Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KELOMPOK 3
MANAJEMEN DAN EVALUASI POYEK

HANA KHAIRI AFRIYANLI 18147005

HANIFA ZAKIA 18147006

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen proyek adalah yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan
secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan
khusus yang berbentuk proyek. Hal ini merupakan usaha agar tujuan kegiatan dapat
tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan
sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu,
dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan
sub-kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan
lain-lain. Oleh sebab itu, manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan
suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena tanpa hal ini, konstruksi akan
sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas.
Setiap organisasi, perusahaan, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat,
ataupun yang lainnya pasti memerlukan perencanaan dalam setiap kegiatan
organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen siswa baru,
perencanaan anggaran, dan lain sebagainya. Perencanaan merupakan proses dasar untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dengan menetapkan bagaimana cara mencapai tujuan
tersebut. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dalam fungsi manajemen
didalam mengambil suatu keputusan atau tindakan. Tanpa adanya fungsi perencanaan,
fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, seperti pengorganisasian, pengontrolan, dan
pengarahan tidak dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat dikatakan perencanaan
yang baik akan mewujudkan tercapainya tujuan dari suatu kegiatan atau aktivitas yang
telah direncanakan.
Menurut Engkoswara (2010, dikutip dalam Ikhwan, 2016: 132) perencanaan
adalah suatu kegiatan untuk menetapkan aktivitas yang berhubungan 5W1H yaitu, apa
(what) yang akan dilakukan, mengapa (why) hal tersebut dilakukan, siapa (who) yang
melakukannya, dimana (where) melakukannya, kapan (when) dilakukan, dan bagaimana
(how) melakukannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan tujuan-tujuan
yang akan dirumuskan, teknik dan metode yang dipergunakan, dan sumber yang
diperdayakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan merupakan aspek penting daripada manajemen. Manusia tidak boleh
menyerah pada keadaan dan masa depan yang tidak menentu tetapi menciptakan masa
depan itu. Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia
untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian
mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya dalam hal
ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa. Sehingga dengan dasar itulah maka
suatu rencana itu akan terealisasikan dengan baik. (Bukhari et al, 2005 dalam Ikhwan,
2016: 129-130).
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PERENCANAAN PROYEK


