Anda di halaman 1dari 33

“PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI DAN KEBIJAKAN

ANGGARAN PERSEDIAAN DALAM PRODUKSI ”

MAKALAH

Ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Penganggaran

Perusahaan”

Dosen Pengampu : Bapak Ali Jamaludin,SE.,MM.Si

Oleh Kelompok 2 :

1. Alldy Pratama Herman (030222006)

2. Ai Sofa Mutmainah (030122001)

3. Irma Mardiana (030122035)

4. Kamilah (030122021)

5. Ni’mah Tulhikmah (030222040)

PRODI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR. KHEZ. MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Penganggaran

Perusahaan, dengan judul “Penyusunan Anggaran Produksi dan

Kebijakan Anggaran Persediaan dalam Produksi ”.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ali

Jamaludin.SE.MM. selaku dosen Penganggaran Perusahaan yang sudah

membantu kami dalam proses membuat makalah ini. Kami menyadari jika isi

makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan kami. Oleh sebab

itu,kami harapkan adanya umpan balik berupa kritik dan saran yang

membangun agar dikemudian hari kami sanggup makalah yang lebih baik.

Semoga makalah yang sudah kami susun bersama-sama bisa bermanfaat bagi

semuanya.

Purwakarta, 10 Oktober 2023

Penulis

i
Datar Isi

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

Datar Isi ................................................................................................................................ ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................................. 4

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4

A. Penyusunan Anggaran Produksi ............................................................................. 4

B. Kebijakan Persediaan Dalam Anggaran Produksi ................................................ 16

BAB III ............................................................................................................................. 29

KESIMPULAN ................................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam pelaksanaan operasi produksi dari suatu perusahaan, biaya

produksi merupakan salah satu variabel yang tidak boleh terlupakan.

Terkendalinya biaya produksi ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dari

pengendalian produksi secara keseluruhan. Di dalam pelaksanaan proses

produksi meskipun seluruh aspek pelaksanaan produksi dapat dikendalikan

cukup baik. namun apabila masalah biaya produksi terlupakan, maka

pengendalian produksi yang dilaksanakan belum dapat mencapai sasaran dari

pengendalian produksi di dalam perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena

biaya produksi belum dapat ditekan serendah mungkin sehingga perusahaan

menetapkan harga pokok penjualan yang tinggi.

Dalam keadaan demikian, perusahaan akan mengaami kesulitan di dalam

melaksanakan pemasaran dari produk yang diproduksinya. Kondisi seperti ini

akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Untuk dapat melaksanakan

pengendalian produksi dengan baik, maka manajemen pada umumnya akan

menggunakan anggaran sebagai alat untuk pengendalian produksi tersebut.

Pada dasarnya. anggaran yang dipergunakan di dalam perusahaan-perusahaan

pada umumnya akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian terhadap

seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Berikut akan dijelaskan

beberapa bentuk anggaran yang terkait dengan biaya produksi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud Anggaran Produksi ?

2. Apa saja tujuan Anggaran Produksi ?

3. Apa saja manfaat Anggaran Produksi ?

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran Produksi ?

5. Bagaimana penyusunan Anggaran Produksi ?

6. Apa saja langkah-langkah dalam menyusun Anggaran Produksi ?

7. Apa saja metode-metode penyusunan Anggaran Produksi ?

8. Apa yang di maksud Kebijakan persediaan ?

9. Apa tujuan kebijakan persediaan ?

10. Apa yang di maksud kebijakan pengendalian persediaan ?

11. Apa itu tingkat persediaan berfluktuasi ?

12. Apa saja aturan persediaan ?

13. Apa yang di maksud Internal Control persediaan ?

14. Pengaruh dari kekeliruan penghitungan persediaan ?

C. Tujuan

1. Agar dapat mengetahui pengertian Anggaran Produksi

2. Agar dapat mengetahui tujuan Anggaran Produksi

3. Agar dapat mengetahui manfaat dari Anggaran Produksi

4. Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Anggaran

Produksi

5. Agar dapat mengetahui penyusunan Anggaran Produksi


2
6. Agar dapat mengetahui langkah-langkah dalam menyusun Anggaran

Produksi

7. Agar dapat mengetahui metode-metode penyusunan Anggaran Produksi

8. Agar dapat mengetahui kebijakan persediaan

9. Agar dapat mengetahui tujuan kebijakan persediaan

10. Agar dapat mengetahui kebijakan pengendalian persediaan

11. Agar dapat mengetahui persediaan berfluktuasi

12. Agar dapat mengetahui aturan persediaan

13. Agar dapat mengetahui internal bagi persediaan

14. Agar dapat mengetahui kekeliruan penghittungan persediaan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyusunan Anggaran Produksi

1. Pengertian Anggaran Produksi

Anggaran produksi disusun dengan memperhatikan semua kegiatan

produksi yang diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah

disusun. Rencana produksi meliputi penentuan produk yang harus di produksi

untuk memenuhi penjualan yang direncanakan danmempertahankan tingkat

persediaan barang jadi yang diinginkan. Definisi anggaran produksi dalam

arti luas adalah penjabaran rencana penjualan menjadi rencana produksi yang

meliputi perencanaan tentang volume produksi, kebutuhan persediaan,

bahanbaku, tenaga kerja, dan kapasitas produksi. Definisi anggaran produksi

dalam arti sempit adalah suatu perencanaan volume barang yang harus

diproduksi perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah

direncanakan. Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terpisah

mengenai jumlah unit produk yangakan diproduksi selama periode yang akan

datang, yang didalamnya mencakup rencanamengenai jenis (kualitas), jumlah

(kuantitas) waktu (kapan) produksi akan dilakukan.Secara garis besar

anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai

berikut: Tingkatan penjualan XXXX

Tingkatan persediaan akhir XXXX +

4
Tingkat kebutuhan XXXX

Tingkat persediaan awal XXXX -

Tingkat produksi XXXX

2. Tujuan Anggaran Produksi

a. Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil

yang diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan

persentase tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang

diinginkan.

b. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap

mempunyai market share tertentu.

c. Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada

tingkat efisien tertentu.

d. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan

kesempatan kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.

3. Manfaat Anggaran Produksi

a. Menunjang kegiatan bagian penjualan, sehingga barang dapat tersedia

sesuai dengan yang direncanakan.

b. Menjaga tingkat persediaan yang optimum (persediaan yang tidak

terlalu besar dan tidak terlalu kecil).

c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya produksi menjadi

minimum.

Manfaat anggaran produksi lainnya menurut Munandar (2004:94) dibedakan

menjadi 2, yaitu:

5
1) Secara umum
Sebagai pedoman kerjaSebagai alat pengorganisasian kerja.

Sebagai alat pengawasan kerja, yang membantu manajemen dalam

memimpin jalannya perusahaan.

2) Secara khusus

Berguna sebagai dasar penyusunan budget-budget biaya produksi.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Produksi

a. Rencana penjualan yang tertuang dalam budged penjualan, khususnya

rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual dari waktu

kewaktu selama periode yang akan datang.

b. Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta

memungkinkan perluasannya dimasa yang akan datang.

c. Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlah dan kualitasnya serta

memungkinkan mengembangnya dimasa yang akan datang.

d. Modal kerja yang dimiliki perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan

kegiatan produksi serta kemungkinan perluasan dimasa yang akan datang.

e. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.

f. Luas perusahaan yang optimal, yaitu kapasitas produksi yangmemberikan

biaya produksi rata-rata per-unit yang paling rendah.

g. Kebijaksanaan perusahaandibidang persediaan barang jadi.

h. Kebijaksanaan perusahaan dalam menetapkan pola produksi

selamaperiode yang akan dating.

6
5. Penyusunan Anggaran Produksi

Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran

penjualan. Dalam kondisi pasar persaingan sempurna, anggaran penjualan

merupakan acuan utama untuk menyusun anggaran produksi, anggaran

biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi dan anggaran laba operasi.

Manajer produksi sebelum melaksanakan kegiatan menyusun anggaran

produksi dalam unit dan anggaran persediaan barang jadi dalam unit.

