Anda di halaman 1dari 22

Pengantar Bisnis

Manajemen Perusahaan

Disusun oleh:
Mohamad Zhidan Izzul Arobi (2007521195)
Putu Catya Febry Kusumastuti (2007521216)

Diserahkan kepada:
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Bisnis
Drs. Ida Bagus Badjra, M.M.
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya,
paper yang penulis buat dengan judul “Fungsi Produksi” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Bisnis dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Ida Bagus Badjra, M.M, selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis
Selain itu, penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Seberapapun sederhananya paper ini, penulis
berharap apa yang penulis tulis memiliki manfaat bagi semua pihak yang membaca paper ini.

Badung, 15 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

Contents
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5

1.3 Tujuan............................................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................5

2.1 Hakikat Fungsi Produksi................................................................................................6

2.2 Perencanaan Luas Produksi...........................................................................................6

2.2.1 Faktor-faktor yang memperngaruhi luas produksi:...............................................................6


2.2.2 Cara menentukan luas produksi...........................................................................................6
2.3 Perencanaan Lokasi Pabrik............................................................................................8

2.3.1 Faktor pertimbangan penentuan lokasi pabrik.....................................................................8


2.3.2 Metode Menentukan Lokasi Pabrik......................................................................................9
2.4 Perencanaan Layout Pabrik.........................................................................................10

2.4.1 Jenis-jenis Layout Pabrik:....................................................................................................10


2.5.1 Kelebihan dan kekurangan Layout Pabrik...........................................................................10
2.5.2 Perencanaan Layout Pabrik................................................................................................11
2.6 Perencanaan Bahan Baku.............................................................................................12

2.6.1 Perencanaan Lingkungan Kerja...........................................................................................12


2.6.2 Jenis-jenis Lingkungan kerja................................................................................................13
2.6.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja........................................................13
2.7 Pengendalian Produksi.................................................................................................16
2.7.1 Tujuan Pengendalian Produksi............................................................................................17
2.7.2 Tingkat Perencanaan dan Pengendalian Produksi..............................................................17
2.8 Pengendalian Biaya Produksi......................................................................................18

2.8.1 Objek Biaya Produksi..........................................................................................................18


2.8.2 Konsep Pengendalian Biaya Produksi.................................................................................18
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................................21

3.1 blablabla.......................................................................................................................21

3.2 blablabla.......................................................................................................................21

Daftar Pustaka.......................................................................................................................22

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Fungsi produksi sangatlah penting, sebab suatu bagian dari fungsi tersebut dapat
membantu kita untuk mengatur semua kegiatan kita agar berjalan lancar tanpa adanya
hambatan. Dalam membangun sebuah perusahaan pun juga sangat membutuhkan fungsi
produksi, sebab terselenggaranya proses produksi itu sendiri sangat mengharapkan agar
proses produksinya itu dapat berjalan lancar sesuai keinginan dan hasil barang produksinya
itu dapat berkualitas tinggi dan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh semua
masyarakat.

Pada umumnya tugas fungsi produksi itu sendiri sangat berkaitan dengan pencapaian
tujuan dalam sebuah perusahaan yang secara umum berusaha mencapai biaya produksi yang
rendah tetapi produknya bermutu yang tinggi, serta cepat dalam membuat beragam barang
yang sesuai dengan selera permintaan konsumen. Pada dasarnya besar kecilnya tingkat
produksi suatu barang bergantung pada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan
alam dan dalam tingkat teknologi yang digunakan. Suatu fungsi produksi itu juga
menunjukkan bahwa dalam jumlah barang produksi tergantung pada jumlah suatu faktor
produksi yang digunakan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1. Apakah pengertian dari produksi?
2. Faktor apa sajakah yang terdapat dalam produksi?
3. Bagaimana tahapan dalam produksi?
4. Apakah pengertian dari fungsi produksi?
5. Bagaimana fungsi produksi jika ditinjau dalam islam?
6. Bagaimana cara memperluas produksi ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Ujian
Tengah Semeter mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi. Serta untuk mengetahui bagaimana
fungsi produksi secara umum dan jika dintinjau dalam sudut pandang islam, serta mengetahui
cara memperluas produksi.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Fungsi Produksi

Yang dimaksud dengan fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menggambarkan
hubungan antara Output (hasil produksi) sebagai peubah (variabel) tak bebas dengan input
(faktor produksi) sebagai peubah (variable) bebas. Apabila bentuk fungsinya telah diketahui,
maka kita dapat meramalkan besarnya output apabila input-inputnya berubah. Juga kita dapat
mengetahui besarnya peran masing-masing input dalam pertumbuhan ataupun peningkatan
output. Fungsi produksi ini dapat digunakan pada level perusahaan, level industri ataupun
level nasional.
Secara umum fungsi produksi adalah suatu bagian fungsi yang ada pada perusahaan yang
bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses
produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan
lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat
pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi
bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan, dan
bagian akuntansi. Oleh karena itu harus diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat
berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan dari benturan kepentingan antar bagian
dalam perusahaan.

2.2 Perencanaan Luas Produksi

Luas produsi dapat diartikan sebagai besarnya jumlah dan ragam produk yang dihasilkan
untuk suatu periode tertentu. Luas produksi juga diartikan sebagai kapasitas yang digunakan
oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besarnya luas produksi dapat berubah-ubah
dari satu periode ke periode lainnya.

2.2.1 Faktor-faktor yang memperngaruhi luas produksi:

1. Ketersediaan bahan baku


2. Ketersediaan kapasitas produksi
3. Ketersediaan dan kapasitas tenaga kerja
4. Jumlah permintaan yg ada
5. Modal
6. Dan sumber-sumber lain

2.2.2 Cara menentukan luas produksi

Ada 3 cara untuk menentukan luas produksi, yaitu:


1. Metode Linier Programming
Ada dua Teknik yang digunakan dalam Metode Linier Programming yaitu
Metode Grafik dan Metode Simplek. Metode Grafik hanya dapat digunakan untuk
menentukan luas produksi optimal dengan kombinasi produk tidak lebih dari dua
macam. Sedangkan untuk Metode Simplek adalah metode penentuan luas produksi
yang dapat digunakan untuk kombinasi produk dua macam atau lebih.
Asumsi dasar yang dipakai dalam Metode Linier Programming adalah :
 Divisibility
Yakni bahwa besaran volume kegiatan yang menjadi variable keputusan dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal atau dapat dibagi dalam satuan
yang berbentuk desimal atau pecahan.
 Linierty
Yakni bahwa fungsi tujuan dan fungsi kendala merupakan matematis bersifat
linier.
 Additivity
Yakni adanya kemungkinan penambahan volume kegiatan.
 Proportionality
Yakni bahwa setiap perubahan volume kegiatan tertentu dimana volume
kegiatan yang lain akan tetap menyebabkan perubahan yang proporsional
dalam nilai fungsi tujuan.
 Deterministic
Yakni bahwa setiap nilai besaran dalam fungsi tujuan dan kendala merupakan
nilai besaran tertentu dan pasti.

2. Analisis Break-Even Point


Analisis Break-Even Point sering disebut juga dengan analisis Cost-Profit
volume. Break-Even yaitu suatu keadaan dimana penerimaan atau penghasilan (Total
Revenue) hanya cukup untuk menutup biaya total (Total Cost). Dengan deminikian
Break-Even menunjukan keadaan dimana tidak terjadinya surplus penerimaan
terhadap biaya atau laba atau sama dengan nol.
Asumsi dasar yang dipakai dalam analisis Break-Even adalah :
 Biaya pada berbagai tingkat volume kegiatan dapat diperkirakan secara tepat,
dan setiap perubahan volume kegiatan dapat dijabarkan menjadi perubahan
tingkat biaya.
 Biaya-biaya yang terjadi atau diperkirakan terjadi dapat dipisahkan menjadi
biaya tetap dan biaya variabel.
 Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi.
 Harga jual, biaya variabel dan biaya tetap dianggap tidak berubah selama
periode analisis.
 Perusahaan dianggap hanya menjual satu macam barang dan bila dalam
kenyataannya lebih dari satu macam maka sales mix dianggap tetap.

3. Metode Forecasting
Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi forecasting didefinisikan sebagai
proses meramalkan permintaan produk yang harus diproduksi di masa yang akan
datang baik dalam hal kuantitas, kualitas, timing maupun lokasi untuk periode
tertentu.
Sistem forecasting terdiri dari enam komponen utama, yaitu:
 Output dari sistem peramalan.
 Input dari sistem peramalan.
 Kendala peramalan.
 Keputusan dalam sistem peramalan.
 Kriteria Kinerja peramalan.
 Metode Peramalan.
 Pengawasan Peramalan.

2.3 Perencanaan Lokasi Pabrik

Lokasi pabrik adalah tempat kedudukan dimana pabrik berada. Letak geografis suatu
pabrik mempunyai pengaruh yang besar terhadap sistem produksi yang ekonomis. Ini karena
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak mesin dan fasilitas pabrik. Lokasi pabrik
yang baik dengan sendirinya akan menyumbang banyak dalam usaha-usaha meminimumkan
biaya. Lokasi pabrik yang baik akan menghasilkan biaya transport, biaya produksi, dan biaya
distribusi barang jadi yang relatif kecil.

2.3.1 Faktor pertimbangan penentuan lokasi pabrik

1. Faktor Utama dalam Pemilihan Lokasi Pabrik


faktor utama ini adalah faktor-faktor yang pasti diperlukan oleh semua jenis
industri. Adapun yang termasuk dalam faktor utama adalah:
 Kedekatan dengan Lokasi Sumber Bahan Baku
 Kedekatan dengan Lokasi Pasar Produk Perusahaan
 Ketersediaan Fasilitas Transportasi
 Ketersediaan Tenaga Kerja
 Ketersediaan Pembangkit Tenaga
2. Faktor Bukan Utama
Yang dimaksud dengan faktor bukan utama dalam pemilihan lokasi pabrik
adalah faktor-faktor yang sangat diperlukan untuk suatu jenis industri tertentu, namun
belum tentu diperlukan oleh jenis industri yang lain.
a. Faktor Utama dalam Pemilihan Lokasi Pabrik
Yang dimaksud dengan faktor utama dalam kontek ini adalah faktor-faktor
yang pasti diperlukan oleh semua jenis industri. Adapun yang termasuk dalam faktor
utama adalah:
 Kedekatan dengan Lokasi Sumber Bahan Baku
 Kedekatan dengan Lokasi Pasar Produk Perusahaan
 Ketersediaan Fasilitas Transportasi
 Ketersediaan Tenaga Kerja
 Ketersediaan Pembangkit Tenaga
b. Faktor Bukan Utama
Yang dimaksud dengan faktor bukan utama dalam pemilihan lokasi pabrik
adalah faktor-faktor yang sangat diperlukan untuk suatu jenis industri tertentu, namun
belum tentu diperlukan oleh jenis industri yang lain. Beberapa faktor yang termasuk
dalam faktor bukan utama antara lain:
 Rencana masa depan pabrik
 Kemungkinan perluasan perusahaan
 Kemungkinan perluasan kota
 Fasilitas pelayanan mesin dan peralatan produksi
 Fasilitas pembelanjaan perusahaanTerdapat Persediaan air
 Perumahan dan fasilitas-fasilitas lain
 Biaya tanah dan Gedung
 Peraturan pemerintah daerah setempat
 Sikap masyarakat setempat
 Iklim
 Keadaan tanah
 Keadaan lingkungan

2.3.2 Metode Menentukan Lokasi Pabrik

Ada enam metode yang dapat digunakan untuk membantu memilih lokasi dari
berbagai alternatif yaitu:
1. Metode Beban Skor
Adalah metode penetuan lokasi pabrik secara kualitatif. Metode ini sangat
mudah digunakan tetapi hasil penilaiannya subjektif, sehingga metode ini jarang
digunakan.
2. Metode Perbandingan Biaya
Metode ini dilakukan dengan membandingkan total biaya masing-masing
alternatif lokasi.
3. Metode Break-Even Point (BEP)
Metode Break-Even Point merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menganalisa alternatif pemilihan lokasi pabrik yang optimum.
4. Metode Transportasi
Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama, ke tempat-
tempat yang membutuhkan secara optimal.
5. Metode Load Distance
Metode Load Distance adalah metode yang mempertimbangkan beban pekerja
(load) serta jarak (distance). Lokasi yang dipilih adalah tempat yang meminimumkan
jumlah perkalian antara load dengan distance.
6. Metode Centre of Gravity
Dalam metode center of gravity akan dicari koordinat X dan Y dari lokasi
pabrik/perusahaan yang direncanakan dengan menggunakan rata-rata hitung.
Koordinat X sebesar rata-rata tertimbang dari koordinat X semua titik. Timbangan
menggunakan load atau beban kerja masing-masing tempat pabrik/perusahaan.
2.4 Perencanaan Layout Pabrik

Layout Pabrik didefinisikan sebagai tataletak/susunan fasilitas, mesin-mesin dan


peralatan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout adalah untuk
mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang
tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal tersebut
diharapkan pelaksanaan proses produksi dpat berjalan dengan efisien dan lancar.

2.4.1 Jenis-jenis Layout Pabrik:

Layout untuk Pabrik ada empat macam, yaitu:


1. Layout Proses atau Layout Fungsional
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan
fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout
semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi
dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda baik
dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
2. Layout Produk atau Layout Garis
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun
berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu
produk.
3. Layout Kelompok
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat
atau memproses komponen yang sama
4. Layout Posisi Tetap
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di
dekat tempat proses produksi dengan posisi tetap.
Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk
produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum biasanya
penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk bagi produksi
untuk pasar.

2.5.1 Kelebihan dan kekurangan Layout Pabrik

1. Layout Fungsional
Kelebihan:

 Dapat mengakibatkan pemanfaatan mesin secara optimal, spesialisasi mesin


dan tenaga kerja
 Bagian-nagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produk
 Mesin-mesin merupakan mesin srbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah
bila dibandingkan dengan mesin yang bersifat khusus
Kekurangan:
 Fasilitas atau mesin serbaguna biasanya lebih lamban dalam pengoperasian
bila dibandingkan dengan mesin khusus sehingga biaya operasional per satuan
lebih tinggi
 Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadual (schedulling) serta
akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri.
 Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik
relatif tinggi.
2. Layout Produk
Kelebihan:

 Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat.


 Penentuan routing dan schedulling mudah.
 Tak perlu material handling.
Kekurangan:
 Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga kerusakan
mesin yang satu akan dapat menghentikan seluruh proses produksi.
 Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas yang lain sehingga
investasi mahal.
 Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses yang
teliti
3. Layout Kelompok
Kelebihan:

 Menghemat biaya pengendalian bahan.


 Mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk berada.
 Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih cepat dan penentuan schedullingnya
sederhana.
Kekurangan:
 Pemanfaatan fasilitas tidak penuh.
 Perlu pengendalian bahan yang baik.
 Bagian-bagian tidak luwes

2.5.2 Perencanaan Layout Pabrik

Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah:


1. Perencanaan produk berupa spesifikasi mengenai produk, seperti manfaat, fungsi,
bentuk, ukuran, kualitas dan proses pembuatan, bahan yang diperlukan dll.
2. Menyusun urutan pekerjaan dalam proses produksi (routing).
3. Menetapkan perlengkapan yang diperlukan dan memilih mesin-mesinnya
Untuk melaksanakan ini maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan harus
diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor efisiensi dimaksudkan
untuk menunjukkan adanya kemungkinan bahwa pabrik tidak beroperasi pada kapasitas
penuh, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam schedulling. Semakin rendah faktor
efisiensi maka semakin tinggi kebutuhan kapasitas.

2.6 Perencanaan Bahan Baku

perencanaan bahan baku memiliki arti memperkirakan jumlah, waktu dan jenis bahan
baku yang diperlukan untuk proses produksi sesuai dengan kebutuhan produksi dalam setiap
lini produksi yang secara otomatis mencerminkan posisi persediaan tersebut dalam lini
produksi, serta kegiatan pengelolahan untuk memastikan bahwa tujuan dari perencanaan
tersebut tercapai yaitu bahan baku yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah kebutuhan dan
jenis yang dibutuhkan dalam waktu yang tepat, selain itu juga berkaitan dengan pembuatan
kebijakan apabila terjadi kejadian tak terduga dalam proses produksi sehingga dapat
ditentukan langkah-langkah antisipasi terhadap kejadian tak terduga tersebut, misalnya
penjadwalan ulang atau pengalihan jam kerja serta kemungkinan penambahan pemesanan
bahan baku.

2.6.1 Perencanaan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana para karyawan melakukan aktivitas


bekerja. Lingkungan kerja dapat membawa dampak positif dan negatif bagi karyawan dalam
rangka mencapai hasil kerjanya. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting
untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses
produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung
terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang
memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja
yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja.
Pada saat ini lingkungan kerja dapat didesain sedemikian rupa untuk menciptakan
hubungan kerja yang mengikat pekerja dalam lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik
adalah yang aman, tenteram, bersih, tidak bising, terang dan bebas dari segala macam
ancaman dan gangguan yang dapat menghambat karyawan untuk bekerja secara optimal.
Lingkungan kerja yang kondusif akan membawa dampak baik bagi kelangsungan karyawan
bekerja, sebaliknya, lingkungan kerja yang kurang kondusif akan membawa dampak negatif
bagi kelangsungan karyawan bekerja.
Lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab dari keberhasilan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, tetapi juga dapat menyebabkan suatu kegagalan dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi pekerja, terutama
lingkungan kerja yang bersifat psikologis. Sedangkan pengaruhnya itu sendiri dapat bersifat
positif dan dapat bersifat negatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para pekerja
sewaktu pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini mempunyai pengaruh bagi
pekerja pada waktu melakukan pekerjaannya dalam rangka menjalankan operasi perusahaan.
Lingkungan kerja mempunyai makna yang penting bagi pekerja dalam menyelesaikan
tugasnya.
Tujuan utama pengaturan lingkungan kerja adalah naiknya produktivitas perusahaan.
Oleh karenanya pengadaan fasilitas lingkungan kerja yang baik adalah secukupnya saja,
jangan sampai tenaga kerja merasa terlalu dimanja dalam bekerja, sehingga hasil yang
dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
perencanaan dan pengaturan lingkungan kerja tidak dapat diabaikan begitu saja, karena hal
itu berpengaruh pada jalannya operasi perusahaan

2.6.2 Jenis-jenis Lingkungan kerja

Secara garis besar, lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan kerja fisik
dan lingkungan kerja non fisik.
1. Lingkungan Kerja Fisik
lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang
dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja para karyawan.
Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu udara di tempat kerja, luas ruang kerja,
kebisingan, kepadatan, dan kesesakan. Faktor-faktor fisik ini sangat mempengaruhi
tingkah laku manusia.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah lingkungan kerja yang menyenangkan
dalam arti terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara karyawan dan atasan,
karena pada hakekatnya manusia dalam bekerja tidak mencari uang saja, akan tetapi
bekerja merupakan bentuk aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan.

2.6.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.


Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan
kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah:
1. Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya
penerangan yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga
pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada skhirnya
menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan
organisasi sulit dicapai.
2. Temperatur di Tempat Kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur
berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal,
dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri
tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya
dengan temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20%
untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
3. Kelembaban di Tempat Kerja
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa
dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh
temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan
udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan
tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu
keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan
menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem
penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin
aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia
selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu
disekitarnya.
4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk menjaga
kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar dikatakan
kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan telah
bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber
utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja. Tanaman
merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia. Dengan cukupnya
oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat
adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan
kesegaran pada jasmani.
5. Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya
adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak
dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu
ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi,
bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian.
Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya
dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga
produktivitas kerja meningkat.
6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang
sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat
yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh
karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya.
Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekuensi alam ini
beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis.
7. Bau-bauan di Tempat Kerja
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran,
karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus
menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian “air conditioner”
yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan
bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.
8. Tata Warna di Tempat Kerja
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-
baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan
dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap
perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih,
dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.
9. Dekorasi di Tempat Kerja
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi
tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga dengan cara
mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
10. Musik di Tempat Kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu
dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh
karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat
kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu
konsentrasi kerja.
11. Keamanan di Tempat Kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman
maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga
keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan.
2.7 Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang dignakan oleh
majemen perusahaan untuk mengelolah, mengatur, mengkoordinir, dan mengarahkan proses
produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) kedalam suatu arus aliran yang
memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat
mungkin. Pengendalian produksi yang dilaksnakan pada perusahaan yang satu dengan yang
perusahaan yang lain akan berbeda-beda terghantung pada sistem kebijaksanaan perusahaan
yang digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakaukan dengan cara:
 Order Control: Perusahaaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen
sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantunmg pada pesanan tsb.
 Follow Control: Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk standar
sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah besar.
Keduanya sama-sama bertujuan untuk bagaimana jangka waktu arus material apakah
suda sesuai dengan yang direncanakan demikian juga bagaimana transportasi dari pabrik
proses produksi) ke gudang dan dari gudang ke tempat penyimpanan.

Tahapan Pengendalian Produksi


Ada 5 tahapan pengendalian produksi, yaitu:
1. Production Forecasting
Production porecasting adalah peramalan produksi untuk mengetahui jumlah
dan manfaat produksi yang akan dibuat di masa yang akan datang,sehingga kalau
terjadi penyimpangan akan cepat diadakan penyesuaian produksi dimasa yang akan
datang.
2. Routing
Routing adalah kegiatan untuk menetukan urutan-urutan proses dan
penggunaan alat produksinya dari bahan mentah smapi menjadi produk akhir,
sehingga sebelum produksi dimulai maslah sudah tercantum pada rout sheet.
3. Scheduling
Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal proses produksi sebagai
satu kesatuan dari awal proses samapai selesai proses produksi. Scehedulling ini
dlaksanakan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap
pemrosesan sesuai dengan urutan-urutan routenya.
4. Dispatching
Dispatching adalah suatu proses untuk pemberian perintah untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling yang dibuat.
5. Follow Up
Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan terjadinya
penundaan/keterlambatan kerja dan mendorong terkoordinasinya pelaksaan kerja.

2.7.1 Tujuan Pengendalian Produksi

1. Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif.


2. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin.
3. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas.
4. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
5. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi
dari waktu.
6. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan
sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan.
7. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan
dibeli.
8. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis.
9. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu.
10. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan
melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan.
11. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang
terperinci.

2.7.2 Tingkat Perencanaan dan Pengendalian Produksi

1. Perencanaan jangka Panjang


Kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan,
perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial.
2. Perencanaan jangka menengah
Perencanaan kebutuhan kapasitas, perencanaan kebutuhan material, jadwal
induk produksi, dan perencanaan kebutuhan distribusi.
3. Perencanaan jangka pendek
Kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir, perencanaan dan pengendalian
input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian
purchase, dan manajemen proyek.
Perencanaan dan pengendalian produksi yang dilakukan adalah mencakup beberapa
aktivitas sebagai berikut:
1. Peramalan kuantitas permintaan.
2. Perencanaan persediaan: jenis, jumlah, dan waktu.
3. Perencanaan kapasitas (Menyusun Rencana Agregat).
4. Membuat jadwal induk produksi (JIP).
5. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu.
6. Penjadwalan pada mesin & fasilitas produksi.
7. Monitoring aktivitas produksi.
8. Pelaporan dan pendataan.

2.8 Pengendalian Biaya Produksi

Biaya produksi (manufacturing costs / cost of production) merupakan semua biaya


yang timbul dari suatu fungsi dan proses produksi perusahaan manufaktur meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih
besar dibandingkan dengan jenis biaya lain. Biaya produksi adalah salah satu komponen
dalam laporan keuangan, khususnya laporan laba rugi dalam pencatatan akuntansi biaya.

2.8.1 Objek Biaya Produksi

Untuk menentukan profitabilitas, efisiensi dan area potensial usaha dalam


peningkatan biaya, biaya produksi dapat diklasifikasi menjadi dua objek yang dibiayai,
diantaranya:

1. Biaya Langsung (direct cost)


adalah biaya yang penggunaannya dapat diidentifikasi dan ditelusuri dengan
mudah dari objek atau pusat biaya tertentu. Biaya langsung juga merupakan biaya
yang harus dikeluarkan secara langsung berhubungan dengan produksi barang objek.
Jika biaya tersebut tidak dikeluarkan, maka pekerjaan tidak akan berjalan atau tidak
selesai sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemilik usaha. Contohnya adalah
biaya bahan baku, biaya konstruksi serta biaya tenaga kerja langsung, seperti upah
pekerja, manajer dan jasa konsultan.
2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
adalah biaya yang manfaatnya tidak dapat ditelusuri dan diidentifikasi dengan
mudah dari objek biaya tertentu terkait proses produksi. Jika biaya tersebut tidak
dikeluarkan, maka proyek bisa tetap berjalan dan selesai sesuai dengan kehendak dan
persyaratan pemilik usaha. Contohnya adalah biaya overhead (biaya listrik, telepon
dan air) dan administrasi pabrik, biaya departemen proyek, biaya upah mandor dan
kepala bagian produksi, biaya keamanan, biaya penyusutan mesin dan biaya sewa
kantor.

2.8.2 Konsep Pengendalian Biaya Produksi

Pengendalian biaya produksi dilakukan dengan cara membandingkan anggaran biaya


produksi yang telah dihitung di muka dengan biaya produksi yang sesungguhnya atau biaya
realisasi. Jika biaya realisasinya lebih tinggi daripada biaya anggaran sebelumnya, maka
dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya, jika biaya realisasinya lebih
rendah dari anggaran dianggap menguntungkan (favorable). Dalam pengendalian biaya
produksi, berikut adalah tiga konsep dasar yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku atau material langsung (direct material) merupakan
bahan yang secara langsung dipakai untuk memproduksi produk barang jadi yang
siap dipasarkan sesuai dengan nominal yang timbul mudah ditelusuri. Bahan baku
langsung mencakup berbagai macam bahan yang secara fisik yang akan diolah
menjadi produk selesai atau produk jadi. Ada empat kegiatan pengendalian bahan
baku yang dilakukan oleh controller adalah sebagai berikut:
 Pembuatan SOP pemakaian, pembelian dan penerimaan bahan baku
berdasarkan kuantitas dan program produksi.
 Penetapan dan pemeliharaan pengecekan inheren untuk memastikan
bahwa bahan baku yang dipesan telah dibayar, diterima, dan digunakan
sesuai dengan tujuan.
 Penetapan harga atas pembelian melalui perbandingan biaya dan kuantitas
bahan baku yang aktual digunakan dengan biaya standar.
 Penyiapan bahan sisa, pemborosan, dan penyimpangan sebagai hasil dari
perbandingan biaya standar.

2. Biaya Tenaga Kerja langsung


Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) merupakan biaya yang secara
langsung ditempatkan dan diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi
barang jadi dan segala peralatan produksi. Biaya ini juga adalah sebuah jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik yang dan jejak manfaatnya dapat
diidentifikasikan dan diikuti pada produk tertentu. Ada tiga kegiatan pengendalian
biaya produksi terkait tenaga kerja langsung bagi controller, diantaranya:
 Menetapkan prosedur untuk pendistribusian biaya tenaga kerja dan
rencana produksi.
 Menyediakan pra rencana yang akan dipergunakan untuk menetapkan tim
kerja dengan perhitungan standar kerja dan biaya kontrak komparatif.
 Laporan data tambahan mengenai tenaga kerja, seperti jam kerja rata-rata
per minggu, per jam, per hari, prestasi kerja dan biaya lembur.

3. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya yang terjadi secara
tidak langsung dibebankan pada aktivitas produksi barang di pabrik. Contohnya
adalah biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya
overhead lain. Kegiatan pengendalian biaya produksi dalam pos pengeluaran
overhead pabrik yang menjadi tanggung jawab controller dalam pengambilan
keputusan produksi adalah mengendalikan dan menetapkan biaya produk jadi,
melakukan persediaan barang jadi, membuat akun laporan keuangan, seperti
penjualan, biaya administrasi, inventaris dan lainnya. Biaya overhead pabrik
dibagi menjadi tiga jenis biaya, yaitu:
1. Bahan baku tidak langsung (indirect material)
Adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak
langsung terlihat pada barang jadi yang dihasilkan dan cenderung sulit untuk
dilacak.
2. Tenaga kerja tidak langsung (indirect labor)
Adalah tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam proses
produksi. Contohnya adalah upah dan tunjangan petugas keamanan dan
supervisor quality control di pabrik.
3. Overhead lain, seperti biaya listrik dan air pabrik, asuransi pabrik, sewa
gedung dan tanah, depresiasi, amortisasi, reparasi dan pemeliharaan aktiva
tetap.
BAB 3 KESIMPULAN
3.1 blablabla

3.2 blablabla
Daftar Pustaka

http://theorymanajemendanorganisasi.blogspot.com/2015/12/lingkungan-kerja.html
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/luas-produksi
https://media.neliti.com/media/publications/12895-ID-berbagai-model-fungsi-produksi.pdf
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/lokasi-perusahaan
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/layout-pabrik#:~:text=Layout%20Pabrik
%20didefinisikan%20sebagai%20tataletak,yang%20tersedia%20di%20dalam
%20perusahaan.
http://repository.untag-sby.ac.id/393/3/BAB%202.pdf
http://d3manajemen.blogspot.com/2011/12/pengendalian-produksi.html
https://blog.id.aspireapp.com/3-konsep-dasar-dalam-pengendalian-biaya-produksi/

Anda mungkin juga menyukai