Perencanaan proyek adalah celah pertama pada langkah-langkah, sumber daya,
dana dan jadwal yang diinginkan untuk menyelesaikan proyek. Perencanaan adalah
tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran,
sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif untuk diimplementasikan.
Menurut Koontz and O’donnel menyebutkan bahwa Perencanaan adalah fungsi seorang
manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang ada. Sedangkan
menurut G.R Terry Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
B. UNSUR-UNSUR PERENCANAAN DAN KEGIATAN
Unsur-unsur pelaksanaan adalah proses dasar manajemen untuk memutuskan
tujuan dan cara mencapainya. Memutuskan dalam konsep perencanaan yaitu memberikan
jawaban atas pertanyaan 5W1H, yakni :
 (what) Apa yang harus dikerjakan
 (who) Siapa yang akan melakukan pekerjaan
 (when) Kapan tindakan tersebut dilakukan
 (where) Dimana tindakan tersebut dilakukan
 (why) Mengapa harus dilakukan
 (how) Bagaimana cara melakukannya
C. KEGIATAN PERENCANAAN
Kegiatan menurut Allen (Manulang, 2005:40), adalah:
 Meramalkan ( forecasting)
 Menetapkan maksud dan tujuan ( establishing objective),
 Mengacarakan ( programming)
 Menyusun tata waktu(scheduling)
 Menyusun anggaran ( budgeting)
 Mengembangkan prosedur (developing procedure)
 Menetapkan dan menafsirkan kebijakan ( establishing and interpreting policy)
D. ALASAN PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN
Ada beberapa alasan mengapa perencanaan begitu penting terhadap manajemen
organisasi, berikut:
 Tujuan menjadi jelas dan terarah Perencanaan sebagai langkah awal dari
pencapaian tujuan akan memberikan arah dan kejelasan tujuan tersebut, sehingga
semua komponen ataupun elemen-elemen dalam organisasi mengetahui dengan
baik tujuan yang hendak dicapai.
 Semua bagian yang ada dalam organisasi akan bekerja ke arah satu tujuan yang
sama Ketika semua elemen atau bagian dalam organisasi mengetahui tujuan
organisasinya dengan jelas dan benar, maka mereka akan bekerja ke satu arah
yang sama. Artinya mereka memahami prosedur apa saja yang akan dilakukan
sebagaimana yang telah mereka sepakati dalam perencanaan.
 Menolong mengidentifikasikan berbagai hambatan dan peluang Dengan adanya
perencanaan maka organisasi mampu mengidentifikasi berbagai hambatan dan
peluang yang ada di lingkungan luar organisasi. Adanya hambatan dan peluang
yang datang akan menuntut organisasi mempersiapkan tindakan-tindakan
antisipasi ke depan sehingga mereka tetap berada di lajur menuju tujuan awal.
 Membantu pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif Perencanaan memberikan
pandangan bagi organisasi mengenai tindakan apa saja yang harus mereka
lakukan demi tercapainya tujuan, termasuk di dalamnya biaya dan lamanya waktu
yang dibutuhkan sehingga tujuan terealisasi. Hal ini akan membantu organisasi
menjadi lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
 Perencanaan sendiri dapat diartikan aktivitas pengawasan Ketika prosedur kerja
sudah ada dan jelas, tentu hal ini menjadi sebuah control terhadap pelaksanaan di
lapangan. Artinya mereka akan bekerja sesuai prosedur sebab perencanaan
sebagai pengawasan.
 Perencanaan juga membantu untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian Dalam
mencapai sebuah tujuan, terdapat berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang
akan menghadang dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, adanya
perencanaan akan memperjelas tindakan-tindakan dan prosedur kerja sehingga
ketidakpastian tersebut dapat diminimalisir.
E. FUNGSI PERENCANAAN PROYEK
Salah satu lingkup perencanaan adalah mengambil keputusan pada hal ini
diperlukan dalam proses memilih dan menentukan langkah yang akan datang. Suatu
perencanaan yang tepat disusun secara sistematis dan memperhatikan faktor objektif akan
dapat berfungsi sebagai berikut :
 Sarana komunikasi bagi seluruh pihak penyelenggara proyek
 Dasar pengaturan seluruh alokasi sumber daya
 Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat kedepan dan menyadari
bahwa pentingnya unsur waktu
 Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian.
F. RUANG LINGKUP PROSES PERENCANAAN PROYEK
 Menentukan tujuan
 Menentukan sasaran
 Mengkaji posisi awal terhadap tujuan
 Memilih alternatif
1) Menyusun Rangkaian Langkah Mencapai Tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang dapat dilaksanakan setelah
memperhatikan berbagai batasan, kemudian menyusunnya menjadi urutan dan
rangkaian menuju sasaran dan tujuan.
2) Merumuskan Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah perencanaan yang meliputi pengambilan keputusan
tentang kebijakan untuk mencapai sasaran dalam usaha memenuhi tujuan
perusahaan.
3) Menjabarkan Perencanaan Operasional
Perencanaan terperinci untuk menjabarkan segala sesuatu yang telah digariskan
dalam perencanaan operasional merupakan program pelaksanaan untuk mencapai
sasaran.
4) Menjabarkan perencanaan operasional yang terdiri dari beberapa unsur:
 Perencanaan lingkup proyek dan penyusunan SRK
 Rancangan Organisasi yang akan menangani proyek
 Rencana jadwal kegiatan
 Perkiraan biaya atau anggaran
 Proyeksi keperluan tenaga kerja
G. METODE DAN TEKNIK PERENCANAAN PROYEK
1. METODE PENJADWALAN DENGAN DIAGRAM BALOK
Diagrambatang/balokmerupakanrencanakerjayang paling
sederhanadansering digunakanpadaproyekyang
tidakterlalurumitsertamudahdibuatdandipahami.Bentuk rencana kerja
initerdiridarijenispekerjaandalambentukalurvertikaldanarahhorisontal
menunjukkanjangkawaktuyangdibutuhkanolehtiappekerjaanyaituwaktumulaidan
waktuakhirdenganmenggunakandiagrambalok.Sampaisekarang
metodeBarChartmasih digunakansecara
luas,baikberdirisendirimaupundikombinasikandenganmetodelainyang
lebihcanggihmisalnyadenganKurvas.HalinidisebabkankarenakelebihanBarChart
yaitumudah dibuatdandipahamisehingga sangatberguna
sebagaialatkomunikasidalam penyelenggaraanproyek(Suharto,1999:235).
SedangkankelemahanBarChartadalah:
 tidakmenunjukkansecaraspesifikhubunganketergantunganantar
kegiatanproyek sehingga sulitdiketahuidampakyang
diakibatkanolehadanya keterlambatansatukegiatanterhadap
jadwalkeseluruhanproyek,
 sulitmelakukanperbaikan,karena harusmembuatbagan balokbaru,
 tidakpraktisuntukproyek berskalasedang danbesar,lebih-lebihyang bersifat
kompleks.
Langkah-langkahPembuatanBar Chart
Dalam pembuatan diagram balok adabeberapahalyangharus
diperhatikanyaitu, Durasi pelaksanaan dan Urutanpekerjaan.Langkah-
langkah dalam pembuatan bar chatyaitu: (a) Menentukan jenis-jenis
pekerjaanyangakan dilakukan, (b)Melakukan break down pekerjaan, (c)
Menentukan durasi pekerjaan,(d)Menentukan urutan pekerjaanyang akan
dilakukan, dan (e) Menggambar sesuai dengan durasi dan urutan
pekerjaan.ContohBar Chartdalam kegiatan suatuproyek seperti
padagambar1:

2. METODE JARINGAN KERJA


Teori Jaringan Kerja merupakan salah satu analisis Teknik Riset
Operasional yang berhubungan dengan Manajemen Proyek. Proyek adalah satu
kombinasi kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan, yang harus dilakukan dalam
urutan tertentu sebelum keseluruhan tugas dapat diselesaikan. Urutan kegiatan-
kegiatan tersebut dilakukan secara logis, yaitu mulai dari pelaksanaan satu
kegiatan sampai dengan kegiatan lainnya diselesaikan. Teknik analisis jaringan
kerja yang dikembangkan dipergunakan dalam perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian proyek.

Ada 3 teknik analisis yang dikembangkan :

 Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)


 Metode PERT (Project Evaluation and Review Technique).
 Mtode Preseden Diagram
Ada 2 teknik yang sering digunakan dalam penjadwalan proyek,
yaitu;
 Activity on arrow (AOA) yaitu anak panah yang dinyatakan
sebagai aktivitas contohnya Metode CPM dan PERT
Activity On Arrow(AOA) yaitu kegiatan/aktifitas yang
digambarkan pada anak panah (Arrow). Disini “Node”atau
lingkaran merupakan suatu peristiwa (event)yang diberi nomor,
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

I Nama kegiatan J
Durasi kegiatan

Dimana :
 I dan J adalah nomor node
 Nama kegiatan pada anak panah
 Durasi kegiatan pada anak panah
 Awal anak panah menunjukan awal kegiatan dan ujung
anak panah menunjukan akhir kegiatan
 Nodemembatasiawal kegiatan(StartingEvent) dan
akhirkegiatan(Finishing Event).
 Finishing Eventdarisuatu kegiatan
menjadiStartingEventkegiatan berikutnya.
Hubunganantaraktifitas adalahhubunganlogis
yangmenujukkanurutan konstruksi. Konstrainyang
digunakanpadaAOAadalahFinishtoStart(FS)samadenganno
l/FS=0,yang
artinyakegiatanyangmengikutibarudimulai(start)
apabilakegiatanyangmendahuluinyatelah selesai(finish).
Contoh penggambaran diagramAOAadalahsebagaiberikut.
 Activity On Node (AON) yaitu aktivitas digambarkan dengan node
dan anak panah menyatakan logika hubungan kebergantungan
antaraktivitas, contohnya metode PDM.

Disamping itu, jaringan kerja berguna untuk :

 Menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar


komponen dengan hubungan ketergantungan yang kompleks
 Membuat Perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis
 Mengusahakan fluktuasi minimal penggunaan sumber daya

3. METODE PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM


PRESEDEN (PDM)
Metode preseden diagram ini adalah node yang umumnya berbentuk segi
empat, sedangkan untuk anak panahnya hanya sebagai penunjuk hubungan berbagai
kegiatan yang bersangkutan. Didalam metode Diagram Preseden (PDM)
definisikegiatandan peristiwa sama seperti halnya PERT, hanya perlu diletakkan
disini bahwa dalam PDM kotak menandai suatu kegiatan. Metode ini termasuk dalam
klasifikasi AON (Activity on Node) dimana kegiatan ditulis didalam kotak. Anak panah
hanya menjelaskan hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.
Pembuatan lambang dalam PDM ditunjukkan dalm gambar berikut:

Hubungan antar kegiatan dalam metoda iniditunjukkaqn oleh sebuah garis


penghubung yang dapat dimulai dari kegiatan kiri kekanan atau dari atas kebawah. Akan
tetapi tidak dijumpai akhir garis penghubung ini dikiri oleh sebuah kegiatan. Awal dan
akhir kegiatan ini merupakan kegiatan fiktiv yang dinamakan dengan START untuk
kegiatan awal dan FINISH untuk kegiatan akhir.

JALURKRITIS.
Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dilakukan perhitungan kedepan
(forward analysis) untuk mendapatkan nilai earliest start dan perhitungan kebelakang
(backward analysis) untuk mendapatkan earliest finish. Besarnya nilai dari perhitungan
tersebut adalah sebagai berikut :

 ESj = ESi + SSij atau SSj = EFi + Fsij


 EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj

Catatan :

 Jika ada lebih besar dari satu anak panah yang masuk dalam satu kegiatan maka diambil
nilai yang terbesar.
 Jika tidak diketahui FSij atau SSij dan kegiatan nonsplitable maka ESj dihitung dengan
cara sebagai berikut : ESj = EF – Dj
Perhitungan backward analysis untuk mendapatkan latest start (LS) dan latest
finish (LF) sebagai kegiatan successor yaitu J dan yang dianalisis dalam I. Besarnya nilai
LS dan LF dihitung sebagai berikut :
 LFi = LFj – LFij atau LFi = LSj – Fsij
 LSi = LSi – Ssij atau LSj = LFj – SFij atau LFi – Di
Catatan :
 Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari satu kegiatan maka yang
diambil adalah nilai terkecil.
 Jika tidak diketahui FFij atau FSij dan kegiatan nonsplitable maka FFj dihitung
dengan cara sebagai berikut : LFj = LSi + Di

Jalur kritis ditandai oleh beberapa keadaan :


 ES = LS
 EF = LF
 LF – ES = durasi kegiatan

a) FLOAT
Float yaitu waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan ataupun
memperlambat suatu kegiatan sengaja atau tidak sengaja tanpa menyebabkan
proyek terlambat penyelesaiannya. Float dibedakan menjadi Total Float (TF)i =
Minimum (LSjEFi) Dan Free Float (FF) = Minimum (ESj–EFi)

b) LAG
LAG yaitu garis ketergantungan antara kegiatan dalam suatu Network Planning.
Perhitungan LAG dilakukan dengan cara :
 Melakukan perhitungan kedepan untuk mendapatkan nilai ES dan EF
 Hitung besarnya LAG
 Untuk LAG = 0 dibuat garis ganda
 Hitung Free float (FF) dan Total Float (TF)
 LAGij = ESj – Efi
 Free Float = Minimum (LAGij)
 Total Float = Minimum (LAGij + TFi)
4. Teknik dan Metode Perencanaan dan Penyusunan Jadwal
 Top Down dan Bottom Up
Pendekatan top-down planning, adalah pendekatan pembangunan di mana
penentuan keputusan tidak menampung semua aspirasi elemen di kelompok,
tetapi hanya mementingkan keputusan bagian tertentu dalam kelompok. Top-
down planning merupakan model perencanaan yang dilakukan dari atasan yang
ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah atasan
sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Dalam pengertian lain terkait
dengan pemerintahan, perencanaan top-down planning atau perencanaan atas
adalah perencanaan yang dibuat oleh pemerintah ditujukan kepada masyarakat
dimana masyarakat sebagai pelaksana saja.
Sedangkan Buttom Up Planning adalah perencanaan yang dibuat
berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan
bersama-sama dengan atasan menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan
dan atasan juga berfungsi sebagai fasilitator. Sedangkan dalam pengertian
dibidang pemerintahan, button up planning atau perencanaan bawah adalah
perencanaan yang disusun berdasarkan kebutuhan mereka sendiri dan pemerintah
hanya sebagai fasilitator.
Dari bawah ke atas (bottom-up). Pendekatan ini merupakan upaya
melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil
dalam perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong
keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untuk melaksanakannya. Kelemahannya
memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk perencanaan. Diperlukan
pengembangan budaya perusahaan yang sesuai. Maka dapat disimpulkan,
pendekatan perencanaan pembangunan Buttom-Up Planning adalah perencanaan
yang dibuat berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi
oleh bawahan bersama-sama dengan atasan menetapkan kebijakan atau
pengambilan keputusan dan atasan juga berfungsi sebagai fasilitator.
H. KONSEP BIAYA

