Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN RESIKO PASAR

Mata Kuliah : Manajemen Resiko

Disusun Oleh :
1. Inah Raihana
2. febrianti
3. Nurul Izza R
4. Fadiah Salsabila
5. Nabila Putri Islamy

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
Page
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan
makalah. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
kita tunggu syafa’atnya di yaumul akhir.

Tujuan dan maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Resiko. Makalah ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Semua pihak yang telah membantu
atas selesainya penyusunan makalah ini

Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
dalam mempelajari dan memahami pokok-pokok bahasan dalam Kontrak, khususnya
mengenai Manajemen Resiko.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, dengan segala kerendahan hati saya mohon kritik dan saran yang bersifat membangun
demi perbaikan dan untuk itu saya ucapkan terima kasih.

Makassar, 11 Mei 2022

Page i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................3

2.1. Pengertian Resiko Pasar................................................................................................................3


2.2. Bentuk Bentuk Resiko Pasar.........................................................................................................3
2.3......................................................Kategori yang masuk General Market Risk
5

2.4...............................................Hubungan Foreign Exchange Risk dan Perbankan


7

2.5..........................Faktor – Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gejolak Harga di Pasar


........................................................................................................................................................7

2.6............................................Bagaimana penyelesaian permasalahan resiko pasar?


7

2.7.........................................................Contoh Kasus Manajemen Resiko Pasar


9

BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

Page ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari risiko. Risiko akan melekat
dalam kehidupan kita, baik disadari maupun tidak. Oleh karena itu yang perlu kita lakukan
untuk mengantisipsasi risiko yang mungkin terjadi adalah mengelolanya dengan cara yang
tepat.
Cakupan risiko sangat luas, sama luasnya dengan proses bisnis yang dijalankan oleh
suatu perusahaan. Pada dasarnya setiap aktivitas bisnis melekat padanya risiko. Salah satu
risiko yang dihadapi perusahaan yaitu risiko pasar. Risiko pasar timbul akibat pergerakan harga
pasar, seperti naik turunnya rupiah terhadap valuta asing, harga saham dan sukuk, dan harga-
harga komoditas terhadap nilai ekonomi riil dari aset yang dimiliki.
Semua Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen
resiko. Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya resiko yang
sangat berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu
melakukan ha-hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi resiko yang akan
terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada perusahaan pada umunya.
Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali perusahaan.Risiko
pasar sering disebut juga sebagai risio yang menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat
menyeluruh dan di alami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930-
an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998, coupd’tat yang terjadi di Filipina pada saat
presiden Marcos di ambil alih oleh kekuatan People Power hingga Corazon Aquino menjadi
presiden, Amerika Serikat pada kasus Subrime Mortgage 2007, Thailand pada saat Bank
Sentral Thailand melakukan devaluasi Bath yang menyebabkan terjadinya kegoncangan pada
ekonomi Thailand secara keseluruhan, perang Teluk yang menyebabkan beberapa Negara di
kawasan Timur Tengah seperti Irak dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan
berbagai kasus yang menyeluruh lainnya.

Page 1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penulisan makalah ini terdapat
beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Apa definisi risiko pasar ?
2. Apa saja bentuk-bentuk risiko pasar ?
3. Apa saja kategori yang masuk General Market Risk ?
4. Bagaimana hubungan foreign exchange risk dan perbankan ?
5. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga di pasar ?
6. Bagaimana penyelesaian permasalahan resiko pasar?

1.3. Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen selain itu agar mahasiswa dapat
mengetahui tentang Manajemen Resiko Pasar dan tindakan apa yang harus diambil. Juga untuk
mengetahui tentang macam-macam Resiko pasar yang umumnya terjadi di masyarakat
Indonesia. Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian Manajemen Resiko dan Resiko Pasar
.
Adapaun tujuan lebih rincinya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi risiko pasar.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk risiko pasar.
3. Untuk mengetahui kategori yang masuk General Market Risk.
4. Untuk mengetahui hubungan foreign exchange risk dan perbankan.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak harga di pasar.
6. Untuk mengetahui penyelesaian permasalahan resiko pasar.
7. Contoh kasus manajemen resiko pasar.

Page 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Resiko Pasar


Risiko pasar (Bahasa Inggris: market risk) adalah suatu risiko yang timbul karena
menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Empat faktor
standar risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan risiko
komoditas.
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang merugikan
organisasi. Misalnya, suatu perusahaan mempunyai portofolio sekuritas saham yang dibeli
dengan harga Rp 1 miliar. Misalkan harga saham jatuh, sehingga nilai pasar saham tersebut
turun menjadi Rp 800 juta.Perusahaan tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio
sahamnya turun sebesar Rp 200 juta. Kerugian tersebut disebabkan karena harga saham
bergerak kearah yang kurang menguntungkan (dalam hal ini turun).

2.2. Bentuk Bentuk Resiko Pasar


Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk yaitu :
a. General market risk (risiko pasar secara umum)
General market risk ini di alami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan oleh
suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut
mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis.Contohnya pada saat bank
sentral suatu Negara melakukan kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat)
dengan berbagai instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate. Dimana
kebijakan menaikkan BI rate ini akan membawa pengaruh secara menyeluruh pada
seluruh sektor bisnis yang berhubungan dengan interest rate related instrument
(berbagai instrument yang berhubungan dengan suku bunga). Bahwa salah satu pihak
yang saling urgen dianggap langsung berhubungan dekat dengan interest rate related
instrument adalah perbankan.
Dengan begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan sejumlah
uangnya ke bank. Contoh pada saat BI rate dinaikkan maka suku bunga kredit
diperbankan akan mengikuti kondisi tersebut yaitu turut menaikkan suku bunga kredit,

Page 3
terutama jika perbankan tersebut menerapkan perhitungan bunga secara sliding rate.
Perhitungan berupa kredit secara sliding rate adalah hitungan pada pembebanan bunga
terhadap nilai pokok pinjaman akan mengalami penurunan dari setiap bulan ke bulan
berikutnya, yang mana ini disesuaikan dengan menurunnya besar nilai dari pokok
pinjaman sebagai efek dari adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman yang
dilakukan oleh seorang debitur.

b. Specific market risk ( risiko pasar secara spesifik)


Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara
khusus pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh. Contohnya
:
a) Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga penilai dimana lembaga
penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan diakui oleh publik. Bahwa
mereka mengumumkan PT.XYZ memiliki kinerja yang rendah dan memiliki
utang yang besar serta laporan yang dipublikasikan selama ini kepada publik tidak
sesuai dengan sebenarnya. Sehingga atas berita tersebut saham dan obligasi
perusahaan tersebut langsung jatuh. Dan jatuhnya saham serta obligasi perusahaan
tersebut tidak diikuti oleh perusahaan lain
b) Salah satu perusahaan dimana pihak manajemen atau komisaris perusahaan terlibat
tindak kriminal yang luar biasa dan diekspose oleh berbagai media. Sehingga
opini publik telah terbentuk bahwa perusahaan tersebut tidak baik dan jelek
c) Produk yang dijual oleh perusahaan tersebut dianggap mengandung bahan yang
berbahaya atau bersifat haram. Contoh suatu produk makanan yang mengandung
lemak babi. Secara islam makanan yang mengandung lemak babi haram
hukumnya. Ketika hal itu diekspose oleh media massa baik cetak maupun
elektronik akan menyebabkan terjadinya penurunan drastis pada penjualan produk
perusahaan yang berpengaruh pada perusahaan laba perusahaan.

