Anda di halaman 1dari 47

HUKUM EKONOMI

INDONESIA

DOSEN :
Triyana Yohanes

F. HUKUM UAJY
Peranan Lembaga
Keuangan Dalam
Pembangunan Ekonomi
Rochmat Soemitro

• Pembagian Hukum Ekonomi juga dapat dilakukan


menurut klasifikasi lain sbb :
– Hukum Ekonomi Produksi
– Hukum Ekonomi Konsumsi
– Hukum Ekonomi Distribusi
– Hukum Ekonomi Keuangan
Lembaga Keuangan
Dibagi :
1. Lembaga keuangan yang berbentuk Bank
2. Lembaga keuangan non bank , yaitu
lembaga keuangan yang melaksanakan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar
Modal ,kegiatan jasa keuangan di sektor
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya.
Implementasi fungsi regulator dan
pengawasan
• Bank Indonesia : Mengatur dan mengawasi Bank
(UU No 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
sebagaimana diubah dengan UU No. 3 Tahun
2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 ttg Penetapan PP
Pengganti UU No. 2 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang BI menjadi UU)
• Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui UU No 21
Tahun 2011 mempunyai tugas untuk
menyelenggarakan pengaturan dan pengawasan
seluruh lembaga keuangan baik yang berbentuk
bank maupun tidak berbentuk bank
Lembaga keuangan yang
berbentuk bank
Pengaturannya :
1. UU No 10 Tahun 1998 tentang
perubahan UU No 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan .
2. UU No 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syariah
UU terkait
1. Undang Undang No 23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia dan UU Perubahannya
2. Undang- Undang tentang UU No 9 Tahun 2016
Tentang Tentang Pencegahan dan Penanganan
Krisis Keuangan .
3. UU No 21 Tahun 2011 Tentang OJK
4. UU LPS 9(UU RI N. 7/2009 Tentang Penetapan PP
Pengganti Uu No. 3/2008 Tentang Perubahan Atas
Uu N. 24/2004 Tentang Lembaga Penjamin
Simpanan Menjadi Undang-undang
5. UU No. 4 Tahun 2023 Tentang Pengembangan
Dan Penguatan Sektor Keuangan
6. Peraturan-peraturan bidang Keuangan Lainnya
LEMBAGA
PERBANKAN
Pengertian Bank
• Pasal 1 (1) UU Nomor 10 Tahun 1998
menentukan bahwa : ”Perbankan adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Lembaga Perbankan
Dari aspek operasionalnya dapat dbagi menjadi :
1.Perbankan yang beroperasi secara konvensional
2.Bank yang beroperasi secara syariah

Dari jenisnya
1. Bank Umum
2. BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Jenis bank ini
tidak dapat melakukan transaksi valuta asing
seperti yang dilakukan bank umum
Fungsi lembaga perbankan

• Sebagai lembaga
intermediary/perantara bagi
pihak yang kelebihan dana
dan pihak yang kekurangan
dana
HUBUNGAN BANK
DENGAN
NASABAH
Hubungan Bank dan Nasabah
1. Kontraktual
2. Non Kontraktual :
a. Hubungan kepercayaan
b. Hubungan kehati hatian
c. Hubungan kerahasiaan
Hubungan Kontraktual
• Hubungan Kontraktual Hubungan yang paling utama
dan lazim antara bank dengan nasabah adalah
hubungan kontraktual.
• Terhadap nasabah debitur hubungan kontraktual
tersebut berdasarkan atas suatu kontrak yang
dibuat antara bank sebagai kreditur (pemberi dana)
dengan pihak debitur ( peminjam dana ). Hukum
kontrak yang menjadi dasar hubungan bank dengan
nasabah debitur bersumber dari ketentuan-
ketentuan KUHPerdata tentang kontrak (buku
ketiga).
• Contoh : Perjanjian pinjam meminjam, penitipan
barang, Pemberian kuasa, dsb.
Non-kontraktual
Hubungan kepercayaan :
Contoh :
1.Tabungan, deposito, giro, dsb
2.Transfer
3.Inkaso, layanan bank untuk penagihan pembayaran atas
surat/document berharga (wesel, cek, bilyet giro, kuitansi, surat
promes/aksep dan hadiah undian) kepada pihak ketiga di
tempat atau kota lain di dalam negeri.
4.Credit,
5.Bank garansi, jaminan pembayaran dari Bank yang diberikan
kepada pihak penerima jaminan (Beneficiary ) apabila pihak
yang dijamin (biasanya nasabah bank penerbit / Applicant )
tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji
(Wanprestasi).
Non Kontraktual
Hubungan Kehati-hatian (Prinsip Kehati-hatian UU No. 10/1998)
1. Pasal 2 :Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian;
2. Pasal 29 (2) Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank
sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas
manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain
yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan
kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
3. Pasal 29 (3) : Dalam memberikan kredit atau pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah dan melakukan kegiatan usaha
lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan
bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya
kepada bank.
4. UU No. 24/2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan
Non Kontraktual
Hubungan kerahasiaan :
• Pasal 40 – 45 No. 10/1998 : Bank wajib
merahasiakan keterangan mengenai
Nasabah Penyimpan dan simpanannya,
kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41, Pasal 41 A, Pasal 42,
Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44 A
PEMBEDAAN BANK
BERDASAR JENISNYA
JENIS JENIS BANK MENURUT
OPERASIONALNYA

• BANK UMUM
– Bank Umum Konvensional
– Bank Syariah
• BANK PERKREDITAN RAKYAT
– BPR konvensional
– BPR syariah
Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat
Pasal 1angka 3 dan 4 Undang-undang No 10 tahun
1998 tentang perubahan Undang-Undang nomor 7
tahun 1992 tentang Perbankan menentukan :
• Bank Umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
• Bank perkreditan rakyat adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran
PERBEDAAN
BANK KONVENSIONAL
DAN
BANK SYARIAH
BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
Bank Konvensional
• Kepentingan pemilik dana (deposan) adalah
memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang
tinggi, sedangkan kepentingan pemegang saham
adalah diantaranya memperoleh spread yang
optimal dari suku bunga simpanan dan suku bunga
pinjaman . Dilain pihak kepentinganpemakai dana
(debitor) adalah mendapatkan bunga yang rendah.
Dengan demikian terhadap kepentingan dari tiga
pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit di
diharmoniskan. Dalam hal ini bank konvensional
berfungsi sebagai lembaga perantara saja.
• Tidak adanya ikatan emosional yang kuat antara
pemegang saham pemilik bank dan nasabah karena
masing-masing pihak mempunyai keinginan yang
bertolak belakang .
BANK KONVENSIONAL
Menerapkan sistem bunga
– Penetapan suku bunga dibuat pada waktu akad dengan
pedoman selalu untung untuk pihak bank
– Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah
uang(modal) yang dipinjamkan . Penentuan suku bunga
dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu
untung untuk pihak bank
– Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun
jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan
ekonomi sedang baik
– Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua
agama termasuk agama islam
– Pembayaran bunga tetap seperti yang diperjanjikan
tanpa pertimbangan proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi
BANK SYARIAH
Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti
perbankan konvensional, yaitu agar lembaga
perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan
cara meminjamkan modal, menyimpan dana,
membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang sesuai. Prinsip hukum Islam melarang unsur-
unsur di bawah ini dalam transaksi-transaksi
perbankan tersebut:
1. Perniagaan atas barang-barang yang haram,
2. Bunga ( ‫ربا‬riba),
3. Perjudian dan spekulasi yang disengaja ( ‫ميسر‬
maisir)
4. Ketidakjelasan dan manipulatif ( ‫غرر‬gharar)
BANK SYARIAH
• Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia
adalah titipan Allah swt sehingga cara memperoleh,
mengelola dan memanfaatkannya sesuai dengan
ajaran hukum agama Islam.
• Bank syariah mendorong nasabah mengupayakan
pengelolaan dana nasabah sesuai ajaran islam.
• Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik
nasabah maupun peminjam pada posisi yang sangat
penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah
sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah
dengan bank
• Adanya kesamaan ikatan emosional yang didasarkan
pada prinsip keadilan , prinsip kesederajatan dan
prinsip ketentraman antara pemegang
saham,pengelola bank, dan nasabah atas jalannya
usaha bank syariah
BANK SYARIAH
MENERAPKAN PRINSIP BAGI HASIL
• Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada
waktu akad dan berpedoman pada kemungkinan
untung rugi
• Besarnya nisbah bagi hasil didasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh
• Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan
• Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
• Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang
dijalankan proyek itu tidak mendapatkan keuntungan
maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua
belah pihak.
BANK SYARIAH
Ada 5 segi religius yang berkedudukan kuat dalam
literature, harus diterapkan dalam perilaku investasi.
Lima segi tersebut antar lain (Mervyn K,Lewis &Lativa
M Algaoud,48,2003)
• Tidak ada transaksi keuangan yang berbasis bunga
(riba)
• Pengenalan pajak religius atau pemberian sedekah
,zakat
• Pelarangan produksi barang dan jasa yang
abertemtangan dengan system nilai islam (haram)
• 4.Penghindaran aktivitas ekonomiyang melibatkan
maysir(judi) dan gharar (ketidakpastian)
• Penyediaan takaful (asuransi Islam)
BANK INDONESIA
Tujuan Bank Indonesia
Pasal 7 Ayat 1 UU BI :
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank


Indonesia mempunyai tujuan untuk mencapai
stabilitas nilai rupiah, memelihara stabilitas
Sistem Pembayaran, dan turut menjaga Stabilitas
Sistem Keuangan dalam rangka mendukung
pertumbuhan ekonomi yang Berkelanjutan.
Tugas Bank Indonesia
1. Menetapkan dan melaksanakan
kebijaksanaan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank.
TUGAS MENETAPKAN DAN MELAKSANAKAN
KEBIJAKSANAAN MONETER

1. Open market operation


2. Kebijakan diskonto
3. Penetapan cadangan wajib minimun
Open Market Operation

• Pasar Terbuka (open market) yaitu


kondisi pasar yang pembentukan harganya
terjadi semata-mata atas dasar persaingan
bebas dari pembeli ataupun penjual tanpa
adanya batasan. Prinsip pasar bebas.
• Pasar bebas adalah free market yaitu
kondisi pasar yang memberikan kebebasan bagi
masyarakat untuk membeli dan menjual barang,
yang harga penjualan dan pembeliannya
ditentukan oleh penawaran dan permintaan.
Politik Diskonto

Adalah kebijakan yang dilakukan oleh Bank


Sentral untuk menambah dan mengurangi
jumlah uang yang beredar dengan cara
menaikkan atau menurunkan suku bunga
bank. Jika Bank Sentral menaikkan suku
bunga berarti bertujuan untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar. Demikian
sebaliknya
Penetapan Cadangan Wajib Minimun
Cadangan Wajib Minimum adalah reserve requirement yaitu
jumlah dana yang harus dipertahankan dalam rekening giro
pada bank sentral atau pada bank koresponden dalam
bentuk kas; rekening giro yang merupakan cadangan wajib
minimum di bank sentral tidak diberikan bunga; bank
umum wajib memeliharacadangan wajib minimumnya pada
Bank Sentral.

Setiap bank umum wajib untuk menyisihkan sebagian dari


dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk
giro wajib minimum berupa rekening giro bank yang
bersangkutan pada bank Indonesia.
MENGATUR DAN MENJAGA
KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN

• Melaksanakan dan memberikan


persetujuan dan ijin atas penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran.
• Mewajibkan penyelenggara jasa sistem
pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya.
• Menetapkan penggunaan alat
pembayaran
MENGATUR DAN MENGAWASI
BANK.
• memberikan ijin (right to licence).
• mengatur (right to regulate)
• mengawasi (right to supervise)
• mengenakan sanksi (right to impose
sanction).
OTORITAS
JASA KEUANGAN
(OJK)
OJK
• Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
tentang Otoritas Jasa Keuangan
• Dengan lahirnya OJK maka tugas
Mengatur dan mengawasi Lembaga
Perbankan diambil alih oleh OJK.
• OJK mempunyai kewenangan untuk
melakukan pengaturan dan pengawasan
lembaga keuangan yang berbentuk bank
dan berbentuk non bank
OJK
Pasal 1 (1) Undang-Undang OJK :
• Otoritas Jasa Keuangan, adalah lembaga
yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
OJK
Pasal 4 UU OJK
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:
• terselenggara secara teratur, adil, transparan,
dan akuntabel;
• mampu mewujudkan sistem keuangan yang
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
• mampu melindungi kepentingan Konsumen dan
masyarakat.
OJK
Pasal 6 UU OJK
OJK melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap:
a. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;
b. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal;
c. kegiatan jasa keuangan di sektor
Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya.
OJK
Pasal 28-31 UU tentang OJK
OJK berwenang melakukan tindakan:
(1) pencegahan kerugian konsumen dan
masyarakat;
(2) melakukan pelayanan pengaduan konsumen;
(3) melakukan pembelaan hukum dengan memerin-
tahkan atau melakukan tindakan tertentu
kepada Lembaga Jasa Keuangan untuk
menyelesaikan pengaduan Konsumen yang
dirugikan; serta
(4) mengajukan gugatan
PASAR MODAL
Pasar Modal
• UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 :
Kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan Perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek
yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek
Peranan Pasar modal dalam
pembangunan
• Menjadi salah satu alternatif sumber
pembiayaan negara dan memberikan
kesempatan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan dalam
bentuk kepemilikan efek .
Pasar Modal
• Pasar modal mempertemukan pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan yang membutuhkan dana.
• Pasar modal memfasilitasi jualbeli sekuritas yang
umumnya berumur lebih dari satu tahun, seperti saham
dan obligasi.
• Pasar modal mendorong terciptanya alokasi dana yang
efisien.
• Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal.
• Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa
Efek Surabaya (BES) bergabung menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Pasar Sekuritas, Pasar Uang Dan Pasar Modal
• Pasar Sekuritas diperdagangkan di pasar finansial
(financial market), terdiri dari pasar modal dan
pasar uang.
• Pasar uang (money market) pada dasarnya
merupakan pasar untuk sekuritas jangka pendek
baik yang dikeluarkan oleh bank dan perusahaan
umumnya maupun pemerintah.
• Pasar modal (capital market) pada prinsipnya
merupakan pasar untuk sekuritas jangka panjang
baik berbentuk hutang maupun ekuitas (modal
sendiri) serta berbagai produk turunannya.

Anda mungkin juga menyukai