a. Rencana Anggaran Biaya


Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan terperinci,
cermat dan memenuhi syarat. Menurut Sugeng Djojowirono (1984) anggaran biaya
merupakan perkiraan atau perhitungan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan
dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu proyek.
b. Perkiraan biaya Proyek
Perkiraan biaya proyek memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek.
Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan biaya terbatas pada
tabulasi biaya yang diperlukan untuk kegiatan tertentu proyek ataupun proyek
keselurahan.
Berikut ini adalah perkiraan biaya dalam membangun sebuah proyek :
 Modal tetap
Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek pembangunan instalasi yang
dipakai untuk membangun instalasi. Perincian biaya adalah sbb;
1. Biaya Langsung
2. Biaya tidak langsung
 Modal Kerja
Modal kerja dibutuhkan untuk menutupi kebutuhan pada tahap awal
proses operasi, yang meliputi:
 Biaya pembelian bahan kimia
 Biaya persediaan bahan mentah dan produk serta upah tenaga
kerja pada masa awal operasi
 Pembelian suku cadang untuk keperluan operasi selama kurang
lebih satu tahun.
Perbandingan jumlah modal kerja terhadap total investasi berkisar
antara 5-10%.
c. Jenis Anggaran Proyek
Ada 3 jenis anggaran proyek :
 Perkiraan biaya pendahulu (PBD)
 Anggaran Biaya Proyek (ABP)
 Anggaran Biaya Definitif (ABD)
d. Estimasi Biaya
Estimasi analisis ini merupakan metode yang setiap komponen pekerjaan dianalisis
dalam komponen-komponen utama tenaga kerja, material, peralatan dan lain-lain.
Penekanan utamanya diberikan kepada faktor-faktor proyek, seperti jenis, ukuran,
lokasi yang merupakan faktor penting yang mempengaruhi biaya konstruksi.
I. Tahap – tahap penyusunan RAB
a. Bill of Quantity
b. Analisis biaya Konstruksi
c. Harga satuan Pekerjaan
d. Rencana anggaran Biaya
e. Rekapitulasi
J. PEMBAGIAN RAB KASAR
RAB terbagi menjadi dua yaitu RAB Terperinci dan RAB Kasar, dengan
perincian sbb:
 Daftar harga bahan
 Buku analisis
 Daftar susunan rencana biaya
 Daftar jumlah tiap jenis pekerjaan
K. PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
1. Pengertian Rancangan Anggaran biaya
Rencana Anggaran Biaya adalah suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,serta biaya- biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek. Anggaran biaya merupakan
harga dari bahan bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat.
Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda- beda di masing- masing
daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.

Dalam menyusun Anggaran Biaya dapat dilakukan dengan 2 cara berikut :


a. Rencana Anggaran Biaya Kasar
Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga
satuan tiap meter persegi (mk2) luas lantai. Anggaran kasar dipakai sebagai
pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.

b. ANGKA BIAYA TELITI


Yang dimaksud anggaran biaya teliti adalah Anggaran Biaya Bangunan
atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan
syarat- syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar
sebagaimana diuraiakan terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga
taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran tsb haruslah berdasarkan harga yang wajar
dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara teliti,didasarkan atau
didukung oleh :

a.Besteks
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat- syarat teknis
b.Gambarbestek
Gunanya untuk menetukan/menghitung besarnya masing- masing volume
pekerjaan
c.HargaSatuanpekerjaan
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah
berdasarkanperhitungan analisa BOW.
BOW Singkatan dari Bugerlijke Openbare Werken ialah suatu ketentuan
dan ketetapan umum yang ditentukan oleh Dir BOW tanggal 28 Februari 1921
Nomor 5372 A Pada zaman pemerintahan Belanda. Di Zaman sekarang BOW
diganti dengan HSPK, yang tentunya tiap kota maupun kabupaten mengeluarkan
HSPK dan setiap tahun ada pergantian.
L. KOMPONEN PENYUSUNAN RAB
 Kebutuhan Material (unsur bahan)
 Upah Tenaga Kerja (unsur upah)
 Biaya Peralatan (unsur upah/bahan)
 Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung dibedakan menjadi 2:
a) Overhead cost (biaya umum)
b) Biaya Proyek
M. DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMBUATAN RAB
Dalam pembuatan RAB, data yang diperlukan adalah:
 Gambar rencana arsitek dan struktur (gambar bestek)
 Peraturan dan syarat-syarat (RKS)
 Buku Analisis BOW
 Berita acara pejelasan pekerjaan
 Daftar harga bahan yang digunakan didaerah tersebut
 Daftar harga upah borongan untuk setiap pekerjaan
 Daftar volume setiap pekerjaan
N. HARGA SATUAN PEKERJAAN
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
berdasarkan perhitungaan analisis. Sebelum menyusun dan menghitung harga satuan
pekerjaan, seseorang harus mampu menguasai cara pemakaian analisis BOW. Dalam
analisis BOW telah ditetapkan angka (indeks) jumlah tenaga kerja dan bahan untuk satu
satuan pekerjaan.
a. Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Komponen – komponen harga satuan pekerjaan yaitu sbb:
 Analisis harga satuan bahan/material, ada dua unsur :
1. Harga satuan bahan
2. Indeks bahan
 Analisis harga Satuan Upah, ada 2 unsur:
1. Harga satuan upah tenaga
2. Indeks tenaga
b. Metode analisis perhitungan RAB: Konstruksi
Rencana anggaran biaya pembangunan dapat dihitung dengan metode
BOW. Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefesien
upah dan bahan yang telah ditetapkan. Keduanya menganalisis harga yang
diperlukan untuk membuat harga satuan pekerjaan bangunan.
O. CARA MENGHITUNG RAB VOLUME PEKERJAAN TEKNIK SIPIL
a. Pekerjaan Awal
1. Pengukuran
2. Bowplank
b. Pekerjaan Galian dan Urugan
1. Galian
2. Urugan
3. Mengurung kembali
c. Pekerjaan fondasi
1. Lantai kerja
2. Pasangan fondasi

