NADIA
NIM 20.01.032.039
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini membahas kasus skandal akuntansi yang terjadi pada BANK
CENTURY dan kaitannya dengan pelanggaran Etika profesi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi yang berguna
bagi para pembaca.
Nadia
BAB I
PENDAHULUAN
Dari kasus ini isu utama yang dipermasalahkan adalah mengenai tepat atau
tidaknya keputusan penyelamatan Bank Century oleh Pemerintah pada November
2008. Pemerintah melalui BI dan Departemen Keuangan berpendapat bahwa
penyelamatan Bank Century melalui suntikan dana tersebut sudah tepat dengan
alasan untuk menghindari risiko sistemik yang mungkin timbul dari ditutupnya
bank tersebut sehingga dikhawatirkan terulangnya Kembali Krisis keuangan
seperti tahun 1998 lalu.
Selain itu aset Bank Century hanya berjumlah 0,3% dari total aset
perbankan Indonesia. Mereka juga yakin bahwa penutupan Bank Century tidak
akan menimbulkan rush pada sistem perbankan nasional atau pun terulangnya
krisis keuangan tahun 1998.
Isu lain yang muncul terkait suntikan dana tersebut adalah adanya dugaan
penyelewengan terhadap suntikan modal tersebut yang mengalir ke pihak-pihak
tertentu. Banyak pihak meragukan kebenaran aliran modal tersebut karena adanya
benturan kepentingan. Adanya benturan kepentingan ini menyebabkan keputusan
untuk menyelamatkan Bank Century ditengarai hanya untuk menyelamatkan
deposan-deposan besar dan bukan untuk menyelamatkan sistem perbankan.
2004 Bank CIC milik Robert Tantular merger dengan Bank Pikko dan
Bank Danpac menjadi Bank Century. Setelah LPS (Lembaga Penjamin Simpanan)
mengambil alih 90 persen lebih saham Bank Century bulan November 2008,
akhirnya pada Oktober 2009 Bank Century Tbk telah berganti nama menjadi Bank
Mutiara Tbk.
Saksi penting :
1 Mei 2014 Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Tipikor mengatakan
bahwa keputusan pemerintah Indonesia mengucurkan dana talangan sebesar Rp 6,7
triliun untuk menyelamatkan Bank Century pada 2008, merupakan keputusan yang
tepat.
9 Mei 2014 Mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono menyatakan
pemberian Fasilitas Pemberian Kredit Jangka Pendek FPJP kepada Bank Century
sebesar RP689 milliar dilakukan sebagai langkah pencegahan agar tidak terjadi
krisis seperti 1997/1998.
Badan Pemeriksa Keuangan RI menyerahkan secara resmi Laporan Hasil
Perhitungan Kerugian Negara dalam kasus Bank Century kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi. BPK menyimpulkan telah terjadi penyimpangan dan
mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp689,39 miliar dan Rp6,76 triliun.
Pada Bank CIC, terdapat transaksi SSB fiktif senilai USD25 juta
yang melibatkan Chinkara dan terdapat beberapa SSB yang berisiko tinggi
sehingga bank wajib membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP) yang berakibat CAR menjadi negatif, serta pembayaran kewajiban
general sales management 102 (GSM 102) dan penarikan Dana PihakKetiga
(DPK) dalam jumlah besar yang mengakibatkan bank mengalami kesulitan
likuiditas, serta pelanggaran PDN.
Pada Bank Pikko, terdapat kredit kepada Texmaco yang dikategorikan macet
dan selanjutnya ditukarkan dengan medium term notes (MTN) Dresdner Bank
yang tidak memiliki notes rating, sehingga bank wajib membentuk PPAP yang
berakibat CAR menjadi negatif. Proses akuisisi seharusnya dapat dibatalkan
jika mengacup ada persyaratan yang ditentukan oleh BI dalam persetujuan
akuisisi tanggal 5 Juli 2002.
Persyaratan tersebut antara lain, apabila berdasarkan hasil pemeriksaan
terhadap Bank CIC terbukti bahwa Chinkara sebagai pemegang saham bank
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang- undangan atau
dinyatakan tidak lulus dalam penilaian fit and propper test. Pada 6 Desember
2004, BI memberikan persetujuan merger atas ketiga bank tersebut.
2.2 Pelanggaran yang dilakukan oleh Bank Century dalam Etika Profesi
A. Berdasarkan Etika Akuntansi
1. Integritas
Akuntan memeliki kewajiban untuk menjaga integritas, bersikap lugas dan
jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis. Dalam kasus Bank Century
ini, telah melanggar integritas sebagai akuntan di karenakan adanya dugaan
korupsi, penyalahgunaan dana dan adanya pengingkaran prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik.
2. Objektivias
Tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
semestinya dari pihak lain, yang dapat mengesampingkan pertimbangan
profesional atau bisnis.
Dalam kasus Bank Century ini beberapa pemilik terbesar dari Bank Century
bekerja sama membobol dana nasabah untuk kepentingan pribadi mereka yang
dapat mengorbankan objektivitas dalam pelaporan keuangan.
3. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Menjaga pengetahuan dan keahlian professional pada tingkat yang
dibutuhkan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja akan menerima jasa
jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan
praktik,pengaturan,dan serta bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan Teknik
dan standar professional yang berlaku.
Dalam kasus Bank Century ini juga melanggar prinsip kompetensi, yang
mengharuskan para akuntan untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
memadai dalam melaksanakan tugas mereka. Hal ini terlihat dari kelemahan dalam
sistem pengawasan dan pengendalian yang memungkinkan manipulasi akuntansi
dilakukan tanpa terdeteksi.
3. Kerahasiaan
Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hubungan
profesional dan binis dengan tidak mengungkapkan informasi tersebut kepada
pihak ketiga tanpa ada kewenangan yang jelas dan memadai, kecuali terdapat
suatu hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya, serta
tidak menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi Akuntan
Profesional atau pihak ketiga.
Dalam kasus ini, terdapat dugaan bahwa beberapa pihak terlibat dalam
manipulasi dan penyalahgunaan dana Bank Century untuk kepentingan pribadi
yang melibatkan pengungkapan informasi rahasia bank kepada pihak yang tidak
berwenang. Dan informasi rahasia terkait dengan keuangan bank dan transaksi
nasabah harus diungkapkan kepada pihak yang berwenang unutk kepentingann
penyelidikan dan pengambilan keputusan.
4. Perilaku professional
Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan menghindari perilaku
apapun yang mengurangi kepercayaan kepada profesi Akuntan Profesional.
Dalam kasus ini menimbulkan ketidakpercayaan dari nasabah ataupun
masyarakat setempat dan merusak reputasi Bank Century,Para pekerja tidak
menerapkan perilaku professional dalam menjalankan pekerjaannya.
B. Peraturan Perbankan
Peraturan perbankan dapat berbeda di setiap negara dan tergantung pada
lembaga pengawas perbankan yang berwenang di negara tersebut. Selain itu,
peraturan dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan
industri perbankan dan tantangan yang muncul.
Berikut ini adalah beberapa peraturan umum dalam sektor perbankan:
1. Persyaratan Modal
Bank harus mematuhi persyaratan modal yang ditetapkan oleh otoritas
pengawas perbankan. Persyaratan modal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
bank memiliki cukup modal untuk menanggung risiko-risiko yang terkait dengan
operasi mereka.
Dalam kasus ini, Bank Century mengalami kesulitan likuiditas yang
terancam kehilangan kepercayaan nasabah. Untuk mengatasi situasi tersebut,
pemerintah
Indonesia melakukan intervensi dengan memberikan penyertaan modal
kepada bank century, walaupun pernyataan modal pada bank yang mengalami
masalah likuiditas tidak selalu di perbolehkan.
