Anda di halaman 1dari 26

K E B E R ATA N

BANDING DAN
G U G ATA N PA J A K
Dosen
pembimbing :

Marsha ayunita irawati, S. AP, M. Si


Nama anggota :
1 Isnina adhotul linnayah 2 Amelia tajkya arsa
(2002010121) (2002010004)

3 Sekar Kirana laksmi 4


(2002010243)
Anny kurniawati
(2002010119)
5 6 Gandhi ardiansyah kuniawan
Nadia salsabila (2002010225)
(2002010020)

7 Irgi elsa anggraeni 8 Ali al farras


( 2002010417) (2002020020)
Keberatan
Keberatan merupakan cara yang ditempuh oleh
Wajib Pajak jika merasa tidak/kurang puas atas
suatu ketetapan pajak yang dikenakan
kepadanya atau atas pemotongan/pemungutan
oleh pihak ketiga
Dal am h al ap a keberatan
d apat d iaju kan?

Keberat an dapat diajuk an atas :


1. Surat Ket et apan Pajak Kurang B
ayar (SKPKB);
2. Surat Ket et apan Pajak Kurang B
ayar Tambahan
(SKPKBT);
3. Surat Ket et apan Pajak Lebih Ba
yar (SKPLB);
4. Surat Ket et apan Pajak Nihil (SK
PN);
5. Pemot ongan atau pemungutan o
leh pihak ketiga.
Sebagian besar Wajib Pajak melakukan proses
keberatan karena Surat Ketetapan Pajak (SKP)
yang dianggap tidak adil. Dan surat ketetapan
pajak itu biasanya diterbitkan sebagai produk
dari pemeriksaan pajak. Keberatan umumnya
didahului dengan proses pemeriksaan.
Siapa saja yang dapat mengajukan keberatan?

Siapa saja yang dapat mengajukan keberatan?


Yang dapat mengajukan keberatan:
1. Bagi Wajib Pajak Badan oleh Pengurus;
2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi oleh Wajib
Pajak yang bersangkutan;
3. Pihak yang dipotong/dipungut pihak ketiga;
4. Kuasa yang ditunjuk oleh mereka pada butir
diatas.
Pengajuan Keberatan diajukan kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) di tempat Wajib Pajak terdaftar
dengan syarat-syarat mengajukan keberatan:
1. Satu Keberatan harus diajukan untuk satu jenis
dan satu tahun/masa pajak;
2. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
3. Wajib menyatakan alasan-alasan secara jelas;
4. Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang
menurut penghitungan Wajib Pajak.
Satu surat untuk satu SKP
Jangka waktu pengajuan keberatan:
1.Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 bulan sejak tan
ggal SKP atau sejak tanggal dilakukan pemotongan/ pemungutan,
kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan jangka waktu tersebut tid
ak dapat dipenuhi karena di luar kekuasaannya
2.Surat keberatan yang diantar langsung ke Kantor Pelayanan Paj
ak, maka jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKP atau s
ejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sampai
saat keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak.
3.Surat keberatan yang dikirim melalui pos (harus dengan pos ter
catat), maka jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKP ata
u sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sam
pai dengan tanggal bukti pengiriman melalui Kantor Pos dan Giro.
Jika lewat tiga bulan, surat keberatan tidak diangg
ap karena tidak memenuhi syarat formal. Tetapi ju
ga membolehkan jangka waktu lebih dari tiga bula
n jika “dalam keadaan diluar kekuasaannya.” Inila
h klausul yang sering dimanfaatkan oleh Wajib Paj
ak. Pengajuan Keberatan tidak menunda kewajiba
n membayar pajak dan pelaksanaan pelatihan paj
ak.
BANDING
SK Keberatan tidak dapat menjadi Wajib Pajak puas. Masi
h ada satu kesempatan lagi bagi Wajib Pajak untuk meng
uji pendapatnya, yaitu melalui proses banding ke Pengadil
an Pajak.
Yang dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak:
1. Bagi Wajib Pajak Badan oleh PePenguru
2. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi adalah yang bersangk
utan atau ahli warisnya;
3. Kuasa Hukum dari butir diatas
S y a ra t-s y a ra t d a n ta ta c a ra p e n g a ju a n
b a n d in g :
1 . S u ra t b a n d in g d itu lis d a la m b a h a s a In d o n e s ia ;
2 . Da la m ja n g k a wa k tu 3 b u la n s e ja k k e p u tu s a n y a n g
d ib a n d in g d ite rima ;
3 . Te rh a d a p s a tu k e p u tu sa n d ia ju k a n s a tu su ra t b a n d in g ;
4 . B a n d in g d ia ju k a n d e n g a n d is e rta i a la s a n - a la s a n y a n g
je la s d a n m e n c a n tu m k a n ta n g g a l d ite rim a su ra t
k e p u tu s a n y a n g d ib a n d in g ;
5 . Dila m p iri s a lin a n S u ra t K e p u tu s a n ya n g d ib a n d in g ;
6 . Ju m la h p a ja k y a n g te ru ta n g d im a ks u d te la h d ib a y a r
sebesar 50%
Surat Uraian Banding
adalah surat terbanding kepada Pengadilan Pajak yang
berisi jawaban atas alasan banding yang diajukan oleh
pemohon banding.Putusan Banding merupakan
putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum tetap,
serta bukan Keputusan Tata Usaha Negara.
Dalam sejarah banding, jika dibuatkan prosentase
Putusan Banding, maka sebagian besar Putusan
Banding berpihak ke Wajib Pajak
Berdasarkan penelitian DJP sendiri, keputusan

banding yang membatalkan surat ketetapan

pajak dikarenakan lemahnya proses

pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa

pajak. Artinya, banyak pemeriksaan pajak yang

melakukan pemeriksaan tanpa dasar yuridis dan

argumentasi yang kuat.


Inilah kesempatan Wajib Pajak, walaupun untuk

mencapai banding ini harus melalui jalan yang

berliku. Apabila pengajuan keberatan atau

permohonan banding diterima sebagian atau

seluruhnya, maka kelebihan pembayaran

dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga

sebesar 2% sebulan, untuk selama-lamanya 24

bulan.
GUGATAN
Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib  Paja
k atau penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak at
au terhadap keputusan yang dapat diajukan. Gugatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan  yang berlaku.
Gugatan disampaikan kepada  Pengadilan Pajak yaitu badan peradilan yang melak
sanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang me
ncari keadilan terhadap Sengketa Pajak.

Pengadilan Pajak merupakan  Pengadilan tingkat pertama dan terakhir dalam mem
eriksa dan memutus Sengketa Pajak. Sebagai pengadilan tingkat pertama dan ter
akhir pemeriksaan atas Sengketa Pajak hanya dilakukan oleh Pengadilan Pajak. O
leh karenanya, putusan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir pemeriksaan atas
Sengketa Pajak hanya dilakukan oleh Pengadilan Pajak. Oleh karenanya putusan
Pengadilan Pajak tidak dapat diajukan Gugatan ke Peradilan Umum, Peradilan Tat
a Usaha Negara, atau Badan Peradilan lain, kecuali putusan berupa “tidak dapat d
iterima” yang menyangkut kewenangan/kompetensi.
Keputusan adalah suatu penetapan tertulis dibidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pej
abat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dalam r
angka pelaksanaan UU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Diatur dalam  Undang Unda
ng Nomor 14 Tahun 2002 Pasal 41, yang dapat melakukan pengajuan   gugatan antara lain:

Gugatan dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus atau kuasa huk
umnya.Apabila selama proses Gugatan, pemohon Gugatan meninggal dunia, Gugatan dap
at dilanjutkan oleh warisnya, kuasa hukum dari ahli warisnya, atau pengampunya dalam ha
l pemohon Gugatan pailit.Apabila selama proses Gugatan pemohon Gugatan melakukan p
enggabungan, peleburan, pemecahan /pemekaran usaha, atau likuidasi, permohonan dima
ksud dapat dilanjutkan oleh pihak yang menerima pertanggungjawaban karena penggabun
gan, peleburan, pemecahan/ pemekaran usaha, atau likuidasi dimaksud.
Syarat Pengajuan Gug
atan
Diatur dalam  Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002  Tentang Pengadilan Paja
k, diatur dalam  pasal 40, syarat pengajuan gugatan  antara lain:
Harus diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal diteri
ma keputusan pelaksanaan penagihan, kecuali diatur lain dalam peraturan pe
rundang-undangan perpajakan.Gugatan juga dapat diajukan selain atas kepu
tusan pelaksanaan penagihan adalah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterima keputusan yangTerhadap 1 (satu) keputusan pelaksanaan pen
agihan diajukan 1 (satu) SuratGugatan diajukan dengan disertai alasan-alasa
n yang jelas, dan dicantumkan
tanggal diterima surat keputusan pelaksanaan penagihan.Pada Surat Gugata
n dilampirkan salinan keputusan pelaksanaan penagihan.
Pemprosesan Gugatan
Surat Gugatan akan diproses apabila :

Gugatan diajukan dengan Surat Gugatan dalam Bahasa Indonesia k


epada Pengadilan Pajak.Ditujukan kepada Pengadilan Pajak denga
n melampirkan:Salinan keputusan yang digugat;Data dan bukti-bukti
pendukung lainnya;Surat Kuasa bermeterai cukup, bila diwakili oleh
kuasanya
Hak-Hak Pemohon Gug
atan
Pemohon Gugatan memiliki hak-hak sebagai berikut:
Pemohon Gugatan dapat melengkapi Surat Gugatannya untuk memenuhi ketentuan yang berla
ku sepanjang masih dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak diterima keputusan yang
digugat.Pemohon Gugatan dapat memasukkan Surat Bantahan dalam jangka waktu 30 (tiga pul
uh) hari sejak tanggal terima salinan Surat Uraian Gugatan.Dapat hadir dalam persidangan gu
na memberikan keterangan lisan atau bukti-bukti yang diperlukan sepanjang memberitahukan k
epada Ketua Pengadilan Pajak secara tertulis.Dapat hadir dalam sidang Pembacaan Putusan.
Dapat didampingi atau diwakili oleh Kuasa Hukum yang telah terdaftar/mendapat ijin Kuasa Hu
kum dari Ketua Pengadilan Pajak.Dapat meminta kepada Majelis kehadiran saks i.
Pencabutan Gugatan
Diatur dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2002 Pasal 42 mengenai
pencabutan Gugatan, antara lain:
Terhadap Gugatan dapat diajukan surat pernyataan pencabutan kepada
Pengadilan Pajak.Gugatan yang dicabut tersebut, dihapus dari daftar sen
gketa melalui penetapan Ketua dalam hal surat pernyataan pencabutan d
iajukan sebelum sidang dilaksanakan dan putusan Majelis/Hakim Tunggal
melalui pemeriksaan dalam hal surat pernyataan pencabutan diajukan da
lam sidang atas persetujuan tergugat.Gugatan yang telah dicabut melalui
penetapan atau putusan tersebut, tidak dapat diajukan kembali.
Dasar Hukum
Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebaga
imana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajaka
n.Pasal 1, 40, 41, 42, 43, 44, 45 Undang-Undang Nomor 14 Ta
hun 2002 tentang
Pengadilan Pajak.Pasal 1, 37 Undang-Undang Nomor 19 Tahun
1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nom
or 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat.
Thank you
Click here to add a subtitle

Anda mungkin juga menyukai