kegiatan yang mempengaruhi sumber daya tsb, serta para pelaku yang terlibat dalam kegiatan
tsb. Selanjutnya, agar dapat berguna dan relevan untuk pengambilan keputusan, data harus
akurat, andal dan tepat waktu. Menurut Romney (2005), ada 3 fungsi dasar SIA dalam siklus
pengeluaran, yaitu sbb:
Memperoleh dan memproses data mengenai berbagai aktivitas bisnis
Menyimpan dan mengatur data untuk mendukung pengambilan keputusan
Menyediakan fungsi pengendalian untuk memastikan keandalan data dan penjagaan
atas sumber daya perusahaan

A.Siklus Pendapatan

Siklus ini bertujuan untuk mengetahui perincian saat terjadinya proses penagihan kas
berlangsung dan diterimanya pendapatan.

1.Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan

a. Menerima Pesanan Penjualan


Dimulai dengan adanya penerimaan pesanan dari pelanggan yang kemudian diproses
oleh bagian pesanan penjualan untuk dipertanggungjawabkan kepada wakil direktur
bagian pemasaran.

Gambar 7.1: Diagram arus data pesanan penjualan barang

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 56

Pada gambar 7.1 diatas dalam entri pesanan penjualan beberapa aktivitas bisnis dapat
dideskripsikan sbb.
1. Menerima pesanan
Banyak cara meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses entri pesanan penjualan.
Salah satunya adalah mengizinkan pelanggan memasuki data pesanan penjualan sendiri
(dalam penjualan melalui website). Cara lain menggunakan Electronic Data Interchange
(EDI) untuk berhubungan langsung dengan pelanggan. Semua data yang dibutuhkan
untuk memproses pesanan dikumpulkan dan dicatat secara akurat. Untuk itu, perlu
diadakan pemeriksaan tentang:
a. Mencocokkan informasi dalam file induk pelanggan file persediaan barang
b. Memastikan bahwa semua informasi yang dibutuhkan telah tercantum secara
lengkap
c. Perivikasi kuantitas yang dipesan dengan riwayat penjualan barang pelanggan yang
bersangkutan

2. Persetujuan kredit
Penjualan secara kredit banyak dilakukan dalam praktik bisnis perusahaan. Biasanya
dibuat batas kredit untuk setiap pelanggan berdasarkan catatan kredit pelanggan
terdahulu dan kemampuan untuk membayar. Biasanya terdapat otorisasi khusus untuk
menyetujui kredit bagi para pelanggan baru, ketika sebuah pesanan melebihi batas
maksimal kredit pelanggan tsb.

3. Memeriksa ketersediaan persediaan


Langkah berikutnya menetapkan apakah jumlah persediaan barang cukup memenuhi
pesanan, agar dapat diinformasikan kepada pelanggan kapan pesanannya akan dikirim.
Apabila ketersediaan barang tidak mencukup pesanan tsb maka dibuat pemesanan
ulang untuk barang tsb. Ketika ketersediaan barang sudah bisa dipastikan, maka buat
kartu pengambilan barang yang berisi daftar jenis barang-barang beserta jumlah barang
yang dipesan.

4. Menginformasikan kepada pelanggan


Pelayanan pelanggan adalah hal yang penting bagi perusahaan, untuk itu perusahaan
dapat menggunakan sistem Customer Relationship Management (CRM) mendukung
proses penting dalam menjawab permintaan pelanggan. Sistem ini mengatur data
terinci mengenai pelanggan hingga data dapat digunakan untuk memfasilitasi layanan
yang lebih efisien serta personal kepada pelanggan.

b. Pengiriman
1. Mengambil dan mengepak pesanan
Pegawai bagian gudang menggunakan kartu pengambilan barang mengindentifikasi
produk serta berapa banyak pesanan yang dikeluarkan dari gudang. Para pegawai
bagian gudang akan mencatat jumlah setiap barang yang diambil. Barang kemudian
dipindahkan ke bagian pengiriman.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 57

Gambar 7.2: Diagram arus data pengiriman barang

2. Pengiriman pesanan
Bagian pengiriman akan memeriksa jumlah fisik persediaan barang dengan jumlah
yang tertera dalam kartu pengambilan barang dengan jumlah yang ditunjukkan pada
salinan pesanan penjualan yang dikirim langsung ke bagian pengiriman berdasarkan
pesanan penjualan. Tembusan pengemasan memuat jumlah dan keterangan setiap
barang yang dimasukkan ke dalam daftar pengiriman. Menyiapkan dokumen
pengiriman yang merupakan kontrak resmi dan menyatakan bahwa terdapat
tanggung jawab atas sejumlah barang yang dikirim.

c. Penagihan dan Piutang usaha


Aktivitas yang terjadi pada piutang usaha adalah sbb.
1. Penagihan. Aktivitas penagihan adalah aktivitas pemrosesan informasi yang
mengemas ulang serta meringkas informasi dari entri pesanan penjualan dan
aktivitas pengiriman. Dalam aktivitas penagihan, dokumen dasar yang dibuat adalah
faktur penjualan yang menginformasikan kepada pelanggan tentang sejumlah
kewajiban mereka dari transaksi yang terjadi serta kapan dan dimana mereka akan
melunasinya.
2. Perawatan data piutang. Fungsi penting data piutang usaha adalah menggunakan
berbagai informasi yang terdapat pada faktur penjualan sehingga memudahkan
melakukan pendebitan dan mengkredit rekening tsb saat penerimaan tagihan. Ada 2
perlakuan untuk memelihara data piutang usaha tsb, yaitu menggunakan metode
faktur terbuka dan menggunakan metode pembayaran total.

d. Tagihan kas
Siklus akhir pendapatan adalah penerimaan tagihan kas. Penerimaan kas dan cek dari
pelanggan dapat saja dicuri dengan mudah oleh orang yang tidak bertanggung jawab,

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 58

untuk itu dapat digunakan beberapa langkah alternatif untuk mengurangi risiko
pencurian tsb, antara lain sbb:
1. Menugaskan staf bagian surat-menyurat untuk mempersiapkan daftar pengiriman
uang, yaitu dokumen yang mengidentifikasi nama dan jumlah semua kiriman uang
pelanggan, serta mengirimkan daftar ini ke bagian piutang usaha.
2. Pengamanan pencurian kiriman uang pelanggan oleh karyawan perusahaan dengan
membuat sistem lockbox (merupakan sebuah alamat pos yang dituju pelanggan
ketika menyerahkan uang mereka) di bank. Penggunaan lockbox ini juga akan
meningkatkan manajemen arus kas. Dengan adanya lockbox, akan meniadakan
penundaan yang berhubungan dengan pemrosesan kiriman uang pelanggan
sebelum penyimpanan, namun petugas khusus setiap tanggal jatuh tempo tagihan
harus memeriksa kotak ini.

2.Mekanisme Pemrosesan Bukti Transaksi

Ciri utama sistem siklus pendapatan ditunjukkan oleh kompleksitas data dan integrasi
data yang dihasilkan. Sistem pemproses data langsung (on-line) yang menerima pesanan
melalui internet atau pesanan kepada tenaga penjual, memiliki keuntungan sbb:
a. Bisa dideteksi kesalahan dini sebab entri pesanan dilakukan secara langsung
b. Persetujuan kredit dapat dibuat segera pada waktu pelanggan menyerahkan
pesanannya
c. Kondisi persediaan lebih akurat dan menjamin pelayanan ke pelanggan
d. Penghematan waktu oleh bagian gudang dan bagian pengiriman
e. Kesalahan dapat dideteksi lebih awal karena data yang dimasukkan oleh bagian
pengiriman dengan yang berada di file penjualan mudah diverifikasi
f. Peningkatan arus kas serta ukuran kinerja lebih tepat waktu

3.Pengiriman

Fungsi lain dari SIA yang didesain secara baik merupakan proses menyiapkan
pengawasan dan pengendalian dengan tujuan untuk mengotorisasi transaksi secara benar dan
pencatatan secara valid, dapat menjaga keamanan data kas, persediaan dari risiko kehilangan
dan pencurian dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan bisnis.

B.Siklus Pengeluaran

Siklus pengeluaran merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pengeluaran untuk


keperluan pembayaran barang atau jasa yang digunakan untuk operasional perusahaan.

1.Kegiatan Siklus Pengeluaran

Untuk memproses data transaksi bisnis secara tepat dan sederhana merupakan fungsi
dan tanggung jawab dari sistem informasi akuntansi dalam rangka mendukung kinerja kegiatan
bisnis perusahaan. Aktivitas dasar bisnis dalam siklus pengeluaran terdiri sbb:

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 59

a. Aktivitas melakukan pemesanan. Aktivitas ini merupakan memesan persediaan atau


perlengkapan yang menjadi langkah awal dalam aktivitas siklus pengeluaran. Keputusan
penting yang dibuat dalam langkah awal ini adalah menandai apa, kapan dan berapa
banyak barang atau jasa yang dibutuhkan, misalnya melakukan identifikasi pemasok
nama akan dihubungi.
b. Aktivitas menerima dan penyimpanan. Aktivitas ini melakukan kegiatan menerima dan
menyimpan barang yang diterima dari pembelian. Barang akan diterima oleh bagian
penerimaan dan mereka akan bertanggung jawab pada bagian pimpinan gudang. Bagian
penyimpanan persediaan ini bertanggung jawab pada pimpinan gudang serta
bertanggung jawab atas penyimpanan barang tsb. Laporan penerimaan merupakan
dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan siklus pengeluaran.
Laporan ini menyimpan rincian setiap kiriman, antara lain tanggal penerimaan,
pengirim, pemasok dan nomor pesanan pembelian.

Gambar 7.3: Siklus pembelian dan pengeluaran

c. Pembayaran faktur pembelian. Aktivitas bisnis ketiga dalam siklus pengeluaran adalah
menyetujui faktur pembelian yang diserahkan vendor untuk dibayar. Bagian
administrasi utang usaha menverifikasi faktur tsb lalu menyetujui untuk dibayar.
Sedangkan yang bertanggung jawab untuk membayar, dilakukan oleh kasir yang
pertanggungjawabannya langsung kepada bendahara.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 60

Gambar 7.4: Siklus pembayaran yang melalui beberapa tahap atau proses

Dalam siklus pembayaran, langkah yang dilakukan adalah sbb:


1. Menyetujui faktur pembelian. Sejumlah barang atau jasa yang benar-benar telah
diterima oleh perusahaan biasanya disahkan melalui pengakuan utang usaha. Oleh
karena itu, peranan fungsi pembelian dan penerimaan merupakan faktor kunci untuk
memberikan informasi terhadap pengakuan sejumlah utang usaha tsb. Keabsahan
sejumlah pesanan pembelian ditunjukkan oleh sejumlah barang atau jasa yang dipesan
dan tertulis secara jelas pada faktur pemasok dan lebih penting lagi ada dokumen yang
mencatat sejumlah penerimaan dari pesanan pembelian tsb.
2. Memperbaiki proses utang usaha. Aktivitas pelaksanaan otomatisasi transaksi dilakukan
dengan verifikasi faktur yang diterima dari pemasok dengan pesanan pembelian dan
dokumen laporan penerimaan barang.

Untuk melakukan upaya yang lebih mudah, maka pemasok harus menunjukkan faktur
elektronik yang telah mereka buat melalui internet dan faktur tsb secara langsung dapat
dicocokkan dengan pesanan pembelian dan laporan penerimaan barang. Apabila ada yang
meragukan terhadap bukti tsb, maka faktur dari pemasok dapat dilakukan verifikasi secara
manual.

2.Mekanisme Pemrosesan Transaksi

Dari pemasok, secara elektronik menyampaikan informasi mengenai pengiriman barang


yang akan sampai sesuai dengan pesanan. Pada saat kiriman sampai, petugas bagian

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 61

penerimaan dengan sistem proses permintaan melakukan verifikasi terhadap barang yang
dikirim tsb. Sebagian besar pemasok memberikan kode garis pada produk mereka untuk
memfasilitasi perhitungan barang. Petugas di bagian penerimaan memeriksa barang dan
menggunakan terminal on-line untuk memasukkan nomor barang persediaan, jumlah dan
nomor pesanan pembelian.
Ketepatan waktu kiriman dapat dijadikan sebagai pertimbangan kinerja pemasok.
Sistem tsb melakukan pencocokan dan memeriksa apakah ada di data file pesanan pembelian
yang belum diselesaikan, serta penyimpanan apa pun akan ditampilkan pada monitor untuk
segera mendapatkan tindakan dari para petugas yang bertugas saat itu.

3.Pengendalian Internal

Fungsi sistem informasi akuntansi adalah membantu perusahaan melakukan


pengendalian internal secara ketat terhadap kegiatan pengeluaran, khususnya pada kegiatan
pembelian dan pengeluaran kas. Pada aktivitas ini, pengendalian bertujuan untuk:
a. Mengawasi setiap aktivitas bisnis, apakah telah diotorisasi dengan benar dan jelas;
b. Semua aktivitas bisnis adalah kejadian yang benar-benar terjadi, bukan transaksi yang
direkayasa;
c. Semua bentuk kejadian transaksi yang valid dan telah diotorisasi harus dicatat secara
benar;
d. Menjaga dari risiko kehilangan atau pencurian terhadap asset perusahaan dalam bentuk
kas, persediaan barang dan data perusahaan lainnya.

Dalam pelaksanaannya, siklus pengeluaran pembelian dan pengeluaran kas perlu


diperhatikan bentuk pengamanan dan pengendaliannya. Bentuk pengamanan yang dilakukan
adalah melakukan pemisahan tugas pada pegawai. Melalui diagram REA, dapat ditunjukkan
bentuk pemisahan tugas setiap orang yang terlibat dalam setiap kegiatan. Demikian pula
apabila dilakukan pendekatan pengendalian melalui perangkat DBMS, maka computer dapat
deprogram untuk melakukan pemisahan tugas secara otomatis kepada orang yang biasa
melakukan fungsi dan tugas yang sama. Sistem aplikasi tsb dapat diperluas peranannya untuk
mengidentifikasi seluruh karyawan perusahaan yang melakukan tugas rangkap dan auditor
dapat berperan menyelidiki kesalahan prosedur yang ditimbulkan.

Kesimpulan
Siklus pendapatan merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan
informasi yang terjadi secara berulang-ulang sehubungan dengan penyediaan barang dan jasa
untuk para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan atas persediaan tsb.
Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di lokasi dan waktu
yang tepat dengan harga yang sesuai.
Siklus pengeluaran adalah rangkaian bisnis dan operasional pemrosesan data terkait
yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Tujuan utama dalam
siklus pengeluaran adalah meminimalkan biaya total untuk memperoleh dan memelihara
persediaan, perlengkapan dan berbagai layanan yang dibutuhkan perusahaan untuk berfungsi.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 62

BAB VIII
SIKLUS PRODUKSI

Produksi merupakan aktivitas yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa.
Produk merupakan inti dari kegiatan perusahaan karena tanpa memproduksi barang atau jasa,
perusahaan belum bisa disebut mencapai tujuan utamanya, yaitu berupa mendapatkan
keuntungan dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Pada siklus produksi
terdapat rangkaian kegiatan usaha dan operasi pemrosesan data yang terus terjadi, secara
berulang-ulang berkaitan dengan pembuatan produk atau jasa.

A.Pengertian Siklus Produksi

Apakah yang dimaksud dengan siklus produksi? Siklus produksi merupakan serangkaian
kegiatan usaha untuk menghasilkan produk atau barang secara terus-menerus. Keberadaan
sistem informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan sistem informasi
akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas
untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perencanaan produk atau jasa yang
dihasilkan. Informasi tsb biasanya akan menjelaskan tentang barang yang akan dihasilkan,
berapa harga pokok produk tsb dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber
daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan
mengendalikan biaya produksi serta evaluasi kinerja terhadap produktivitas yang dihasilkan.
Pada saat pengambilan keputusan, biasanya dibutuhkan banyak bahan informasi secara
lebih rinci tentang biaya, dibandingkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan
keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Jadi, dalam membuat
perencanaan biaya produksi, peranan sistem informasi akuntansi merencanakan desain siklus
produksi yang mencakup data tentang biaya dan sumber daya yang tersedia untuk dijadikan
bahan pengambilan keputusan.

B.Kegiatan Siklus Produksi

Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada pada
siklus akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling
berkoordinasi dengan siklus lain, terutama dalam memahami proses informasi pada siklus lain,
seperti pada siklus desain produk, siklus perencanaan, serta siklus operasi produksi. Kegiatan ini
dibutuhkan agar sistem informasi akuntansi dapat menghasilkan informasi penting dan bernilai
bagi perusahaan.
Pada gambar berikut ditunjukkan melalui diagram arus data bagaimana siklus produksi
saling terintegrasi dengan siklus lain, siklus pendapatan memiliki kaitan dengan sistem
perencanaan pada siklus produksi, siklus pengeluaran berhubungan dengan operasi produksi
dan perencanaan. Bagian personalia dan penggajian berperan menyiapkan tenaga kerja dan
melaporkan kepada akuntansi biaya dan bagian perencanaan.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 63

Gambar 8.1: Diagram arus data siklus produksi

1.Desain Produk
Desain produk merupakan langkah pertama dalam siklus produksi. Membentuk barang
sesuai dengan pesanan serta memiliki syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pemesan,
misalnya kualitas, ketahanan fungsi dan dapat meminimalkan biaya produksi. Meski melalui
syarat-syarat ini sering menimbulkan kontradiksi dengan bagian lainnya, namun membuat
desain produk merupakan tugas yang menantang dan menarik untuk dilakukan.

a. Dokumen, Formulir dan Prosedur


Pada kegiatan desain produk, digunakan dokumen yang berkaitan dengan daftar bahan
baku yaitu berisi informasi nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing
komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk. Selanjutnya, digunakan
daftar operasi yang berisikan informasi jumlah tenaga kerja langsung maupun tidak
langsung serta penggunaan mesin untuk memproses barang menjadi barang jadi.

b. Peran Akuntan
Peranan akuntan dalam kegiatan desain produk sangat penting. Para akuntan dapat
mempengaruhi pemakaian biaya produksi serta besarnya keuntungan yang akan
diperoleh apabila memproduksi barang tsb. Namun demikian, informasi yang berasal
dari akuntan harus dijadikan alat pengambilan keputusan, terutama untuk menekan
ongkos produksi. Ongkos produksi dapat ditekan misalnya dengan menggunakan jumlah
komponen secara bersama-sama kepada produk berbeda berdasarkan rekomendasi dari
akuntan.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 64

2.Perencanaan
Pada siklus produksi, langkah perencanaan memiliki peranan penting. Perencanaan
melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk memenuhi permintaan barang dalam jangka
pendek, terutama permintaan yang mendadak, tapi tidak mengganggu persediaan barang di
gudang. Kegiatan perencanaan ini juga melakukan analisis bagaimana produksi dapat dilakukan
secara efisien untuk memenuhi pesanan yang akan datang.