2. Pengawasan dan Regulasi
Otoritas pengawas perbankan bertanggung jawab untuk mengawasi dan
mengatur kegiatan bank. Mereka melakukan pemantauan terhadap kepatuhan bank
terhadap peraturan dan kebijakan yang ditetapkan untuk menjaga stabilitas sektor
perbankan dan melindungi kepentingan nasabah.
Setelah terjadi pengungkapan kasus tersebut, pemerintah Indonesia melakukan
perubahan pada peraturan perbankan guna memperkuat pengawasan terhadap bank
dan mencegah risiko keuangan yang berpotensi terjadi. Beberapa peraturan
perbankan diperbarui, termasuk peningkatan persyaratan modal minimum,
peningkatan kualitas aset, dan peningkatan manajemen risiko.
3. Pelaporan Keuangan
Bank diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan secara teratur kepada
otoritas pengawas perbankan. Laporan ini mencakup informasi mengenai aset,
kewajiban, pendapatan, dan pengeluaran bank, serta informasi lain yang
relevan untuk pengawasan dan analisis risiko.
Dalam kasus ini, ketidaktranparan dalam palaporan keuangan bank. Laporan
keuangan yang dikeluarkan bank century diklaim tidak kurat dan mengabaikan
kondisi sebenarnya dari bank tersebut. Dan terdapatnya dugaan manipulasi laporan
keuangan. Dan resikonya ialah menyebabkan ketidak percayaan public terhadap
laporan keuangan bank tersebut.
4. Perlindungan Konsumen
Terdapat peraturan yang melindungi kepentingan nasabah dan konsumen
perbankan. Ini termasuk transparansi dalam penawaran produk dan
layanan, perlindungan terhadap praktik perbankan yang tidak adil atau
menyesatkan, serta mekanisme penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah.
Dalam kasus ini, konsumen atau nasabah merasa tidak adil, dikarenakan pihak
bank yang merasa diuntungkan untuk kepentingan pribadi sedangkan para nasabah
merasa dirugikan dan sulit untuk percaya pada bank tersebut.
5. Privasi dan Keamanan Data
Bank harus menjaga kerahasiaan informasi nasabah dan melindungi data
pribadi mereka. Mereka harus menerapkan langkah-langkah keamanan yang
memadai untuk mencegah akses yang tidak sah atau penyalahgunaan data
nasabah.
Dalam kasus ini, terdapat dugaan bahwa beberapa pihak terlibat dalam
manipulasi dan penyalahgunaan dana Bank Century untuk kepentingan ribadi yang
melibatkan pengungkapan informasi rahasia bank kepada pihak yang tidak
berwenang. Dan informasi rahasia terkait dengan keuangan bank dan transaksi
nasabah mungkin harus
diungkapkan kepada pihak yang berwenang unutk kepentingann penyelidikan dan
pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kasus Century dapat kita lihat bahwa kebijakan yang diambil oleh
Pemerintah menyebabkan Pemerintah harus mengeluarkan dana talangan sebesar
Rp 6,76 triliun untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar yang
diperkirakan mencapai Rp 30 triliun. Artinya jika Pemerintah tidak melakukan bail
out terhadap Bank Century kemungkinan kerugian dan biaya yang harus
ditanggung oleh Pemerintah diperkirakan malah akan membengkak dan mencapai
Rp 30 triliun. Dana talangan tersebut berasal dari LPS yang modal awalnya berasal
dari keuangan Negara sehingga kasus seperti ini mempunyai dampak risiko kepada
keuangan negara secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzy, Muhammad Arief. 2022. “Analisis Kasus Bank Century.” Muhammad Fauzy Arief
Nashfati, Ayrin. 2019. “Analisis Terkait Adanya Dana Talangan (Bailout) Terhadap Bank
Century.” Scribe.Id.
Isnanto, Rizal. 2009. “Bab I Perkembangan Etika Profesi.” Buku Ajar Etika Profesi 1–9.
BBC News. n.d. “Kilas Balik Kasus Bank Century - BBC News Indonesia.” 2014.
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/07/140716_bankcentury_101.
BBC News diakses pada 18 mei 2023 pukul 14:34