Page 4
2.3. Kategori yang masuk General Market Risk

Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya general market risk (risiko pasar secara
umum) yaitu :
a. Foreign exchange risk
Sejarah awal terjadinya foreign exchange ini berangkat dan diterapkannya
sistem floating exchange rate system pada tahun 1970-an. Sehingga sejak saat itu
kondisi mata uang di dunia telah terintegrasi dalam satu bentuk pasar dimana secara
khusus kita dapat melihat bahwa penerapan sistem tersebut memungkinkan banyak
pihak bias ikut terlibat bermain dalam pasar valas (valuta asing). Jual beli valas ini
memberikan keuntungan dengan konsep pada perolehan angka selisih pada saat harga
beli dan harga jual.
Pada pasar valas ini kita dapat menggabungkan mata uang dalam dua bentuk
kategori yaitu :
a) Hard currencies
Hard currencies (mata uang keras) mencakup mata uang yang berasal dari Negara-
negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi atau biasanya berasal dari
Negara maju dan sering berbagai pihak menjadikan mata uang Negara tersebut
sebagai ukuran dalam mengkonversikan dengan mata uang negaranya.Contohnya
USD/JPY atau dollar Amerika dengan Yen Jepang, USD/EUR atau dollar
Amerika dengan Euro, dan sebagainya.
b) Soft curriencies
Soft curriencies ( mata uang yang lembut) adalah jenis mata uang yang diterbitkan
oleh suatu Negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam transaksi
pasar bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum memiliki nilai
kelayakan.
b. Interest rate risk
Risiko suku bunga adalah risiko yang di alami akibat dari perubahan suku
bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengauh bagi pendapatan
perusahaan. Untuk pembahasan yang lebih dalam tentang interest rate risk ini dapat
dilihat pada bab khusus membahas tentang risiko suku bunga.

Page 5
c. Commodity position risk
Commodity position risk (risiko perubahan nilai komoditi) adalah suatu siuasi
dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di
pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini akan semakin
parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak
perjanjian (commodity contrack) serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.
Adapun pengertian commodity position risk dalam perspektif perbankan
Masyhud Ali mengatakan Commodity position risk adalah risiko terjadinya potensial
kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari
commodity price terhadap posisi bank yang terkait dengan kontrak komoditas. Lebih
jauh Masyud Ali memberi contoh pada perbankan adalah “dimana kerugian yang
diderita oleh investment bank yang melakukan trading atau commodity derivative
product sebagai akibat dari terjadinya volatility atas harga dari suatu commodity
tertentu.
d. Equity position risk
Equity position risk (risiko perubahan kekayaan) adalah suatu kondisi dimana
kekayaan perusahaan (stock and share) mengalami perubahan dari biasanyan sehingga
perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian karyawan.
e. Politic risk
Stabilitas politik adalah sesuatu sangat pening bagi suatu Negara. Stabilitas politik
menjanjikan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan, namun jika pemimpin dan
pihak terkait di suatu Negara tidak mampu menciptakan iklim kondusif dalam bidang
politik maka artinya seluruh pemimpin dan aparatur di Negara tersebut tidak memiliki
semangat kemimpinan. Jika kondisi ini terus terjadi maka yang terjadi adalah krisis
kepemimpinan. Krisis kepemimpinan akan berakibat pada pencarian kepemimpinan di
luar lembaga resmi, yaitu memungkinkan orang-orang yang berasal dari masyarakat
atau oposisi akan muncul sebagai pemimpin dan berusaha mengambil alih
kepemimpinan.

Page 6
2.4. Hubungan Foreign Exchange Risk dan Perbankan

Perbankan adalah lembaga mediasi yang menghubungkan mereka yang kelebihan


dana (surplus) dan mereka yang kekurangan dana (deficit). Penempatan posisi ini
menyebabkan banyak pihak menjadikan perbankan sebagai bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam ruang lingkup kerja dan aktivitas bisnis mereka, artinya secara otomatis
perbankan terseret dengan sendirinya untuk masuk ke dalam risiko pasar (market risk).
Kondisi dan situasi terbentuknya market risk terjadi karena disebabkan oleh
berbagai faktor yang berada diluar kendali perusahaan atu perbankan. Faktor-faktor
tersebut antara lain seperti naik dan stabil, perubahan nilai tukar, dan lain sebagainya.
Lebih jauh perubahan tersebut telah mampu mendorong untuk ikut berubahnya beberapa
produk perbankan seperti deposito, tabungan , giro, keputusan kredit, keputusan investasi,
dan lain sebagainya

