Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aditya Adhi Laksmana

NIM : 045063219
Prodi : S1 – Manajemen
Mata Kuliah : Bank & Lembaga Keuangan Non Bank

JAWABAN TUGAS TUTORIAL KE-1


1. Jelaskan faktor apa saja yang memicu adanya integrasi pasar keuangan antar negara!
Jawab:
Beberapa faktor yang menyebabkan integrasi pasar keuangan antar negara adalah:
1. deregulasi atau liberalisasi pasar keuangan,
2. kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi,
3. pesatnya kemajuan kelembagaan pasar uang, dan
4. perkembangan komputer yang memungkinkan melakukan penghitungan dengan
cepat, sehingga informasi pasar secara cepat dapat diolah dan diidentifikasi untuk
pertimbangan keputusan investasi.

Terintegrasinya pasar keuangan dunia juga didorong oleh:


1. perilaku pengusaha yang tertarik untuk memanfaatkan pasar-pasar keuangan diluar
pasar keuangan domestik mereka,
2. ada kemungkinan di pasar keuangan negara lain dana ditawarkan dengan biaya
yang lebih rendah dari pada di pasar domestik,
3. adanya upaya untuk mengatur dan mendistribusikan risiko oleh para investor, dan
4. adanya motivasi, dimana suatu perusahaan sering tidak mau tergantung pada salah
satu negara, karena alasan posisi tawar (bargaining position).

2. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Bank dari segi fungsinya, dari segi pemiliknya dan dari segi
penciptaan Uang Giral
Jawab:
A. Jenis Bank dari segi fungsinya:
1. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

B. Jenis bank dari segi kepemilikannya:


1. Bank Persero, yaitu bank yang dimiliki oleh Pemerintah.
2. Bank Umum Swasta Nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta domestik (warga
negara Indonesia).
3. Bank Asing, yaitu bank yang dimiliki oleh warga negara asing.
4. Bank Campuran, yaitu bank yang dimiliki warga negara Indonesia dan warga negara
asing. 5. Bank Pemerintah Daerah, yaitu bank yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah.
C. Jenis bank dari segi penciptaan uang giral:
1. Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik berupa uang
kartal maupun uang giral.
Contoh :
a. Bank Sentral atau Bank Indonesia
b. Bank Umum

2. Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat pembayaran dan
hanya berperan sebagai perantara dalam perkreditan
Contoh :
a. Bank Perkreditan Rakyat

3. Bagaimana keadaan Perbankan setelah Perang Dunia (1945-1949)?


Jawab:
Bergejolaknya keadaan negara pada masa itu yang membuat terbentuknya
dua wilayah yakni daerah republic yang dikuasai RI dan daerah federal yang
merupakan wilayah RI yang diduduki Belanda membuat masing-masing daerah
mengalami perkembangan, dimana perkembangan perbankan di daerah Republik
Indonesia masa itu mempunyai dua bank, yakni bank Negara dan Bank Rakyat
Indonesia. Perkembangan perbankan di daerah federal saat itu memunculkan bank-
bank nasional swasta yang pada umumnya merupakan bank umum yang bergerak
dibidang perdagangan. Bank-bank tersebut adalah N.V. peerniagaan Indonesia,
didirikan pada tanggal 11 Maret 1948 dan Bank Timur N.V. Semarang, didirikan pada
tanggal 20 September 1949 yang kemudian diganti Namanya menjadi PT Bnak Gemari
dan kemudian melakukan merger dengan Bank Central Asia (BCA). Bank Dagang
Indonesia N.V. di Banjarmasin didirikan pada tanggal 12 Oktober 1949, Kalimantan
Trading Corporation N.V. di Samarinda didirkan pada tanggal 18 Februari 1950 yang
kemudian merger dengan Bank Pasific (Thomas Suyatno, dkk; 1993:5).
Pada perkembangan selanjutnya berdasarkan UU no. 13 tahun 1985 Bank
Indonesia, disamping itu bank-bank umum pun bermunculan demikian juga bank-
bank pembangunan, balok tabungan, bank-bank sekunder dan juga Lembaga-lembaga
keuangan bukan bank.

4. A. Tugas Bank Indonesia:


Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi Bank, sesuai
dengan UU Bank Indonesia, Bank Indonesia memiliki kewenangan menetapkan
peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari Bank, melaksanakan pengawasan Bank, dan mengenakan sanksi
terhadap Bank. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, dan dalam menetapkan
ketentuan-ketentuan perbankan, Bank Indonesia menganut prinsip kehati-hatian.
Pelaksanaan kewenangan ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. Dalam hal
perizinan, sesuai UU tersebut, Bank Indonesia, mempunyai kewenangan :
1) memberikan dan mencabut izin usaha Bank;
2) memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor Bank;
3) memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan Bank
4) memberikan izin kepada Bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha
tertentu.

Sementara itu, dalam hal pengawasan Bank oleh Bank Indonesia adalah
pengawasan langsung dan tidak langsung. Bentuk-bentuk pengawasan itu meliputi:
1) Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan,
keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
2) Apabila diperlukan, kewajiban pelaporan ini dikenakan pula terhadap
perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, dan pihak terafiliasi dari
Bank.
3) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap Bank, baik secara berkala
maupun setiap waktu apabila diperlukan.
4) Apabila diperlukan, pemeriksaan dapat pula dilakukan pada perusahaan
induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi, dan debitur Bank. Bank
dan pihak-pihak wajib memberikan kepada pemeriksa : keterangan dan data
yang diminta; kesempatan untuk melihat semua pembukuan, dokumen, dan
sarana fisik yang berkaitan dengan kegiatan usahanya; dan hal-hal lain yang
diperlukan.
5) Bank Indonesia dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank
Indonesia melaksanakan pemeriksaan.

B. Tugas Otoritas Jasa Keunagan:


Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan,
OJK mempunyai wewenang:
1) pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:
a) perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger,
konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;
b) kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk
hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa.
2) pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
a) likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap
simpanan, dan pencadangan bank;
b) laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
c) sistem informasi debitur;
d) pengujian kredit (credit testing);
e) standar akuntansi bank.
3) pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
a) manajemen risiko;
b) tata kelola bank;
c) prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang;
d) pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;
e) pemeriksaan bank.

Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang:


1) menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang;
2) menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3) menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4) menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5) menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
7) menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada
Lembaga Jasa Keuangan;
8) menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara,
dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan
9) menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang:


1) menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
2) mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala
Eksekutif;
3) melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan
tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan;
4) memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak
tertentu;
5) melakukan penunjukan pengelola statuter;
6) menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7) menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
8) memberikan dan/atau mencabut:
a) izin usaha;
b) izin orang perseorangan;
c) efektifnya pernyataan pendaftaran;
d) surat tanda terdaftar;
e) persetujuan melakukan kegiatan usaha;
f) pengesahan;
g) persetujuan atau penetapan pembubaran;
h) penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan.

C. Tugas Lembaga Penajmin Simpanan:


Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.


2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannnya.

Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.


2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan.
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank
Gagal yang tidak berdampak sistemik.
Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.

Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.


2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta.
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan
bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar
kerahasiaan bank.
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut pada
angka 4.
6. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi
kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian tugas
tertentu.
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan.
9. Menjatuhkan sanksi administratif.

Referensi:
- BMP EKSI4205/Modul 1-3
- https://brainly.co.id/tugas/20025607#readmore
- https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18178/bab%204-
5.pdf?sequence=4&isAllowed=y
- https://www.lps.go.id/fungsi-tugas-
wewenang#:~:text=Tugas%20Lembaga%20Penjamin%20Simpanan%20(LPS)&tex
t=Merumuskan%20dan%20menetapkan%20kebijakan%20dalam,Bank%20Gagal
%20yang%20berdampak%20sistemik.

Anda mungkin juga menyukai