PRINSIP SYARIAH”
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bank Dan Lembaga Keuangan
Lainnya
Dosen Pengampu : Dean Subhan Saleh, SE.,MM
Oleh :
KELAS 01
AKUNTANSI & MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR. KHEZ MUTTAQIEN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari
penyusun miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat dinantikan
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................ 4
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Bank Perkreditan rakyat (BPR) .............................................................. 6
2.2 Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .................................................................. 7
2.3 Asas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ..................................................................... 11
2.4 Tujuan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................................................. 11
2.5 Fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................................................. 11
2.6 Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................................... 12
2.7 Badan Hukum dan Pendirian BPR .......................................................................... 13
2.8 Kepemilikan BPR ................................................................................................... 14
2.10 Pengaturan dan Pembagian Tugas BPR, KUD, dan BRI ...................................... 16
2.11 Syarat Mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)............................................. 17
2.12 Anggota Direksi & Dewan Komisaris Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .............. 18
2.13Produk Yang Ditawarkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................... 19
2.14 Pengertian Bank Umum Syari’ah ......................................................................... 21
2.15 Dasar Hukum Bank Umum Syari’ah .................................................................... 22
2.16 Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvesional ........................................... 23
2.17 Dewan Komisaris,Dewan Direksi ,dan Dewan pengawas syariah ....................... 26
iii
2.18 Kegiatan Usaha Bank Syariah............................................................................... 27
2.19 Produk-Produk Bank Syariah................................................................................ 28
2.20 Prinsip Kehati-hatian Dalam Sistem Perbankan Syariah ...................................... 29
2.21 Bentuk Badan Hukum Bank Umum Syariah ........................................................ 32
2.22 Pendiri Bank Umum Syariah ................................................................................ 32
2.23 Kepemilikan Bank Umum Syariah ....................................................................... 33
BAB III ............................................................................................................................. 34
PENUTUPAN ................................................................................................................... 34
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 34
3.2 Saran ....................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 36
iv
BAB I
PENDAHULUAN
kegiatan yang kemudian mereka menggunakan uang dimana sebagai alat tukar.
Dimana uang merupakan alat tukar yang sangat kita perlukan untuk
untuk menghimpun dana dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam
bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan yang disebut dengan
Bank.
tingkat nasional. Bank Syari’ah yang dimaksud adalah Bank Muamalat Indonesia
(BMI) yang berdiri tahun 1992. Namun jangkauan BMI terbatas pada wilayah-
di wilayah-wilayah tersebut.
1
dengan rizki ia dapat melangsungkan kehidupannya. Bagi orang Islam, Al Qur’an
Qur’an. Terdapat banyak ayat Al Qur’an dan hadits Nabi yang merangsang
manusia untuk rajin bekerja dan mencela orang menjadi pemalas. Tetapi tidak
setiap kegiatan ekonomi dibenarkan oleh Al Qur’an. Apabila kegiatan itu punya
watak yang merugikan banyak orang dan menguntungkan sebagian kecil orang
Al Qur’an telah jelas melarang riba. Selain itu juga agama –agama lainpun
melarangnya, bukan hanya etika agama yang mengutuknya, tetapi juga etika
Salah satu lembaga perekonomian yang sampai saat ini menggunakan system riba
ialah bank. Menurut catatan sejarah, usia perbankan sudah dikenal kurang lebih
2500 SM dalam masyarakat Mesir Purba dan Yunani Kuno, kemudian masyarakat
keuntungan dengan system bunga (persentase) tetap. Bank tidak mau melihat,
apakah wiraswastawan peminjam mendapat kerugian atau laba. Hal ini membuat
sekelompok orang islam untuk mendirikan bank islam dengan ciri tanpa bunga
yang disebut dengan bank syari’ah, seperti apakah bank syari’ah? Berikut akan
2
1.2 Rumusan Masalah
3. Apa Saja Asas Fungsi dan Tujuan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ?
4. Apa Saja Kegiatan atau Usaha yang Dilakukan dan yang Dilarang oleh
3
1.3 Tujuan Makalah
BPR
Syari’ah
4
19. Untuk Mengetahui pendiri Bank Umum Syari’ah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah
satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan
menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat
dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. BPR sudah
ada sejak jaman sebelum kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan Lumbung
Desa, bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang Desa atau Bank Pasar.
BPR adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
6
diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang
tersebut secara jelas disebutkan bawah ada dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan
BPR.
dengan berdirinya Bank Kredit Rakyat (BKR) dan Lumbung Desa, yang dibangun
dengan tujuan membantu para petani, pegawai, dan buruh agar dapat melepaskan
diri dari jeratan para lintah darat (rentenir) yang membebankan dengan bunga
sangat tinggi.
masyarakat dengan istilah Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, dan Bank
Dagang Desa, yang saat itu hanya ada di Jawa dan Bali.
Kredit Desa (BKD) yang terdapat di pulau Jawa & Bali, sementara untuk
dan Dinas Perkreditan Rakyat, dengan nama lembaga yaitu Instansi Kas Pusat
(IKP).
Pasar yang terutama sangat dikenal karena didirikan dilingkungan pasar dan
7
menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sejak itu BPR di Indonesia tumbuh
dengan subur.
oleh Pemerintah Daerah ; Bank Karya Produksi Desa (BKPD) di Jawa barat,
Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah, Kredit Usaha Rakyat Kecil
(KURK) di Jawa Timur, Lumbung Pitih Nagari (LPN) di Sumatera Barat, dan
PerBankan yang dikenal sebagai Pakto 88, sebagai kelanjutan dari Pakto 88,
tegas ditetapkan bahwa jenis Bank di Indonesia adalah Bank Umum & Bank
8
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
petani, pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat para pelepas uang
(rentenir) yang selalu memberikan kredit dengan bunga tinggi,maka dengan itu
lembaga perkreditan rakyat mulai didirikan. Sekilas ini dapat dipaparkan runtutan
Abad ke-19 : dibentuklah Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani, serta
9
tersebut telah memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan
diberikan landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain
keuangan kecil seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank
Pegawai, LPN, LPD, BKD, BKK, KURK, LPK, BKPD, dan lembaga-
status sebagai BPR dengan memenuhi persyaratan serta tata cara yang
telah ditetapkan untuk menjadi BPR dalam jangka waktu hingga dengan
31 Oktober 1997.
secara tegas telah disebutkan bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan segala
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha
daerah pedesaan pada dasarnya. Bentuk hukum BPR dapat berupa Perseroan
10
2.3 Asas Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Indonesia berdasarkan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai
pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari (free fight liberalisme, etatisme
dan monopo).
meningkatkan pemerataan.
2. penumbuhan ekonomi.
pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari
3T, yaitu:
1. Tepat Waktu
2. Tepat Jumlah
3. Tepat Sasaran
karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan
11
2.6 Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya
yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilaku-kan BPR jauh lebih
sempit. BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat
seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi
pendirian BPR itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai
berikut:
12
lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR
lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan
yang tidak boleh dilakukan BPR. Larangan ini meliputi hal--hal sebagai berikut :
Mengikuti Miring
Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konveksional atau
13
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
1. BPR hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia,
5. Merger dan konsolidasi antaraBPR, serta akuisisi BPR wajib mendapat ijin
rendah yang tidak terjangkau bantuan dan layanan bank umum, yaitu
14
dengan memberikan pinjaman kepada pedagang/pengusaha kecil di desa dan
yang dite-tapkan.
15
Analisis perkembangan BKD
Bank Desa yang ada dan kegiatannya diarahkan kepada layanan kebutuhan
mereka yang tinggal dan berusaha di desa tersebut tetapi tidak atau belum
menjadi anggota KUD dan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
dengan itu.
Dana untuk pemberian kredit berasal dari dana yang dihimpun dari anggota
3. BPR yang terdapat di daerah perkotaan adalah Bank Pasar, Bank Pegawai,
atau bank yang sejenis yang melayani kebutuhan kredit pengusaha dan
adalah berasal dari dana masyarakat yang dihimpun dalam bentuk deposito
itu. BRI melayani langsung kredit yang relatif besar atau kredit yang
16
2.11 Syarat Mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
WNI
Pemda
Tangerang, Bekasi )
Rp. 1 milyar ( diluar wil. ibukota prov.Jawa, Bali & wil. pulau Jawa &
Bali)
mikro.
realisasi kegiatannya.
17
Proyeksi keuangan bulanan untuk th.pertama, dan tahunan untuk dua
tahun berikutnya.
Perencanaan SDM.
2.12 Anggota Direksi & Dewan Komisaris Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1. Dinyatakan pailit
pengawasan secara umum dan?atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta
Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 (satu) orang anggota
18
bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan
Komisaris.
sebagai berikut :
1. Tabungan
Produk BPR yang pertama adalah Tabungan. Menabung BPR tidak
Dana tabungan ini dapat ditarik kapan saja oleh nasabah. Namun
penarikan dana kapan saja ini tidak berlaku untuk jenis tabungan
berjangka.
Kelebihan BPR salah satunya adalah pada nilai bunga yang dapat lebih
besar dari bank umum yang hanya sebesar 3.5%. Bunga tabungan yang
2. Deposito
19
dengan pilihan skema mulai dari 1, 3, 6, hingga 12 bulan. Seperti
halnya produk tabungan biasa di BPR, produk deposito ini juga dapat
3. Kredit
karena itu, kredit atau pinjaman menjadi produk BPR yang paling
kredit tanpa agunan atau kredit untuk karyawan dan kredit untuk bisnis
kelebihan likuiditas.
20
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu
tidak langsung bisa mengendalikan laju inflasi dan juga nilai tukar
operasionalissinya pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank tanpa
dikembangkan berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata
lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariat Islam. Bank
Syari’ah adalah
dan Hadits
21
Sementara Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syari’ah Islam adalah
lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalah itu harus dijahui oleh hal-hal dan
Bank syari’ah di tanah air mendapatkan pijakan yang kokoh setelah adanya
1992, dimana bank diberikan kebebasan untuk menentukan jenis imbalan yang
hasil.
Dengan terbitnya PP No. 72 tahun 1992 tentang bank bagi hasil yang secara
tegas memberikan batasan bahwa “bank bagi hasil tidak boleh melakukan
kegiatan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi hasil (bunga) sebaliknya pula
bank yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi hasil tidak
6), maka jalan bagi operasional perbankan syari’ah semakin luas.kini titik
perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan bank
system syari’ah
22
UU No.10 ini sekaligus menghapus pasal 6 pada PP No 72/1992 yang
.Selain itu dasar perbankan syari’ah juga terdapat dalam UU Perbankan No 10 thn
1998 ( pasal 1 ayat 12,13; pasal 6 huruf m dan pasal 13 huruf c) yang merupakan
Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat tahun 1999 dilengkapi bank umum berdasarkan prinsip syari’ah dan bank
Bank Umum berdasarkan prinsip syari’ah diatur dalam Surat Keputusan direksi
formil negara.
yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Oleh karena itu,
aktivitas bank syariah menggunakan prinsip syariah, yaitu jual beli dan bagi hasil.
23
Bank Konvensional memiliki tujuan keuntungan dengan sistem bebas nilai
Sedangkan pada Bank Syariah, fokusnya tidak hanya pada keuntungan dan
profit, namun harus sesuai dengan prinsip syariah. Untuk itulah, beberapa produk
bagi hasil atau nisbah. Keuntungan yang diberikan kepada nasabah bergantung
pada keuntungan yang diterima oleh bank. Semakin tinggi keuntungan yang
diterima oleh bank, maka akan semakin tinggi pula bagi hasil yang diterima oleh
bagi hasil atau nisbah. Keuntungan yang diberikan kepada nasabah bergantung
24
pada keuntungan yang diterima oleh bank. Semakin tinggi keuntungan yang
diterima oleh bank, maka akan semakin tinggi pula bagi hasil yang diterima oleh
Komisaris Bank.
5. Hubungan antara Nasabah dan Bank Bank Konvensional dan Bank Syariah
Pada bank konvensional, hubungan nasabah dan bank adalah debitur dan kreditur.
Nasabah pada bank konvensional berperan sebagai kreditur dan bank sebagai
debitur.
Pada bank syariah, terdapat 4 jenis hubungan nasabah dan bank, yakni
Perbedaan bank konvensional dan bank syariah dapat pula dilihat dari sisi
25
pada seluruh lini bisnis menguntungkan di bawah aturan Undang-Undang yang
berlaku.
Namun pada bank syariah, pengelolaan dana didasarkan pada aturan Islam,
dimana pengelolaan dana tidak boleh dilakukan pada bidang usaha yang
1. Dewan Direksi
pengurusan BUS untuk kepentingan BUS, sesuai dengan maksud dan tujuan
BUS serta mewakili BUS, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
2. Dewan Komisaris
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada
Direksi.
syariah (DPS) adalah dewan yang bertugas memberikan nasehat dan saran kepada
direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah.
Ketentuan mengenai jumlah anggota dan kriteria untuk menjadi anggota DPS
tunduk pada peraturan Bank Indonesia. Anggota DPS diangkat melalui RUPS.
26
Dewan Pengawas Syariah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
kepada Direksi terkait dengan prinsip syariah. Dewan Pengawas Syariah diangkat
dan disahkan melalui RUPS sesuai dengan rekomendasi dari Dewan Syariah
Nasional (DSN).
1. Penghimpunan Dana
satu pihak ke pihak yang lain baik sebagai individu maupun atas nama
badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan oleh penerima titipan
Adapun prinsip wadiah yang lazim dipergunakan oleh bank syariah adalah
pertama bertindak sebagai penyedia dana (shahibul maal) dan pihak kedua
2. Penyaluran dana
maka bank syariah menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk jual
27
3. Jasa Pelayanan
akad, yaitu:
Wakalah
Wakalah yaitu serah terima dari seseorang kepada orang lain untuk
Hawalah.
Hawalah yaitu transaksi yang timbul karena salah satu pihak memindahkan
Kafalah
.Rahn
Rahn yaitu menahan aset (harta) nasabah sebagai agunan atau jaminan
Adapun jenis produk perbankan syariah yang terdiri dari 3 tipe sebagai berikut:
28
1. Penghimpunan Dana: produk simpanan seperti tabungan, giro, dan
jual beli (murabahah, istishna, dan salam), bagi hasil (mudharabah dan
Salah satu jenis bank yang dikenal di Indonesia dilihat dari sistem atau
tata cara operasionalnya adalah bank islam, yang lebih popular dengan sebutan
sebagai aturan perjanjian bedasarkan hokum islam bank dan pihak lain untuk
menyimpan dana atau pembiyaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang
29
tanpa pilihan (ijarah). Ketentuan diatas, adalah pernyataan atau perjanjian
Sahabat-sahabatnya.
juga pada Hadist berikut ini “sikap hati-hati itu datangnya dari Allah, sebaliknya
tidak akan dapat menghindar dari keharusan memilih segmen pasar tertentu.
Pemiihan itu tidak saja ditentukan oleh adanya potensi pasar yang dapat
seperti permodalan, kapasitas sumber daya manusia, sistem dan teknologi yang
mereka miliki dan sebagainya. Bank syariah wajib memiliki sistem organisasi,
sistem administrasi dan manajemen yang baik, serta sumber daya insani yang
mengenai sektor ekonomi, segmen pasar, kegiatan usaha, dan nasabah yang
30
pembiayaan dan investasi pada :
lain adalah agar bank selalu dalam keadaan sehat. Dengan kata lain agar selalu
bank.
31
berdasarkan prinsip akuntasi syariah yang berlaku umum, serta
laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang diatur dengan
Syariah.
Dari paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap bank wajib
wajib menjunjung tinggi serta berpegang teguh pada prinsip ini. Segala
32
1. Warga negara Indonesia dan/ atau badan hukum Indonesia.
2. Warga negara Indonesia dan/ atau badan hukum Indonesia dengan
warga negara asing dan/atau badan hukum asing secara kemitraan.
3. Pemerintah daerah.
sendiri bersih badam hukum yang bersangkutan. Modal sendiri bersih merupakan
1. Jumlah dari modal setor, cadangan dan laba, di kurangi pernyataan dan
kerugian, bagi badan hukum perseroan terbatas/perusahaan daerah, atau
2. Penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah modal
pernyataan, dana cadangan, dan sisa hasil usaha, dikurangi pernyataan dan
kerugian, bagi badan hukum koperasi.
Yang dapat menjadi pemilik bank berdasarkan prinsip syariah adalah pihak-pihak
yang :
1. Tidak termasuk dalam daftar orang tercela dibidang perbankan sesuai
dengan yang ditetapkan oleh BI.
2. Menurut penilaian bank Indonesia yang bersangkutan memiliki
integritas yang baik. Pemilik bank memiliki integritas yang baik antara
lain adalah pihak-pihak yang memiliki ahlak moral yang baik, mematuhi
peraturan perundangan-undangan yang berlaku, memiliki komitmen yang
tinggi terhadap pengembangan operasional bank yang sehat, serta dinilai
layak dan wajar untuk menjadi pemegang saham bank.
33
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha
BPR. BPR sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan yang dikenal dengan
sebutan Lumbung Desa, bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang Desa atau Bank
Pasar. BPR adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
Lalu adapun maksud dari BUS yaitu Bank syari’ah adalah bank yang
Islam atau biasa disebut dengan Bank tanpa bunga, adalah lembaga
berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank
dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
34
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syari’at Islam. Sementara Bank
yang beroperasi sesuai dengan prinsip syari’ah Islam adalah Bank yang dalam
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Dikatakan lebih lanjut, dalam
tata cara bermuamalah itu harus dijahui oleh hal-hal dan praktek-praktek yang
3.2 Saran
Rakyat dan Bank Umum berdasarkan prinsip syariah. Dan juga di harapkan
35
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/32946551/BANK_PERKREDITAN_RAKYAT
_docx
Bank Perkreditan Rakyat. Tujuan BPR. Diakses Pada 03 Oktober 2023 Dari
http://bprkita.blogspot.com/2010/11/asas-fungsi-tujuan-bpr.html
https://www.detik.com/jateng/bisnis/d-6549423/mengenal-bank-syariah-
pengertian-dasar-hukum-hingga-jenis-usaha/amp
http://46372ishere.blogspot.com/2011/02/bank-perkreditan-rakyat.html
https://www.gurupendidikan.co.id/bank-perkreditan-rakyat/
https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-
tips/simpanan/perbedaan-bank
syariahdanbankkonvensional#:~:text=Pada%20bank%20konvensional%2
C%20sistem%20operasionalnya,keuntungan%20yang%20diterima%20ole
h%20bank
Nofrianus. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat. Diakses Pada 3 Oktober 2023 Dari
http://nofrianus.wordpress.com/2011/02/28/sejarah-singkat-bank-
perkreditan-rakyat-bpr/
36
OJK.Sejarah Perbankan Syariah Diakses pada 03 oktober 2023 Dari
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/sejarah-
perbankan-syariah.aspx
https://www.slideshare.net/MFChannel/bentuk-badan-hukum-dan-
kepemilikan-bank-syariah
Udin. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat. Diakses Pada 03 Oktober 2023
Dari
http://udin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11201/Kegiatan+Bank.d
oc
37