Anda di halaman 1dari 10

SISTEM DAN LEMBAGA

PENGAWASAN PERBANKAN DI
INDONESIA
Sistem Pengawasan Perbankan

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Bank Indonesia, BI


mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, yang terdiri dari:
a.menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran
laju inflasi yang ditetapkannya.
b.Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara
tertentu seperti operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah
maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan
cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan
dengan cara-cara yang lazim ataupun dilaksanakan berdasarkan
prinsip Syariah.
SISTEM PENGAWASAN BANK OLEH
BANK INDONESIA
Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini
BI melaksanakan sistem pengawasannya dengan
menggunakan 2 pendekatan yakni:
1.pengawasan berdasarkan kepatuhan (compliance
based supervision)
2.pengawasan berdasarkan risiko (risk based
supervision/RBS)
Lanjutan

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran yang terdiri


dari:
a. melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan sistem pembayaran
b. mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan tentang kegiatannya
c. menetapkan penggunaan alat pembayaran.
3. Mengatur dan mengawasi bank
BI dalam mengemban tugas untuk mengatur dan mengawasi bank,
sesuai dengan ketentuan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia, berwenang untuk menetapkan
peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan
kegiatan usaha tertentu dari bank sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Lanjutan

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor


21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), pengaturan, pembinaan dan pengawasan
yang dilakukan BI terhadap perbankan, hanya
untuk yang bersifat macro prudential. OJK
bertugas untuk mengatur dan mengawasi aspek
micro prudential yang meliputi kelembagaan,
kesehatan, aspek kehati-hatian dan pemeriksaan
bank.
Fungsi Bank Sentral

Pada umumnya, bank sentral melaksanakan fungsinya sebagai berikut:


1. Bank sentral sebagai bank sirkulasi.
Sebagai bank sirkulasi, BI memiliki hak tunggal untuk mengedarkan uang kertas
dan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah (disebut dengan hak oktroi).
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, termuat ketentuan
sebagai berikut. BI berwenang menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan
dikeluarkan, bahan yang digunakan dan tanggal berlakunya sebagai alat
pembayaran yang sah (Pasal 19).
2. Bank sentral sebagai banker’s bank.
3. Maksudnya bank sentral dianggap sebagai banker dari bank-bank lain, bank-
bank tersebut dapat meminta bantuan BI untuk menambah permodalan mereka
dalam rangka pemberian kredit kepada nasabahnya. Bentuk bantuan
permodalan dari BI ini disebut dengan “kredit likuiditas”. Disamping itu, bank
sentral juga berfungsi sebagai “lender of last resort”.
Lanjutan

3. Bank sentral sebagai pengatur dan pengawas perbankan.


Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam UU Nomro 23 Tahun 1999,
BI sebagai bank sentral memeiliki kewenangan penuh dalam menetapkan
peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan
kegiatan usaha tertentu bank, melaksanakan pengawasan serta
mengenakan sanksi terhadap bank. Untuk itu, BI berwenang menetapkan
ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian.
4. Bank sentral sebagai pelaksana kebijakan moneter
Kebijakan moneter yang dimaksudkan adalah kebijakan yang ditetapkan
oleh BI sebagai bank sentral dalam rangka mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah.
Peran dan tugas BI difokuskan pada tiga subsistem
perekonomian, yaitu:
1. Moneter
2. Perbankan
3. Sistem pembayaran
Pelaksanaan tiga bidang dimaksud akan sangat
menentukan keberhasilan BI dalam mencapai tujuan
utamanya, yaitu memelihara kestabilan nilai rupiah
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 Ayat (1) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2009 jo. Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2004.
Otoritas Pengawasan Bank

Berkaitan dengan pengaturan dan pengawasan


bank, pada dasarnya hal-hal yang dapat
dilakukan oleh otoritas pengawasan bank,
meliputi kewenangan:
1. memberikan izin
2. untuk mengatur
3. untuk mengendalikan
4. untuk mengenakan sanksi.

Anda mungkin juga menyukai