2.5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi terjadinya Gejolak Harga di Pasar

Menurut Masyhud Ali ada 6 (enam) faktor yang mempengaruhi terjadinya gejolak
harga di pasar yaitu :
a. Faktor fundamental ekonomi
b. Terjadinya peristiwa besar dalam ekonomi dan politik
c. Campur tangannya financial authorities
d. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran
e. Likuiditas pasar
f. Suburnya kegiatan arbitrage

2.6. Bagaimana penyelesaian permasalahan resiko pasar?


Cara memperlakukan risiko:
1. Dihindari, apabila risiko tersebut masih dalam pertimbangan untuk diambil, misalnya
karena tidak masuk kategori risiko yang diinginkan perusahaan atau karena
kemungkinan jauh lebi besar dibandingkan keuntungan yang lebih besar.
2. Diterima dan dipertahankan, apabila risiko berada pada tingkat yang paling ekonomis.
3. Dinaikkan, diturunkan atau dihilangkan, apabila risiko yang ada dapat dikendalikan
dengan tata kelola yang baik, atau melalui pengoprasian exit strategy.

Page 7
4. Dikurangi, misalnya dengan mendiversifikasi portofolio yang ada, atau membagi risiko
dengan pihak lain.
5. Dipagari, apabila risiko dapat dilindungi secara atificial, misalnya risiko dinetralisir sampai
batas tertentu dengan instrumen derivatif.
Strategi Aktivitas Perdagangan
Suatu bank melakukan kegiatan perdagangan jual dan beli instrument keuangan atas
nama bank. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk memperoleh keuntungan dari
pergerakan yang sesuai dengan keinginan dari harga pasar yang dicerminkan oleh nilai dari
instrument itu sendiri. Kegiatan ini juga berarti bahwa bank menghadapi risiko dalam hal terjadi
penurunan nilai instrument keuangan.
Bank dapat menggunakan satu dari tiga strategi perdagangan bagi setiap produk yang mereka
perdagangkan. Ketiga strategi tersebut adalah:
1. Matchbook Strategy
Merupakan strategi dengan risiko pasar yang sangat kecil. Strategi ini melakukan pencocokan
seluruh posisi yang diterima dari nasabah secara cepat dengan posisi yang berlawanan secara
internal atau yang sama persis terhadap bank lain. Risiko pasar yang terjadi hanya pada saat
selang waktu antara transaksi dengan satu nasabah dengan nasabah lain atau satu nasabah
dengan bank lain. Pada strategi ini bank hanya melakukan fungsi intermediasi antar pembeli
dan penjual instrument. ,melalui strategi ini bank memperoleh keuntungan dari margin antara
jual dan beli.
2. Manage Position
3. Market Maker

Page 8
2.7. Contoh Kasus Manajemen Resiko Pasar

1. General Market Risk


Studi Kasus: Bank Syariah (Bank Indonesia Membekukan Kegiatan Usaha PT.
Bank Global)

SEJAK 14 Desember 2004, Bank Indonesia (BI) membekukan kegiatan usaha (BKU)
PT Bank Global Tbk. Sekitar 8.000 nasabah yang tercatat di 13 kantor cabang terpaksa
kerepotan mengurus dananya. Bukan hanya itu, ratusan investor publik pemegang saham juga
menjadi tidak jelas investasinya. Belum lagi bank dan pihak lain yang memiliki tagihan. Nasib
ratusan karyawan pun menjadi tak menentu di tengah sulitnya lapangan kerja. Apa jadinya
kalau mereka di-PHK? Jelas, akan menambah deretan panjang pengangguran. Semua itu tentu
akan menambah beban pemerintah dalam memulihkan roda perekonomian, terutama sektor
real.
Empat alasan ditutupnya Bank Global
Pertama, terus memburuknya kondisi keuangan Bank Global.
Kedua, tidak menyetorkan tambahan modal yang diminta BI sejak bank tersebut masuk
pengawasan khusus (special surveillance unit) pada 27 Oktober hingga 13 Desember 2004.
Ketiga, direksi Bank Global tidak menunjukkan iktikad baik untuk patuh pada aturan. Bahkan,
dalam pengawasan BI dan kepolisian ada upaya secara sengaja dari pihak bank tersebut untuk
memusnahkan dan menghilangkan barang bukti.
Keempat, direksi, pejabat eksekutif, dan beberapa karyawan bank publik itu diduga telah
melakukan tindak pidana perbankan dengan merusak dan menghilangkan dokumen-dokumen
penting bank.

Solusi :
Pertama, sebagai perusahaan terbuka, semestinya Bank Global transparan dan menerapkan
dengan seksama asas good corporate governance.
Kedua, seperti dilansir Investor Daily Online (14/12/2004), bahwa kehancuran Bank Global
sangat boleh jadi disebabkan oleh sebuah kolusi antara pengelola Bank Global dengan Prudence
Asset Management (PAM).

Page 9
Ketiga, kasus Bank Global menarik diikuti karena kasus ini mencoreng citra reksadana, sebuah
instrumen pasar modal yang mengalami pertumbuhan pesat selama dua tahun terakhir.
Keempat, kasus Bank Global mencerminkan lemahnya pengawasan BI dan Bappepam.
Uraian/ Penjelasan
General market risk merupakan resiko yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan
oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh
sektor bisnis (Agus Sucipto: Manajemen Risiko). Sehatnya sebuah bank tidak hanya
berpatokan pada aset (modal) semata, tetapi juga harus memperhitungkan faktor manajemen
risiko yang meliputi delapan faktor, yakni risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko strategi, risiko kepatuhan dan risiko reputasi. Tidak sedikit
para bankir yang tidak bisa mengelola manajemen risiko dengan baik, sehingga terjadi
pelanggaran prinsip kehati-hatian bank. Yang terpenting dari kasus-kasus pembekuan bank
adalah pembelajaran bagi pemilik maupun pengurus bank untuk bercermin diri dalam
pengelolaan keuangan dan manajemen perbankan agar tidak menyimpang dari ketentuan-
ketentuan yang ada, serta diharuskan menerapkan prudent banking. Lebih khusus lagi, bagi
para nasabah agar tidak gegabah dan senantiasa berhati-hati jika ingin menempatkan dananya
pada lembaga perbankan maupun lembaga keuangan lainnya.

2. Spesific Market Risk


Studi Kasus: PT GUDANG GARAM, Tbk

Salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yaitu PT Gudang Garam sempat
menjadi perusahaan yang juga mendapat dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap
dollar Amerika Serikat yang melanda Indonesia, seperti berita yang dilansir oleh liputan6.com
berikut ini.
Dampak Pelemahan Rupiah Mulai Terasa ke Emiten
Pelemahan mata uang rupiah dalam beberapa hari terakhir mempengaruhi laba-laba
perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data Bloomberg,
nilai tukar rupiah pada hari ini, Rabu (21/8/2013) sudah menyentuh ke level Rp 10.963 per
dolar Amerika Serikat (AS). Pergerakan nilai tukar rupiah yang terjadi hari ini sangat
mempengaruhi emiten-emiten yang sudah melantai di bursa.

Page 10
Kepala Strategi Riset dan Ekuitas Bahana Sekuritas me Harry Su mengatakan, akibat
dampak pergerakan pelemahan rupiah, banyak emiten yang terkena dampak dari pelemahan
rupiah tersebut."Jelaslah, pelemahan rupiah itu sangat jelek untuk pasar.Tapi emiten yang
mempunyai utang berdasarkan mata uang dolar AS," ujar Harry ketika ditemui dalam acara
Halal bi Halal Bahana Group dan Market Update di Graha Cimb Niaga, Jakarta, Rabu
(21/8/2013).
Menurut Harry, selain faktor pelemahan rupiah yang mempengaruhi laba bersih di
setiap emiten, dan juga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Adapun saham
yang sangat terpengaruh terhadap pelemahan nilai tukar rupiah adalah, PT Indosat Tbk (ISAT).
Saham telekomunikasi tersebut terkena dampak 17,9% dari laba bersih, sedangkan pengaruh BI
Rate hampir sebesar 24% dari raihan laba bersih.
Selain ISAT, laba bersih perusahaan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga megalami
penurunan hingga 0,9%. Laba PT Bakrie Telekomunikasi Tbk (BTEL) juga mengalami
penurunan hingga 5,9% dan laba bersih PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mengalami penurunan
5,9%.
Lanjut Harry, pelemahan rupiah juga menurunkan laba bersih emiten, tapi juga
memberikan dampak pada keuntungan emiten. PT Timah Tbk (TINS) mengalami penurunan
keuntungan hingga 5,2%, sedangkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengalami penurunan
laba bersih hingga 3,4%. "Pelemahan mata uang rupiah juga berdampak pada PT Sarana
Menara Nusantara Tbk (TOWR) mengalami penurunan laba bersih hingga sebesar 3,9%,"
tegasnya. Ditambahkannya, pelemahan rupiah yang semakin tajam, memang mempengaruhi
kinerja emiten, khususnya yang berpendapatan mata uang dolar AS. Berdasarkan berita diatas
PT Gudang Garam menjadi salah satu perusahaan yang mengalami penurunan laba bersihnya
sebesar 0,9% akibat melemahnya nilai rupiah.
Hal ini dialami oleh PT Gudang Garam karena perusahaan membutuhkan bahan baku
utama berupa tembakau dan cengkeh yang berkualitas untuk produk mereka, sementara kualitas
panen tembakau dan cengkeh lokal yang menjadi bahan baku utama tersebut sangatlah
bergantung pada cuaca, faktor cuaca yang kini sering tidak menentu mengakibatkan penurunan
kualitas panen kedua bahan baku tersebut. Sehingga perusahaan terpaksa harus mengimpor
persediaan bahan baku mereka dari luar negeri agar kualitas atas produk yang dihasilkan tetap
terjaga. Inilah yang menyebabkan menurunnya pendapatan dan laba bersih perusahaan.

Page 11
Selain itu penurunan pendapatan dan laba bersih Gudang Garam dapat disebabkkan juga
oleh aturan pemerintah, karena sebelumnya industri rokok diberatkan dengan aturan
pemerintah yaitu regulasi mengenai rokok, PP Nomor 109 tentang Pengamanan Bahan yang
Mengandung Zat Adiktif berupa produk Tembakau bagi kesehatan yang dikeluarkan
pemerintah tahun 2012 kemarin yang mengacu pada Framework Convention on Tobacco
Control (FCTC) yang dicanangkan oleh WHO pada tahun 2003, salah satu aturannya yang
berupa kenaikan bea pita cukai yang secara terus menerus dan juga kewajiban menampilkan
gambar - gambar seram dari bahayanya rokok pada kemasan dan iklan rokok.
Biaya pita cukai dan PPN Gudang Garam pada tahun 2013 mencapai 29 triliun, atau
setara 67% dari total beban biaya pokok penjualan Gudang Garam. Dan jika dibandingkan
dengan pendapatan penjualan, biaya pita cukai Gudang Garam tahun 2013 setara dengan 54%
hasil pendapatan penjualan perusahaan. Artinya, 54% dari total pendapatan penjualan Gudang
Garam tahun 2013 digunakan untuk membayar bea pita cukai dan PPN. Dan jika dilihat dalam
beberapa tahun belakang, kontribusi biaya pita cukai dan PPN tersebut nilainya selalu diatas
50% dari total pendapatan penjualan Gudang Garam. Bagaimana pun itu perusahaan harus tetap
mengeluarkan dana untuk membayar besarnya biaya pita cukai sesuai aturan.
Serta kewajiban perusahaan menampilkan gambar-gambar dari bahaya dan dampak
negatif rokok pada kemasan serta iklan produk secara tidak langsung akan mengurangi minat
para konsumen untuk merokok, hal ini tentu saja akan menurunkan penjualan rokok, termasuk
rokok Gudang Garam itu sendiri, dan dampak lainnya dari ketatnya aturan pemerintah dalam
industri rokok adalah Gudang Garam harus mengurangi dan menghemat biaya perusahaan yang
lainnya.

ANALISIS
Specific market risk merupakan risiko yang hanya dialami secara khusus pada sektor
atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh (Agus Sucipto: Manajemen Risiko). Kasus
ini termasuk dalam kebijakan yang diberlakukan pada sektor Industri, yaitu rokok. Sesuai
dengan pembahasan studi kasus diatas, PT Gudang Garam ikut merasakan dampak dari
penurunan nilai tukar rupiah yang berakibat menurunnya laba bersih perusahaan yang akan
berdampak pada membagian deviden kepada para pemegang saham, serta peraturan pemerintah
yang dapat menurunkan penjualan produk serta pendapatan perusahaan. Salah satu cara yang
dilakukan oleh

Page 12
PT Gudang Garam untuk menanggulangi risiko tersebut adalah dengan melakukan kebijakan
penawaran pensiun dini kepada para karyawannya terutama karyawan borongan sigaret kretek
tangan (SKT) dan operasional dengan alasan untuk mengantisipasi dampak buruk yang akan
terjadi pada perusahaan dimasa mendatang akibat bertambah ketatnya peraturan industri rokok
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Page 13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Risiko pasar adalah risiko terjadinya penurunan harga pasar sehingga kita akan mengalami
kerugian. Pengukuran risiko pasar bisa dilakukan dengan deviasi standar yang praktis dan
merupakan cikal bakal teknik berikutnya yaitu VAR (Value At Risk). VAR merupakan teknik
pengukuran risiko pasar yang semakin popular. Ada beberapa cara untuk menghitung VAR data
historis, analitik, dan simulasi. VAR mempunyai kelemahan karena tidak bisa melihat kondisi
ekstrim. Street-test bisa digunakan untuk melihat pengaruh situasi ekstrim terhadap portofolio
kita.
Bentuk resiko pasar terbagi menjadi dua, yaitu general market risk dan spesific market risk
yang masing masing mempunyai sifat dan ciri tersendiri, walaupun seperti itu semuanya
berpengaruh pada pangsa pasar. Maka dari itu setiap perusahaan harus mampu menganalis
resiko pasar yang akan terjadi, termasuk kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi di masa
yang akan datang, sehingga sebuah perusahaan dapat meminimalisir resiko pasar yang akan
terjadi dan akan lebih mudah dalam kebijakan perusahaan.

Page 14
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://abhymujahidmuda.blogspot.com/ diakses tanggal 10 Januari 2018 pukul 21.55 WIB


[2] Kasidi, Manajemen Risiko, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) cet. Ke-2, hlm. 66

[3] Hennie van Greuning dan Zamir Iqbal., Analisis Resiko Perbankan Syariah,
(Jakarta: salemba empat, 2011), hlm. 149

http://nurus-sholihah.blogspot.co.id/2015/10/risiko-pasar-makalah-disusun-guna.html

http://resikopasar.blogspot.co.id/2012/06/resiko-pasar.html

http://nurizzahmaulidina.blogspot.co.id/2017/04/contoh-kasus-manajemen-risiko.html

Page 15

Anda mungkin juga menyukai