Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN TUGAS 1

HUKUM PERBANKAN DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG/


HKUM4308

1. De Javasche Bank melakukan kegiatan perbankan yang bersifat dualistis


sehingga menimbulkan kritikan dari berbagai pihak, berikan penjelasan
saudara bagaimana kritikan yang muncul terhadap kegiatan De Javasche
Bank tersebut ?

Jawaban :

Sifat dualistis ini berulangkali menimbulkan berbagai kritik, kritikan yang mucul
adalah :
a. Dengan bunga yang lebih rendah daripada bank-bank lain maka Javasche
Bank dapat dengan mudah menarik nasabah yang terbaik.
b. Persaingan oleh suatu badan (De Javasche Bank) yang karena tugasnya
dapat memiliki data bank-bank lain, sehingga dianggap tidak wajar.

2. Dikaitkan dengan Undang-Undang perbankan berikan analisis saudara


mengenai bagaimana bentuk kegiatan usaha yang tidak boleh dilakukan
oleh Bank Umum kaitkan dengan aturan yang berlaku?

Jawaban :

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Pasal 1 Angka 3 UU No. 10
Tahun 1998 tentang perbankan (UU Perbankan 1998).

Kegiatan usaha yang dilarang untuk dilakukan oleh bank umum yaitu :
a. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada dua alasan, yaitu pertama, bank
atau perusahaan lain dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal
ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kriling penyelesaian dan
penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Kedua, untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus menarik
kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
b. Melakukan kegiatan usaha perasuransian.
c. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang sebagaimana telah diatur
dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang-Undang Perbankan.
3. Dari kasus tersebut diatas, ketika suatu transfer masuk ke rekening bank
nasabah, berikan penjelasan bagaimana cara pembatalan transfer
tersebut dapat dilakukan?

Jawaban :

Transfer masuk adalah dalam hal ini bank menerima amanat dari salah
satu cabang untuk untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang
beneficiary. Bank pembayar akan membukukan hasil transfer kepada rekening
nasabah beneficiary bila ia memiliki rekening di bank pembayar. Transfer
masuk tidak dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi amanat telah
dibebankan sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer.
Pembatalan transfer dapat dilakukan jika transfer belum dibayarkan kepada
beneficiary, kemudian akan diblokir dan dibatalkan kemudian dikembalikan
kepada cabang pemberi amanat melalui pemindahbukuan.

4. Bank Indonesia (BI) memiliki tugas, salah satu nya adalah mengatur dan
mengawasi bank, Bagaimana bentuk BI dalam mengatur dan mengawasi
Bank ? sertakan aturan yang mendasari !

Jawaban :

Sistem pengawasan tertinggi dalam perbankan Indonesia saat ini selain


diberikan pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertama kali diberikan kepada
Bank Indonesia (BI). Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Bank
Indonesia, menentukan bahwa BI mempunyai tugas salah satunya mengatur
dan mengawasi bank.
Bank Indonesia (BI) dalam mengemban tugas untuk mengatur dan
mengawasi bank, sesuai dengan ketentuan Pasal 24 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, berwenang untuk menetapkan
peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan
usaha tertentu dari bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Mengacu pada ketentuan tersebut maka jelas bahwa BI memiliki kewenangan,
tanggung jawab, dan kewajiban secara utuh untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap bank dengan menempuh upaya-upaya baik yang sangat
bersifat preventif maupun represif.
Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia berwenang
penuh dalam menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas
kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu bank, melaksanakan pengawasan
serta mengenakan sanksi terhadap bank. Dalam hal ini, bank Indonesia
berwenang menetapkan ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-
hatian. Sementara itu dalam bidang perizinan, wewenang Bank Indonesia,
mencakup: (1) memberikan dan mencabut izin usaha bank; (2) memberikan
izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank; (3) memberikan
persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank; (4) memberikan izin
kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu. Dalam
bidang pengawasan, Bank Indonesia berwenang mewajibkan bank untuk
menyampaikkan laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara
yang ditetapkan.

5. Dari kasus diatas, OJK melakukan pengawasan perbankan, kaitkan


dengan aturan yang berlaku bagaimana sistem pengawasan yang
dilakukan Otoritas Jasa Keuangan?

Jawaban :

Perbankan menjadi sektor yang paling penting untuk ditata ulang


pengaturan dan pengawasannya oleh OJK, karena kegiatan perbankan sangat
bersentuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan seluruh
sendi kehidupan masyarakat dan perekonomian nasional. Dengan
diundangkannya UU OJK maka tugas pengaturan dan pengawasan jasa
keuangan di sektor perbankan dialihkan ke tangan OJK. Namun demikian,
pengalihan dimaksud bersifat persial dan hanya mencakup ruang lingkup
pengaturan dan pengawasan dibidang micro-prudential, yakni :
a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi :
1. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia,
merger, konsolidasi dan akusisi bank, serta pencabutan izin usaha bank,
dan
2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi dan aktivitas jasa.
b. Pengaturan dan pengawasan kesehatan bank yang meliputi :
1. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap
simpanan, dan pencadangan bank;
2. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
3. Sistem informasi debitur;
4. Pengujian kredit (credit testing); dan
5. Standar akuntasi
c. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi :
1. Menajemen risiko;
2. Tata kelola bank;
3. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
4. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan.
d. Pemeriksaan bank
Diluar hal tersebut, pengaturan dan pengawasan perbankan yang bersifat
micro-prudential tetap berada di tangan bank Bank Indonesia. Pada pasal 8
UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, maka fungsi dan tugas yang
berkaitan dengan kebijakan moneter dan sistem pembayaran masih tersisa
dan melekat pada Bank Indonesia. Dengan tersisanya tugas untuk
memfasilitasi sistem pembayaran di Bank Indonesia sedang di sisi lain tugas
pengaturan dan pengawasan perbankan akan berpindah ke OJK, maka
koordinasi antara kedua lembaga tersebut mutlak diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai