a. Ceteris Paribus berarti lain-lain hal tetap sama atau lain-lain hal tidak berubah.
Menurut asumsi ini yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara
eksplisit dinyatakan berubah, sementara itu variabel lainnya tidak berubah, sepanjang
dalam model analisis tidak diasumsikan sebagai variabel yang nilainya ditentukan
oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
Sebagai contoh, saat harga minyak goreng meningkat, ternyata permintaan kuantitas
minyak goreng akan tetap karena menjadi kebutuhan utama masyarakat. Dalam
contoh tersebut, penggunaan ceteris paribus adalah mencetuskan hubungan
operasional antara harga dan kuantitas suatu barang. Ceteris paribus di sini berarti
bahwa adanya beragam faktor tidak terlalu memengaruhi hubungan antara harga dan
kuantitas permintaan
Sumber Referensi:
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/sistem-ekonomi-campuran-adalah/ diakses
2. Pendekatan Utility menganggap bahwa daya guna dapat diukur secara kardinal
(dengan angka), sedangkan pendekatan kurva kepuasan yang sama hanya
mensyaratkan kepuasan dapat dibandingkan secara ordinal. Perinciannya sebagai
berikut :
a. Pendekatan utility. Beranggapan bahwa kepuasan (utility) setiap konsumen dapat
diukur dengan uang atau dengan satuan lain (utility yang bersifat kardinal) seperti saat
mengukur volume air, panjang jalan, berat sekarung beras.
b. Pendekatan kurva kepuasan yang sama.Beranggapan bahwa tingkat kepuasan
konsumen dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan berapa
lebih tinggi atau lebih rendah (utility yang bersifat ordinal.
3. Berdasarkan pendapat saya, pendekatan yang lebih baik adalah pendekatan kurva
kepuasan yang sama. Pendekatan utility dinilai lebih mempunyai kelemahan,
sedangkan pendekatan kurva kepuasan yang sama justru dinilai lebih memiliki
kelebihan. Oleh karena itu, pendekatan kurva kepuasan yang sama adalah pendekatan
yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pendekatan utility. Kelebihan
pendekatan kurva kepuasan yang sama dibandingkan dengan pendekatan utility
adalah :
a. Tingkat kepuasan konsumen meningkat.
b. Beranggapan bahwa konsumen tidak perlu mengidentifikasikan daya guna total dan
marjinal.
c. Dapat memisahkan efek substitusi dan efek pendapatan yang merupakan efek total
akibat perubahan harga terhadap kuantitas yang diminta.
Sumber Referensi:
Jika harga input tenaga kerja (PL) sebesar 3 per unit dan harga input modal (PK)
sebesar 5 per unit. Agar biaya yang digunakan minimum, Tentukan jumlah tenaga
kerja (L) dan input modal (K) yang harus di gunakan untuk memproduksi 12 unit .
Dalam menentukan jumlah tenaga kerja (L) dan input modal (K) yang harus
digunakan untuk memproduksi 12 unit agar biaya yang digunakan minimum, dapat
menggunakan teknik isocost line.
Diketahui : harga input tenaga kerja (PL) = 3 per unit dan harga input modal (PK) = 5
per unit. Dengan memproduksi 12 unit.
Ditanya : biaya yang digunakan?
Biaya = (3 x L) + (5 x K)
(3 x L) + (5 x K) = Biaya
(3 x Q/K) + (5 x K) = 60
Atau:
3Q + 5K = 60K
Q = K^(1/2) x L^(1/2)
Maka:
L = Q^(2) / K^(1/2)
3Q + 5K = 60K
3(Q^(2) / K^(1/2)) + 5K = 60K
Diselesaikan menjadi:
3Q^(2) = 55K^(2)
Q^(2) / K^(2) = 55 / 3
(Q/K)^(2) = 55 / 3
Q/K = (55 / 3)^(1/2)
Q/K = 3.87
Q = 12, sehingga:
12/K = 3.87
K = 12 / 3.87
K = 3.10
3Q + 5K = 60K
3(12) + 5(3.10) = 60(3.10)
36 + 15.5 = 186
L = Q^(2) / K^(1/2)
L = 12^(2) / 3.10^(1/2)
L = 46.28
Jumlah tenaga kerja (L) yang harus digunakan adalah sekitar 46.28 unit dan input
modal (K) yang harus digunakan adalah sekitar 3.10 unit untuk memproduksi 12 unit
agar biaya yang digunakan minimum
Sumber Referensi: