Kelemahan pertama terjadi pada kekosongan hukum dari perlindungan konsumen. Saat
ini, BPKN bekerja menjalankan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Akan tetapi, Undang-Undang yang telah berumur 20 tahun ini
dinilai sudah tidak mampu mengakomodir perkembangan saat ini, terutama
perkembangan teknologi.
Salah satu peran OJK di dalam sektor bisnis bank adalah melakukan pengaturan dan
pengawasan untuk kegiatan usaha dalam bidang perbankan.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
Tentu dengan adanya OJK dapat menjadi acuan untuk pemilihan debitur yang tepat,
selain itu hadir nya OJK mewujudkan perbankan Indonesia yang sehat dan menumbuhkan
kepercayaan masyarakat terhadap bank di Indonesia, oleh sebab itu pengawasan yang
dilakukan oleh OJK dapat melindungi konsumen dan mengontrol prinsip kehati-hatian pada
bank yang dikenal dengan know your costumer.
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
Untuk mencapai tujuan sebagaimana Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut
a. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
b. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
c. mengatur dan mengawasi Bank
Dulu saat belum adanya ojk bank indonesi sendiri membutuhkan pengawasan yang lebih
maksimal sebab dengan sistem pengawasan yang lemah maka akan lebih mudah terjadinya
pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan, dengan adanya UU OJK ini maka nasabah bank
telah mendapat perlindungan hukum.
Hal yang mungkin dapat di perbaiki yaitu kinerja yang kurang optimal, dilihat dari kasus
yang telah terjadi, adanya temuan kasus di industri keuangan, sekaligus lemahnya tenaga
pengawas