Anda di halaman 1dari 8

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

SIKLUS PROSES BISNIS PENDUKUNG: BUKU BESAR DAN PELAPORAN

OLEH :
NUR ARIANA DWI N.
NOVIAR KHARISMAWATI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016

A. PENDAHULUAN

Siklus besar dan pelaporan berisikan proses memutakhirkan akun di buku besar dan
mengikhtisarkannya dalam laporan yang mencerminkan operasi perusahaan. Siklus ini
menjadi muara untuk data yang bersumber dari:
1. Setiap sub sistem yang ada dalam sistem akuntansi yaitu berupa jurnal yang
meringkas aktivitas rutin terkait sub sistem atau siklus tersebut.
2. Treasurer, pihak yang menyiapkan jurnal berkaitan dengan aktivitas non rutin seperti
transaksi dengan kreditur dan investor.
3. Bagian anggaran yang menyediakan data berkaitan degan nilai anggaran.
4. Controller, pihak yang menyiapkan jurnal penyelesaian.
Sistem buku besar dan pelaporan dirancang agar mampu memproduksi laporan baik
yang bersifat periodik dan regular atau yang bersifat non regular. Adapun tujuan sistem
buku besar :
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mencatat transaksi akuntansi dengan tepat dan akurat.


Untuk memposting pada rekening yang tepat.
Untuk menjagakeseimbangan jumlah dalam sisi debit dan kredit.
Mengakomodasi kebutuhan pembuatan jurnal penyesuaian.
Untuk menyediakan laporan keuangan yang tepat.

B. SISTEM INFORMASI DALAM SIKLUS BUKU BESAR DAN PELAPORAN


Gambar di bawah ini merupakan DFD yang memperlihatkan empat aktivitas dasar yang
dilakukan dalam sistem buku besar dan pelaporan.

Gambar 1 DFD Sistem Buku Besar dan Pelaporan

Siklus buku besar dan pelaporan berisi empat aktivitas rutin berikut:
1. Pemutakhirkan buku besar
Aktivitas pertama dalam sistem buku besar adalah memperbarui buku besar. Aktivitas
memperbarui terdiri dari memasukkan ayat jurnal yang berasal dari dua sumber :
a. Subsistem Akuntansi.
Setiap subsistem akuntansi yang membuat ayat jurnal untuk memperbarui buku
besar. Secara teori, buku besar dapat diperbarui setiap saat tiap terjadinya
transaksi. Akan tetapi praktiknya, berbagai subsistem akuntansi biasanya
memperbarui buku besar dengan membuat ayat jurnal ringkasan yang menyajikan
hasil dari semua transaksi yang terjadi selama suatu periode waktu tertentu.
Contohnya,subsistem siklus pendapatan akan menghasilkan ayat jurnal ringkasan
yang mendebit piutang usaha dan kas serta mengkredit penjualan untuk semua
penjualan yang dilakukan selama periode pembaruan.
b. Bendahara.
Bagian bendahara membuat ayat jurnal satu per satu untuk memperbarui buku
besar atas transaksi nonrutin seperti penerbitan atau pengeluaran utang, pembelian
atau penjualan saham investasi, atau perolehan saham perbendaharaan.
Ayat jurnal dalam mempebarui buku besar dapat didokumentasikan dalam sebuah
voucher jurnal yang ditunjukkan pada gambar di atas. File voucher jurnal membentuk
bagian penting dari jejak audit.
2. Posting ayat jurnal penyesuaian
Aktivitas kedua dalam sistem buku besar adalah memasukkan berbagai ayat jurnal
penyesuaian (AJP). AJP berasal dari kantor kontroler, setelah neraca saldo dibuat.
Neraca Saldo adalah Laporan yang mencantumkan saldo-saldo dari semua akun buku
besar. Namanya mencerminkan kenyataan bahwa apabila semua aktivitas dicatat
dengan benar, maka total saldo debit dalam berbagai akun, harus sama dengan total
saldo kredit. AJP terbagi dalam lima kategori dasar :

a. Akrual mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
mencerminkan berbagai kegiatan yang terjadi tetapi kas belum diterima atau
dikeluarkan. Contohnya : pencatatan pendapatan bunga yang di dapat dan utang
gaji.
b. Pembayaran di muka mencerminkan jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk mencerminkan pertukaran kas sebelum kinerja kegiatan terkait.
Contohnya : sewa, bunga, asuransi.
c. Perkiraan mewakili jurnal yang mencerminkan sebagian dari biaya yang terjadi
selama beberapa periode akuntansi. Contohnya : meliputi beban depresiasi atau
penyusutan dan beban piutang tak tertagih.
d. Penilaian ulang jurnal yang dibuat untuk mencerminkan perbedaan nilai yang
sesungguhnya dengan yang dicatat atas suatu aset atau perubahan dalam prinsip
akuntansi. Contohnya : perubahan metode yang digunakan untuk menilai
persediaan, mengurangi nilai persediaan untuk mencerminkan umur atau
menyesuaikan catatan perdiaan untuk mencerminkan hasil yang di dapat selama
perhitungan fisik persediaan.
e. Perbaikan mewakili jurnal yang dibuat untuk meniadakan pengaruh kesalahan
yang ditemukan dalam buku besar.
Setelah semua ayat jurnal telah dicatat maka selanjutnya mengolah neraca saldo
disesuaikan. Neraca saldo disesuaikan bertindak sebagai input dalam langkah siklus
buku besar dan buku pembantu untuk pembuatan laporan keuangan.
3. Menyiapkan laporan keuangan
Aktivitas ketiga dalam sistem buku besar dan pelaporan adalah membuat
laporan-laporan keuangan. Pertama membuat laporan laba rugi yang menggunakan
data dari saldo akun pendapatan dan biaya di neraca saldo disesuaikan. Neraca dibuat
setelahnya.
4. Membuat laporan manajerial
Laporan manajerial ini diantaranya berkaitan dengan:
Laporan untuk verifikasi akurasi proses posting, misalnya laporan daftar journal
vouchers secara urutan nomor voucher, nomor akun atau tanggal. Selain itu, dapat

juga berupa laporan daftar akun buku besar beserta saldo.


Anggaran untuk perencanaan dan evaluasi kinerja dari sisi anggaran operasi,
belanja modal dan arus kas. Contoh :
a. Anggaran operasional (memperlihatkan pendataan dan pengeluaran yg
direncanakan untuk setiap organisasi)
b. Anggaran pengeluaran modal (masuk dan keluarnya kas proyek

C. XBRL DALAM PROSES PELAPORAN

Sebuah entitas dapat memproduksi laporan keuangan dengan format elektronik


yang beragam seperti pdf, notepad, jpg. Namun format ini cenderung tidak fleksibel dan
tidak efisien karena akan membutuhkan usaha tambahan untuk mengubah setiap format
menjadi kebutuhan pengguna yang akan melakukan analisis mendalam. Apabila isi dari
informasi dibuatkan terstandar diharapkan persoalan inefisiensi dan potensi kesalahan ini
dapat dihindari. Perumusan standar data dalam laporan bisnis ini difasilitasi dengan
keberadaan Extensible Business Reporting Language (XBRL), yang merupakan varian
dari XML dengan kekhususan data keuangan.
Agar sebuah laporan keuangan dpat terbaca secara standar oleh teknologi XBRL,
maka perlu dilakukan proses pemberian tanda (tags) untuk setiap item seperti HTML tags,
Tag berisi nama yang mewakili line item di laporan keuangan, selain nama juga terdapat
informasi lain di tag seperti tahun, satuan ukur, dan hal lain yang dianggap mewakili data
yang dilaporkan. Sebagai seorang akuntan, kita tidak perlu menulis sendiri kode XBRL
namun dapat memanfaatkan software yang dikembangkan khusus untuk membuat kode
XBRL dengan cara yang mudah. XBRL diharapkan mampu memberikan manfaat pada
entitas berupa terciptanya laporan keuangan secara tepat waktu dalam format yang biasa
dipakai oleh pihak manapun.
Beda XBRL dengan Format Pelaporan Data Non-Interaktif Biasa
XBRL sangat berbeda dengan file PDF yang selama ini digunakan pada pelaporan
keuangan. Laporan yang dinyatakan dalam XBRL ini dioptimalkan untuk konsumsi
komputer (analisis data melalui software computer). Hal ini karena data laporan keuangan
dalam bentuk XBRL dapat dengan mudah ditransformasikan kedalam berbagai software
komputer. XBRL tidak menghasilkan standar akuntansi tetapi mempromosikan kegunaan
standar itu sendiri. Organisasi dapat memanfaatkan XBRL untuk mendefinisikan
informasi keuangan dan menghasilkan laporan keuangan dalam berbagai format. Secara
teknis, batang tubuh utama XBRL adalah taksonomi XBRL. Sebuah taksonomi pelaporan
keuangan bertindak seperti kamus akun dengan hubungan yang ditentukan antar
mereka[1] . Misalnya, dalam taksonomi akuntansi, kas diklasifikasikan sebagai bagian dari
aset lancar, dan aktiva lancar diklasifikasikan sebagai bagian dari total aset.
Manfaat XBRL
Beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan XBRL dapat menurunkan risiko
perusahaan, meningkatkan efisiensi perusahaan dan transparansi, dan dapat terus

memenuhi kepentinganpemegang saham dan pasar. Sedangkan menurut BAPEPAM-LK,


secara umum, manfaat XBRL adalah :
1. Meningkatkan

kegunaan

sistem

pelaporan

secara

elektronik

karena

mengimplementasikan : (a) Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan


informasi dan data yang 'comparable' dan mudah untuk dianalisis, (b)Validasi secara
otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input.
2. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena
XBRL dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF, HTML, Excel,
TXT, dll.
3. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor
internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor
luar negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan
perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
4. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor.
XBRL dan Isi Akuntansi

Keterkaitan XBRL dengan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan


Corporate governance dan kinerja perusahaan adalah isu yang berkembang sejak
dulu di akuntansi. Penyajian laporan keuangan yang baik merupakan salah satu
upaya corporate governance. Berdasarkan penelitian Premuroso dan Bhattacharya
(2008) , Corporate Governance secara signifikan dan positif terkait dengan
keputusan perusahaan untuk menjadi perusahaan awal dan sukarela yang
menyampaikan informasi keuangan dalam format XBRL. Pada saat yang sama,
faktor kinerja perusahaan termasuk likuiditas dan ukuran perusahaan juga terkait
dengan keputusan pengajuan penggunaan awal dan sukarela XBRL. Alles and
Piechocki

(2012)menyatakan

bahwa

analisis

proses

pembuatan

keputusan

governance menunjukkan bahwa XBRL merupakan cara-cara baru melihat dan


memanipulasi data guna menghasilkan informasi yang lebih baik, yang bila
dikombinasikan dengan alat analitik lebih baik akan mengarah ke pengetahuan yang
memungkinkan para pemangku kepentingan dalam dan di luar perusahaan untuk
membuat keputusan corporate governance yang lebih baik. Oleh karena itu, nilai

tambah dari XBRL berasal dari menggunakannya sebagai alat untuk memisahkan
dan memformat data, serta dengan melihat masalah dengan cara yang baru, yang
dirangsang

untuk

menghasilkan

informasi

dan

pengetahuan

baru,

untuk

membebaskan data dari penyusun dan demokratisasinya untuk pengguna.

Keterkaitan XBRL dengan Transparansi dan Efisiensi


Pelaporan keuangan adalah salah satu bentuk transparansi manajemen terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui laporan keuangan,
dapat dilihat berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk setahun terakhir.
Namun diharapkan proses ini tidak memakan biaya besar atau dapat dilakukan
seefisien mungkin. Hasil penelitian Chen (2012) meneliti implementasi egovernment dari XBRL untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam
bisnis dan informasi keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa XBRL
membuat transparansi informasi dan efisiensi dalam pengumpulan dan penyebaran
informasi prioritas sehingga akan membantu mencapai tujuan-tujuan program.

Keterkaitan XBRL dengan Asimetri Informasi


Asimetri informasi adalah isu yang mendapat perhatian sangat besar oleh para
peneliti akuntansi. Asimetri informasi dapat menyebabkan ketidak seimbangan
banyaknya informasi yang dimiliki antara agen dan prinsipal. Asimetri informasi
akan menguntungkan salah satu pihak yang memiliki informasi lebih banyak (misal
manajer) dan merugikan pihak lain. Yoon, Zo dan Ciganek (2010) melakukan
penelitian yang menguji apakah adopsi XBRL mengurangi asimetri informasi atau
tidak dalam konteks pasar saham. Hasil penelitiannya menemukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan dan negatif antara adopsi XBRL dan informasi asimetri,
yang menyiratkan bahwa adopsi XBRL dapat menyebabkan pengurangan asimetri
informasi di pasar saham. Selain itu, efek adopsi XBRL untuk mengurangi asimetri
informasi lebih kuat kuat bagi perusahaan berukuran besar daripada perusahaan
berukuran menengah dan kecil.

D. ANCAMAN DAN PENGENDALIAN YANG DITERAPKAN DALAM SIKLUS


BUKU BESAR DAN PELAPORAN
Tujuan pengendalian dalam sistem buku besar dan pelaporan hamper sama dengan
tujuan dalam siklus SIA lainnya yang didiskusikan dalam bab sebelumnya :
1. Semua pembaruan ke buku besar diotorisasi dengan benar.

2.
3.
4.
5.
6.

Semua transkasi buku besar yang dicatat valid.


Semua transaksi buku besar yang valid dan diotorisasi telah dicatat.
Semua transaksi buku besar dicatat secara akurat.
Data buku besar dijaga dari kehilangan atau pencurian.
Aktivitas sistem buku besar dilakukan secara efisien dan efektif.
Tabel 1 Ancaman dan Pengendalian Buku Besar dan Pelaporan
Ancaman
Pengendalian
Salah saat memutakhirkan buku
Memeriksa ikhtisar jurnal dari siklus
besar

atau

saat

membuat

laporan keuangan

akuntansi untuk periode terbaru.


Rekonsilisasi
Audit trail

Untuk

ayat

jurnal

tidak

rutin

dari

treasurer dan controller:

Financial statement fraud


Terjadinya

kehilangan

atau

rusaknya data
Tersingkapnya informasi yang
sensitif
Informasi disajikan tidak tepat
waktu sehingga berimbas pada
jeleknya kinerja perusahaan

Validity checks
Fields checks
Zero balance checks
Completeness tests
Closed loop verification
Standard adjusting entry
Sign checks
Run to run totals
Independent testing atas seluruh ayat

jurnal yang dibuat manual


Proses backup dan adanya prosedur

pemulihan pasca bencana


Enskripsi data

Siapkan dan reviu laporan kinerja


Implementasikan XBR
Redesign business processes

Anda mungkin juga menyukai