d. Pekerjaan Beton
1. Sloof
2. Penghitungan volume
3. Perhitungan RAB
4. Kolom perhitungan Volume
5. Ringbalk
e. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata
2. Plesteran
3. Acian
4. Tali air
f. Pekerjaan Kusen, pintu dan jendela
1. Pembuatan kusen
2. Daun pintu
3. Pasang kusen pintu dan jendela
4. Pasang daun pintu dan jendela
g. Pekerjaan rangka Atap
1. Pembuatan kuda-kuda
2. Pembuatan gording
3. Pembuatan jurai
4. Pembuatan balok nok
5. Pasang kuda-kuda
6. Pasang papan suri
7. Pasang usuk
8. Pasang aluminium foil
9. Pasang reng
10. Pasang genting
11. Pasang talang
12. List plank
h. Pekerjaan penggantung dan pengunci
1. Rangka plafond
2. Pasang plafon
3. Pasang kunci tanam, grendel,dan hak angin
4. Pasang kaca
5. List plafond
i. Pekerjaan lantai dan keramik
1. Beton lantai 1:3:5
2. Pasang keramik lantai utama dan WC
3. Pasang keramik dinding
j. Pekerjaan Sanitasi
1. Pasang saluran air bersih pvc ¾
2. Pasang saluran air kotor 4
3. Pasang closet, kran.
4. Pembuatan septick tank
5. Saluran peresapan
P. MODEL PERENCANAAN TAHAPAN KONSEPTUAL PROYEK
1. Kerangka Acuan Kerja
KAK adalah produk yang dibuat oleh owner atau pemilik proyek untuk penyelesaian
proyek yang akan diajukan kepada konsultan perencana baik berupa tender terbuka
maupun penunjukan langsung.
Isi KAK adalah;
 Pendahuluan
 Deskripsi proyek
 Jasa yang disediakan oleh konsultan
 Lingkup pekerjaan konsultan
 Pelayanan manajemen
 Pendanaan proyek dan pelaksanaan jadwal proyek
 Kebutuhan tenaga ahli
Q. PERENCANAAN SUMBER DAYA
1. PERENCANAAN BIAYA PROYEK
 Tahapan pengembangan konseptual
 Tahapan desain konstruksi
 Tahapan pelelangan
 Tahapan pelaksanaan
Komponen biaya total proyek terdiri dari:
 Biaya lansung
 Biaya tidak langsung
2. Perencanaan Tenaga Kerja
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan tenaga kerja:
 Produktivitas tenaga kerja
 Jumlah tenaga kerja pada periode yang paling maksimal
 Jumlah tenaga kerja tetap dan tidak tetap
 Keahlian tenaga kerja
3. Perncanaan penggunaan material
 Kualitas material yang dibutuhkan
 Spesifikasi teknis material
 Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok
 Waktu pengiriman
 Pajak penjualan material
 Termin dan kondisi pembayaran pada logistik material yang dilakukan
 Pemasok material
 Gudang penimbunan material
 Harga material
 Jadwal penggunaan material

Anda mungkin juga menyukai