Anda di halaman 1dari 16

TUGAS – TUGAS BANK

INDONESIA DAN OJK

Disusun oleh:
 Ichsan
 Muhammad Rizki Putra
 Willyam Firdaus
• Wewenang dan tugas Bank Indonesia
tertuang di dalam Undang-undang (UU)
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia yang dinyatakan berlaku pada
tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana
telah diubah dengan UU Republik
Indonesia No 6/2009. Tujuan BI adalah
mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.
TUJUAN DAN TUGAS BANK
INDONESIA
• Tujuan ini perlu ditopang dengan tiga pilar utama, yaitu kebijakan moneter dengan prinsip kehati-hatian, sistem
pembayaran yang cepat dan tepat, serta sistem perbankan yang dan keuangan yang sehat.

• Untuk mencapai tujuan tersebut, BI mempunyai tugas:


• menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
• mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
• mengatur dan mengawasi bank. Namun, sejak UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
berlaku, tugas dan pengawasan perbankan yang dilakukan BI difokuskan untuk pengawasan macroprudential. Artinya,
pengawasan BI mencakup upaya pengaturan dan pengawasan lembaga di sektor keuangan yang bersifat makro.
DALAM RANGKA MENETAPKAN DAN
MELAKSANAKAN KEBIJAKAN MONETER

• Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi yang ditetapkan.


• Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara antara lain:
• operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
• penetapan tingkat diskonto; dan
• penetapan cadangan wajib minimum.
• Berkaitan dengan hal tersebut, BI melaksanakan kebijakan nilai tukar
berdasarkan sistem nilai yang ditetapkan, mengelola cadangan devisa untuk
memenuhi kewajiban luar neger, dan dapat menerima pinjaman luar negeri.
• Untuk mencapai sasaran-sasaran moneter, BI juga dapat mempunyai
fungsi lender of the last resort.
DALAM RANGKA MENGATUR DAN MENJAGA
KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN

• Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas peyelenggaraan jasa


sistem pembayaran.
• Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya.
• Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
• Disamping itu, BI juga diberi kewenangan untuk mengatur sistem kliring
antar bank dalam mata uang rupiah atau valuta asing dan menetapkan
macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan baku yang
digunakan dana tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang
sah.
• Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, BI menetapkan peraturan,
memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank,
melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 
• Terkait dengan pengawasan bank, dalam UU ini diamanatkan bahwatugas mengawasi bank akan
dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan UU.
Pembentukan lenbaga pengawasan tersebut dilaksanakan paling lambat 31 Desember 2012.
 
• Dalam melaksanakan tugasanya, BI dipimpin oleh Dewan Gubernur, yang terdiri atas seorang
Gubernur, seorang Depuri Gubernur Senior, dan min. 4 orang atau max. 7 orang Deputi Gubernur.
HUBUNGAN DENGAN
PEMERINTAH:
• Dalam rangka koordinasi kebijakan antara otoritas moneter dengan otoritas fiskal dan sektor
rril, Rapat Dewan Gubernur dapat dihadiri oleh Menetri atau pejabat Pemerintah. Demikian
pula sebaliknya Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet.
• BI bertindak sebagai pemegang kas Pemerintah.
• Dalam hal Pemerintah akan menerbitkan surat-surat utang negara, Pemerintah wajib terlebih
dahulu berkonsultasi dengan BI dan DPR.
• BI dilarang membeli untuk diri sendiri surat-surat utang negara, kecuali di pasar sekunder.
• Akuntabilitas dan Anggaran
• Agar independensi yang diberikan kepada BI dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, kepada BI
dituntut untuk transparan dan memenuhi prinsip akuntabilitas publik.

• Transparansi dan prinsip akuntabiitas publik dilakukan dengan cara a.l:


• Menyampaikan informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui media masa pada setiap awal tahun anggaran
yang memuat evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya dan rencana kebijakan
moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter untuk tahun yang akan datang. Informasi ini juga disampaikan
secara tertulis kepada Presiden dan DPR.
• Menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada BPK untuk dilakukan pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan
tersebut selanjutnya disampaikan oleh BPK kepada DPR dan diumumkan oleh BI melalui media masa.
TUJUAN OJK DAN FUNGSINYA

• Tugas dan wewenang OJK Berdasarkan


pasal 6 dari UU No 21 Tahun 2011, tugas
utama dari OJK adalah melakukan
pengaturan dan pengawasan terhadap 3 hal
yaitu:
• Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
• Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
• Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
• Sedangkan wewenang yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut:

1. Terkait khusus pengawasan dan pengaturan lembaga jasa keuangan bank yang meliputi:

• Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya
manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;
• Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;
• Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan
modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan bank; laporan bank yang
terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur; pengujian kredit (credit testing); dan standar akuntansi bank;
• Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal
nasabah dan anti-pencucian uang; dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta pemeriksaan bank.
2. Terkait pengaturan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi:

• Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;


• Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
• Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
• Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
• Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada lembaga jasa keuangan;
• Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
• Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan.
3. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi:

• Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;


• Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
• Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan atau
penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
• Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak tertentu;
• Melakukan penunjukan pengelola statuter;
• Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
• Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
• Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan
melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai