Anda di halaman 1dari 6

TUTON 1

Berdasarkan video pada link yang telah diberikan, dapat disimpulkan bahwa
sistem keuangan merupakan sebuah kelompok institusi dalam sebuah ekonomi yang
membantu mempertemukan antara peminjam dan penabung.

Sementara menurut definisi IMF (2004), Sistem keuangan merupakan sistem


yang terdiri dari unit institusional dan pasar yang berinteraksi dengan cara tertentu
untuk memobilisasi dan guna memenuhi kebutuhan investasi, dan menyediakan
fasilitas, termasuk sistem pembayaran, untuk pembiayaan aktifitas komersial.

Beberapa fungsi sistem keuangan yaitu:

1. Fungsi Tabungan (Saving Function)


Sistem keuangan dapat menyediakan bentuk-bentuk aset keuangan dengan
mekanisme tabungan. Tabungan dalam bentuk aset keuangan tersebut dapat
digunakan untuk membiayai investasi yang akan meningkatkan produksi dan
meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.

2. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)


Fungsi kekayaan pada sistem keuangan dilakukan oleh masyarakat dengan cara
menyimpan aset kekayaannya dalam bentuk yang relatif likuid. Kemudian masyarakat
dapat mempertahankan nilai kekayaannya sampai dana tersebut dibutuhkan untuk
dibelanjakan.

3. Fungsi Likuiditas (Liquidity Function)


Kekayaan yang disimpan dalam bentuk aset keuangan akan relatif mudah untuk
dikonversikan ke dalam bentuk tunai atau kas. Dengan demikian, sistem keuangan
memberikan likuiditas bagi penabung atau pemilik kekayan dengan bentuk aset
keuangan bagi yang sedang membutuhkan uang tunai.

4. Fungsi Kredit (Credit Function)


Pada fungsi ini, pasar keuangan dapat memberikan fasilitas kredit yang digunakan
untuk membiayai konsumen. Kredit merupakan pinjaman yang harus dikembalikan
bersama dengan bunganya.

Sumber:

Video penjelasan materi https://youtu.be/ElaT2ZhPuqE

Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank (BMP);1-9/EKSI4205


TUTON 2
Yang dilakukan oleh OJK dalam rangka melindungi konsumen dan masyarakat
berdasarkan kasus yang telah dijabarkan yaitu OJK telah melakukan pencegahan
dengan menghimbau bank mandiri agar memberikan informasi serta mengedukasi
konsumen terkait permasalahan yang terjadi pada bank tersebut. Lalu, tindakan
pelayanan pengaduan konsumen yang harus dilakukan oleh OJK antara lain:
1. OJK perlu menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan
konsumen yang dirugikan olrh bank terkait.
2. OJK perlu membuat layanan pengaduan konsumen pada setiap bank agar
memudahkan para konsumen untuk menginformasikan jika terjadi permasalahan pada
layanan bank terkait.
3. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen sesuai dengan peraturan
perundang-undangan disektor jasa keuangan.

Sumber Referensi :

Dr. Murti Lestari, M.Si. 2022. Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank (BMP).
Tanggerang Selatan, Universitas Terbuka
TUTON 3

Perbedaan dari Bank Umum, Bank Pengkreditan Rakyat dan Bank Syariah dapat
dilihat dari bentuk kegiatan usahanya yaitu:

-Bank umum
Kegiatan usaha bank umum meliputi :
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,deposito
berjangka,sertifikat deposito,tabungan,dan atau bentuk lainnya yang di persamakan
dengan itu.
b. Memberikan kredit.
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.
d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan
atas perintah nasabahnya.
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.

- Bang Pengkreditan Rakyat


Kegiatan pengkreditan rakyat meliputi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka,tabungan, atau bentuk lainnya yang di persamakan dengan itu.
b. Memberikan kredit
c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah.
Sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh bank indonesia.
d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),deposito
berjangka, sertifikat deposito , dan/atau tabungan pada bank lain.
e. Melakukan usaha perasuransian.

-Kegiatan usaha bank syariah meliputi:


a. Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip bank syariah
b. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah atau lembaga
keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya.
d. Bertindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip syariah.
e. Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
TUTON 4

Aturan dalam melaksanakan pengawasan Kesehatan bank tertulis dalam UU No.7


Tahun 1992 yang diperbarui dengan UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan.
Pengaturan tentang kesehatan perbankan dalam UU ini tertuang dalam pasal 29 ayat 2
yang berbunyi : Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas,
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib
melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati – hatian. Selanjutnya
peraturan tersebut diturunkan dalam peraturan teknis berupa peraturan bank
Indonesia, yaitu peraturan Bank Indonesia nomor 6/10/PBI/2004 tentang sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Lalu diperbarui menjadi PBI
No.13/1/PBI/2011. Peraturan ini berlaku efektif pada januari 2012.

Setelah berdirinya OJK, Peraturan Bank Indonesia tentang penilaian Kesehatan Bank
tersebut digantikan oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.4/PJOK.03/2016
tentang penilaian Kesehatan Bank Umum. Dengan adanya peraturan baru ini maka
PBI No.13/1/PBI/2011 dicabut. Namun peraturan pelaksanaan yang tidak
bertentangan dengan POJK No.4 Tahun 2016 dinyatakan tetap berlaku.

Pokok – pokok yang diatur dalam pengawasan Kesehatan bank sesuai POJK No.4
Tahun 2016 sebagai berikut:

a. Bank (termasuk kantor cabang bank asing) wajib melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank baik secara individual maupun konsolidasi dengan menggunakan
pendekatan risiko. Penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi dilakukan bagi
bank yang melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak.

b. Faktor – faktor penilaian tingkat kesehatan bank terdiri : profil risiko (risk profile),
Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital).

c. Bank wajib melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank
dan hasil self assesment tingkat kesehatan bank yang telah mendapat persetujuan dari
direksi wajib disampaikan kepada dewan komisaris. Selanjutnya, hasil self assessment
dimaksud wajib disampaikan kepada Bank Indonesia.

d. Periode penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan paling kurang setiap semester
(untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember) serta dilakukan pengkinian sewaktu –
waktu apabila diperlukan.

e. Apabila dari hasil identifikasi dan penilaian Bank Indonesia ditemukan


permasalahan atau pelanggaran yang secara signifikan memengaruhi atau akan
memengaruhi operasional atau kelangsungan usaha bank maka Bank Indonesia
berwenang menurunkan peringkat komposit tingkat Kesehatan bank.

Sumber referensi : Dr. Murti Lestari, M.Si. 2022. Bank dan Lembaga Keuangan Non
Bank (BMP). Tanggerang Selatan, Universitas Terbuka
TUTON 5

Menurut Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan


Menteri Perindustrian Nomor: Kep-122/MK/IV/2/1974, Nomor: 32/M/SK/2/1974,
dan Nomor: 30/KPB/1974 tanggal 7 Februari 1974.
Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan
barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan
hak pilih (opsi) bagi yang bersangkutan untuk memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.

Terdapat beberapa pihak yang terkait dengan transaksi leasing baik langsung maupun
tidak langsung. Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi adalah sebagai berikut.

1. Lessor
Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha yang telah memperoleh izin usaha dari
Menteri Keuangan kemudian memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam
bentuk barang modal.

2. Lessee
Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan
pembiayaan dari lessor.

3. Supplier (pemasok)
Supplier merupakan pihak yang menyediakan barang modal yang disewakan untuk
digunakan oleh lessee. Barang modal tersebut dibayar secara tunai oleh lessor.

4. Bank
Bank merupakan pihak yang tidak terlihat secara langsung dalam perjanjian leasing.
Keterlibatan Bank dalam transaksi leasing adalah ketika lessor atau supplier
menggunakan dana yang berasal dari bank dalam penyediaan barang modal.

5. Asuransi
Asuransi dilibatkan untuk menghindari risiko kerugian yang besar dalam transaksi
leasing. Biaya asuransi pada umumnya ditanggung oleh lessee karena lessee yang
memahami seluk-beluk barang modal yang digunakan.

Sumber Referensi :

Dr. Murti Lestari, M.Si. 2022. Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank (BMP).
Tanggerang Selatan, Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai