Anda di halaman 1dari 5

Nama : Hanifah Khansa Nabila

NIM:1231004070
Jumlah kata :

PENYELAMATAN BANK CENTURY OLEH PEMERINTAH INDONESIA


PADA TAHUN 2008

PERMASALAHAN
Kasus ini bermula ketika bank century mengalami tekanan likuiditas pada tahun 2008. Hal ini
membuat pemerintah indonesia berupaya untuk mengambil keputusan dengan memberikan dana
suntikan untuk bank tersebut. faktor utama kasus ini dipicu oleh krisis ekonomi yang terjadi di
amerika pada tahun 2007 dan Indonesia mulai merasakan dampak dari krisis dari tersebut pada
akhir tahun 2008. Dimana Perekonomian Indonesia mengalami tekanan berat pada triwulan
keempat tahun 2008. Kebijakan yang diambil pemerintah terhadap bank century ini dinilai sangat
kontroversial, karena dianggap penyelamatan ini hanya menyelamatkan golongan tertentu sehingga
bermunculan pertanyaan Mengapa Bank Century Harus Diselamatkan oleh Pemerintah dari
Krisis Keuangan Global Di Indonesia Pada Tahun 2008? Yang mana pertanyaan tersebut
menjadi topik utama pada essay ini. Isu ini menarik untuk dibahas karena isu ini melibatkan
sejumlah elemen kontroversial dan sangat kompleks meliputi isu keuangan, politik, dan data kelola
perbankan. Teori yang mendukung pada essay ini adalah teori bailout, dimana pemerintah
memberikan bantuan keuangan atau suntikan dana kepada perusahaan yang mengalami kesulitan
keuangan atau menghadapi risiko kebangkrutan. Tujuannya untuk menjaga stabilitas sistem
keuangan dan mencegah terjadinya efek domino, pemerintah indonesia yakin dengan misi
menyelamatkan bank century adalah keputusan yang benar tetapi faktanya hal itu menjadi
bumerang tersendiri bagi indonesia pada saat itu. Dapat dilihat bahwa saat itu pemerintah indonesia
kurang teliti terhadap sistem dan dengan esai ini membuktikan bahwa keputusan pemerintah
terhadap suatu kebijakan sangatlah penting untuk negaranya sendiri.

ANALISIS

Pada tahun 2007 Amerika Serikat mengalami krisis ekonomi karena pecahnya gelembung ekonomi
perumahan yang menyebabkan tingginya harga rumah pada saat itu. Seiring dengan meningkatnya
harga rumah, praktik pemberian pinjaman hipotek subprime menjadi populer hal ini menyebabkan
tekanan likuiditas terhadap lembaga yang aktif dalam pasar rumah dan hipotek menjadi runtuh.
Lehman Brothers yang pada saat itu menjadi lembaga yang menampung investasi dan hipotek
subprime mengalami kebangkrutan yang menghantarkan amerika kepada pintu resesi ekonomi pada
saat itu. Indonesia mulai merasakan imbas dari krisis ekonomi global ini pada tahun 2008, dimana
pada triwulan III-2008 pertumbuhan ekonomi di indonesia tercatat 6% dan mulai mendapat tekanan
berat pada triwulan IV-2008. Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara signifikan
terutama karena anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia
mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan. Di pasar
keuangan, selisih risiko (risk spread) dari surat-surat berharga Indonesia mengalami peningkatan
yang cukup signifikan yang mendorong arus modal keluar dari investasi asing di bursa saham, Surat
Utang Negara (SUN), dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Pada saat itu banyak masyarakat di
indonesia yang menarik uang mereka yang ada di bank dengan serentak dan berjumlah banyak atau
disebut juga money rush. Karena kejadian tersebut beberapa bank di indonesia mengalami tekanan
likuiditas termasuk bank century.
Pada tahun 2008 indonesia mengeluarkan kebijakan untuk menyelamatkan negerinya dari krisis
keuangan tersebut yaitu memberi dana talangan terhadap Bank century. Bank swasta yang didirikan
pada 6 desember 2004, merupakan bank merger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac
dan Bank Pikko. Pada tahun 2008 Bank century diambil alih oleh LPS (Lembaga Penjamin
Simpanan), kemudian berubah nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk. Kebijakan ini menjadi
perbincangan masyarakat indonesia karena masyarakat menganggap bahwa keputusan ini adalah
keputusan yang kontroversial. Bank century memiliki historis yang sangat kelam dimana bank
century mengalami berbagai permasalahan terutama yang berkaitan dengan kepemilikan Surat-
surat Berharga (SBB). Pemilik Bank century, Robert Tantular juga melakukan tindak kriminal
dengan melakukan perampasan terhadap bank nya sendiri juga mengundang opini masyarakat
terhadap keputusan pemerintah untuk memberikan dana suntikan kepada Bank Century. Pemerintah
mengeluarkan statement berupa alasan mengapa bank ini harus diselamatkan yakni;
A) adanya aspek penurunan kepercayaan nasabah. Bank Century memiliki 65 ribu nasabah yang
dikhawatirkan akan memicu masyarakat jika terjadi masalah pelayanan . Kebanyakan
nasabah Bank Century berasal dari golongan konglomerat maka, bila bank ini ditutup pada
masa itu takutnya akan memberikan dampak psikologis bagi para nasabah.
B) Penutupan bank century akan berdampak terhadap pasar keuangan karena perekonomian
sedang labil, dimana Surat Utang Negara (SUN) dan (Credit Default Swap ) CDS naik.
C) Penutupan Bank Century juga dapat berdampak terhadap sistem pembayaran yang terancam
Hal ini juga berdampak pada ancaman sistem pembayaran lainnya. Situasi saat itu akan
menyebabkan 65 ribu nasabah Bank Century akan menghadapi kesulitan pembayaran.
Pada saat itu ada beberapa bank yang mengalami hal yang sama yaitu bank Indover Bank Indover
juga memiliki kasus atau kesulitan yang hampir sama dengan Bank Century. Aset yang dimiliki
keduanya hampir sama pula. Tetapi DPR dan Menkeu Sri Mulyani enggan menyuntikkan dana,
sehingga bank itu tertutup. Padahal bank tersebut merupakan bank Milik Negara yang berasal dari
dana perbankan BUMN seperti BRI, Mandiri, BNI. “Mengapa DPR dan Menkeu memilih bank
swasta dibanding bank milik negara?” Karena DPR beranggapan bahwa untuk menyelamatkan
bank indover membutuhkan dana yang cukup besar yakni sebesar 7 miliar, yang mana dianggap
sangat menyedot dana APBN. Berdasarkan surat laporan dari Bank Indonesia penyelamatan Bank
Century hanya diperlukan dana sebesar 632 miliar, atas pertimbangan tersebut DPR memutuskan
untuk setuju dalam usulan penyelamatan Bank Century ini.

penyelamatan ini bermula dari kesulitan likuiditas yang dihadapi oleh bank century, dikarenakan
pada bulan Juli sampai November 2008 deposan secara terus menerus menarik dananya dari bank
mencapai 5 triliun sampai 6 triliun. Kesulitan likuiditas ini mengantarkan Bank Century ke pintu
pengawasan Bank Indonesia. Pada saat itu bank ini ditetapkan sebagai bank dalam pengawasan
khusus. Pada tanggal 3 November, Bank Century mengajukan permohonan pemberian fasilitas
pinjaman 14 hari (FPJP) senilai 1 triliun. Tanggal 5 november gubernur Bank Indonesia
memutuskan Bank Century dalam status pengawasan khusus. Dan 3 sebagai bank sentral pada
tanggal 6 november Bank Indonesia memberikan fasilitas pinjaman tersebut. BI juga mengeluarkan
surat yang melarang penarikan dana dan rekening simpanan milik pihak terkait, baik giro, tabungan,
maupun deposito, yang merupakan prosedur yang ditujukan kepada bank-bank yang berstatus
Dalam Pengawasan Khusus. DPR juga masih mengatakan bahwa dana penyelamatan ini masih
wajar karena dilihat dari besaran serta aset yang bank century miliki. Namun setelah dilihat
perkembangannya terdapat kucuran dana yang lebih besar. Bank Indonesia ternyata telah
memberikan analisis yang keliru. Seharusnya bank indonesia menyebutkan angka 632 miliar
sebagai dana awal, yang kemudian berpotensi jika terjadinya money rush yang besar. Dan terbukti
pada bulan November - Desember 2008 terjadi aliran dana yang besar dan membengkak hingga
lebih dari 1000% yakni Rp 6.7 triliun. Pada 2009 DPR mencoba untuk melakukan penyelidikan
tentang kasus dana yang membengkak ini dan menemukan beberapa hal yang janggal Berdasarkan
laporan BPK dan DPR, praktik – praktik yang ilegal tersebut terdiri dari penggelapan hasil
penjualan Surat – Surat Berharga (SSB) senilai USD 7 juta. Kedua, pemberian kredit fiktif senilai
USD 75,5 juta. Ketiga, SSB senilai USD 45 juta yang telah jatuh tempo tidak kembali, karena
masih dikuasai oleh salah satu pemegang saham. Keempat, macetnya kredit hasil penjualan SSB
sebesar USD 30,28 juta (Sahrasad, 2009 : 48).

Dengan hasil tersebut DPR menggelar sidang paripurna terkait dengan kasus ini. Pada 3 maret dan
berkesimpulan bahwa kasus ini termasuk kasus yang sangat besar (extraordinary crime) meskipun
beberapa anggota DPR awalnya tidak menyepakati hasil dan rekomendasi tersebut. Sehingga siding
paripurna digelar dengan memaparkan beberapa opsi yang digunakan untuk melakukan mekanisme
voting terbuka.

Opsi A : FPJP dan bailout secara kebijakan dan teknis pelaksanaan tidak bermasalah.

Opsi AC: FPJP dan bailout hanya bermasalah salam teknis pelaksanaan namun tidak dalam
kebijakan

Opsi C : FPJP dan bailout bermasalah, baik dalam kebijakan maupun teknisi pelaksana.

Dari hasil voting terbuka yang dipilih, ada dua kutub yang mendominasi rapat yaitu opsi A dan opsi
C siding paripurna pun mengambil keputusan berupa kesimpulan dan rekomendasi Pansus Hak
Bank Century pada akhirnya memilih Opsi C dengan suara mayoritas (325) , mengalahkan Opsi A
yang dipilih oleh 212 suara. Pada akhirnya , sidang paripurna DPR-RI merumuskan bahwa
kebijakan bailout pada Bank Century telah melanggar peraturan dan Ketentuan perundang
undangan dan telah terjadi penyalahgunaan wewenang yang menyebabkan terjadinya dugaan tindak
pidana berupa tindak pidana umum, tindak pidana perbankan dan tindak pidana pencucian uang dan
korupsi. Dengan ini beberapa pejabat perbankan dan institusi lainnya, Mantan gubernur Bank
Indonesia, Boediono serta mantan ketua KSSK, Sri mulyani , serta pemilik dan management Bank
Century bertanggung jawab dalam kasus Bank century. Serta menetapkan Budi Mulya sebagai
mantan Wakil Direktur Utama Bank Indonesia secara sah bersalah melakukan tindak pidana korupsi
secara Bersama-sama sebagai perbuatan berlanjut. Sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 2
ayat (1) Jo. Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU NO. 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Jo. Pasal 64
ayat (1) KUHPidana, sebagaimana Dakwaan Primer.

KESIMPULAN
Setelah mencermati penjelasan yang tertulis di essay terkait Bank Century dapat disimpulkan bahwa
kasus ini adalah kasus yang memicu ketegangan tingkat nasional terkait tata Kelola keuangan dan
transparansi pengambilan keputusan pemerintah. Kasus ini juga disebabkan oleh faktor eksternal
berupa keruntuhan ekonomi di amerika. Amerika sebagai senter mata uang dunia juga
mempengaruhi kejadian ini. Kekeliruan bank Indonesia yang memberikan informasi terkait analisis
Bank Century juga membuat kasus ini terkuak. Dan beberapa pihak yang terlibat mendapatkan
sanksi yang setimpal. Negara Indonesia adalah negara hukum seperti yang dicantumkan pada pasal
1 ayat 3 maka negara Indonesia akan mengatur dan mengadili semua ketidakadilan yang ada di
negara ini. Dalam kasus ini adanya ketidakadilan dalam kasus ini terkait penyelewengan dana mng
menggunakan dana APBN oleh bank century. Dengan ini DPR selaku Lembaga yang menyetujui
keputusan mengenai keberlangsungan kebijakan bailout ini dihentikan dan meminta
pertanggungjawaban kepada pihak yang terkait dan Budi Mulya yang menjabat sebagai Wakil
Direktur Utama Bank Indonesia dinyatakan sah bersalah atas perbuatan korupsi. Kasus bank
century ini juga menyebabkan krisis kepercayaan oleh masyarakat. Karena ketidak transparan
dalam mengambil keputusan serta ketidak setaraan dalam menangani krisis ini juga menggiring
opini masyarakat terhadap fungsi Lembaga kepada masyarakat. kasus ini juga memberikan
pelajaran penting untuk Indonesia dimana Perlu adanya peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan
pengawasan dalam pengambilan keputusan terkait penyelamatan bank agar dapat menghindari
kontroversi serupa di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai