Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : ABDUL AZIZ

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048640631

Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4205/Bank & Lembaga Keuangan Non Bank

Kode/Nama UPBJJ : 42/Semarang

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan ke 3 Metode tersebut dan gambarkan bagan arus dana dalam sistem keuangan
1) Metode Pembiayaan Langsung (Direct Financing Method) adalah cara pemberian kredit
dimana si penabung dapat bertemu langsung dengan si peminjam tanpa menggunakan jasa
lembaga keuangan.
2) Metode Pembiayaan Semi Langsung adalah pertukaran dana antara si penabung dan si
peminjam menggunakan intervensi pihak ketiga, seperti dealer, broker, dll.
3) Metode Pembiayaan tidak langsung (indirect financing method) adalah cara pemberian kredit
antara penabung dan peminjam secara tidak langsung, namun menggunakan jasa bank.

2. Berikan pendapat anda tentang Inovasi Keuangan Digital ini dan jelaskan apa yang anda ketahui
tentang IKD tersebut!
 Inovasi Keuangan Digital (IKD) merupakan suatu hal yang positif dan perlu di support agar
dapat mendorong lembaga jasa keuangan untuk memberikan layanan lebih cepat, mudah,
murah dan bisa diakses oleh masyarakat dimana saja
 Inovasi Keuangan Digital yang disingkat dengan sebutan IKD berdasarkan POJK No.13
/POJK.02/2018 merupakan aktivitas pembaruan dalam melakukan proses bisnis, model
bisnis, dan instrumen keuangan yang yang terlibat di dalamnya yang dapat memberikan nilai
tambah baru di sektor jasa keuangan dengan melibatkan ekosistem digital.

3. Jelaskan perbedaan bank umum dan bank syariah termasuk dalam hal system bunga bank dengan
prinsip bagi hasil bank syariah!
1) Prinsip Bank umum dan Bank Syariah
Prinsip perbankan umum mengacu pada kesepakatan nasional maupun internasional, serta
berlandaskan hukum formil negara.
Sedangkan pada bank syariah, prinsipnya mengacu pada hukum Islam yang diatur dalam
fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Oleh karena itu, aktivitas bank syariah menggunakan
prinsip syariah, yaitu jual beli dan bagi hasil.
2) Tujuan Bank umum dan Bank Syariah
Bank umum memiliki tujuan keuntungan dengan sistem bebas nilai atau sesuai dengan
prinsip yang dianut oleh masyarakat umum.
Sedangkan pada Bank Syariah, fokusnya tidak hanya pada keuntungan dan profit, namun
harus sesuai dengan prinsip syariah.
3) Sistem Operasional Bank umum dan Bank Syariah
Pada bank umum sistem operasionalnya menggunakan suku bunga dan perjanjian umum
berdasarkan aturan nasional.
Sementara pada bank syariah, sistem operasional yang digunakan adalah bagi hasil atau
nisbah. Keuntungan yang diberikan kepada nasabah bergantung pada keuntungan yang
diterima oleh bank. Semakin tinggi keuntungan yang diterima oleh bank, maka akan semakin
tinggi pula bagi hasil yang diterima oleh nasabah dan begitu pula sebaliknya.
4) Pengawas Kegiatan Bank umum dan Bank Syariah
Pengawas kegiatan bank umum dan bank syariah diatur dalam Undang-Undang No 10 Tahun
1998 mengenai perbankan.
Untuk bank umum aktivitasnya diawasi oleh Dewan Komisaris.
Sedangkan untuk bank syariah, pengawasnya terdiri dari berbagai lembaga seperti Dewan
Syariah Nasional, Dewan Pengawas Syariah, dan Dewan Komisaris Bank.
5) Hubungan antara Nasabah dan Bank
Pada bank umum hubungan nasabah dan bank adalah debitur dan kreditur. Nasabah pada
bank umum berperan sebagai kreditur dan bank sebagai debitur.
Pada bank syariah, terdapat 4 jenis hubungan nasabah dan bank, yakni penjual-pembeli,
kemitraan, sewa, dan penyewa.
6) Pengelolaan Dana Bank umum dan Bank Syariah
Pada bank umum pengelolaan dana dapat dilakukan pada seluruh lini bisnis menguntungkan
di bawah aturan Undang-Undang yang berlaku.
Namun pada bank syariah, pengelolaan dana didasarkan pada aturan Islam, dimana
pengelolaan dana tidak boleh dilakukan pada bidang usaha yang bertentangan dengan nilai
atau aturan Islam.

4. Berikan penjelasan anda apa yang andaketahui tentang peran Bank Indonesia dalam perekonomian
Indonesia!
Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia
tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem
pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti oleh
stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu
pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter.
Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi
ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara
normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas
sistem keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang
mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank
Indonesia.

5. Menurut anda bagaimana independensi kelembagaan Bank Sentral dalam mengelola perekonomian
Indonesia dalam sistem ketatanegaraan?
Adapun parameter yang digunakan untuk menakar kualitas independensi kelembagaan bank
sentral dapat mengacu kepada:
1) Kewenangan dan hubungan bank sentral dengan pemerintah
2) Pengisian jabatan pimpinan bank sentral.
3) Keuangan lembaga.
Kesimpulan yang dapat ditarik yakni menata kembali kelembagaan dan independensi Bank Indonesia
adalah Conditio Sine Qua non, karena lembaga bank Indonesia adalah lembaga yang memegang
peranan yang penting dalam bidang moneter.

Anda mungkin juga menyukai