Anda di halaman 1dari 11

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

SAP 13

OLEH :

KELOMPOK 5

Quita Amelia Budiana 2007611005

Ni Made Cesya Pratiwi 2007611007

P. Iwan Kurniawan 2007611012

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
Konsep dan Peran Siklus Proses Bisnis Pendukung: Buku Besar (General Ledger) dan
Siklus Pelaporan

KONSEP DAN PERAN SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BESAR


(GENERAL LEDGER)

Sistem buku besar dan sistem pelaporan keuangan merupakan dua sistem yang
mempunyai interdependensi operasional sehingga keduanya dipandang sebagai satu sistem
tunggal yaitu sistem buku besar dan pelaporan keuangan. General Ledger and Report System
(GLARS) mencakup proses-proses di tempat untuk memperbarui akun buku besar dan
menyiapkan laporan yang merangkum hasil kegiatan organisasi. Kegiatan dasar dalam
General Ledger and Report System adalah :
- Update buku besar
- Posting jurnal penyesuaian
- Menyusun laporan keuangan
- Menghasilkan laporan manajerial
- Tiga hal pertama merupakan langkah dasar dalam siklus akuntansi

Update Buku Besar


Kegiatan update umum Buku Besar merupakan posting yang berasal dari 2 sumber
yaitu Siklus transaksi (siklus pendapatan, pengeluaran, sistem akuntansi biaya, dan sistem
penggajian) untuk transaksi rutin, dan kepada bagian keuangan, untuk transaksi non-rutin
seperti pengeluaran dan penarikan obligasi serta pengeluaran dan penarikan saham. Jurnal
yang digunakan untuk memperbaharui catatan buku besar dapat didokumentasikan dalam
sebuah dokumen yang disebut jurnal voucer. Dokumen ini merupakan produk sampingan dari
proses posting dan bukan merupakan input. Namun dokumen ini cukup penting dalam proses
penelusuran bagi seorang auditor. Memperbarui buku besar terdiri dari dua sumber yaitu:
- Entri ringkasan jurnal transaksi rutin dari subsistem akuntansi.
- Jurnal individu entri untuk transaksi non-rutin dari bendahara. Contoh: Penerbitan atau
pembayaran utang dan bunga yang terkait.
- Penerbitan atau pembelian kembali saham perusahaan dan membayar dividen pada
saham itu.
- Entri jurnal sering didokumentasikan pada formulir yang disebut voucher jurnal.
- Setelah memperbarui buku besar, jurnal disimpan dalam file voucher jurnal. 
Posting Jurnal Penyesuaian
Pada tahap kedua siklus buku besar dan pelaporan adalah pembukuan transaksi
penyesuaian. Jurnal penyesuaian berasal dari controller pada setiap akhir periode akuntansi
(bulan, kuartal, tahun, dll) dan setelah neraca saldo awal telah disiapkan. Neraca saldo berisi
daftar saldo untuk semua rekening buku besar.  Jika dicatat dengan benar, total semua saldo
debit sama dengan total dari semua saldo kredit. Ada 5 jenis jurnal penyesuaian yaitu:
1) Accruals
Accrual merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi yang
telah terjadi namun belum dilakukan pembayaran atau belum ada penerimaan kas,
contohnya pendapatan bunga dan utang gaji.
2) Deferrals
Deferral merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat transaksi
perubahan status kas yang telah diterima atau dibayarkan sebelum jasa diberikan atau
diterima. Contohnya pengakuan terhadap pendapatan atau biaya yang telah diterima
kasnya atau dibayarkan sebelum akhir periode dan pada periode ini sebagian telah
diakui.
3) Estimates
Estimates merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk pencatatan transaksi
biaya yang terjadi dalam beberapa periode akuntansi. Contohnya depresiasi dan biaya
kerugian piutang.
4) Re-evaluations
Re-evaluations merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat selisih
antara angka yang tercatat dan angka dari hasil perhitungan fisik asset atau sebagai
akibat perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan.
5) Error corrections
Error-correction merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk mencatat
koreksi kesalahan dalam rekening-rekening buku besar.

Menyusun Laporan Keuangan


Tahap ketiga dalam siklus ini adalah penyusunan laporan keuangan. Laporan laba-
rugi harus dibuat pertama kali, dengan menggunakan data dari saldo-saldo rekening
pendapatan dan biaya yang tercantumkan dalam neraca saldo setelah disesuaikan. Tahap
kedua adalah membuat neraca. Untuk membuat neraca ada 2 alternatif yang dapat yang dapat
dilakukan, yaitu:
1) Menyusun terlebih dahulu laporan perubahan modal, kemudian menyusun  neraca
dengan menggunaan data neraca saldo setelah disesuaikan ditambah data dari laporan
perubahan modal,
2) Menutup buku (menihilkan saldo rekening- rekening pendapatan dan biaya, dan
mentransfer laba bersih ke rekening laba ditahan atau rekening modal), dan menyusun
neraca.
Jika proses pada alternatif kedua itu dilakukan dengan menggunakan cara manual, hal ini
umumnya dilakukan setiap akhir periode saja (setahun sekali). Dengan menggunakan
komputer, maka proses tersebut pada periode-periode yang lebih pendek. Tahap ketiga,
laporan yang dibuat adalah laporan arus kas. Laporan ini disusun dengan menggunakan data
dari neraca dan laba rugi ditambah informasi tentang kegiatan pendanaan dan investasi.
Kegiatan dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
- Susunlah laporan laba rugi
- Siapkan ayat jurnal penutup
- Siapkan laporan ekuitas pemegang saham
- Siapkan neraca keuangan
- Siapkan laporan arus kas

Penyusunan Laporan Manajerial


Tahap akhir dari siklus buku besar dan pelaporan adalah pembuatan berbagai macam
laporan manajemen. Pada dasarnya laporan manajemen dibagi menjadi dua, yaitu laporan
kontrol buku besar dan anggaran.
1) Laporan kontrol buku besar antara lain berupa daftar jurnal voucher yang diurutkan atas
dasar nomor urut, nomor (kode) rekening, tanggal dan daftar saldo rekening. Laporan ini
digunakan untuk mengecek ketelitian proses posting.
2) Laporan anggaran digunakan untuk keperluan perencanaan dan penilaian kinerja.
Anggaran operasional berisi anggaran pengeluaran dan pendapatan untuk setiap unit
dalam organisasi. Anggaran pengeluaran modal menunjukan rencana arus masuk dan
arus keluar kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan estimasi arus
kas dengan rencananya dan digunakan untuk menentukan kebutuhan kas. Laporan
anggaran dan kinerja harus didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban.

Ada beberapa tindakan perusahaan yang harus di lakukan sehubungan dengan siklus untuk
mengurangi ancaman dari kesalahan atau penyimpangan, sebagai berikut:
1) Menggunakan dokumen mudah lengkap sederhana dengan instruksi yang jelas
(meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
2) Menggunakan kontrol aplikasi yang sesuai, seperti pemeriksaan validitas dan
pemeriksaan lapangan (meningkatkan akurasi dan reliabilitas).
3) Menyediakan ruang pada bentuk untuk merekam yang selesai dan yang dikaji bentuk
(mendorong otorisasi yang tepat dan akuntabilitas).
4) Dokumen pra-penomoran (mendorong pencatatan transaksi yang valid dan hanya
berlaku).
5) Membatasi akses ke dokumen kosong (mengurangi risiko transaksi yang tidak sah).

MAJOR THREAT DALAM AKTIVITAS PELAPORAN

Ancaman dan Pengendalian dalam Sistem Informasi Buku Besar (General ledger) :

Kesalahan dalam Memutakhirkan Buku Besar


Kesalahan yang dibuat sewaktu memperbarui buku besar dapat mengarah pada
pembuatan keputusan yang tidak benar berdasarkan informasi salah yang terdapat dalam
laporan kinerja keuangan.
Prosedur pengendalian untuk menangani ancaman ini, yaitu:
1) Memeriksa ikhtisar jurnal dari siklus akuntansi untuk periode terbaru.
Contoh, Jurnal yang dibuat oleh kepala bagian akuntansi dan kepala bagian keuangan
adalah jurnal asli yang baru saja dibuat. Konsekuensinya, diperlukan jenis-jenis
pengawasan input edit dan pemrosesan berikut untuk menjamin bahwa transaksi tersebut
akurat dan lengkap:
a) Cek validasi (validity check) untuk menjamin bahwa rekening buku besar tersedia
untuk setiap nomor rekening yang deverensi oleh semua jurnal.
b) Cek bentuk data (field check) untuk menjamin bahwa data pada field dalam sebuah
jurnal berisi data numeric.
c) Zero-balance check untuk menjamin bahwa total debit sama dengan total kredit
dalam sebuah jurnal.
d) Uji kelengkapan (completeness test) untuk menjamin bahwa semua data yang
relevan telah dicatat. Adalah penting bahwa semua jurnal dapat diidentifikasi
sehingga informasi ini memiliki daya telusur audit.
e) Uji pengulangan data (redundand data check) untuk mencocokkan nomor rekening
dengan nama rekening, guna menjamin kebenaran rekening buku besar yang
menerima posting. Untuk sistem entry data on-line, prosedur ini disebut closed-loop
verivication.
f) Penetapan file standar jurnal penyesuaian untuk penyesuaian yang sering terjadi
pada akhir periode, seperti biaya depresiasi. Akurat input diperbaiki tanpa memulang
pemasukan data. Kemungkinan lupa membuat jurnal penyesuaian jenis ini juga
dapat dikurangi, sehingga menjamin kelengkapan input.
g) Cek tanda aritmatika (sigh check) saldo rekening buku besar sesaat setelah dilakukan
pemutakhiran, untuk memastikan bahwa saldonya tepat.
h) Perhitungan total run-to-run, untuk memastikan akurasi pemrosesan
kelompok voucher jurnal. Komputer menghitung saldo baru rekening buku besar,
atas dasar saldo awal, total debit dan total kredit yang dimasukkan ke dalam
rekening yang bersangkutan, dan kemudian membandingkannya dengan saldo
rekening buku besar. Jika terjadi antara perbedaan keduanya, harus segera dilakukan
investigasi.
2) Laporan rekonsiliasi dan pengendalian
Laporan rekonsiliasi dan pengendalian dapat mendeteksi apabila kesalahan dibuat selama
proses pembaruan buku besar. Misalnya, pembuatan neraca saldo membandingkan saldo
rekening pengendali buku besar dengan saldo total buku pembantu yang terkait
3) Pemeliharaan jejak audit yang mencukupi
Jejak audit adalah memperlihatkan jejak sebuah transaksi di sepanjang sistem akuntansi.
Jejak audit khusunya memfasilitasi untuk menelusuri transaksi apa pun dari dokumen
sumber aslinya hingga ke buku besar, dan ke laporan apapun atau dokumen lainnya yang
menggunakan data itu.

Akses Tanpa Otorisasi terhadap Data Buku Besar


Buku besar merupakan komponen kunci dalam sistem informasi akuntansi
perusahaan. Akses yang dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang dapat menyebabkan
kerahasiaan data perusahaan terbongkar yang mungkin akan dimanfaatkan oleh kompetitor
yang ada. Pengendalian yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya akses oleh pihak
yang tidak berwenang dapat dilakukan dengan cara penggunaan username dan password.
- Akses tanpa otorisasi ke buku besar dapat mengakibatkan kebocoran data rahasia ke
pesaing atau kerusakan buku besar. Oleh karenanya perlu memiliki pengendalian yang
memadai agar dapat mencegah akses tanpa otorisasi ke buku besar.
- ID dan pasword pemakai harus digunakan untuk mengendalikan akses ke buku besar dan
pemisahan tugas yang benar.
- Pengendalian atas pembuatan catatan voucher jurnal karena mengotorisasi perubahan
saldo akun buku besar.

Kehilangan atau Kerusakan Data Buku Besar


Perusahaan mesti menyediakan informasi kepada banyak pihak ekternal, termasuk
pemerintah, investor, dan creditor. Perusahaan juga membuat laporan pengendalian untuk
digunakan dalam pengelolaan operasi. Merancang ulang proses bisnis memberikan
kesempatan tambahan untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas.
Buku besar merupakan komponen kunci dari sistem informasi akuntansi
organisasi.pengendalian cadangan mencakup hal-hal sebagai berikut :
- Pengunaan label file internal dan eksternal untuk melindungi buku besar yang terakhir
dari kerusakan tanpa disengaja.
- Pembuatan cadangan buku besar secara rutin paling tidak dua salinan cadangan buku
besar harus ada.satu salinan disimpan dilokasi perusahaan satunya disimpan diluar
perusahaan.

DAMPAK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Kebutuhan terhadap implementasi sistem pelaporan dan monitoring secara elektronik


baik bagi manajemen perusahaan, investor, maupun di tingkat regulator seperti pengawas
pasar modal menjadi hal yang sangat penting, terutama jika dikaitkan dengan upaya
peningkatan pengawasan. Tanpa didukung hal tersebut tentunya akan sulit bagi regulator
untuk melaksanakan pengawasan yang efektif dan efisien. Sistem pengawasan yang selama
ini digunakan belum dapat memberikan hasil yang optimal, karena beberapa hal, diantaranya
adalah sistem tersebut tidak terotomatisasi, sehingga masih memerlukan input data secara
manual dan berpotensi terjadinya kesalahan (time-consuming and error-prone), tidak ada
penetapan format yang terstandar sehingga format laporan tidak seragam, tidak disediakan
alat validasi secara otomatis, sehingga menurunkan kualitas informasi. Akibat utama dari
kondisi tersebut adalah kesulitan bagi pengguna, terutama investor (baik dalam maupun luar
negeri), dalam mendapatkan data dan informasi bisnis yang akurat, terpercaya, dan relevan
bagi kepentingan analisis mereka. Extensible Business Reporting Language atau yang biasa
disebut dengan XBRL dikenal sebagai pelaporan keuangan universal yang merupakan format
baru laporan keuangan dengan menggunakan perintah (tag) yang biasa digunakan di internet,
sehingga tampilan laporan keuangan tersebut bisa di akses, di analisis dan di bandingkan
dengan lebih mudah.
XBRL dapat secara mendasar mengubah cara bisnis tentang pemberian informasi
kepada investor, pasar dan regulator, dan bagaimana masing-masing kelompok pemangku
kepentingan membuat keputusan yang lebih tepat. XBRL juga dianggap memiliki dampak
yang signifikan terhadap akuntansi dan pengauditan. Oleh karena pentingnya XBRL ini,
maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai XBRL dan penggunaanya dalam
pelaporan keuangan. XBRL (Extensible Business Reporting Language) adalah suatu standar
terbuka berbasis XML yang mendukung pemodelan informasi serta ekspresi makna semantik
yang biasanya dibutuhkan oleh pelaporan bisnis. Salah satu penggunaan XBRL adalah untuk
mendefinisikan serta mempertukarkan informasi keuangan seperti laporan keuangan.
Komunikasi ini ditentukan oleh metadata yang disusun dalam taksonomi. Taksonomi tersebut
menggambarkan definisi konsep laporan individu serta hubungan antara konsep-konsep
tersebut dan makna semantik lainnya.