Suatu produksi dapat berjalan dengan lancar apabila interaksi

antara faktor-faktor produksi digunakan. Apabila hal tersebut dilakukan

dengan sempurna maka akan menghasilkan output yang baik. Dengan

adanya pengaturan dalam faktor-faktor produksi tersebut dapat diperbaiki

tingkat efektifitas dan efisiensi proses produksi, yang akhirnya tujuan

manajemen produksi akan dapat dicapai dengan baik. Pengolahan faktor-

faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan berdasarkan kesempatan

yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang mana dapat dicapai,

sebenarnya sangat banyak kesempatan terbuka untuk dilaksanakan, tetapi

karena adanya keterbatasan dalam faktor-faktor produksi, maka harus

dilakukan suatu prosedur sesuai dengan jenis usaha dan kegiatan yang

dilakukan. “Secara formal dapat dinyatakan bahwa prosedur merupakan

bagian dari urutan kronologis dan cara yang ditetapkan untuk

melaksanakan suatu pekerjaan. Urutan kronologis merupakan ciri khas dari

setiap prosedur, sebuah prosedur menunjukkan bagaimana masing-masing

tugas akan dilaksanakan dan siapa yang akan melaksanakannya”.

7
Berikut tahapan Dalam menetapkan prosedur perencanaan yang harus

diperhatikan :

a. Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan

b. Merumuskan keadaan saat ini

c. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan

d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk

mencapai tujuan.

6. Metode-Metode Penyusunan Anggaran Produksi

a. Metode produksi stabil

Adalah suatu metode di mana perusahaan menetapkan volume

produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan

tertentu yang volume penjulannya lebih tinggi. Metode ini

mengakibatkan volume persediaan menjadi tidak stabil dari bulan ke

bulan. Metode ini digunakan untuk perusahaan/manajemen yang

sangat memperhatikan kestabilan produksi.Langkah-langkah

penyusunan anggaran produksi dangan stabilitas produksi.

contoh:

Sebuah perusahaan pada tahun 2010 merencanakan menjual

produknya sebanyak 142.000 unit. Jumlah persediaan awal januari

diperkirakan sebanyak 20.000 unit. Sedangkan akhir tahun sebesar

15.000 unit. Dari total volume yang di anggarkan sebesar 142.000 unit

dalam setahun, direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi,

dengan rincian sebagai berikut:

8
 Anggaran Biaya Pemasaran

Bulan Volume Penjualan

Januari 15.000

Februari 16.000

Maret 16.000

April 14.000

Mei 12.000

Juni 10.000

Juli 7.000

Agustus 6.000

September 9.000

Oktober 11.000

November 12.000

Desember 14.000

Maka untuk tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang sebanyak

137.000 unit, yang berasal dari:

9
Keterangan Volume

Vol Penjualan 142.000

Vol Persediaan, akhir tahun 15.000

Vol Persediaan, awal tahun (20.000)

Volume Produksi 137.000

Jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka

untuk mempermudah membuat produksi stabil adalah dengan membagi volume

produksi dengan 12 bulan:

137.000 unit / 12 bln = 11.416,67

Karena volume produksi rata-rata ini menghasilkan angka desimal maka

dibulatkan pada angka ribuan yaitu sebesar 11.000 unit. Jika 11.000 unit ini

dikalikan 12 bulan maka:

11.000 unit x 12 bulan = 132.000 unit

Hasilnya sebesar 132.000 unit. Sedangkan volume totalnya adalah sebesar

137.000 selisihnya adalah:

137. 000 – 132.000 = 5.000 unit.

10
Kekurangan ini ditempatkan di bulan-bulan yang volume penjualannya relatif

lebih tinggi yaitu Januari, Februari, maret, November dan Desember. Sehingga

sisa volume produksi dibagi 5 bulan:

5000 unit / 5bln = 1.000 unit

Tambahkan 1.000 unit pada bulan-bulan tersebut

Jika vol produksi telah diketahui, untuk menentukan vol persediaan akhir maka:

(vol prod januari + Pers. Awal januari) – vol penjualan januari

(12.000 + 15.000) – 15.000 = 17.000 unit.

Untuk menentukan vol persediaan awal dibulan berikutnya maka

persediaan akhir januari menjadi persediaan awal februari. Sehingga dengan

menggunakan metode produksi stabil akan terlihat seperti tabel berikut ini:

 Volume Produksi Dengan Metode Produksi Stabil

Persediaan
Volume
Bulan Volume Produksi
penjualan Akhir Total Awal

Januari 15.000 17.000 32.000 20.000 12.000

Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000

Maret 16.000 9.000 25.000 13.000 12.000

April 14.000 6.000 20.000 9.000 11.000

11
Mei 12.000 5.000 17.000 6.000 11.000

Juni 10.000 6.000 16.000 5.000 11.000

Juli 7.000 10.000 17.000 6.000 11.000

Agustus 6.000 15.000 21.000 10.000 11.000

September 9.000 17.000 26.000 15.000 11.000

Oktober 11.000 17.000 28.000 17.000 11.000

Nopember 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000

Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000

142.000 147.000 289.000 152.000 137.000

b. Metode persediaan stabil

Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan

yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini

mengakibatkan volume produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.

Contoh:

Dengan menggunakan ilustrasi sebelumnya, volume persediaan awal Desember

disamakan dengan persediaan akhir desember yaitu 15.000 unit. Maka untuk

menentukan tingkat persediaan yaitu:

Pers. Awal – Pers. Akhir ↔ 20.000 – 15.000 = 5.000 unit

12
Agar didapat hasil bilangan bulat dan mudah dihitung maka 5.000 unit dibagi

dengan 5 sehingga :

5.000 / 5 = 1.000 unit.

Untuk menentukan volume persediaan akhir januari yaitu:

Persediaan akhir januari = 20.000 – 1.000 = 19.000,

Akhir Februari = 19.000 – 1.000 =18.000,

Akhir Maret = 18.000 – 1.000 =17.000,

Akhir April = 17.000 – 1.000 =16.000,

Akhir Mei = 16.000 – 1.000 =15.000

Pengurangan s.d. nilai selisih 5.000 unit habis (Januari s.d. Mei)Untuk bulan mei

s.d desember disamakan dengan 15.000 unit

Untuk menentukan Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan + Persediaan Akhir) –

Persediaan Awal

Persediaan awal dibulan berikutnya = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya

Sehingga dengan menggunakan metode persediaan stabil akan terlihat seperti

tabel berikut ini :

 Volume Produksi Dengan Metode Persediaan Stabil

13
Bulan volume Persediaan Volume

penjualan Produksi
Akhir Total Awal

Januari 15.000 19.000 34.000 20.000 14.000


Februari 16.000 18.000 34.000 19.000 15.000
Maret 16.000 17.000 33.000 18.000 15.000
April 14.000 16.000 30.000 17.000 13.000
Mei 12.000 15.000 27.000 16.000 11.000
Juni 10.000 15.000 25.000 15.000 10.000
Juli 7.000 15.000 22.000 15.000 7.000
Agustus 6.000 15.000 21.000 15.000 6.000
September 9.000 15.000 24.000 15.000 9.000
Oktober 11.000 15.000 26.000 15.000 11.000
Nopember 12.000 15.000 27.000 15.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 15.000 14.000
142.000 190.000 332.000 195.000 137.000

c. Metode kombinasi atau fleksibel

Adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan vol

produksi yg berubah terus dari bulan ke bulan. Metode ini mengakibatkan

volume persediaan dan volume produksi menjadi naik tidak stabil dari

bulan ke bulan.

Contoh :

14
Bedasarkan ilustrasi sebelumnya, jika perusahaan menetapkan menggunakan

metode fleksibel maka perusahaan dapat menetapkan kebijakan misalnya tingkat

produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 8% diatas atau dibawah rata- ratanya.

137.000 x 8% = 10.960 dibulatkan 11.000 unit

11.000 unit x 12 bulan = 132.000

Sisa 137.000 – 132.000 = 5.000

15
 Volume Produksi Dengan Metode Fleksibel

Bulan volume Persediaan Volume


penjualan Akhir Total Awal Produksi

Januari 15.000 16.000 31.000 20.000 11.000


Februari 16.000 13.000 29.000 16.000 13.000
Maret 16.000 10.000 26.000 13.000 13.000
April 14.000 7.000 21.000 10.000 11.000
Mei 12.000 6.000 18.000 7.000 11.000
Juni 10.000 7.000 17.000 6.000 11.000
Juli 7.000 11.000 18.000 7.000 11.000
Agustus 6.000 16.000 22.000 11.000 11.000
September 9.000 18.000 27.000 16.000 11.000
Oktober 11.000 18.000 29.000 18.000 11.000
Nopember 12.000 17.000 29.000 18.000 11.000
Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000
142.000 154.000 296.000 159.000 137.000

B. Kebijakan Persediaan Dalam Anggaran Produksi

1. Kebijakan persediaan

Data tentang persediaan awal dan persediaan akhir di dalam

perusahaan yang bersangkutan akan sangat penting di dalam penentuan junlah

yang diproduksikan untuk suatu periode tertentu. Tingkat persediaan yang

baik perlu mempertimbangkan berbagai fungsi operasi perusahaan, yaitu

pemasaran (penjualan), produksi, pembelian, dan keuangan.

16
a. Fungsi Pemasaran dan Penjualan

Persediaan (produk jadi) yang kecil dianggap kurang baik karena akan

berakibat munculnya biaya kekurangan persediaan (stock-out-cost).

Persediaan yang besar dianggap baik karena dapat lebih leluasa merencanakan

penjualan dan melayani pemesanan secara mendadak.

b. Fungsi Produksi

Persediaan (bahan baku) yang besar diperlukan untuk menjamin

kelancaran kegiatan-kegiatan produksi. Kebijakan persediaan (produk jadi)

yang fleksibel diperlukan untuk memudahkan pencapaian tingkat produksi

stabil.

c. Fungsi Pembelian

Pembelian yang besar dimaksudkan untuk meminimumkan biaya

produk per unit dan biaya pembelian. Oleh karena itu, kebijakan

persediaan bahan baku yang fleksibel perlu dipertimbangkan.

d. Fungsi Keuangan

Tingkat persediaan yang rendah akan meminimumkan kebutuhan kas

dan akan mengurangi biaya penyimpanan, misalnya yang berkaitan dengan

risiko, masa kadaluwarsa, dan sebagainya.

2. Tujuan Kebijakan Persediaan

Tujuan kebijakan-kebijakan persediaan adalah untuk merencanakan

tingkat investasi persediaan yang optimal dan mempertahankan tingkat


17
persediaan optimal tersebut melalui pengendalian. Dalam penetapan kebijakan

persediaan, manajemen harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut.

a. Jumlah (unit) yang dibutuhkan untuk memenuhi penjualan yang

direncanakan. Oleh karena itu, penentuan jumlah harus

mempertimbangkan budget penjualan dan permintaan musiman.

b. Daya tahan persediaan.

c. Lama periode produksi.

d. Fasilitas penyimpanan.

e. Tersedianya dana yang akan diinvestasikan ke persediaan.

f. Biaya penyimpanan persediaan (upah tenaga kerja, asuransi, pajak,

sewa, penyusutan, transportasi, keusangan, dan penanganan ekstra).

g. Perlindungan terhadap kekurangan persediaan bahan baku.

h. Perlindungan terhadap kekurangan tenaga kerja.

i. Perlindungan terhadap kenaikan harga.

j. Risiko-risiko persediaan (penurunan harga, kadaluwarsa, pencurian

dan bencana alam, turunnya permintaan konsumen).

3. Kebijakan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan

Stabilitas persediaan merupakan perubahan persediaan sama untuk setiap

periode. Apabila selisih persediaan awal dan persediaan akhir pada triwulan I

sebesar 40.000 unit, maka selanjutnya untuk triwulan II, III, dan IV harus

sama dengan triwulan I.

18
Langkah – langkah penyusunan anggaran dengan metode Stabilitas Persediaan

adalah :

Langkah I

Tentukan selisih antara stok di awal dan persediaan diakhir

Langkah 2

Hitung selisih stok itu, lalu bagilah dengan waktu penjualan dalam satu

tahun. Apabila waktu penjualan dinyatakan bulanan, maka bagilah 12 sebab satu

tahun sama dengan duabelas bulan, apabila rencana penjualannya dalam triwulan,

maka dibagi dengan 4.

Langkah 3

Apabila selisihnya negatif, agar diperoleh stok akhir, jumlahkan senilai

selisihnya dan apabila selisihnya positif kurangkan senilai selisihnya. Langkah ini

membebaskan pergerakan banyaknya satuan yang diproduksi, namun level

persediaan dijaga tetap dari periode ke periode.

Contoh Soal :

Apabila disajikan stok diawal 60.000 satuan dan stok diakhir 40.000 satuan

dengan waktu rencana penjualannya tiga bulanan, maka stok akhir Triwulan

pertama dihitung dengan cara yang membagi selisih antara stok diawal dan

persediaan akhir (periode tiap bulan, tiga bulanan, enam bulanan, dst) Selisih tk.

Persediaan = Persediaan Awal Persediaan Akhir (per triwulan): 4

= (60.000 – 40.000): 4 = 5.000


19
Triwulan I-IV : Pers. Akhir – selisih tk. Persediaan(per triwulan)

Triwulan I : 60.000 – 5.000 = 55.000

Triwulan II : 55.000 – 5.000 = 50.000

Triwulan III : 50.000 – 5.000 = 45.000

Triwulan IV : 45.000 – 5.000 = 40.000

Dan apabila penjualan Triwulan I, II, III, dan IV diketahui masing - masing

sebesar 115.000, 85.000, 85.000 dan 115.000, maka rencana produksi dapat

disusun sebagai berikut :

Triwulan Triwulan Triwulan


Uraian Triwulan I Total
II III IV

Penjualan 115.000 85.000 85.000 115.000 400.000


Pers. Akhir 55.000 50.000 45.000 40.000 40.000

Kebutuhan 170.000 135.000 130.000 155.000 440.000


Pers. Awal 60.000 55.000 50.000 45.000 60.000

Produksi 110.000 80.000 80.000 110.000 380.000

4. Kebijakan Kombinasi Tingkat Persediaan Berfluktuasi

Kebijakan kombinasi maksudnya adalah mengkombinasikan dua kebijakan

persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil. Disini meski pun telah ditetapkan

dengan cara kombinasi tetapi perusahaan masih harus menetapkan asumsi- asumsi

lain agar dapat dicapai keseimbangan yang optimum antara tingkat penjualan,

persediaan dan produksi.

20
Contoh Soal :

Krisis moneter yang melanda Indonesia mengguncang perekonomian

Indonesia. Hal ini juga dirasakan oleh manajemen PT Pantang Mundur yang

mengakibatkan dan memaksa PT Pantang Mundur merencanakan penjualan untuk

tahun 2010 sebagai berikut :

Uraian Rencana Penjualan

Triwulan I 115.000 unit

Triwulan II 85.000 unit

Triwulan III 85.000 unit

Triwulan IV 115.000 unit

Jumlah 400.000 unit

Perkiraan tingkat persediaan awal 60.000 unit dan akhir 40.000 unit.

Berdasarkan contoh diatas, misalkan ditetapkan kebijakan sebagai berikut :

Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 20% dari tingkat produksi

rata-rata

Tingkat persediaan triwulan I dan II berfluktuasi 6.000 unit, sedangkan triwulan III

dan IV 4.000 unit.

Jawab :

21
 Kebijakan A

tidak boleh berfluktuasi lebih dari 20% dari tingkat produksi rata-rata 90.000 x

20% = 19.000.

Minimal produksi : 90.000 – 19.000 = 76.000

Maksimal produksi : 90.000 + 19.000 = 114.000

 Kebijakan B

Tingkat persediaan triwulan I dan II berfluktuasi 6.000 unit, sedangkan triwulan

III dan IV 4.000 unit.

Triwulan I : 60.000 - 6.000 = 54.000

Triwulan II : 54.000 - 6.000 = 48.000

Triwulan III : 48.000 - 4.000 = 44.000

Triwulan IV : 44.000 - 4.000 = 40.000

Menggunakan metode kombinasi, budget produksi dapat disusun sebagai berikut:

Uraian Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total

Penjualan 115. 000 85. 000 85. 000 115. 000 400. 000

Pers. Akhir 54. 000 48. 000 44. 000 40. 000 40. 000

Kebutuhan 169. 000 133. 000 129. 000 155. 000 440. 000

Pers. Awal 60. 000 54. 000 48. 000 44. 000 60. 000

22
Produksi 109.000 79. 000 81. 000 111. 000 380. 000

Kesimpulan terhadap aturan “A”, level produksi menggunakan cara ini

dikatakan sukses sebab produksi paling rendah yakni 79.000 melebihi

persyaratan minimum produksi yakni 76.000. (79.000 > 76.000 = sukses) dan

produksi paling tinggi yakni 111.000 tidak melebihi persyaratan maksimum

produksi yakni 114.000 .

5. Aturan Persediaan

korporasi mesti senantiasa waspada dan memikirkan dengan cermat

terhadap banyaknya stok bahan tersedia. Artinya, masing – masing korporasi

mesti memiliki aturan stok yang nyata, dan bermanfaat seperti :

a. Agar menempatkan korporasi pada kedudukan yang senantiasa

terjaga terhadap pelayanan penjualan, ketika saat biasa ataupun

bilamana terjadi order dadakan. Relasi baik terhadap customer

senantiasa dipelihara dan dirawat. Sebab itulah stok produk mesti

ada biar memberikan kepuasan konsumen

b. Untuk menolong diraihnya kemampuan output yang kontiniu dan

berimbang. Saat permintaan naik, korporasi tidak butuh memforsir

produksinya agar beroperasi secara kapasitas penuh. Malah, lebih

baik waktu permintaan

23
rendah, kelebihan – kelebihan produksi disimpan sebagai

persediaan.

Untuk memungkinkan tercapainya sasaran – sasaran perusahaan,terdapat beberapa

unsur yang penting dipikirkan sebelum ditetapkan banyaknyapersediaan. Unsur –

unsur itu seperti di bawah ini :

a. Ketahanan fisik bahan yang tersimpan.

Di muka telah dikatakan bahwa berbagai macam produk memiliki

karakter unik yang memerlukan tehnik menyimpan yang unik juga.

Berbagai macam produk yang gampang rusak, mesti diperhatikan

secara serius dan diperlakukan dengan hati – hati.

b. Karakter penawaran

Apabila raw material senantiasa ada di pasaran setiap musim maka

banyaknya stok bahan mentah bisa ditahan. Kebalikannya apabila penawaran

raw material berciri dadakan maka banyaknya stok mesti diatur juga. Pengeluaran

– pengeluaran yang ditanggung antara lain :

1) Penyewaan gedungBeban perbaikanBiaya asuransi

2) Pajak atas barang di Gudang

3) Modal yang diserap

4) Bunga pinjaman dan lain lain.

5) Jumlah modal kerja yang ada Resiko – resiko dijamin.


24
Resiko biasanya bersumber dari tiga sumber, yakni :

a) Manusia

Resiko bersumber dari manusia biasanya timbul sebab keteledoran

manusia. Dari membawa, menggeser dan membongkar barang acapkali

mengabaikan prosedur dan aturan yang telah ditetapkan, sehingga produk

menjadi cacat.

b) Alam

Resiko bersumber dari alam biasanya berlangsung di luar kendali manusia

antara lain :

1) Terjadinya banjir

2) Gunung Meletus

3) Tanah longsor dan sebagainya.

c) Sifat barang itu sendiri

Resiko karena sifat barang itu sendiri, pada umumnya terjadi karena :

1) Mudah rusaknya barang tersebut

2) Bentuk barang yang sukar untuk disusun secara baik di Gudang

3) Barang yang mudah terbakar dan lain – lain.

25
6. Internal Kontrol Bagi Persediaan

Internal kontrol bagi persediaan absolut dibutuhkan menimbang

persediaan gampang sekali untuk disalahgunakan. Ada 2 sasaran pokok

menerapkan internal kontrol, yakni menjaga dan menghindari persediaan dari

kegiatan pencurian, penyelewengan, penyalahgunaan, dan pengrusakan, serta

memastikan ketepatan pelaporan persediaan dalam penghitungan produksi. Di

dalamnya terkandung kontrol bagi riwayat mutasi pembelian dan mutase

penjualan.

Internal kontrol bagi persediaan sebaiknya diawali ketika produk diterima

setelah dibeli melalui rekanan. Dokumen penerimaan dicetak dengan nomor

urut yang disediakan departemen penerimaan, sebagai awal

pertanggungjawaban personal terhadap persediaan. Agar menjamin bahwa

produk yang masuk cocok dengan pemesanan, maka masing – masing

dokumen penerimaan barang, dicocokkan dengan dokumen pembelian yang

sah. Nilai pesanan produk layaknya tercantum di dokumen pemesanan

dicocokkan terhadap nilai yang tertera di dokumen penagihan atau invoice.

Setelah laporan barang yang diterima, dokumen pemesanan, dan dokumen

penagihan dicocokkan, korporasi kemudian mencantumkan persediaan di

laporan produksi.

Internal kontrol bagi persediaan pun acap kali menyertakan alat tambahan

pengaman, antara lain, cermin 2 arah, cctv, alat sensor, pendingin ruangan, dan

dan lain – lain beserta satuan pengaman.

26
Lokasi menyimpan persediaan dimana persediaan sebaiknya ditaruh di

gudang, yang keluar masuknya terbatas bagi pekerja khusus. Setiap produk

yang dikeluarkan melalui gudang sebaiknya dilengkapi atau didukung oleh

dokumen keluar masuk, yang telah disetujui sesuai mekanismenya.

Temperatur lokasi penyimpanan sebaiknya ditata dan dikelola dengan apik

agar mencegah kerusakan atas barang yang disimpan, seperti makanan dan

minuman tertentu, obat, bahan adukan cat, gas tabung dan lain sebagainya.

Informasi atas jumlah mengenai masing – masing barang yang disimpan dapat

segera tersedia dalam catatan persediaan. Agar memastikan ketepatan jumlah

persediaan yang tercantum dalam dokumen produksi akan dilakukan

pemeriksaan fisik secara kontiniu dan berkesinambungan.

7. Kekeliruan Penghitungan Persediaan


Yakni stok diawal ataupun stok diakhir dipakai untuk mengkalkulasi

jumlah rencana produksi suatu perusahaan. Stok diakhir tahun yang

berlangsung, dengan sendirinya menjadi stok diawal periode selanjutnya.

Kekeliruan ketika membuat kalkulasi bagi persediaan akan berdampak pada

harga pokok produksi suatu barang, yaitu :

a. Kekeliruan pencatatan jumlah unit persediaan menyebabkan kekeliruan

informasi penyajian persediaan diakhir. Disamping itu, kekeliruan

menghitung persediaan juga, mengakibatkan harga pokok produski,

harga pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih dari suatu

perusahaan akan menjadi keliru.

b. Kekeliruan menghitung unit bagi persediaan diakhir normalnya

27
ditemukan pada tahun selanjutnya apabila kekeliruan itu dikoreksi.

c. Perlu diingat apabila besarnya persediaan diakhir dilaporkan kekecilan,

mengakibatkan laba bersih pada tahun berjalan ini kekecilan. Nilai

akhir persediaan kekecilan di tahun yang berlangsung, diteruskan di

tahun selanjutnya sebagai persediaan diawal.

d. Demikian juga, apabila besarnya persediaan diakhir dilaporkan

ketinggian, mengakibatkan laba bersih di tahun berjalan ini ketinggian.

Saldo akhir persediaan ketinggian di tahun yang berlangsung,

diteruskan di tahun selanjutnya sebagai persediaan diawal. Sebab,

persediaan diakhir di tahun yang berlangsung ketinggian,

mengakibatkan saldo persediaan diawal periode seterusnya ketinggian.

28
BAB III

KESIMPULAN

Induk anggaran adalaha sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan

keseluruhan rencana bisnis bagi keseluruhan perusahaan untuk suatu periode yang

mencakup satu tahun atau kurang. Proses penganggaran bermula dari prakiraan

penjualan,yang menetapkan taksiran penjualan dan harga jual per unit. Prakiraan

penjualan, yang disusun oleh manajer penjualan didasarkan pada analisis kondisi

ekonomi secara umum, tren industry, dan prospek perusahaan. Dari sinilah

anggaran penjualan disusun. Berikutnya, anggaran produksi disusun berdasarkan

prospek penjualan dan tingkat persediaan yang dikehendaki. Anggaran produksi

dan anggaran penjualan menjadi landasan yang dipakai untuk menyusun

anggaran-anggaran bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead

pabrikasi, persediaan akhir barang jadi,dan overhead pabrikasi. Hasil-hasil yang

diharapkan dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam laporan laba rugi

dianggarkan. Akhirnya,hasil financial dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum

dalam anggaran kas dan neraca di anggarkan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Nafarin, M. 2009. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat.

Dr. I Made Adnyana, S.E., M.M. 2020. penganggaran perusahaan

https://www.academia.edu/45571606/PENYUSUNAN_ANGGARAN_PRODUK

SI_Chintiya_Mayliana_C1C019035

https://www.academia.edu/35365661/PENYUSUNAN_ANGGARAN_PRODUK

SI

30

Anda mungkin juga menyukai