KELOMPOK 3
MANAJEMEN DAN EVALUASI POYEK
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen proyek adalah yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan
secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan
khusus yang berbentuk proyek. Hal ini merupakan usaha agar tujuan kegiatan dapat
tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah di mana hasil penggunaan
sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu,
dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan
sub-kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan
lain-lain. Oleh sebab itu, manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan
suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Karena tanpa hal ini, konstruksi akan
sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas.
Setiap organisasi, perusahaan, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat,
ataupun yang lainnya pasti memerlukan perencanaan dalam setiap kegiatan
organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen siswa baru,
perencanaan anggaran, dan lain sebagainya. Perencanaan merupakan proses dasar untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dengan menetapkan bagaimana cara mencapai tujuan
tersebut. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dalam fungsi manajemen
didalam mengambil suatu keputusan atau tindakan. Tanpa adanya fungsi perencanaan,
fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, seperti pengorganisasian, pengontrolan, dan
pengarahan tidak dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat dikatakan perencanaan
yang baik akan mewujudkan tercapainya tujuan dari suatu kegiatan atau aktivitas yang
telah direncanakan.
Menurut Engkoswara (2010, dikutip dalam Ikhwan, 2016: 132) perencanaan
adalah suatu kegiatan untuk menetapkan aktivitas yang berhubungan 5W1H yaitu, apa
(what) yang akan dilakukan, mengapa (why) hal tersebut dilakukan, siapa (who) yang
melakukannya, dimana (where) melakukannya, kapan (when) dilakukan, dan bagaimana
(how) melakukannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan tujuan-tujuan
yang akan dirumuskan, teknik dan metode yang dipergunakan, dan sumber yang
diperdayakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan merupakan aspek penting daripada manajemen. Manusia tidak boleh
menyerah pada keadaan dan masa depan yang tidak menentu tetapi menciptakan masa
depan itu. Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia
untuk secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendakinya dan kemudian
mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya dalam hal
ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa. Sehingga dengan dasar itulah maka
suatu rencana itu akan terealisasikan dengan baik. (Bukhari et al, 2005 dalam Ikhwan,
2016: 129-130).
BAB II
PEMBAHASAN
I Nama kegiatan J
Durasi kegiatan
Dimana :
I dan J adalah nomor node
Nama kegiatan pada anak panah
Durasi kegiatan pada anak panah
Awal anak panah menunjukan awal kegiatan dan ujung
anak panah menunjukan akhir kegiatan
Nodemembatasiawal kegiatan(StartingEvent) dan
akhirkegiatan(Finishing Event).
Finishing Eventdarisuatu kegiatan
menjadiStartingEventkegiatan berikutnya.
Hubunganantaraktifitas adalahhubunganlogis
yangmenujukkanurutan konstruksi. Konstrainyang
digunakanpadaAOAadalahFinishtoStart(FS)samadenganno
l/FS=0,yang
artinyakegiatanyangmengikutibarudimulai(start)
apabilakegiatanyangmendahuluinyatelah selesai(finish).
Contoh penggambaran diagramAOAadalahsebagaiberikut.
Activity On Node (AON) yaitu aktivitas digambarkan dengan node
dan anak panah menyatakan logika hubungan kebergantungan
antaraktivitas, contohnya metode PDM.
JALURKRITIS.
Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dilakukan perhitungan kedepan
(forward analysis) untuk mendapatkan nilai earliest start dan perhitungan kebelakang
(backward analysis) untuk mendapatkan earliest finish. Besarnya nilai dari perhitungan
tersebut adalah sebagai berikut :
Catatan :
Jika ada lebih besar dari satu anak panah yang masuk dalam satu kegiatan maka diambil
nilai yang terbesar.
Jika tidak diketahui FSij atau SSij dan kegiatan nonsplitable maka ESj dihitung dengan
cara sebagai berikut : ESj = EF – Dj
Perhitungan backward analysis untuk mendapatkan latest start (LS) dan latest
finish (LF) sebagai kegiatan successor yaitu J dan yang dianalisis dalam I. Besarnya nilai
LS dan LF dihitung sebagai berikut :
LFi = LFj – LFij atau LFi = LSj – Fsij
LSi = LSi – Ssij atau LSj = LFj – SFij atau LFi – Di
Catatan :
Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari satu kegiatan maka yang
diambil adalah nilai terkecil.
Jika tidak diketahui FFij atau FSij dan kegiatan nonsplitable maka FFj dihitung
dengan cara sebagai berikut : LFj = LSi + Di
a) FLOAT
Float yaitu waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan ataupun
memperlambat suatu kegiatan sengaja atau tidak sengaja tanpa menyebabkan
proyek terlambat penyelesaiannya. Float dibedakan menjadi Total Float (TF)i =
Minimum (LSjEFi) Dan Free Float (FF) = Minimum (ESj–EFi)
b) LAG
LAG yaitu garis ketergantungan antara kegiatan dalam suatu Network Planning.
Perhitungan LAG dilakukan dengan cara :
Melakukan perhitungan kedepan untuk mendapatkan nilai ES dan EF
Hitung besarnya LAG
Untuk LAG = 0 dibuat garis ganda
Hitung Free float (FF) dan Total Float (TF)
LAGij = ESj – Efi
Free Float = Minimum (LAGij)
Total Float = Minimum (LAGij + TFi)
4. Teknik dan Metode Perencanaan dan Penyusunan Jadwal
Top Down dan Bottom Up
Pendekatan top-down planning, adalah pendekatan pembangunan di mana
penentuan keputusan tidak menampung semua aspirasi elemen di kelompok,
tetapi hanya mementingkan keputusan bagian tertentu dalam kelompok. Top-
down planning merupakan model perencanaan yang dilakukan dari atasan yang
ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah atasan
sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Dalam pengertian lain terkait
dengan pemerintahan, perencanaan top-down planning atau perencanaan atas
adalah perencanaan yang dibuat oleh pemerintah ditujukan kepada masyarakat
dimana masyarakat sebagai pelaksana saja.
Sedangkan Buttom Up Planning adalah perencanaan yang dibuat
berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan
bersama-sama dengan atasan menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan
dan atasan juga berfungsi sebagai fasilitator. Sedangkan dalam pengertian
dibidang pemerintahan, button up planning atau perencanaan bawah adalah
perencanaan yang disusun berdasarkan kebutuhan mereka sendiri dan pemerintah
hanya sebagai fasilitator.
Dari bawah ke atas (bottom-up). Pendekatan ini merupakan upaya
melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil
dalam perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong
keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untuk melaksanakannya. Kelemahannya
memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk perencanaan. Diperlukan
pengembangan budaya perusahaan yang sesuai. Maka dapat disimpulkan,
pendekatan perencanaan pembangunan Buttom-Up Planning adalah perencanaan
yang dibuat berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi
oleh bawahan bersama-sama dengan atasan menetapkan kebijakan atau
pengambilan keputusan dan atasan juga berfungsi sebagai fasilitator.
H. KONSEP BIAYA
a.Besteks
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat- syarat teknis
b.Gambarbestek
Gunanya untuk menetukan/menghitung besarnya masing- masing volume
pekerjaan
c.HargaSatuanpekerjaan
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah
berdasarkanperhitungan analisa BOW.
BOW Singkatan dari Bugerlijke Openbare Werken ialah suatu ketentuan
dan ketetapan umum yang ditentukan oleh Dir BOW tanggal 28 Februari 1921
Nomor 5372 A Pada zaman pemerintahan Belanda. Di Zaman sekarang BOW
diganti dengan HSPK, yang tentunya tiap kota maupun kabupaten mengeluarkan
HSPK dan setiap tahun ada pergantian.
L. KOMPONEN PENYUSUNAN RAB
Kebutuhan Material (unsur bahan)
Upah Tenaga Kerja (unsur upah)
Biaya Peralatan (unsur upah/bahan)
Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung dibedakan menjadi 2:
a) Overhead cost (biaya umum)
b) Biaya Proyek
M. DATA YANG DIPERLUKAN UNTUK PEMBUATAN RAB
Dalam pembuatan RAB, data yang diperlukan adalah:
Gambar rencana arsitek dan struktur (gambar bestek)
Peraturan dan syarat-syarat (RKS)
Buku Analisis BOW
Berita acara pejelasan pekerjaan
Daftar harga bahan yang digunakan didaerah tersebut
Daftar harga upah borongan untuk setiap pekerjaan
Daftar volume setiap pekerjaan
N. HARGA SATUAN PEKERJAAN
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
berdasarkan perhitungaan analisis. Sebelum menyusun dan menghitung harga satuan
pekerjaan, seseorang harus mampu menguasai cara pemakaian analisis BOW. Dalam
analisis BOW telah ditetapkan angka (indeks) jumlah tenaga kerja dan bahan untuk satu
satuan pekerjaan.
a. Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Komponen – komponen harga satuan pekerjaan yaitu sbb:
Analisis harga satuan bahan/material, ada dua unsur :
1. Harga satuan bahan
2. Indeks bahan
Analisis harga Satuan Upah, ada 2 unsur:
1. Harga satuan upah tenaga
2. Indeks tenaga
b. Metode analisis perhitungan RAB: Konstruksi
Rencana anggaran biaya pembangunan dapat dihitung dengan metode
BOW. Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefesien
upah dan bahan yang telah ditetapkan. Keduanya menganalisis harga yang
diperlukan untuk membuat harga satuan pekerjaan bangunan.
O. CARA MENGHITUNG RAB VOLUME PEKERJAAN TEKNIK SIPIL
a. Pekerjaan Awal
1. Pengukuran
2. Bowplank
b. Pekerjaan Galian dan Urugan
1. Galian
2. Urugan
3. Mengurung kembali
c. Pekerjaan fondasi
1. Lantai kerja
2. Pasangan fondasi
d. Pekerjaan Beton
1. Sloof
2. Penghitungan volume
3. Perhitungan RAB
4. Kolom perhitungan Volume
5. Ringbalk
e. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata
2. Plesteran
3. Acian
4. Tali air
f. Pekerjaan Kusen, pintu dan jendela
1. Pembuatan kusen
2. Daun pintu
3. Pasang kusen pintu dan jendela
4. Pasang daun pintu dan jendela
g. Pekerjaan rangka Atap
1. Pembuatan kuda-kuda
2. Pembuatan gording
3. Pembuatan jurai
4. Pembuatan balok nok
5. Pasang kuda-kuda
6. Pasang papan suri
7. Pasang usuk
8. Pasang aluminium foil
9. Pasang reng
10. Pasang genting
11. Pasang talang
12. List plank
h. Pekerjaan penggantung dan pengunci
1. Rangka plafond
2. Pasang plafon
3. Pasang kunci tanam, grendel,dan hak angin
4. Pasang kaca
5. List plafond
i. Pekerjaan lantai dan keramik
1. Beton lantai 1:3:5
2. Pasang keramik lantai utama dan WC
3. Pasang keramik dinding
j. Pekerjaan Sanitasi
1. Pasang saluran air bersih pvc ¾
2. Pasang saluran air kotor 4
3. Pasang closet, kran.
4. Pembuatan septick tank
5. Saluran peresapan
P. MODEL PERENCANAAN TAHAPAN KONSEPTUAL PROYEK
1. Kerangka Acuan Kerja
KAK adalah produk yang dibuat oleh owner atau pemilik proyek untuk penyelesaian
proyek yang akan diajukan kepada konsultan perencana baik berupa tender terbuka
maupun penunjukan langsung.
Isi KAK adalah;
Pendahuluan
Deskripsi proyek
Jasa yang disediakan oleh konsultan
Lingkup pekerjaan konsultan
Pelayanan manajemen
Pendanaan proyek dan pelaksanaan jadwal proyek
Kebutuhan tenaga ahli
Q. PERENCANAAN SUMBER DAYA
1. PERENCANAAN BIAYA PROYEK
Tahapan pengembangan konseptual
Tahapan desain konstruksi
Tahapan pelelangan
Tahapan pelaksanaan
Komponen biaya total proyek terdiri dari:
Biaya lansung
Biaya tidak langsung
2. Perencanaan Tenaga Kerja
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan tenaga kerja:
Produktivitas tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja pada periode yang paling maksimal
Jumlah tenaga kerja tetap dan tidak tetap
Keahlian tenaga kerja
3. Perncanaan penggunaan material
Kualitas material yang dibutuhkan
Spesifikasi teknis material
Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok
Waktu pengiriman
Pajak penjualan material
Termin dan kondisi pembayaran pada logistik material yang dilakukan
Pemasok material
Gudang penimbunan material
Harga material
Jadwal penggunaan material