Anda di halaman 1dari 6

Kisi Kisi UTS Perbankan

1. Definisi perbankan menurut uu perbankan dan menurut ahli


Jawab
Menurut UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan Pasal 1 ayat 1, Perbankan adalah
segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Menurut Kasmir (2016 : 3) menyatakan Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.

2. Mengenai bank umum dan bank bpr (pengertian dan perbedaan)


Jawab
Bank umum merupakan bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan
berdasarkan prinsip syariah, di mana dalam kegiatannya bank umum memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dan bertujuan untuk meningkatkan
perekonomian. (Pasal 1 angka 3 UU No. 10 tahun 1998)
Bank BPR adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. (Pasal 2 angka 4 UU No. 10 tahun 1998)
Perbedaan
 Bank umum memberikan jasa lalu lintas pembayaran seperti kliring dan jual beli
valuta asing, sedangkan BPR tidak.
 Bank umum dapat melakukan transaksi giral, sedangkan BPR tidak.
 Berbeda dengan Bank Umum yang memiliki layanan kartu kredit, BPR tidak
memiliki layanan kartu kredit.
 Nilai plafon kredit BPR juga umumnya terbatas, hanya sampai miliaran rupiah.
Sementara Bank Umum memiliki nilai plafon yang tidak terbatas, bisa mencapai
triliunan rupiah.
 Dari segi tabungan, Bank Umum memiliki layanan transaksional yang lebih
lengkap mulai dari ATM maupun internet banking. Sementara BPR tidak memiliki
layanan transaksional yang sekompleks Bank Umum.
 Penjaminan LPS terhadap BPR juga lebih tinggi hingga 6% dibandingkan dengan
Bank Umum yang mendapat penjaminan LPS lebih rendah sampai 3.50% (valas
0.25%).
 BPR dilarang melakukan kegiatan valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta
asing dengan ijin OJK.
 Berbeda dengan Bank Umum, BPR tidak menerima simpanan dalam bentuk Giro
seperti cek atau bilyet giro
 BPR juga tidak ikut serta dalam lalu lintas pembayaran seperti pada Bank Umum
 BPR tidak melakukan penyertaan modal dan tidak melakukan usaha
pengasuransian.

3. Tujuan praktis terhadap prinsip-prinsip kegiatan perbankan di Indonesia


Jawab
Tujuan praktis terhadap prinsip-prinsip kegunaan perbankan di Indonesia, terutama dalam
produk yang berkaitan dengan pinjam dan simpan, meliputi:
1. Memfasilitasi Akses Keuangan: Praktik perbankan harus dirancang untuk
memastikan bahwa masyarakat memiliki akses yang mudah dan terjangkau ke
berbagai layanan perbankan, seperti tabungan, pinjaman, dan pembayaran.
2. Kestabilan Keuangan: Bank-bank harus berpegang pada prinsip kehati-hatian
dalam memberikan pinjaman untuk memastikan stabilitas keuangan mereka dan
mencegah risiko kredit yang berlebihan.
3. Peningkatan Literasi Keuangan: Tujuan ini mencakup pendidikan dan edukasi
masyarakat tentang pentingnya menyimpan uang, mengelola hutang, dan
mengambil keputusan keuangan yang bijaksana.
4. Perlindungan Konsumen: Produk-produk perbankan harus dirancang dengan
memperhatikan kepentingan konsumen dan memberikan perlindungan yang
memadai terhadap praktik-praktik yang merugikan.
5. Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM): Bank-bank harus mendukung
pertumbuhan dan perkembangan UKM dengan menyediakan pinjaman yang
terjangkau dan memberikan bimbingan untuk pengembangan usaha.
6. Efisiensi dan Inovasi: Tujuan ini mencakup penggunaan teknologi terbaru untuk
meningkatkan efisiensi operasional dan menghadirkan produk-produk inovatif
seperti layanan perbankan digital.
7.Kepatuhan terhadap Regulasi: Praktik perbankan harus selalu mematuhi
peraturan dan regulasi yang berlaku untuk menjaga integritas sektor perbankan.
Dengan memastikan bahwa prinsip-prinsip ini diterapkan dalam produk perbankan yang
berkaitan dengan pinjam dan simpan, perbankan di Indonesia dapat mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat
dengan baik.
4. Terkait produk perbankan (pinjaman, kredit, simpanan, dll)
Jawab
 Tabungan = produk yang umum digunakan yang ditawarkan ketika pengguna
memiliki kebutuhan menabung atau sekadar menyimpan uang.
 Deposito = simpanan yang penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank
 Kredit = penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
 Simpanan = dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan
perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito,
tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

5. LPS Lembaga penjamin simpanan (dasar hukum, fungsi dan perannya)


Jawab
LPS adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan
nasabah penyimpan melalui skim asuransi, dana penyangga, atau skim lainnya (UU No. 10
tahun 1998 pasal 1 angka 24)
Dasar hukumnya UU No. 24 tahun 2004 tentang lembaga penjamin simpanan.
Fungsinya : Menjamin simpanan nasabah penyimpan; turut aktif dalam memelihara
stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.
Tugasnya : Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan;
melaksanakan penjaminan simpanan; merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam
rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan; merumuskan, menetapkan dan
melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gaga; yang tidak berdampak sistemik;
melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik.
Wewenangnya : Menetapkan dan memungut premi penjaminan; menetapkan dan
memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi peserta; melakukan pengelolaan
kekayaan dan kewajiban LPS; menetapkan syarat, tata cara dan ketentuan pembayaran
klaim.

6. Bank syariah (definisi, Dasar hukum, produk yang bisa dijual dan dibeli)
Jawab
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit
usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat
syariah.
Dasar hukumnya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
 Penghimpunan dana : produk simpanan seperti tabungan, giro dan deposito yang
memakai prinsip mudharabah dan wadiah.
 Penyaluran dana : produk pembiayaan dengan memakai prinsip seperti jual beli
(murabahah, istishna, dan salam), bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dan
ujrah atau upah.
 Jasa keuangan : produk bank syariah dengan memakai prinsip syariah seperti
wakalah, kafalah, sharf, dan hawalah seperti transfer, kliring, inkaso, payroll dan
bank garansi.

7. Sanksi yang akan didapat jika bank tidak memegang teguh prinsip kerahasiaan, dan
siapa yang bertanggungjawab?
Jawab
Prinsip kerahasiaan bank diatur dalam pasal 40 uu No. 10 tahun 1998 dan ditegaskan
kembali pada pasal 2 ayat 1 PBI uu No. 2 tahun 2000, di mana bank wajib untuk
merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpan dan simpanan nasabah.
Sanksi yang didapat ada pada pasal 47 ayat 1 dan ayat 2, yakni diancam dengan pidana
penjara sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 4 tahun serta denda sekurang-
kurangnya 10 miliar dan sebanyak-banyaknya 200 miliar, atau diancam dengan pidana
sekurang-kurangnya 2 tahun dan paling lama 4 tahun penjara dan denda sekurang-
kurangnya 4 miliar dan sebanyak-banyaknya 8 miliar (untuk anggota dewan komisaris,
direksi, pegawai bank dan pihak terafiliasi lainnya)

8. Baca-Baca mengenai kepengurusan PT (UUPT)

9. Kredit perbankan adalah proses dimana bank atau lembaga keuangan memberikan dana
kepada peminjam (nasabah) dengan persetujuan tertentu untuk jangka waktu tertentu
peminjam.
Printsip/asas hukum perbankan terdiri dari;

1. Asas Demokrasi Ekonomi


Perbankan Indonesia dalam melakukan kegiatan usahanya berdasarkan demokrasi
ekonomi. Fungsi dan usaha perbankan diarahkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

2. Asas Kepercayaan
Usaha perbankan dilandasi hubungan kepercayaan antara bank dan nasabahnya. Oleh
karenanya perbankan wajib mempertahankan kepercayaan masyarakat.

3. Asas Kerahasiaan
Asas ini mengharuskan atau mewajibkan bank merahasiakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan uang milik nasabah dan lainnya. Para nasabah akan memanfaatkan
jasa bank, jika bank menjamin bahwa tidak ada penyalahgunaan data terkait simpanannya.

Prinsip kerahasiaan menjadi sangat penting dijaga dalam industri perbankan, karena
prinsip tersebut merupakan jiwa industri perbankan. Stabilitas sistem keuangan akan goyah
jika bank tidak menganut prinsip kerahasiaan ini.

4. Asas Kehati-Hatian
Dalam Pasal 29 Undang-Undang Perbankan dinyatakan bahwa bank wajib melakukan
kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini bertujuan agar bank selalu
dalam keadaan likuid, solvent, dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank tetap
tinggi, sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank
serta kepentingan nasabah terlindungi.

5. Asas Prinsip Mengenal Nasabah


Mengenal nasabah menjadi bagian yang tak kalah penting dalam industri perbankan.
Prinsip ini tak hanya berlaku secara nasional tetapi juga internasional, bahkan
direkomendasikan oleh Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan, sebagaimana dicatat
oleh Komite Organisasi Bank untuk Penyelesaian Internasional. Prinsip ini berguna untuk
mencegah terjadinya transaksi mencurigakan yang berujung pada pencucian uang nasabah.

Menurut UU nomor 40 tahun 2007, PT adalah badan hukum yang berupa persekutuan
modal dan didirikan berdasarkan perjanjian untuk melakukan kegiatan usaha.
Berdasarkan Pasal 1 angka 5 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(“UUPT”), pengertian Direksi adalah:
“Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.”
Mengenai tugas dan wewenang Direksi lebih jauh diatur dalam Pasal 92 (5) UUPT bahwa
dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, pembagian tugas dan
wewenang pengurusan di antara anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan RUPS.
Jika kemudian ternyata RUPS tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang anggota
Direksi, maka pembagian tugas dan wewenang direksi ditetapkan berdasarkan keputusan
Direksi (Pasal 92 ayat [6] UUPT).

Anda mungkin juga menyukai