a. Teknik Perencanaan
Teknik perencanaan produksi yang umum digunakan ialah perencanaan sumber daya
produksi (MRP = manufacturing resource planning) dan sistem produksi (JIT = just-in-
time). Perencanaan sumber daya produksi adalah pengembangan dari perencanaan
sumber daya bahan baku untuk mendapatkan keseimbangan antara kapasitas produksi
yang ada dan kebutuhan bahan baku guna memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
Dalam rangka mengatasi barang yang diproduksi sebagai perkiraan permintaan
pelanggan (push manufacturing), maka lebih tepat digunakan sistem perencanaan
sumber daya produksi. Sedangkan sistem just-in-time dapat digunakan untuk menekan
atau meminimalkan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Just-
in-time ditunjukkan biasanya untuk melayani permintaan pesanan dalam jangka pendek.

b. Dokumen, Formulir dan Prosedur


Informasi yang memuat jumlah produk yang akan dibuat, kapan sebuah produk dibuat
akan dituangkan pada jadwal induk produksi (master production schedule). Informasi
mengenai pesanan pelanggan, prediksi penjualan dan tingkat persediaan barang jadi
digunakan untuk menetapkan tingkat produksi. Jadwal induk produksi dapat juga diubah
berdasarkan perubahan kondisi pasar, namun rencana produksi harus tetap agar dapat
memberikan waktu yang cukup untuk mendapatkan bahan baku, perlengkapan dan
tenaga kerja yang dibutuhkan.

c. Peran Akuntan
Bagaimana peranan akuntan? Akuntan berperan untuk memastikan bahwa sistem
informasi akuntansi pengumpulan dan pelaporan biaya dilakukan secara konsisten
dengan teknik perencanaan produksi perusahaan. Para akuntan dapat membantu
memberikan pilihan menggunakan sistem perencanaan sumber daya produksi atau
sistem just in time untuk melihat manakah yang lebih tepat untuk perencanaan dan
penjadwalan produksi perusahaan.

3.Operasi Produksi
Produksi actual dari produk (operasi produk), merupakan produk yang dihasilkan
perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki aktivitas yang berbeda dalam memproduksi
barang, namun semua perusahaan tetap sama-sama, membutuhkan data tentang bahan baku,
tenaga kerja, biaya overhead. Saat ini, penggunaan teknologi mendominasi perusahaan untuk
memproduksi barang, misalnya mesin-mesin robot yang dikendalikan oleh computer yang
secara signifikan mampu menekan ongkos produksi dan meminimalkan tingkat kesalahan
produksi.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 65

4.Akuntansi Biaya
Peranan penting akuntansi biaya dalam siklus produksi adalah mendukung
perencanaan, pengendalian dan evaluasi kinerja proses produksi. Peranan selanjutnya adalah
memberikan informasi tentang data biaya produk yang akan dihasilkan sehingga membantu
penentuan jenis barang yang dihasilkan. Peranan selanjutnya adalah melakukan pendataan
tentang informasi untuk menghitung persediaan serta harga pokok penjualan yang akan
dilaporkan pada laporan keuangan.
Sistem informasi akuntansi biaya berfungsi mengumpulkan biaya berdasarkan klasifikasi,
kemudian membebankan biaya tsb ke produk tertentu dari unit departemen terkait. Pada
tahap ini, dibutuhkan keseriusan dalam pemberian penomoran pada data biaya selama proses
pendataan, sebab sering terjadi kesalahan pengalokasian biaya yang sama pada produk yang
berbeda.
Pada akuntansi biaya, peranan sistem perhitungan biaya pesanan dan biaya proses
menentukan dalam pembebanan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan pembebanannya
dilakukan kepada masing-masing bagian produk yang mudah diidentifikasi secara terpisah.
Penerapan biaya pesanan ini dapat dilihat pada usaha property membangun rumah mewah.
Sedangkan perhitungan biaya proses pembebanan biaya ke setiap proses atau pusat
pengerjaan, dalam siklus produksi, biaya proses yang dibebankan dihitung berdasarkan
perhitungan biaya rata-rata untuk seluruh barang yang diproduksi.

C. Pengendalian Siklus Produksi


Sistem informasi akuntansi yang didesain dengan tepat dapat memberikan
pengendalian yang berarti bagi pelaksanaan siklus produksi, pengendalian yang terkait dalam
siklus produksi meliputi kegiatan adanya otorisasi yang jelas terhadap perolehan aktiva tetap
dan produk yang dihasilkan, perlindungan terhadap persediaan barang dalam proses dan aktiva
tetap, pencatatan terhadap transaksi siklus produksi yang dilakukan secara valid, adanya
perlindungan dan pemeliharaan dari pencurian terhadap catatan penting siklus produksi dan
yang sangat berpengaruh adalah dimana siklus produksi dapat dilakukan secara efektif dan
selektif.
Berdasarkan kegiatan siklus produksi diatas, berikut ini merupakan bentuk pengendalian
yang dilakukan dalam siklus produksi.

1. Pengendalian Desain Produk


Desain produk yang dibuat tanpa menggunakan perencanaan yang matang dapat
mendatangkan kerugian perusahaan. Penggunaan bahan baku khusus untuk produk yang sama
dapat meningkatkan biaya pembelian dan pemeliharaan bahan baku. Ancaman ini harus
diperhatikan dengan serius dengan menganalisis setiap informasi tentang tingginya biaya
terhadap desain produk yang dihasilkan. Meskipun menggunakan bahan khusus dalam desain
produk dan apabila terjadi kegagalan, maka dapat diperbaiki dengan data yang akurat melalui
jaminan biaya dan perbaikan.

2. Pengendalian Perencanaan
Ancaman yang biasanya muncul pada perencanaan siklus produksi adalah kelebihan
produksi atau kekurangan produksi. Kelebihan produksi dapat berakibat tingginya biaya

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 66

penyimpanan dan kurangnya produksi dapat berdampak kepada kekecewaan pelanggan


dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Untuk
mengatasinya adalah melakukan perencanaan produk yang lebih baik dan tepat sesuai
hasil evaluasi yang berulang-ulang terhadap analisis daya beli pasar, kemudian sikap
selektif menentukan perolehan aktiva tetap serta pengendalian pemakaian anggaran
secara ketat.

3. Pengendalian Operasi Produksi


Pada perusahaan manufaktur, aktivitas operasi produksi dalam siklus produksi dapat
menimbulkan pencurian terhadap persediaan perusahaan dan kehilangan aktiva tetap.
Adanya selisih antara persediaan yang disimpan di gudang dengan yang ada di file
computer dapat mengganggu kelancaran produksi, demikian juga kehilangan aktiva
tetap mengakibatkan terjadinya selisih pencatatan aktiva tetap tsb. Tindakan yang
dilakukan adalah membatasi akses langsung ke penyimpanan persediaan dan ke aktiva
tetap dan lakukan pencatatan yang teratur dan cermat setiap perpindahan persediaan
selama proses produksi, lakukan pengidentifikasian setiap aktiva tetap yang dimiliki dan
selidiki kembali setiap transaksi yang berhubungan dengan penutupan penyusutan
aktiva tetap.
Menjaga persediaan agar tetap aman adalah melakukan pemisahan tanggung jawab
yang tegas kepada setiap petugas yang terlibat, mereka tidak boleh memberikan
otoritas rangkap setiap pengeluaran persediaan. Untuk menjamin keamanan aktiva
tetap, lakukan penjaminan asuransi untuk menghindari terjadinya risiko yang lebih
besar.

4. Pengendalian Akuntansi Biaya


Pengendalian terhadap akuntansi biaya disebabkan adanya ancaman terjadinya
kesalahan pencatatan memasukkan data sewaktu dilakukan analisis pembiayaan,
kesalahan ini berakibat pada data biaya tidak akurat, biaya produksi tinggi, terjadi
pemborosan anggaran. Prosedur pengendalian yang dilakukan adalah mengedit entri
data yang akurat, yaitu mengotomatisasikan pengumpulan data atau melalui terminal
on-line, hanya karyawan yang berhak saja yang dapat menggunakan database dan
mereka memiliki ID atau password. Melakukan update data setiap saat dari data yang
tercantum dengan menggunakan metode fisik secara periodic.

5. Pengendalian Ancaman Umum


Pengendalian terhadap ancaman umum dalam siklus produksi ditimbulkan oleh
kehilangan data dan kinerja yang tidak baik. Kehilangan data merupakan ancaman yang
harus diantisipasi sejak dini, penyebabnya bisa dari kelalaian pegawai atau bisa juga
karena sistem jaringan yang rusak. Untuk mengatasinya, siapkan file data cadangan
setiap selesai meng-update data, misalnya data produksi yang dalam pekerjaan atau file
persediaan. Siapkan salinan data dan simpan pada tempat yang aman, batasi akses ke
data biaya supaya tidak mudah dirubah oleh pihak yang tidak berkepentingan.
Kinerja yang tidak baik dapat mengakibatkan tidak efisiennya pekerjaan atau
kecelakaan kerja. Pegawai yang bertanggung jawab dengan tugasnya sesuai dengan hak-

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 67

hak yang diterimanya akan mengurangi perusahaan dari pemborosan biaya operasional.
Kegiatan produksi harus diawasi dengan ketat untuk mengurangi penyimpangan dari
standar yang ditetapkan. Sistem informasi akuntansi memiliki peran untuk
mengendalikan kinerja ini dengan memberikan informasi kinerja produksi.

D.Peranan Informasi Siklus Produksi

Pada siklus produksi dibutuhkan informasi biaya oleh pihak internal dan eksternal
perusahaan, peranan SIA menyiapkan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan
manajemen. Manajemen sebagai pihak internal membutuhkan informasi biaya untuk
kepentingan membuat keputusan tentang biaya yang dibutuhkan memproduksi dan bentuk
produk yang dibuat. Sedangkan secara eksternal, biaya harus dibandingkan dengan benar
terhadap laporan keuangan. Beberapa catatan utama yang terdapat pada sistem akuntansi
biaya secara konvensional menunjukkan pengalokasian BOP yang tidak tepat dan kinerja di
pabrik tidak sesuai dengan otomatisasi yang terjadi.

1. Alokasi yang tidak tepat terhada biaya overhead


Jika mengacu kepada sistem biaya konvensional, lebih banyak digerakkan oleh
kuantitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin yang dibebankan biaya
overhead langsung kepada barang, namun dalam praktiknya, biaya overhead tidak
menunjukkan perubahan secara langsung sesuai dengan kuantitas produksi. Berbeda
misalnya dengan biaya penjualan, akan menyerap ke dalam harga yang dibayarkan oleh
pelanggan.

2. Ketidaksesuaian kinerja
Sesungguhnya, dalam praktik produksi modern, sasaran utamanya harus terpusat pada
totalitas manajemen mutu. Para pelaksana dalam pabrik membutuhkan informasi
mengenai proses produksi berlangsung, termasuk jumlah yang cacat, frekuensi
kerusakan mesin, persentase barang jadi yang diselesaikan tanpa pengerjaan ulang,
serta persentase kecacatan yang ditemukan oleh pelanggan. Sistem informasi produksi
terpisah dari sistem akuntansi biaya, ini terjadi pada sistem akuntansi biaya
konvensional. Dalam pengukuran kinerja, data biaya dan pengoperasian harus
diintegrasikan ke dalam satu sistem.

Kesimpulan
Siklus produksi ialah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang
terus terjadi, berkaitan dengan pembuatan produk. Sistem informasi akuntansi (SIA)
memainkan peranan penting dalam siklus produksi. Informasi akuntansi biaya yang akurat dan
tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal berikut: bauran produk
(apa yang akan diproduksi); penetapan harga produk; alokasi dan perencanaan sumber daya:
manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi, mengevaluasi kinerja).
Aktivitas siklus produksi terdiri atas desain produk, perencanaan dan penjadwalan,
operasi produksi, akuntansi biaya. Aktiva tetap harus diberi kode garis untuk memungkinkan
pembaruan yang cepat dan periodic database aktiva tetap. Fungsi kedua dari SIA yang didesain

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 68

dengan baik, memberikan pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi
sbb: semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik; persediaan barang
dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya; semua transaksi siklus produksi yang valid
dan sah akan dicatat; semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat; catatan yang
akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan; aktivitas siklus produksi dilakukan secara
efisien dan efektif.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 69

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 70

BAB IX
SIKLUS SISTEM PENGGAJIAN

Sering lagi kita mendengar tentang gaji, honor dan upah namun kadangkala kita kurang
memahami apa makna sebenarnya dari gaji, honor dan upah. Gaji adalah sebuah bentuk
pembayaran atau sebuah hak yang diberikan oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada
pegawai tetap. Honor merupakan sejumlah hak yang diberikan oleh suatu perusahaan atau
instansi kepada pegawai yang tidak tetap. Upah merupakan sejumlah hak yang diberikan oleh
suatu perusahaan atau instansi kepada pegawainya sebagai bentuk pembayaran di luar jam
kerja.
Setiap perusahaan memiliki sistem penggajian yang sudah didesain sedemikian rupa,
apabila desain sistem penggajian tidak benar, dapat mempersulit proses pengambilan
keputusan dan mengganggu ketenangan kerja karyawan. Jadi, sistem penggajian harus didesain
secara benar.

A.Kegiatan Siklus Penggajian

Sistem penggajian merupakan salah satu aplikasi pada sistem informasi akuntansi yang
terus mengalami proses dalam bentuk batch (bertahap), disebut proses secara bertahap
karena; daftar gaji karyawan dibayarkan atau dibuat secara periodic (tiap mingguan, dua
mingguan atau bulanan) demikian pula pembayaran gaji, sebagian besar pegawai dibayar pada
waktu yang bersamaan.
Dalam kegiatan siklus penggajian, ada beberapa langkah dasar yang biasa diterapkan
oleh setiap perusahaan yang membayarkan gaji kepada karyawannya, melalui sistem
penggajian, yaitu seperti diuraikan berikut ini.

1. Melakukan Up-Date File Induk Penggajian


Aktivitas penting yang dilakukan dalam siklus manajemen personalia atau penggajian
yang melibatkan pembaruan file penggajian untuk menunjukkan kepada berbagai jenis
perubahan penggajian adalah kegiatan yang terkait dengan:
a. Penerimaan tenaga pelaksana
b. Pemberhentian karyawan
c. Perubahan tingkat gaji karyawan
d. Penyesuaian gaji karyawan

Meskipun sistem penggajian diproses dalam bentuk batch, departemen manajemen


sumber daya manusia memiliki akses log membuat perubahan ini pada file induk penggajian.
Pada dasarnya, untuk diperhatikan bahwa semua perubahan penggajian diajukan tepat waktu
dan secara tepat ditampilkan dalam periode pembayaran berikutnya. Catatan tentang pegawai
yang berhenti atau dipecat tidak boleh langsung dihapus karena beberapa laporan akhir tahun
membutuhkan data mengenai semua pegawai yang pernah bekerja untuk perusahaan selama
periode tahun akuntansi tsb.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 71

2. Perubahan Tarif dan Pajak


Aktivitas kedua adalah memperbaharui informasi mengenai perubahan tariff dan
pemotongan pajak lainnya. Bagian penggajian akan melakukan perubahan penyesuaian tariff
namun aktivitas ini relative jarang terjadi sejauh belum ada pengumuman resmi dari
pemerintah yang menyebutkan adanya perubahan tariff pajak yang berlaku.

3. Keabsahan Waktu dan Data Kehadiran


Informasi datang dalam berbagai bentuk, tergantung bagaimana bentuk pembayaran
dilakukan kepada pegawai tertentu, bentuk pembayaran dimaksud, yaitu sbb.
a. Skema pembayaran
Bagi karyawan yang mendapatkan pembayaran per jam, maka perusahaan memakai
kartu waktu untuk mencatat waktu kedatangan pegawai dan waktu keluar, untuk setiap
giliran kerja. Berdasarkan kartu ini, diperoleh informasi tentang jumlah jam kerja yang
diperoleh oleh karyawan selama satu waktu pembayaran dilakukan. Kegiatan ini
biasanya hanya berlaku bagi karyawan yang tidak tetap, sedangkan untuk karyawan
tetap, tidak berlaku aturan ini. Pada dasarnya, pencatatan atas kehadiran karyawan
dilakukan secara real time untuk mengetahui kehadiran mereka.

b. Peluang untuk menggunakan teknologi informasi


Mengimplementasikan teknologi informasi, untuk lebih efisien proses pencatatan gaji
karyawan, diantaranya untuk mengumpulkan data kehadiran karyawan selama jam
kerja sebaiknya dilakukan pendekatan teknologi informasi sebagai pengganti dokumen
kertas. Hal mana bisa mengurangi waktu dan potensi kesalahan yang berhubungan
dengan pencatatan, verifikasi dan pemasukan data waktu serta kehadiran pegawai yang
dilakukan secara manual.

4. Menyiapkan Daftar Penggajian


Pada masing-masing bagian memberikan data tentang jam kerja karyawan
selama satu periode, data ini akan dicocokkan dan kemudian diotorisasi oleh pejabat
berwenang pada unit kegiatan tsb untuk diserahkan ke departemen penggajian guna
mempersiapkan daftar gaji karyawan yang bersangkutan.

Prosedur
 Pertama, file transaksi penggajian disusun berdasarkan nomor urut pegawai. File data
yang telah diurutkan kemudian digunakan untuk membuat cek gaji pegawai.
Bagi setiap pegawai, catatan file induk penggajian dan catatan transaksi
terkait akan dibaca dan gaji kotor akan dihitung. Bagi pegawai yang dibayar
per jam, jumlah jam yang dihabiskan akan dikali dengan tarif upah dan
kemudian tambahan untuk lembur atau bonus akan ditambahkan.

 Selanjutnya, semua potongan penerimaan dijumlah dan totalnya dikurangkan dari gaji
kotor untuk mendapatkan gaji bersih. Pada saat gaji bersih didapat, field
jumlah hingga tahun ini untuk gaji kotor, potongan dan gaji bersih didalam
catatan pegawai untuk file induk penggajian akan diperbarui.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 72

 Terakhir, daftar penggajian dan cek gaji pegawai dicetak. Daftar penggajian adalah
laporan yang mendaftar gaji kotor setiap pegawai, potongan gaji dan gaji
bersih dalam format multikolom. Cek gaji pegawai juga umumnya
melampirkan slip gaji yang mencantumkan jumlah gaji kotor, potongan dan
gaji bersih untuk periode saat ini dan total hingga tahun ini, untuk setiap
kategori.

Ketika setiap transaksi diproses, sistem tsb juga mengalokasikan biaya tenaga kerja kea kun
buku besar terkait dengan memeriksa kode dalam catatan kartu waktu kerja. Sistem tsb
memelihara jumlah total simultan atas alokasi ini hingga semua catatan penggajian pegawai
telah diproses. Jumlah total ini, bersama jumlah total untuk kolom di slip gaji, merupakan dasar
untuk entri jurnal ringkasan, yang dimasukkan ke dalam buku besar setelah semua cek gaji
dicetak.

5. Pembayaran Daftar Gaji


Pada perkembangan terakhir ini, sistem pembayaran gaji untuk karyawan telah
dilakukan dengan cara memindah bukukan ke rekening karyawan bersangkutan. Cara ini
sangat efektif untuk mengurangi pemotongan gaji yang tidak legal dilakukan. Karyawan
secara rutin tiap periode penggajian akan merasa aman bahwa dananya di rekening
sudah ada. Tapi masih ada pula perusahaan yang melakukan pembayaran langsung
tunai kepada karyawannya, cara ini dapat berakibat keamanan yang tidak terjamin, baik
pada perusahaan ataupun pada karyawan yang masih memegang uang tunai. Sudah
waktunya menggunakan jasa bank untuk pembayaran rekening tsb.

a. Prosedur
Saat cek dibuat, daftar penggajian dikirim ke bagian utang usaha untuk ditinjau dan
disetujui. Voucher pengeluaran kemudian dibuat untuk mensahkan transfer dana dari
rekening giro umum milik perusahaan ke rekening bank penggajian perusahaan.
Voucher pengeluaran dan daftar penggajian kemudian dikirim ke kasir. Kasir akan
meninjau daftar penggajian dan voucher pengeluaran, serta kemudian membuat dan
menandatangani sebuah cek untuk mentrasfer dana ke rekening bank untuk penggajian
perusahaan. Kasir tsb juga meninjau, menandatangani dan menyebarkan cek gaji.

b. Efisiensi dengan cara setoran langsung


Setoran langsung adalah salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi
biaya pemrosesan penggajian. Para pegawai yang dibayar melalui setoran langsung
biasanya akan menerima salinan cek gaji yang menunjukkan jumlah yang disimpan
bersama dengan slip gaji. Setiap file berisi sebuah catatan untuk setiap pegawai, nomor
jaminan sosial, nomor rekening bank dan jumlah gaji bersih. File-file ini dikirim secara
elektronis, dengan menggunakan electric data interchange ke setiap bank yang terlibat.
Dana tsb kemudian akan dikirim secara elektronis dari rekening bank perusahaan ke
rekening pegawai.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 73

Setoran langsung memberi penghematan bagi perusahaan dengan meniadakan biaya


pembelian, pemrosesan dan penyebaran cek kertas. Penghematan ini sebagian
diimbangi dengan hilangnya pengambangan dana, yaitu penggunaan dana oleh
perusahaan antara waktu cek ditarik dan ketika mereka dimasukkan ke bank untuk
pembayaran.

6. Kalkulasi Kompensasi dan Pajak


Perusahaan melakukan pemotongan pajak penghasilan karyawan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, hasil pemotongan tsb akan disetorkan ke kantor
pajak atas nama karyawan yang bersangkutan. Berbagai pemotongan yang dilakukan
oleh perusahaan secara legal untuk memudahkan karyawan dari kewajiban terhadap
Negara. Pemotongan lain dapat juga berupa pemotongan pensiunan untuk hari tua dan
sebagainya.

7. Pajak Penghasilan dan Potongan lain-lain


Membayar kewajiban bagi pajak penghasilan dan sukarela lainnya dari setiap pegawai
adalah merupakan aktivitas terakhir dari proses penggajian. Organisasi harus secara
periodic membuat daftar pengeluaran atau menggunakan transfer dana secara
elektronis untuk membayar berbagai kewajiban pajak yang terjadi.

Biro Jasa Penggajian


Dalam usaha untuk menekan biaya, banyak organisasi melakukan outsourcing untuk
fungsi penggajian dan sumber daya manusia mereka ke biro jasa penggajian dan organisasi
tenaga kerja (saat ini di Indonesia masih jarang dilakukan). Biro jasa penggajian memelihara file
induk penggajian untuk setiap klien dan melakukan aktivitas pemrosesan penggajian.
Biro jasa penggajian cocok untuk bisnis kecil dan menengah karena:
a. Menekan biaya; biro jasa mendapatkan keuntungan dari economic of scale yang
berkaitan dengan membuat cek gaji untuk sejumlah besar perusahaan.
b. Kompensasi yang lebih besar; memungkinkan perusahaan yang lebih kecil untuk
menawarkan kompensasi sama besarnya dengan yang disediakan oleh perusahaan
besar pada umumnya
c. Meminimalisasi sumber daya computer; meniadakan program aplikasi SIA

B. Sistem Penggajian

1.Sistem Manual
Sistem penggajian manual dilakukan dengan sistem pengelolaan gaji tanpa dibantu
teknologi computer, semua rekapitulasi kehadiran karyawan dihitung dengan manual dan
menggunakan tabel serta rekap gaji yang cukup panjang dan banyak, memang terkesan tidak
efisien. Berikut ini kegiatan yang dilakukan dengan sistem manual.
a. Pengelolaan terhadap gaji dan upah ini secara tetap diawali dengan kegiatan
mengumpulkan informasi waktu yang digunakan seorang karyawan bekerja. Waktu
kerja mereka tertulis dalam tiket jam kerja yang diisi langsung oleh mereka setiap
pekerjaan yang mereka lakukan sendiri pada hari itu. Setiap pengawas di bagian masing-

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 74

masing akan melakukan verifikasi dan memberikan tanda tangan tentang kebenaran
waktu yang digunakan oleh pegawai tsb. Verifikasi ini ditujukan untuk melakukan
pengendalian di bagian masing-masing.
b. Departemen pengawas waktu kerja (time keeping department) pekerja akan menerima
setiap hari tiket waktu dari pekerja untuk dilakukan rekonsiliasi dengan waktu kerja
seorang pekerja. Di setiap bagian disediakan mesin pencatat waktu (time clock) yaitu
kapan seorang pekerja mulai bekerja atau datang dan kapan selesai bekerja atau pulang
yang dilakukan secara otomatis. Cara yang dilakukan adalah dengan memasukkan kartu
masing-masing ke mesin yang tersedia pada saat masuk kerja dan pulang kerja.
c. Data tentang waktu yang digunakan oleh pekerja tidak lagi disampaikan kepada bagian
personalia atau bagian penggajian, sebab pekerja tsb pada dasarnya telah menerima
pembayaran berdasarkan tarif upah per-jam yang diperoleh melalui catatan time clock
atau diperoleh melalui pengawas yang bertugas di bagian tsb.
d. Kegiatan selanjutnya setelah kegiatan rekonsiliasi kartu jam kerja. Bagian akuntansi
perusahaan akan menerima tiket waktu pekerja untuk tujuan distribusi biaya gaji dan
upah. Biasanya, beban upah langsung dialokasikan ke berbagai rekening pekerjaan
dalam proses dan jurnal voucher yang mencatat debet pada persediaan pekerjaan
dalam proses dan kredit pada gaji atau upah diberikan kepada pencatat buku besar.
e. Kartu jam pekerja disampaikan kepada bagian gaji bersamaan file master gaji dan upah,
hal mana dapat menjadikan dasar untuk penyiapan pengeluaran pembayaran gaji dan
register gaji. Pembayaran gaji bersih dapat ditentukan setelah daftar gaji kotor dan
semua potongan telah dihitung dan dimasukkan ke dalam register gaji. Pada saat
penyiapan register gaji diselesaikan, ketelitian penghitungan pembayaran gaji bersih
diperiksa menggunakan sistem cross footing (meneliti penjumlahan horizontal) atau
menentukan jumlah kolom pembayaran gaji kotor, gaji bersih dan potongan-potongan
untuk semua pekerja dan kemudian membandingkan pembayaran gaji kotor dengan
pembayaran gaji bersih dan potongan-potongan yang dikenakan kepada pekerja pada
saat pembayaran daftar gaji tsb.
f. Pelaksanaan pembayaran kepada pekerja siap dilaksanakan setelah pemeriksaan secara
internal dan bukti pembayaran penghasilan perorangan dan daftar pendapatan
disiapkan dan diserahkan kepada juru bayar perusahaan untuk didistribusikan kepada
pekerja.
g. Register gaji dikirim ke bagian utang. Sesuai dengan jumlah kolom register gaji,
penyiapan jurnal voucher yang mencatat debet pada perkiraan buku besar gaji dan
kredit pada kas bank gaji bersih dari rekening bank regular perusahaan ke dalam
rekening bank untuk gaji. Bukti pengeluaran dan jurnal voucher ini dikirimkan kepada
juru bayar yang menandatangani dan menyetorkan sejumlah cek serta menyerahkan
jurnal voucher kepada pencatat buku besar. Register gaji disimpan untuk sewaktu-
waktu dapat dijadikan jejak pemeriksaan (audit trail) dari proses pembayaran gaji.
h. Pada tahap ini, pegawai administrasi untuk buku besar telah menerima dua jurnal
voucher. Satu catatan debet pada perkiraan buku besar gaji untuk pembayaran gaji
kotor para pekerja dan yang lain kredit untuk hal yang sama. Jumlah uang dari kedua
pembukuan ini pada perkiraan buku besar harus benar-benar sama.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 75

i. Penggunaan rekening bank khusus untuk gaji memperbaiki pengendalian intern, karena
hal ini memudahkan penyiapan rekonsiliasi bank. Kiranya akan jauh lebih mudah untuk
menyiapkan dua rekonsiliasi terpisah dan untuk menelusuri sumber suatu perbedaan
dibandingkan menyiapkan satu rekonsiliasi rekening bank untuk gaji. Rekening Koran
bank untuk gaji, tiket bukti setoran dan cek pembayaran gaji yang dibatalkan
memberikan suatu dasar untuk fungsi ini.

gambar 9.1: Prosedur pembayaran gaji secara manual

2.Komputerisasi Sistem Penggajian

Sistem penggajian terkomputerisasi adalah sistem pengolahan gaji yang dilakukan


dengan bantuan fasilitas perangkat lunak/program yang telah didesain untuk keperluan
pengelolaan sistem penggajian dan upah di perusahaan. Berikut ini beberapa penjelasan
mengenai sistem penggajian yang dilaksanakan secara terkomputerisasi.
a. Pengelolaan terhadap daftar gaji dan bersifat rutin untuk penghitungan gaji serta
catatan-catatannya, maka operasi ini pada umumnya merupakan salah satu kegiatan
yang mendapat prioritas diterapkan menggunakan komputerisasi dalam organisasi.
Pengelolaan gaji tsb dapat dilaksanakan secara berkelompok (batch), yaitu
mempergunakan input pita magnetic dan storage piringan (disc) magnetic.
b. Master file gaji dikerjakan oleh departemen pengolahan data pada disc magnetic. Setiap
perubahan file harus diotorisasi oleh departemen personalia dan kemudian dikirim ke
departemen penyiapan input untuk penginputan (keying) ke dalam pita magnetic.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 76

c. Sama seperti sistem manual, pada waktu register gaji diserahkan kepada kasir untuk
menyiapkan cek dan meng-otorisasi transfer dana pada rekening bank untuk daftar gaji.
Print out pembukuan jurnal pembayaran gaji dan upah dikirimkan kepada pencatat
buku besar untuk dibukukan. Sebagaimana dalam sistem yang manual, bagian
pemeriksaan intern bertanggung jawab atas penyiapan rekonsiliasi rekening bank untuk
gaji.
d. Selanjutnya, berbagai catatan untuk pemasukan data dimasukkan dan diverifikasi, maka
pita input dikirim ke operator computer untuk pengelolaan. Atas dasar pengelolaan tsb
yang dikomputerisasi adalah data waktu pekerjaan untuk pemutakhiran catatn-catatan
biaya dan operasi-operasi yang dilaksanakan untuk produksi dalam proses.
e. Pengendalian internal untuk sistem pengelolaan penggajian secara manual diganti
dengan sistem perangkat lunak. Sebagai contoh, jumlah kelompok master file gaji
termasuk jumlah para pekerja dan jumlah semua tarif upah. Langkah pemasukan harus
dikendalikan dengan key verification dan dengan penggunaan check digit verification
pada nomor-nomor pegawai.
f. Hasil cetak beberapa catatan tentang perubahan file disiapkan dan dikirimkan ke bagian
kepegawaian untuk melakukan verifikasi semua perubahan file yang telah mengalami
proses.
g. Sebenarnya, tersedia banyak perangkat lunak untuk digunakan mengoperasikan sistem
pengelolaan gaji dan upah di perusahaan baik yang didapat di pasaran maupun melalui
pesanan pada pembuat perangkat lunat, tentunya kembali kepada kemampuan kita
untuk menyediakan dana investasi.

Gambar 9.2: Prosedur pembayaran gaji secara elektronik

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 77

C.Pengendalian Sistem Penggajian

Dalam sistem pengelolaan penggajian yang terdapat pada sistem informasi akuntansi
bertujuan menerapkan sistem pengendalian yang benar, sehingga dapat tercapai beberapa
ketentuan berikut:
1. Mengotorisasi transaksi penggajian secara tepat dan benar
2. Transaksi penggajian yang dicatat menunjukkan validitas yang tinggi
3. Hanya transaksi penggajian yang valid dan sudah diotorisasi yang masuk ke dalam
catatan
4. Pencatatan transaksi secara akurat
5. Mengikuti aturan pemerintah tentang peraturan pembebanan pajak kepada pegawai
secara benar dan jujur
6. Menjaga dari kehilangan asset (baik kas maupun data tentang gaji)
7. Memenuhi unsur-unsur efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan sistem penggajian
pegawai

Sebuah dokumen sederhana dan mudah diisi dengan instruksi yang jelas dapat
membantu kelancaran pencatatan transaksi penggajian yang akurat dan efisien. Pemeriksaan
validitas dan pemeriksaan field (format) dalam pengendalian aplikasi yang tepat, akan semakin
meningkatkan akurasi pemasukan data pada saat pemakaian dokumen elektronis. Memberikan
ruang dalam dokumen kertas maupun elektronis untuk mencatat siapa yang melengkapi dan
siapa yang meninjau formulir tsb akan memberikan bukti bahwa transaksi tsb telah diotorisasi
secara tepat. Pencantuman nomor secara tercetak pada dokumen dapat membantu
pemeriksaan yang menunjukkan semua transaksi telah dicatat. Menjaga dan membatasi akses
langsung ke program yang memiliki dokumen dan jika dokumen kertas masih digunakan, ke
dokumen kosong, dapat menghindari adanya transaksi yang tidak legal.
Pada saat pengendalian pembayaran gaji, ada beberapa hal yang penting menjadi
perhatian, yaitu sbb.
1. Otorisasi transaksi. Penting dilakukan untuk mengurangi timbulnya penggelapan gaji
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan mengganti nama pegawai yang tidak
aktif
2. Pembagian tugas. Tetapkan pembagian tugas yang jelas, berikut dengan prosedur kerja
yang harus dilakukan seseorang
3. Supervise. Tindakan tegas seorang pengawas dapat membuat aturan berjalan dengan
tertib
4. Catatan akuntansi. Mudah dan jelas dalam melakukan rekam jejak akuntansi
5. Pengendalian akses. Setiap orang harus memiliki kepentingan yang jelas akan jika
melihat catatan akuntansi
6. Verifikasi independen. Lakukan pengawasan terhadap jam kerja, juru bayar dan buku
besar umum serta unit lain yang berhubungan dengan pengelolaan daftar gaji

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 78

Kesimpulan
Siklus sistem penggajian secara umum dapat digambarkan sebagai suatu sistematika
penggajian dari mana gaji itu mulai didistribusikan dari departemen yang terkait hingga sampai
ke tangan pegawai. Didalam siklus sistem penggajian terdapat dua cara, yaitu cara manual dan
cara terkomputerisasi, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung kondisi
perusahaan.
Selain itu, dengan adanya sistem penggajian ini dapat mengurangi peluang
ketidakaturan atau kesalahan penggajian yang menimbulkan kesalah pahaman antara
perusahaan dengan karyawan. Jadi, sebagai perusahaan yang ingin memiliki reputasi baik
efisien dan professional harus memiliki sebuah sistem yang bisa mengatur penggajian
karyawannya.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 79

BAB X
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Program pengembangan sistem merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka


penyusunan sistem baru untuk menggantikan sistem lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada, mengingat sistem lama sudah tidak mendukung terhadap
operasional perusahaan. Sebenarnya, pengembangan sistem dilakukan supaya menghasilkan
sistem yang lebih efisien dan ekonomis dari sistem sebelumnya. Sebuah sistem dikatakan
efektif apabila sistem tsb mampu memenuhi kebutuhan informasi perusahaan dan dapat
menyajikan informasi yang bernilai dan relevan bagi pengguna serta memberikan kepuasan
bagi pemakainya. Berbagai tindakan dapat dilakukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan
informasi, misalnya melakukan pengembangan software yang ada, atau melakukan pembelian
software baru, atau juga melakukan outsource atau melakukan rekayasa ulang proses bisnis
(business process reengineering-BRP) terhadap sistem informasi.

A.Pengembangan Sistem

Setiap organisasi bisnis selalu dihadapkan kepada kebutuhan informasi. Seiring


perkembangan yang ada, maka dunia bisnis semakin kompetitif dan sering berubah. Setiap
organisasi selalu dihadapkan dengan kebutuhan untuk memperoleh informasi yang baru, lebih
cepat dan lebih andal demi kemajuan organisasi. Demi kebutuhan tsb, sistem informasi selalu
mengalami perubahan dari penyesuaian kecil hingga penyesuaian besar.
Beberapa hal yang menjadi alasan mengapa pentingnya dilakukan perubahan atau
pengembangan sistem lama dan perlu diperbaiki atau diganti adalah sbb.

1.Sering Menimbulkan Gangguan pada Sistem Lama

a. Ketidakberesan sistem lama


Sistem lama sudah melewati usia produktif, tidak sesuai dengan perkembangan zaman,
sehingga lebih sering menghambat kelancaran pekerjaan.Sistem lama sudah melewati
usia produktif, tidak sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga lebih sering
menghambat kelancaran pekerjaan.
b. Perkembangan organisasi
Organisasi bisnis yang semakin berkembang menuntut kebutuhan informasi yang
semakin tinggi, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip
akuntansi baru menyebabkan harus disusun sistem baru.

2.Untuk Meraih Kesempatan

Untuk meraih kesempatan dan peluang usaha, dengan tetap mengandalkan sistem lama
dapat merugikan perusahaan sebab kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat
menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana yang telah disusun untuk meraih
kesempatan dan peluang pasar. Penggunaan teknologi informasi merupakan kebutuhan mutlak

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 80

untuk menghadapi pesaing, karena itu jika tidak bisa membeli yang baru maka kembangkan
sistem yang sudah ada.

3.Adanya Instruksi dari Pimpinan

Menindaklanjuti keputusan direksi, apabila hasil rapat dewan direksi telah menetapkan
bahwa segera dilakukan pengembangan sistem yang ada maka manajemen akan membuat
perencanaan membuat sistem baru dan mengutus sebuah tim untuk melaksanakan analisis
sistem lama dan mengembangkan sistem baru. Dalam penerapannya, suatu sistem yang sudah
dikembangkan perlu dilakukan uji coba, yang dilakukan oleh ahli sistem dan setelah itu, sistem
baru dapat berjalan normal.

B.Alasan Melakukan Pengembangan Sistem

Umumnya, sebuah organisasi atau perusahaan yang melakukan perubahan terhadap


sistem informasi disebabkan telah terjadinya perubahan kebutuhan pemakaian atau kebutuhan
oleh pelaku bisnis. Hal lain disebabkan timbulnya perubahan teknologi akibat adanya inovasi-
inovasi yang muncul dari adanya kebutuhan, peningkatan proses bisnis, keunggulan kompetitif
di pasaran global, kemungkinan terjadinya produktivitas yang tinggi, adanya pertumbuhan, atau
kemungkinan rencana penciutan organisasi atau reorganisasi. Berdasarkan alasan tsb, biasanya
perusahaan akan melakukan pengembangan atau perubahan sistem yang ada. Jadi, tujuan
sesungguhnya pengembangan sistem adalah efisien dan efektivitas sistem yang ada.

C.Pelaku Pengembangan Sistem

Dalam aktivitas pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personal yang
kompeten di bidangnya. Suatu tim yang solid dapat bekerja dan menghasilkan inovasi untuk
perusahaan di bidang pengembangan sistem. Suatu tim pengembangan sistem biasanya terdiri
atas berikut ini.

1.Manajemen
Manajemen, merupakan strategi utama untuk mendapatkan dukungan atas
pengembangan sistem yaitu adanya persetujuan yang jelas dari pihak direksi perusahaan.
Mereka memiliki peran dalam pengembangan sistem, antara lain sbb.
a. Dukungan dan dorongan untuk proyek pengembangan yang akan dikerjakan
b. Adanya keserasian antara sistem informasi yang dikembangkan dengan strategi
perusahaan
c. Tujuan dan sasaran sistem dibuat oleh mereka
d. Meninjau kinerja serta kepemimpinan di bagian sistem informasi
e. Menentukan pemilihan proyek serta kebijakan organisasi
f. Dapat berperan dalam analisis sistem dan kalkulasi biaya proyek serta manfaatnya
g. Mudah memberikan komando ke pegawai utama untuk terlibat dalam proyek
pengembangan
h. Tersedia jaminan alokasi pendanaan

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 81

2.Akuntan
Akuntan perusahaan merupakan pihak yang dominan dalam menggunakan output
sistem informasi akuntansi. Mereka menentukan besarnya kebutuhan informasi dan syarat-
syarat sistem yang dibutuhkan. Berdasarkan informasi yang mereka miliki, mereka harus
terlibat dalam pengembangan sistem. Bersama-sama dengan para desainer sistem,
mengendalikan pengembangan sistem secara berkala, mengawasi dan mengujicobakan sistem
yang baru guna memverifikasikan bahwa pengendalian telah diterapkan dan dapat berjalan
secara normal.

3.Komite Pelaksana Sistem Informasi


Peran kelompok komite pelaksana sistem informasi meliputi kegiatan merencanakan
dan mengawasi fungsi sistem informasi. Kepastian adanya keikutsertaan, arahan dan
pengawasan dari pihak direksi dan bagaimana peran mereka memfasilitasi koordinasi dan
integrasi berbagai aktivitas sistem informasi guna meningkatnya kesesuaian tujuan serta
mengurangi konflik terhadap tujuan organisasi.

4.Tim Pengembangan proyek


Tim pengembangan proyek terdiri atas ahli sistem, perwakilan dewan direksi, level
manajemen, akuntan dan auditor, serta pemakai yang terlibat dalam pengembangan proyek.
Peran mereka dalam pengembangan proyek adalah sbb.
a. Merumuskan rencana program pada proyek
b. Melakukan pengendalian untuk memastikan penyelesaian yang tepat waktu dan sesuai
biaya
c. Memastikan bahwa pertimbangan yang wajar telah diberikan
d. Mengkomunikasikan status proyek ke pihak manajemen puncak dan komite pelaksana

5.Analisis Sistem dan Programer

a. Analis sistem
Analis sistem bertugas mempelajari sistem lama, kemudian mendesain sistem yang baru
serta membuat spesifikasi yang digunakan oleh programmer computer dan kemudian
bertanggung jawab untuk memastikan sistem dapat diterapkan sesuai pesanan.

b. Programmer
Tugas dan peran programmer adalah menulis program computer dengan menggunakan
spesifikasi yang dikembangkan oleh analis sistem, lalu mengubah serta memelihara
sistem computer yang lama.

6.Pihak Luar Organisasi


Pihak luar organisasi yang terlibat dalam pengembangan sistem, misalnya pelanggan,
vendor, auditor dan lembaga pemerintah.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 82

D.Tujuan Pengembangan Sistem

Tujuan dari pengembangan sistem adalah agar dalam perusahaan terjadi peningkatan
dalam hal berikut.
1. Kinerja, seberapa bagusnya kinerja suatu perusahaan dapat diukur dengan jumlah
pekerjaan yang dapat dilakukan pada saat tertentu (troughput) dan rata-rata waktu
tertunda di antara dua transaksi (respon time). Orang banyak bersimpulan bahwa
kinerja perusahaan semata diukur dari jumlah keuntungan financial yang diperoleh
setiap periode. Pendapat ini sudah tidak bisa diterima lagi saat ini, sebab kinerja
perusahaan dapat dilihat dan diukur dari berbagai aspek, seperti aspek keuangan, aspek
lingkungan, aspek eksternal, dsb.
2. Kualitas informasi yang disajikan. Informasi yang dihasilkan harus memenuhi kebutuhan
organisasi dan penggunanya, semakin berkualitas informasi yang dihasilkan, semakin
sukses perusahaan tsb. Tantangan ke depan bagi perusahaan-perusahaan yang masuk
pada pasar global harus memiliki kemampuan mengelola informasi sehingga mereka
dapat tumbuh dengan perusahaan multinasional yang lain.
3. Keuntungan akibat penurunan biaya operasional maupun administrative. Akibat dari
sumber daya yang digunakan semakin bagus dan kemajuan teknologi yang mendukung
banyak perusahaan kelas dunia memfokuskan diri di bidang usahanya, terkait urusan di
luar aktivitas bisnis akan di-outsource ke perusahaan lain. Contohnya merek Kodak,
mereka focus kepada menjual film dan kamera. Urusan pemrosesan data diserahkan ke
perusahaan penyedia layanan sebagai mitra dan untuk keperluan itu, Kodak
menginvestasikan sejumlah uang untuk melakukan outsourcing pengolahan data
perusahaan dan telah melakukan penghematan dari sistem informasinya sebesar $ 130
juta selama 10 tahun perjanjian.
4. Sistem baru yang lebih efisien diharapkan dapat meningkatkan pengendalian
perusahaan terhadap operasional secara lebih efisien.
5. Berdasarkan sistem yang telah dikembangkan, dapat menghasilkan informasi yang detail
dan tepat waktu. Informasi yang tepat waktu adalah informasi yang diterima oleh
pemakainya tepat pada saat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

E.Prinsip Pengembangan Sistem

Beberapa prinsip pengembangan sistem adalah sbb.


1. Manajemen merupakan pihak yang sangat membutuhkan informasi, terutama untuk
membuat keputusan, oleh karena itu pengembangan sistem lebih diprioritaskan untuk
mereka.
2. Menggunakan orang yang ahli di bidang pengembangan sistem.
3. Harus jelas tahapan kerja dan tugas yang dilakukan.
4. Lakukan pendokumentasian untuk pedoman pengembangan sistem.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 83

F.Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle = SDLC) adalah
serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Sistem ini dikembangkan
melalui sebuah proses formal (Hall, 2009). SDLC terdiri atas 5 aktivitas yang secara logis dan
dapat diterima oleh para ahli dalam komunitas sistem. Kelima aktivitas tsb adalah seperti
diuraikan berikut ini.

Gambar 10.1: Rotasi siklus hidup pengembangan sistem

Perencanaan Analisis Desain Implementasi Operasional

Estimasi biaya, Pengembangan Membuat diagram Pelaksanaan uji coba Perawatan dan
Rencana proyek, spesifikasi program logig sesuai rencana sistem yang pemeliharaan atas
Alokasi sumber daya yang diajukan terpasang perubahan program
dan sistem

Gambar 10.2: Aktivitas siklus hidup pengembangan sistem

1.Perencanaan Sistem
Pengembangan sistem idealnya dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana induk
sistem yang mengkoordinasikan proyek pengembangan sistem kedalam rencana strategis
perusahaan. Rencana strategis disusun dengan memperhitungkan kebutuhan sistem. Dengan
demikian, dalam perumusan sasaran strategis, baik di bidang pemasaran, produksi,
pengembangan produk baru atau pembukaan bisnis baru, semuanya harus didukung dengan
sistem informasi yang ideal dan efisien.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 84

Untuk memahami secara jelas terhadap sistem yang akan dikembangkan, tim
pengembang akan melakukan studi berikut ini.
a. Menyampaikan pertanyaan mendalam kepada pemakai sesungguhnya apa yang
menjadi kebutuhan utama mereka dari sistem yang dikembangkan tsb.
b. Melakukan penganalisisan terhadap sistem yang ada dan bagaimana penggunaan sistem
saat ini.
c. Membuat prototype desain sistem untuk membentuk apa yang diinginkan pemakai dari
sistem yang ingin dibangun.

2.Analisis Sistem
Analisis sistem adalah proses kerja untuk menguji sistem informasi yang sudah ada
dengan lingkungannya sehingga diperoleh petunjuk berbagai kemungkinan perbaikan yang
dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan sistem. Melakukan analisis sistem harus
diawali dengan tindakan survey terhadap sistem yang sudah ada dan langkah berikutnya adalah
menganalisis kebutuhan pemakai. Dengan demikian, alasan dilakukannya analisis sistem pada
dasarnya berkisar pada hal berikut.
a. Sistem yang ada sudah tidak kondusif dan tidak memenuhi kebutuhan pengguna.
b. Mendesaknya keperluan informasi baru, yang lebih cepat dan relevan. Jika keperluan ini
tidak segera dipenuhi, berakibat perusahaan dikalahkan oleh pesaing.
c. Kemunculan teknologi baru yang lebih efisien dan ekonomis. Teknologi baru selalu hadir
dengan berbagai inovasi, baik yang beredar di pasar ataupun yang ditawarkan langsung
oleh pemasok. Kesempatan adanya penawaran menarik dari pemasok dapat membantu
membuat pilihan perusahaan.

Selama terjadinya analisis terhadap sistem yang ada, semua informasi yang dibutuhkan
untuk penyediaan dan pengembangan sistem baru dikumpulkan sebanyak-banyaknya.
Kemudian informasi dianalisis untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam proses
pengembangan sistem yang diprioritaskan. Apabila proyek disetujui dalam tahap awal, sistem
yang ada akan disurvey untuk menetapkan sifat dan lingkup kegiatan, serta mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan sistem lama, kemudian dilakukan studi mendalam untuk menetapkan
kelayakannya.

3.Desain Sistem
Dalam tahap desain, tim penyusun akan menerjemahkan saran yang dihasilkan dari
analisis sistem ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan. Desain sistem dapat dilakukan
dalam 2 tahap.

a. Desain konseptual (tahap desain pendahuluan)


Desain konseptual (survey pendahuluan); tim pengembang akan memutuskan prosedur
untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem. Langkah ini dilakukan dengan
mengidentifikasi dan mengevaluasi desain alternatif yang tepat. Sistem yang akan
dikembangkan merupakan sistem yang dapat memenuhi tujuan perusahaan dan
mampu dikendalikan.

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 85

b. Desain fisik
Desain fisik; tim pengembang menjelaskan persyaratan umum yang berorientasi pada
pemakai dari desain konseptual ke dalam spesifikasi terinci yang digunakan untuk
pengkodean serta menguji program computer tsb. Proses dalam desain fisik adalah
dokumen input dan output yang dirancang, program komputer ditulis, file serta
database dibuat, prosedur dikembangkan dan pengendalian dipersiapkan untuk bisa
terintegrasi ke dalam sistem baru yang sedang dikembangkan.

4.Implementasi Sistem
Semua aktivitas pengembangan sistem dilakukan dan pada akhir kegiatan semua
elemen dan aktivitas sistem satukan, diantaranya hardware dan software baru dipasang,
instalasi peralatan dan pengkodean program sudah disetujui untuk diujicobakan. Standar dan
pengendalian sistem beserta dokumentasi sistem terpasang baru harus dibuat. Aktivitas
organisasi telah berubah ke sistem baru. Setelah sistem baru terpasang semua dan beroperasi
secara normal, penyesuaian dan evaluasi setelah penerapan sistem baru dilakukan untuk
mendeteksi dan memperbaiki kelemahan desain sistem. Jika pengembangan sistem telah
selesai melalui tahapan uji coba, maka sistem operasional diserahkan kepada perusahaan.

5.Operasional dan Pemeliharaan


Selama pengoperasiannya, sistem secara periodic akan ditinjau ulang oleh tenaga ahli.
Tenaga ahli ini akan memberikan rekomendasi terkait dengan perubahan yang dibuat. Jika
timbul atau jika muncul kebutuhan baru terhadap sistem yang berjalan, maka selanjutnya
organisasi akan memprogramkan pengembangan sistem yang sudah ada. Adakalanya
perusahaan menambah peralatan sendiri tanpa mempertimbangkan implikasi dari teknologi
tsb, akibatnya tenaga ahli kesulitan menangani dengan berbagai hardware dan software yang
dimiliki oleh perusahaan. Idealnya, setiap perusahaan diharuskan menstandarkan sistem
mereka kedalam bentuk jaringan. Jika hal ini diterapkan, maka akan terdapat kesesuaian antara
semua sistem dan berkurangnya biaya secara signifikan. Berikut ini adalah skema aktivitas siklus
hidup pengembangan sistem.

Pengkodean

Persetujuan
uji coba
Survei Studi Desain Spesifika Operasional
penda kelaya penda si Instalasi Uji coba Konversi dan
huluan kan huluan program peralatan sistem sistem pemeliharaan

Pelatihan Operasional
Analisis sistem Desain sistem

Implementasi sistem

Gambar 10.3: Kegiatan sistem pengembangan program

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 86

G.Alternatif Pengembangan Sistem

Melakukan investasi terhadap sebuah program pada era perkembangan teknologi


sekarang bukanlah tindakan yang salah, tetap dibutuhkan perencanaan yang hati-hati agar
investasi yang dilakukan sekarang terhadap program berdampak tidak menguntungkan
perusahaan. Sebuah program yang menguntungkan bagi perusahaan adalah program yang
dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, dalam penentuan pilihan perusahaan
perusahaan didampingi tenaga konsultan yang professional dibidangnya. Banyak alternative
untuk melakukan investasi program, setelah melalui saran konsultan dapat dilakukan sebuah
pendekatan baru dalam pengembangan program. Misalnya dengan menggunakan RAD (rapid
application development), RAD merupakan metode pengembangan sistem yang cepat dan
murah. Untuk melaksanakan kegiatan ini, dibentuk tim kecil yang bertugas menganalisis
efektivitas program yang ada. Tim tsb bekerja dengan bantuan perangkat CASE (computer
aided software engineering). CASE merupakan program aplikasi yang dapat mengotomatisasi
berbagai proyek yang diperlukan selama proses pengembangan. Melalui program kerja yang
ditetapkan oleh tim tsb, dapat meningkatkan produktivitas proyek dan dapat meningkatnya
kualitas sistem baru.

H.Aspek-aspek Perilaku Atas Perubahan Sistem

Desain sistem informasi akuntansi pada dasarnya dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu
adanya perkembangan teknologi, adanya strategi organisasi dan adanya budaya perusahaan,
dan ketiga aspek ini saling mempengaruhi. Dengan demikian, apabila akan mengembangkan
sebuah program atau sistem harus memperhatikan faktor-faktor tsb. Apabila dari salah satu
ketiga faktor tsb tidak diperhatikan, maka sistem yang ada akan menimbulkan berbagai bentuk
perilaku yang ditunjukkan oleh pengguna sistem tsb.

Budaya
Organisasi Strategi

SIA

Teknologi
Informasi

Gambar 10.4: Faktor-faktor yang mempengaruhi desain SIA

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 87

Teknologi informasi mempengaruhi SIA dalam hal penggunaan teknologi untuk


mengurangi biaya perusahaan, baik dalam produksi maupun pemasaran, misalnya dengan
penggunaan internet untuk membantu perusahaan mengimplementasikan biaya rendah (low
cost strategy). Namun, apabila semua perusahaan menggunakan internet untuk mengadopsi
strategi biaya rendah, maka akan berpengaruh terhadap persaingan di pasar. Perusahaan tidak
akan merasakan laba yang bertambah karena penggunaan internet sebab persaingan harga
dalam penjualan produk di pasar semakin meningkat.
Selain teknologi informasi, budaya perusahaan juga mempengaruhi desain SIA yang
dibuat atau dikembangkan. Oleh karena itu, SIA yang dikembangkan harus mencerminkan nilai-
nilai dan budaya perusahaan. Akan tetapi, kultur perusahaan dipengaruhi oleh desain SIA yang
diimplementasikan. Jadi, SIA dan kultur perusahaan saling mempengaruhi.

Kesimpulan
Salah satu harta yang paling berharga bagi organisasi bisnis adalah sistem informasi
yang berorientasi pada pemakai dan responsif. Sebuah sistem yang dirancang dengan baik
dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki pelayanan dan keputusan manajemen,
mengkoordinasi aktivitas di seluruh organisasi, serta dapat menambah keuntungan. Oleh
karena itu, pengembangan sistem informasi perlu dilakukan, sejalan dengan cepatnya
perkembangan informasi dan teknologi dalam dunia bisnis agar informasi yang dihasilkan setiap
organisasi bisnis efektif dan dapat memenuhi kebutuhan pemakainya.
Namun, dalam pengembangan suatu sistem biasanya memerlukan waktu lama dan
biaya yang besar, sedangkan perkembangan informasi semakin cepat, maka sistem perlu
diubah untuk mengikuti alur informasi dan memenuhi kebutuhan penggunanya. Untuk
menghindari hal seperti ini, banyak perusahaan yang mencari dan melaksanakan pendekatan
baru agar pengembangan sistem dapat dilakukan dengan cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
penggunaan metode rapid application development (RAD).

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi


Sia-Uniba 88

Daftar Pustaka

Mardi, Sistem Informasi Akuntansi, 2012, Jakarta

Anjar Wibisono | Sistem Informasi Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai