MAKALAH
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa
yang telah memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ANALISA KASUS YANG BERKAITAN DENGAN
DEMOKRASI DAN HAM” pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung
di dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Para politisi di luar parlemen saling adu argumen. Di satu pihak partai
politik tertentu mempertanyakan komitmen partai lain atas koalisi politik yang
telah mereka bangun bersama, sedangkan di pihak lain partai yang dituduh
“berkhianat” membela dirinya atas nama kebenaran dan keberpihakan kepada
rakyat. Rakyat yang tidak puas dengan kinerja parlemen dan pemerintah
melakukan unjuk rasa di mana-mana menuntut tegaknya kebenaran dan keadilan.
Secara kronologi kasus Bank Century dimulai pada tahun 1989 oleh
Robert Tantular yang mendirikan Bank Century Intervest Corporation (Bank
CIC). Tahun 1999 pada bulan Maret Bank CIC melakukan penawaran umum
terbatas pertama dan Robert Tantular dinyatakan tidak lolos uji kelayakan dan
kepatutan oleh Bank Indonesia.
1
Pada tahun 2002 Auditor Bank Indonesia menemukan rasio modal Bank
CIC amblas hingga minus 83,06% dan CIC kekurangan modal sebesar Rp 2,67
triliun. Tahun 2003 bulan Maret bank CIC melakukan penawaran umum terbatas
ketiga.
Bulan Juni Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas keempat. Pada
tahun 2003 pun bank CIC diketahui terdapat masalah yang diindikasikan dengan
adanya surat-surat berharga valuta asing sekitar Rp 2 triliun yang tidak memiliki
peringkat, berjangka panjang, berbunga rendah, dan sulit dijual.
2
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS BANK CENTURY
Berdasarkan audit BPK, rapat tertutup itu dihadiri oleh Menteri Keuangan
Sri Mulyani sebagai ketua KSSK, Raden Pardede selaku Sekretaris KSSK, Ketua
Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R) Marsilam
Simanjuntak, dan Gubernur BI Boediono sebagai anggota KSSK.
3
Saat rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dipimpin oleh
Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memutuskan nasib Bank Century, Marsilam
masih menjabat sebagai Ketua UKP3R. Akan tetapi keikutsertaanya dalam
kapasitas sebagai penasihat Menteri Keuangan RI dan seagai narasumber.
Bank yang tampak mendapat perlakuan istimewa dari Bank Indonesia ini
masih tetap diberikan kucuran dana sebesar Rp 1,55 triliun pada tanggal 3
Februari 2009. Padahal bank ini terbukti lumpuh.
Pada Bulan Juni 2009 Bank Century mencairkan dana yang telah
diselewengkan Robert sebesar Rp 180 miliar pada Budi Sampoerna. Namun,
dibantah oleh Budi yang merasa tidak menerima sedikit pun uang dari Bank
Century. Atas pernyataan itu LPS mengucurkan dana lagi kepada Bank Century
sebesar Rp 630 miliar untuk menutupi CAR. Sehingga, total dana yang
dikucurkan kepada Bank Century sebesar Rp 6,762 triliun.
4
A. Resiko Sistemik
5
Kita perlu mengujinya satu per satu beberapa argumen yang ditawarkan
pada publik belakangan ini.
Pertama, sistemik. Sampai hari ini BI dan Menkeu sebagai KKSK tidak
pernah menjelaskan dengan gamblang apa itu resiko sistemik dan bagaimana itu
bisa terjadi. Yang parah bahwa penjelasan sistemik itu barangkali tidak sampai di
telinga Presiden dan Wapres sampai konfirmasi terakhir tanggal 25 November
2008 saat Sri Mulyani melapor pada Wapres, 2 hari setelah pengucuran
pertama sebesar 2,7 triliun pada tanggal 23 Nov.
Imajinasi yang dibangun bahwa bila dibiarkan atau ditutup maka hal ini
akan menciptakan rush pada perbankan nasional perlu diuji : apakah benar ?.
Adakah penjelasan teknis mengenai hal ini ?. Ataukah jangan-jangan ada deposan
besar tertentu yang perlu dilindungi atau ditalangi oleh LPS ?.
Bagaimana saling terkait dengan bank atau institusi lain sehingga berpotensi
sistemik ?
6
Setoran awal LPS senilai 4 triliun merupakan uang negara. Premi dari
peserta penjaminan LPS pada akhirnya sebenarnya adalah uang rakyat.
Ketika premi dihabiskan –atau menjadi mahal karena resiko sistemik yang
diciptakan para bankir nakal– maka bebannya ditaruh pada pundak para deposan
dan kreditur.
SBI 6,5% tapi KPR 15%, selisih yang besar karena ada resiko pada sistem,
harus ditanggung dengan membebankan premi pada ‘biaya’. Dan jatuhlah pada
tanggungan Anda,para nasabah bank.
7
Korupsi modern diatur dalam ruang aturan legal yang ketat, melalui proses tender,
ditetapkan melalui aturan formal dan sah. Kesalahan kriminal segelintir orang
kok ditanggung oleh kita bersama ?
Yang lebih tidak masuk akal adalah wacana yang dilontarkan pengamat –
misalnya Toni– ini dinyatakan sebelum audit (BPK) dilakukan.
Tidak ada laporan faktual yang kredibel yang menjelaskan posisi aset sebenarnya
Bank Century, berapa kewajibannya, berapa Dana Pihak Ketiganya serta berapa
aset bersih wajarnya ?
8
Luar biasa, dengan orang-orang yang sama, cara berpikir yang sama serta
cara mengelolakebijakan publik yang sama, menurut saya mengkhawatirkan
untuk membayangkan bagaimana mesin kabinet SBY mengolah kebijakan publik
di masa depan.
Dengan kasus yang identik di masa depan ataukah kasus lain, sulit
mengharapkan adanya keluaran kebijakan berbeda pada periode mendatang.
Orang yang sama, cara berpikir yang sama dan cara mengelola kebijakan publik
yang sama merupakan resiko yang melekat pada kabinet SBY mendatang.
Dan kasus Bank Century membuat gamblang bagaimana resiko sistemik yang
melekat padakabinet mendatang.
Hasil audit interim BPK atas Century itu telah diserahkan kepada DPR
pada 28 September 2008. Pada tanggal 30 September laporan awal audit BPK
mengungkapkan bahwa banyak kejangggalan dalam masalah pengucuran dana
pada Bank Century.
9
merger tiga bank menjadi Bank Century, ketidaktegasan pengawasan BI, dan
praktik tidak sehat oleh pengurus Bank Century.
Kedua, setelah kucuran FPJP. Selain temuan ketujuh, temuan ketiga juga
dimasukkan dalam periode ini. Temua ketiga berupa pemberian FPJP dengan
mengubah ketentuan BI.
Ketiga, periode sejak ditangani LPS. Temuan BPK yang masuk periode
ini penentuan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik tidak didasarkan
data mutakhir (temuan keempat), penanganan oleh LPS dilakukan melalui Komite
Koordinasi yang belum dibentuk oleh undang-undang (temuan kelima).
Atas temuan BPK yang janggal tersebut DPR melakukan hak angket. Hak
angket adalah hak anggota badan legislatif untuk mengadakan penyelidikan
kembali. Panitia Khusus Hak Angket yang dibentuk terdiri dari 139 anggota dari
10
8 fraksi, diketuai oleh Idrus Marham. Tujuan dari pansus ini adalah mengadakan
penyelidikan selama 3 bulan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab dan
yang berhubungan dengan bank Century dengan meminta kesaksian dari pihak-
pihak tersebut.
Selain itu, Sri Mulyani tidak puas atas berubah-ubahnya data yang
diberikan BI terkait dana yang dibutuhkan untuk penalangan. Pada 21
November 2008, tiga hari data terus berubah hingga mencapai Rp 6,7 triliun.
Menurutnya, tidak ada kerugian negara yang ditimbulkan dari bailout ini.
Masyarakat justru diuntungkan karena dana talangan mencegah Indonesia
dari krisis ekonomi internasional saat itu. Bank kecil seperti Bank Century,
tidak termasuk ke dalam 15 bank besar yang disebut Systematically Important
Bank (SIP), juga bisa menimbulkan dampak sistemik dalam situasi krisis.
Krisis yang sudah terjadi di Indonesia bisa menjadi sistemik seperti 1998
lalu jika Bank Century tidak diselamatkan. Tanda-tandanya sudah ada.
Semenjak 21 November 2008, penanganan Bank Century oleh Lembaa
11
Penjamin Simpanan tak lagi menggunakan Perppu JPSK. Penanganan
melalui bailout Rp 6,7 triliun tersebut berdasarkan UU LPS.
12
adalah Bank Century kalah kliring dan itu bukan disebabkan adanya rush.
Bailout yang dikeluarkan untuk Bank Century berpotensi merugikan negara.
Bank Century seharusnya tidak perlu diselamatkan karena dananya dirampok
oleh pemilik bank itu sendiri, Robert Tantular.
Uang LPS masuk kategori uang negara. Hal ini disebabkan dalam Undang-
Undang LPS, LPS bertanggung jawab kepada Presiden. Selain itu, JK
menolak usulan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
4/2008, tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan atau Perppu JPSK. JK
juga tidak menerima laporan via SMS dari Menteri Keuangan Sri Mulyani
pada 21 November 2008. Laporan kebijakan melalui SMS adalah suatu
tindakan yang tidak patut untuk kebijakan penting. JK baru mengetahui
adanya masalah Bank Century saat Sri Mulyani dan Gubernur BI Boediono
melapor di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, 25 November 2008 empat
hari setelah Bank Century diputuskan sebagai bank gagal berdampak
sistemik. JK juga tidak pernah mengintervensi penangkapan mantan pemilik
Bank Century oleh polisi, melainkan memerintahkan penangkapan itu.
Oleh karena itu, meski Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memerintahkan
kapolri untuk menangkap Robert Tantular, baru setelah dua jam Kapolri bisa
13
menangkapnya. Ketika itu ada kekhawatiran Robert kabur mengingat semua
keluarganya sudah diungsikan ke luar negeri.
Bahkan, Pansus menilai proses akuisisi dan merger itu telah melanggar
peraturan perundang-undangan, syarat penipuan dan praktik pencucian uang oleh
pemilik, pengurus dan pejabat bank. Praktik penipuan dan pencucian uang yang
dilakukan manajemen Bank Century, dilakukan secara terus menerus ini terjadi,
akibat lemahnya pengawasan otoritas Bank Indonesia.
Dalam kesimpulan Pansus ini, sebagian besar fraksi yang ada menyatakan
beberapa pejabat perbankan dan institusi lainnya yang diduga bertanggung-jawab
atas semua pelanggaran dalam kasus Bank Century. Nama mantan Gubernur BI
14
yang kini Wakil Presiden, Boediono, dan mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK) yang kini Menteri Keuangan, Sri Mulyani, termasuk pejabat
yang dianggap paling bertanggung-jawab. Selain sejumlah pejabat perbankan,
juga disebutkan pihak-pihak lain dari pemilik dan manajemen Bank Century.
Pansus merekomendasikan agar semua pihak yang diduga bertanggung-jawab
ditindak lanjuti oleh aparat penegak hukum, dalam hal ini Polri dan Komisi
Pemberantasan Korupsi.
1. Demi menjaga stabilitas ekonomi, kriminal atau tidak, bobrok ngga bobrok,
Bank Century ini harus diselamatkan at all cost.
2. Dana talangan yang dikucurkan pemerintah dan BI, Sri Mulyani dan
Boediono terus naik mencapai Rp 6,3 Trilyun. Digelontorkan sejak 23
November 2008. Dasarnya karena masalahnya membesar dan pemerintah
harus menambah suntikan dana (Perppu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring
Pengaman Sistem Keuangan). Kalau ini tidak dilakukan, kerugian yang
ditimbulkan oleh krisis ekonomi akan jauh lebih masif.
15
Pendapat Kontra Bail-out :
a) Bank Century terlalu kecil untuk bisa mempengaruhi sistem
keuangan dan ekonomi Indonesia secara umum. Aset Century cuma
0,05 persen dari total aset perbankan Indonesia.
b) Bank Century diselamatkan bukan karena faktor sistemik, tapi
konspirasi sementara pejabat BI untuk menyelamatkan deposan
besar, seperti Budi Sampoerna dengan simpanan Rp 2 Trilyun
(diantaranya pendapat ICW).
c) Para deposan besar ini diantaranya adalah penyumbang kampanye
SBY (status : rumor, belum ada bukti, dan buku “Gurita Cikeas”).
d) Kekacauan Bank Century awalnya adalah kelemahan Bank
Indonesia dalam mengawasi bank nakal. BI harus bertanggung
jawab.
Para tokoh kontra bail out : Kwik Semakin Gie, Anwar Nasution (Ketua
BPK), mantan Wapres Jusuf Kalla, Amien Rais, ekonom Imam Sugema,
dll.
16
DPR ingin memperjuangkan rakyat. Pihak-pihak di DPR ingin main
politik, baik itu untuk menjatuhkan pemerintah, merebut kemenangan di
Pemilu berikutnya, maupun untuk semata-mata meningkatkan daya tawar
politik.
Lupa adanya urusan lain yang lebih kritis, seperti tingkat pengangguran
yang terus bertambah dan daya saing nasional Indonesia yang makin
menurun
Banyak pihak yang menilai bahwa sebenarnya Bank Century tidak pantas
mendapat bailout. Beberapa alasan tersebut didasari oleh fakta bahwa Bank
Century adalah bank menengah kebawah yang tidak akan menimbulkan
resiko sistemik bila terjadi kebangkrutan. Pada waktu itu, total aset bank
tersebut adalah sekitar Rp 15 triliun, tak lebih dari 0,75 persen dari total aset
perbankan. Jumlah nasabah yang 65 ribu orang itu hanya sekitar 0,1 persen
dari total nasabah perbankan dan hanya memilki sekitar 65 cabang. Yang
kedua adalah karena kewajiban antar banknya hanya sekitar Rp750 milyar
sehingga bila bank ini bangkrut tidak akan terlalu mempengaruhi bank lain
secara langsung. Alasan ketiga adalah karena pada dasarnya bank ini
bukanlah bank yang sehat(akan dibahas setelah ini).Beberapa pakar
menyebutkan bahwa Bank Century di-bailout karena terkait masalah politis
namun kita tidak akan membahas mengenai hal itu. Persoalan yang lebih
jelas adalah resiko sistemik yang terkandung dalam kasus Bank Century ini.
Resiko sistemik adalah resiko terjadinya multiplier-effect dari ditutupnya
sebuah bank terhadap hancurnya bank-bank lain. Darmin Nasution
mengatakan, Bank Century diselamatkan karena jika dibiarkan mati,
dikhawatirkan menyebabkan 23 bank lainnya juga bermasalah akibat di-
rush nasabahnya. Ke-23 bank tersebut merupakan bank-bank yang selevel
dan memiliki hubungan bisnis dengan Bank Century. Di tengah krisis
keuangan, kebangkrutan sebuah bank bisa merembet cepat ke bank lain
yang selevel. Hal ini bisa kita analisis bahwa akan timbul sistemik risk
secara direct dan indirect. Resiko secara langsung terjadi karena Bank
17
Century memiliki hubungan bisnis dengan bank lain sehingga bila bank ini
bankrut tentu akan mempengaruhi bank lain dan berpotensi terjadi
kebangkrutan berantaui Resiko secara tidak langsung terjadi karena bila
suatu bank bangkrut maka akan berpengaruh terhadap kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan. Hilangnya kepercayaan ini akan beresiko
menimbulkan rush terhadap banyak bank yang walaupun tidak memiliki
hubungan langsung dengan Century akan ikut terkena dampaknya karena
memiliki level bank yang hampir sama. Hal ini juga diperparah karena
cadangan uang LPS hanya sekitar Rp18 triliun sedangkan kewajiban
penjaminan pada masa itu sekitar 500-600 triliun rupiah sehingga tentu saja
kepercayaan nasabah akan penjaminan LPS akan dipertanyakan. Masih
belum cukup parah, kondisi perekonomian dunia yang sedang terguncang
oleh krisis dan banyaknya uang yang ter-repatriasi kembali ke Amerika
Serikat akan cukup menjadikan jajaran pengambil kebijakan ekonomi
Indonesia merinding ketakutan bila ternyata resiko sistemik ini benar-benar
terjadi.
Dari dua analisis data diatas dapat kita ambil bahwa keputusan bailout
Century berada pada posisi diantara fakta yang kurang mendukung adanya
bailout dan resiko sistemik yang sangat besar jika tidak adanya bailout.
Namun sampai pada titik ini, kami mendukung adanya bailout karena.
Pertama, alasan sistemik diatas, pada kondisi biasa mungkin memang hanya
bank dengan criteria 10 terbesar saja yang dapat menimbulkan resiko
sistemik, namun pada kondisi ekonomi global seperti saat itu pendapat ini
perlu dikaji ulang. Kedua, walaupun memiliki size yang menengah
kebawah, kasus Bank Century ini mendapat porsi yang sangat besar dalam
pemberitaan media. Perlu diingat bahwa pengaruh media di Indonesia
sangatlah besar dalam menentukan suatu pilihan keputusan masyarakat
umum. Ketiga, tipikal masyarakat Indonesia adalah tipe masyarakat yang
latah terhadap suatu fenomena. Rush terhadap satu bank akan memicu rush-
rush di bank lain. Selain itu rata-rata masyarakat Indonesia masih cukup
awam mengenai permasalahan keuangan seperti ini. Walaupun kami yakin
18
bahwa nasabah yang memiliki pengetahuan memadai tidak akan melakukan
rush namun nasabah lain belum tentu demikian.
Hasil akhir dari kerja pansus Century selama 3 bulan dibahas dalam sidang
Paripurna DPR yang dilaksanakan tanggal 2 sampai 3 Maret 2010. Sidang
Paripurna yang dilaksanakan 2 hari tersebut hanya membahas 2 opsi
kesimpulan dan rekomendasi penyelidikan yang dihasilkan oleh Pansus
Century.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
panas. Sejatinya, pengucuran dana (yang menurut Menkeu Sri Mulyani sebatas
menaikkan CAR atau rasio kecukupan modal) sebesar Rp. 6,7 triliun hanya akan
berbuntut pada pengusutan hukum di BPK, KPK atau kepolisian jika terindikasi
ada oknum yang merekayasa pengucuran dana tersebut.
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
2009, 27 Desember. SBY tak Pernah Usut Marsilam. Pikiran rakyat [Surat Kabar],
halaman 1.
2010, 4 Januari. Panggil Staf Khusus Presiden. Pikiran rakyat [Surat Kabar],
halaman 8.
2010, 5 Januari. Rekomendasi Pansus Agar Objektif. Pikiran rakyat [Surat Kabar],
halaman 2.
2010, 5 Januari. KPK Bisa Usut Kasus Besar Skandal Century. Pikiran rakyat
[Surat Kabar], halaman 7.
2010, 6 Januari. KPK Akan Panggil Sri Mulyani. Pikiran rakyat [Surat Kabar],
halaman 8.
2010, 6 Januari. Merger Tiga Bank Pilihan Dilematis. Pikiran rakyat [Surat
Kabar], halaman 8.
22