XBRL Bagi Akuntan


Melalui penggunaan XBRL dalam perusahaan, akuntan akan mampu:
a) Mendapatkan data lebih cepat dan dapat diandalkan tentang kinerja keuangan
perusahaan.
b) Sangat mengurangi usaha dan biaya dalam mengumpulkan dan menganalisa data.
c) Menyederhanakan dan tugas otomatis.
d) Fokus pada analisis usaha dan pekerjaan yang menambah nilai.
e) Membuat lebih baik menggunakan perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi dan
kecepatan.
Secara ringkas, XBRL dapat mempercepat, mengurangi usaha dan meningkatkan kehandalan
dalam tugas-tugas akuntansi dan audit. Komunitas akuntansi dapat memainkan peran penting
dalam menjelaskan dan mendorong penerapan XBRL. Perusahaan akuntansi utama adalah
anggota penting dari Konsorsium XBRL.
XBRL di Departemen Keuangan Indonesia
Dengan mengembangkan sistem pelaporan secara elektronik via internet serta
didukung dengan implementasi XBRL, Bapepam-LK diharapkan dapat meningkatkan
kemampuannya sebagai salah satu sumber informasi dan data keuangan yang penting dimasa
mendatang. Karena saat ini, Badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan
(BAPEPAM dan LK) Departemen Keuangan RI, memiliki peranan penting yang berkaitan
dengan penyampaian pelaporan. Peranannya menjadi sangat penting mengingat semakin
meningkatnya jumlah instuisi-instuisi yang  akan diawasi. Salah satu tugas regulator
keuangan diseluruh dunia saat ini adalah bagaimana meningkatkan sistem pengawasan secara
elektronik untuk memastikan bahwa data dan informasi yang disampaikan oleh institusi-
institusi yang diawasinya adalah benar dan akurat. Hal tersebut sangat terkait dengan
kebutuhan investor dalam mengakses data.
Situs “XBRL Initiative” yang ada pada web bapepam ditujukan sebagai sarana untuk
menyebarkan informasi mengenai hasil observasi. Suatu model (show case) telah
dikembangkan bersama IASC Foundation XBRL Team. Selain untuk mempermudah
pemahaman publik terhadap pemanfaatan XBRL, model tersebut diharapkan dapat digunakan
menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai kajian dan rencana implementasi XBRL
di Indonesia. XBRL ini dapat meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama
bagi investor internasional karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi.

Contoh Kasus Penggunaan XBRL


Salah satu contoh yaitu yang menggunakan XBRL yaitu PT. Bursa Efek Indonesia
( IDX ). Bursa Efek Indonesia mengimplementasikan XBRL karena memberikan manfaat
sebagai berikut:
- Untuk menyempurnakan proses pengumpulan data pelaporan emiten supaya lebih
efisien, komprehensif, dan dapat diandalkan informasinya.
- Meningkatkan daya saing produk-produk data yang kami tawarkan kepada investor
institusi dan swasta.
- Memperkokoh keterbukaan dan keutuhan informasi pasar modal, serta meningkatkan
pelayanan untuk semua konsumen informasi pasar modal.
XBRL diciptakan secara spesifik untuk mengkomunikasikan informasi antara pihak bisnis
dan pengguna informasi keuangan seperti analis, investor dan regulator, dengan menyajikan
format elektronik yang sudah distandarisasi secara umum untuk digunakan dalam pelaporan
bisnis. XBRL tidak mengubah informasi yang dilaporkan, hanya mengubah bagaimana
informasi tersebut dilaporkan.

Latar Belakang dan Tujuan Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia


Seiring dengan perkembangan industri pasar modal, kebutuhan informasi atas
laporan-laporan tersebut yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
semakin tinggi. Keinginan agar informasi yang dimiliki suatu perusahaan ataupun suatu
Negara dapat digunakan dan diproses secara cepat dan efisien, diharapkan dapat tercapai
apabila informasi disajikan dalam bentuk format bahasa yang sama. Karenanya, untuk dapat
mewujudkan keinginan tersebut serta juga dapat mendukung terciptanya sarana dalam
pelaksanaan business intelegence, dan mempermudah investor maupun regulator dalam
mengakses maupun mengolah data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
diperlukan suatu solusi terintegrasi dalam standarisasi bahasa pelaporan informasi, dalam hal
ini yaitu Extensible Business Reporting Language (XBRL).
Saat ini penyampaian informasi oleh Emiten disampaikan melalui IDXnet. Data yang
disampaikan Emiten sebagian besar belum dapat digunakan secara optimal oleh pengguna
data karena:
- Informasi detail hanya terdapat dalam format pdf dan disertakan dalam lampiran;
- Struktur penyajian laporan yang masih terdapat perbedaan antar Emiten;
- Validasi data yang dilakukan masih manual.
Pengguna data, khususnya investor, banyak mengalami hambatan untuk mendapatkan
informasi secara cepat dan tepat. Oleh sebab itu, XBRL dapat menjawab tantangan dalam
pengolahan data yang lebih cepat. Metode pelaporan berbasiskan XBRL berfungsi untuk
menyamakan standar format pelaporan yang berbeda-beda, sehingga memudahkan pengguna
dalam mengolah data. Dengan penyamaan standar pelaporan tersebut, maka pelaporan emiten
juga dapat digunakan dalam berbagai bahasa. Dari aspek pemantauan Perusahaan Tercatat,
agar dapat melakukan pemantauan dan tindak lanjut yang responsif, dibutuhan pengelolaan
informasi yang cepat, handal dan informatif karena:
- Bertambahnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI
- Meningkatnya dinamika dan kompleksitas tindakan korporasi yang dilakukan
Perusahaan Tercatat
- Bertambahnya jenis pelaporan dan keterbukaan informasi yang diterima
- Bertambahnya jenis efek dan jenis Perusahaan Tercatat
Pengembangan XBRL di Bursa Efek Indonesia
Sejak tahun 2012, PT bursa Efek Indonesia (BEI) telah memulai pengembangan pelaporan
dengan berbasis XBRL. Dalam rangka terlaksananya pelaporan tersebut, BEI harus
menyiapkan sebuah taksonomi yang mewakili suatu pelaporan. Sebagai langkah
pengembangan awal, BEI telah menyelesaikan taksonomi khusus untuk laporan keuangan
perusahaan. Selanjutnya taksonomi laporan keuangan ini akan disosialisasikan kepada
seluruh Perusahaan Tercatat. Pelaporan informasi laporan keuangan berbasis XBRL tersebut
berencana untuk segera diimplementasikan pada tahun 2015. Adapun jenis taksonomi laporan
keuangan yang ada meliputi laporan:
1) Laporan Posisi Keuangan;
2) Laporan Laba Rugi;
3) Laporan Perubahan Ekuitas;
4) Laporan Arus kas.

Taksonomi tersebut akan menstandarisasi format penyajian laporan keuangan


perusahaan dari seluruh jenis sektor dan subsektor yang telah ditetapkan oleh BEI. Informasi
detil terkait dengan taksonomi dan penyajiannya akan dibahas dalam menu taksonomi.
Setelah pengembangan taksonomi atas laporan keuangan, BEI akan melanjutkan
pengembangan taksonomi ke area Disclosure (Pengungkapan). Hingga saat ini, area
disclosure yang akan dikembangkan masih dalam tahap pembahasan.
Area Disclosure tersebut dapat berupa:
1) Catatan atas laporan keuangan Emiten;
2) Kewajiban keterbukaan informasi dari Emiten;
3) Informasi atas tindakan korporasi Emiten, dll.

Anda mungkin juga menyukai