i
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI....................................................................................ii
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A.LATAR BELAKANG......................................................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH...........................................................................2
C. TUJUAN PENULIS MAKALAH....................................................................2
D. PEMBAHASAN........................................................................................... 3
1.1 Perlindungan Hukum Bagi NasabahTerhadap Tindakan Likuidasi Bank3
1.2 Bagaimanakah tanggungjawab pemilik bank terhadap nasabah yang
dirugikan akibat tindakan likuidasi?..............................................................6
E .Kesimpulan................................................................................................10
Daftar pusaka.................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Dalam dunia Modern peranan perbankan dalam memajukan
perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang
berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan
jasa bank. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan
setiap Negara. Keberadaan Bank sangat pentingdalam menopang dan
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Disamping itu pula,
bisnis perbankan merupakan bisnis kepercayaan, oleh karena itu
pengelolaan yang hati-hati sangat diperlukan karena dana dari
masyarakat dipercayakan kepadanya. Bank dalam melakukan kegiatan
usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian,dan juga harus
menjaga kesehatan bank agar tetap terjaga terus demi kepentingan
masyarakat pada umumnya dan bagipara nasabah penyimpan dana.
Disamping itu perbankan juga mempunyai pengaruh yang amat
menentukan dalam kegiatan ekonomi modern dimanapun. Bank
merupakan embaga keuangan tempat masyarakat menyimpan
uang,semata-mata dilandasi dengan kepercayaan Menurut Sjahdeni
hubungan antarabank dengan nasabah penyimpan dana maupun
nasabah debitur, mempunyai sifat sebagai hubungan kepercayaan atau
fiduciary relation yang membebankan kewajiban-kewajiban kepercayaan
(fiduciary obligation) kepada bank terhadap nasabahnya, maka
masyarakat bisnis dan perbankan Indonesia telah melihat pulabahwa
hubungan antara bank dengan nasabahnya merupakan hubungan
kepercayaan. Begitu pesatnya perkembangan dunia perbankan, ternyata
dalam kenyataannya juga banyak menimbulkan permasalahan. Salah
satu contoh permasalahan yang terjadi pada bulan April 2004 lalu
merupakan hari kelabu bagi industri perbankan nasional.Setidaknya ada
dua peristiwa penting. Pertama, Bank Indo nesia (BI) mencabut ijin usaha
PT.Bank Dagang Bali (BDB) dan PT. BankAsiatic. Kedua, pencabutan ijin
usaha 50bank beku operasi (BBO)/bank beku kegiatan usaha (/BBKU).
Sebenarnya jumlah BBO/BBKU adalah 52 bank, namun ada dua bank
belum dicabut ijin usahanya karena masih menunggu putusan Mahkamah
Agung (MA) berkaitan gugatan pemilik atas perintah beku operasi yang
dikeluarkan pemerintah waktu itu.Ada yang menarik dari kacamata hukum
perbankan mengenai penyelesaian bank bermasalah. Mekanisme exit
policy tidak melalui proses pencabutan ijin usaha terlebih dahulu tetapi
1
diserahkan BI kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
untuk disehatkan .Apabila penyehatan mengalami kegagalan, BPPN
membekukan kegiatan usaha bank tersebut,membayar kewajiban bank
dan mengambil alih aset bank.Setelah semua hak dan kewajiban
diselesaikan barulah dilakukan pencabutan ijinusaha dan likuidasi.
Prosedur inilah yang ditempuh lima puluh BBO/BBKU. Sedangkan
mekanisme exit yang dilakukan untuk BDB dan Asiatic mengikuti
ketentuan likuidasi sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No.25 Tahun
1999.7Menurut PP inibank yang sudah tidakdapat diselamatkan dicabut
ijin usahanya dan kemudian memerintahkan direksi mengadakan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)untuk membentuk Tim Likuidasi dan
membubarkan badan hukum bank paling lambat 60 hari sejak pencabutan
ijin usaha. Apabila RUPS gagal membentuk Tim Likuidasi dan
membubarkan badan hukum atau RUPS tidak dapat diselenggarakan
maka BI akan meminta pengadilan mengeluarkan penetapan yang berisi
antara lain pembentukan Tim Likuidasi dan pembubaran badan hukum
bank. Tim Likuidasi bertanggung jawab melakukan pengurusan seluruh
harta kekayaan bank. Selanjutnya hasil pencairan digunakan membayar
kewajiban bank kepada kreditur dengan urutan: gaji pegawai terutang;
biaya perkara di pengadilan ;biaya lelang yang terutang pajak terutang
berupa pajak bank dan pajak yang dipungut bank dan biaya kantor.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi nasabah terhadap tindakan
likuidasi Bank?
2. Bagaimanakah tanggungjawab pemilik bank terhadap nasabah yang
dirugikan akibat tindakan likuidasi?
2
BAB II
D. PEMBAHASAN
3
moneter sangat diharapkan mempunyai kepeduliannya. Permasalahan
perlindungan konsumen perbankan juga merupakan salah satu yang menjadi
pilar dalam arsitektur perbankan Indonesia, yaitu pilar keenam “mewujudkan
pemberdayaan dan perlindungan konsumen perbankan”. Salah satu upaya
kearah sana dilakukan melalui penciptaan standar-standar yang jelas dan
mudah dipahami dalam membentuk mekanisme pengaduan nasabah dan
transparansi informasi produk perbankan. Di samping itu,edukasi kepada
masyarakat mengenai jasa danproduk yang ditawarkan oleh perbankan
perlusegera diupayakan sehingga masyarakat dapat lebih memahami risiko
dan keuntungan yang akan dihadapi dalam menggunakan jasa dan produk
perbankan serta dapat melakukan pengelolaan keuangan secara optimal dan
bijaksana.
4
berbeda pula. Akantetapi, dari semua kedudukan tersebut pada
dasarnya nasabah merupakan konsumen daripelaku usaha yang
menyediakan jasa di sector usaha perbankan. Fokus persoalan
perlindungan nasabah tertuju pada ketentuan peraturan perundang
undangan serta ketentuan perjanjian yang mengatur hubungan antar
bank dan nasabahnya.
2. Usaha Perlindungan Nasabah
Menyangkut usaha untuk melindungi konsumen sebenarnya tidak
tergantung pada penerapan hukum perdata semata sebagai
manadiharapkan melalui sanksi dan mekanisme gugatan ganti rugi.
Ketentuan hukum lainnya, seperti hukum pidana ataupun hukum
administrasi Negara juga memuat ketentuan aturan yang dapat
melindungi konsumen, misalnya mekanisme perizinan dan
pengawasan yang diperketat. Kondisi saat inibahkan perlindungan
konsumen telah lebih mendapatkan perhatian yang lebih serius
dengan ditetapkannya peraturan perundang-undangan yang mengatur
untuk itu, yakni Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Namun, tetap diperlukan suatu kehatihatian
dalam menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kelalaian atau
kesalahan yang telah terjadi dalam pengelolaan atau pengurusan bank
sehingga terjadi suatu kerugian teralami oleh paranasabah. Masalah
tanggung jawab perdata atas kelalaian atau kesalahan yang terjadi
pada bankdapat dihubungkan dengan kepengurusan banktersebut.
Pengurus bank, yaitu pihak yang bertindak mewakili badan hukum
bank tersebut berdasarkan ketentuan anggaran dasar perusahaan.
dengan demikian, tanggung jawab pengurus terhadap perbuatannya
menjadi dua bentuk
1. Tanggung jawab pribadi dantanggung jawab perusahaan
5
2. tanggung jawab pribadi ada apabila si pengurus bertindak diluar
kewenangan yang telah ditentukan dalam anggaran dasar
perusahaan sewaktu pemberian kuasa perwakilan tersebut.
6
kerugiankonsumen karena tidak dilaksanakannya prestasi oleh pelaku usaha.
Jika tidak adahubungan kontraktual, maka tidak ada tanggungjawab (no
privity no liability principle).
Secara akal sehal, asas tanggung jawab dapat diterima karena adil bagi
yangberbuat salah untuk mengganti kerugian bagi pihak korban. Dengan
katalain , tidakadil jika orang yang tidak bersalah harus mengganti kerugian
yang diderita oranglain.39 Keadilan disini terkait dengan pengembalian
seluruh hak-hak dari nasabahpenyimpan dana secara penuh ketika bank
dalam keadaan likuidasi.
7
dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar kecilnya piutang
masing-masing, kecuali apabila diantara para berpiutang itu ada alasan
alasan yang sah untuk didahulukan”.
8
Dengan kondisi seperti itu dan ketentuan hukum perusahaan dan
perbankan sebagaimana dikemukakan diatas konsekwensi hukumnya jelas.
Pertama, bahwa terbatasnya tanggung jawab
Dalam hal terjadinya kerugian terhadap nasabah karena itikad baik, maka
Pertama, perusahaan (pemegang saham, direksi dan komisaris) memiliki
tanggung jawab terbatas sesuai
9
E .Kesimpulan
10
Daftar pusaka
11
Hermansyah, 2009, Hukum Perbankan Indonesia: Edisi Revisi, Kencana, Jakarta.
Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, Rajawali Pers, Jakarta.
Marluak Pardede, 1998, Likuidasi Bank Dan Perlindungan Nasabah, Cet. I, Pustaka
SinarHarapan, Jakarta.
Muhamad Djumhana, 2006, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
12