Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam


perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan
diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit dan cost
perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang
penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi.
Sesuai dengan denganmakna tekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya)
maka

analisis

ini

keuntungan/kerugian

mempunyai
suatu

penekanan

program

atau

dalam
suatu

perhitungan

tingkat

rencana

dengan

mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai.
Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya
mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan
biaya dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat
keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lain penekanan yang
digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih detail bagaimana pengertian Cost
Benefit Analysis beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran penjelasan tentang Cost Benefit Analysis (CBA) ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat menjelaskan Pengertian Cost Benefit Analysis (CBA).
1.3.2 Dapat menggambarkan kebutuhan informasi dan pengukuran masalah dalam
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
1.3.8

Cost Benefit Analysis (CBA).


Dapat menjelaskan manfaat dari benefit.
Dapat menjelaskan tentang Present Value.
Dapat menjelaskan tentang Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio).
Dapat menggambarkan tentang bagainaman tahapan CBA.
Dapat menggambarkan tentangNett Present Value (NPV).
Dapat memberikan contoh kasus pada Cost Benefit Analysis (CBA).

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cost Benefit Analysis (CBA)
Cost Benefit Analysis (CBA) atau analisis biaya manfaat adalah teknik yang
digunakan untuk memilih suatu program dari beberapa yang ada dengan cara
membandingkan manfaat (benefit) dengan biaya (cost) yang dibutuhkan dari
setiap program. Analisis biaya manfaat merupakan alat bantu dalam pengambilan
keputusan baik perencanaan maupun evaluasi.
Senada dengan pengertian di atas, William N. Dunn (2000) menyatakan
bahwa analisis biaya manfaat adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi
kebijakan yang memungkinkan analis membandingkan dan menganjurkan suatu
kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total
keuntungan dalam bentuk uang. Analisis biaya manfaat selain dapat digunakan
untuk merekomendasikan tindakan kebijakan, dapat juga digunakan untuk
mengevaluasi kinerja kebijakan.
Metode Cost-Benefit analysis (CBA) mengukur dan membandingkan biaya
penyelenggaraan 2 program kesehatan dimana outcome dari kedua program
tersebut berbeda (contoh: cost-benefit dari program penggunaan vaksin
dibandingkan dengan program penggunaan obat antihiperlipidemia). Pengukuran
dapat dilakukan dengan menghitung jumlah episode penyakit yang dapat dicegah,
kemudian dibandingkan dengan biaya kalau program kesehatan dilakukan.
Cost Benefit Analysis adalah sebuah pendekatan untuk pengambilan
keputusan khususnya dalam pengambilan keputusan kebijakan pemerintah. CBA
memberikan sebuah kerangka yang fleksibel dan komprehensif untuk menyusun
informasi tentang program.
Keuntungan dan biaya dari sebuah kebijakan bisa didaftar dan dinilai,
sehingga tidak perlu melakukan perhitungan ganda.
CBA merupakan suatu metode yang praktis untuk menentukan kelayakan
dan daya tarik suatu proyek yaitu :
a. Apakah proyek itu layak dibangun, maksudnya apakah bermanfaat bagi
pemilik (owner), bagi negara dan masyarakat?

b. Apakah proyek itu menarik untuk dibangun, maksudnya tidak menimbulkan


kebisingan terhadap lingkungan dan tidak pula merusak lingkungan atau
pengaruh negatif terhadap lingkungan?
Evaluasi dilakukan sekarang (present) sedangkan hasilnya atau manfaatnya
akan terjadi di masa datang (in the future). Seluruh benefit yang akan dihasilkan di
waktu yang akan datang diproyeksikan pada tingkat nilai sekarang (present
value). Present value dari benefit yang akan dihasilkan harus lebih besar dari
investasi sekarang (present) supaya suatu proyek yang bersangkutan layak
(feasible) dibangun.
Penilaian proyek diperlukan untuk memperoleh gambaran atas manfaat
(benefit) yang akan diperoleh lalu dibandingkan dengan biaya (cost) yang akan
digunakan untuk memperoleh manfaat yang bersangkutan. Bila benefit (B) lebih
besar dari cost (C), makaproyek ini layak (feasible) dibangun.
2.2

Kebutuhan Informasi Dan Pengukuran Masalah Dalam CBA

a. Kebutuhan Informasi
Gambar 1 menggambarkan keperluan data untuk melakukan analisis biaya
manfaat dalam bidang kesehatan. Kita mulai dari sumber daya (personel dan
peralatan medis) yang dapat menghasilkan layanan medis atau layanan kesehatan.
Hubungan antara input dan proses (layanan medis) disebut juga dengan hubungan
produksi. Hubungan produksi ini dapat mengukur seberapa produktif sumberdaya
(input) dalam menghasilkan layanan medis. Layanan medis mengarah pada proses
dan bukannya mengarah kepada output atau hasil karena hal ini tidak
menunjukkan akhir dari system. Hubungan yang kedua adalah antara aktivitas
pelayanan medis dan status kesehatan. Hubungan ini mengukur seberapa efektif
pelayanan kesehatan dalam meningkatkan status kesehatan dari individu.
Hubungan ini disebut juga Hubungan Efektifitas.
Kedua hubungan tersebut membentuk hubungan antara sumber daya dan
kesehatan. Hubungan ini dapat digunakan untuk mengukur seberapa efektif
sumber daya dalam memproduksi kesehatan. Harus diingat bahwa sumber daya
bisa saja menjadi tidak efektif jika tidak dipergunakan secara produktif atau jika
pelayanan yang dihasilkan tidak memberikan pengaruh pada kesehatan, atau
bahkan keduanya.
Dengan ditentukannya kedua hubungan ini, kita bisa menentukan hubungan
antara input dan output dari suatu proyek atau system. Oleh karenanya, dengan
penambahan beberapa unit sumber daya pada suatu proyek dengan CBA, kita bisa
menghitung berapa banyak peningkatan kesehatan yang bisa terjadi.
Selanjutnya kita beralih ke proses penilaian, yaitu menentukan manfaat bagi
masyarakat dari penambahan unit kesehatan. Ketika hal ini selesai dilakukan, kita
akan memiliki suatu ukuran dari keuntungan social yang timbul untuk merubah
status kesehatan dari anggota masyarakat.
Keuntungan-keuntungan ini harus dibandingkan dengan Opportunity dari
proyek terkait untuk mencapai Benefit Cost Ratio (rasio biaya manfaat). Pada
hakekatnya, opportunity cost adalah keuntungan yang diperoleh karena kita tidak
menggunakan sumber daya alternatif yang paling maksimal. Hal ini seringkali
diukur dengan menggunakan money cost (uang) dari sumber daya yang dibayar
serta masukan biaya dari sumber daya yang tidak dibayar.

Analisis biaya manfaat yang lengkap memerlukan pemenuhan kebutuhan


akan semua informasi tersebut di atas, yang pada kenyataannya sangat jarang bisa
dipenuhi dalam hal ini. Hanya analisis biaya manfaat yang satu-satunya dapat
membandingkan nilai-nilai social dengan tujuan-tujuan alternative.
b. Hubungan produksi
Hubungan produksi menggambarkan seberapa produktif input dalam
memproduksi pelayanan kesehatan. Seperti yang kita ketahui bahwa ukuran dari
pelayanan oleh ahli atau pelayanan rumah sakit bisa memiliki ambiguitas; secara
umum, pelayanan ini dapat berbeda-beda dalam hal kualitas, yang tentunya sangat
sulit untuk diukur.
c. Hubungan efektifitas
Untuk menentukan hubungan antara satu variable dengan variable yang lain,
definisi yang jelas dan pengukuran akan kedua variable sangat diperlukan. Kita
tidak bisa mengukur suatu status kesehatan dengan definisi ataupun standard yang
sifatnya ambigu. Beberapa factor lain yang berpotensi untuk mempengaruhi
kesehatan pasien terkait dengan perawatan kesehatan antara lain factor
predisposisi dari pasien untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dimana
pelayanan kesehatan diberikan. Bila kita tidak mampu mendefinisikan hubungan
efektivitas dengan baik, maka bagian kunci dari informasi untuk hubungan biayamanfaat akan hilang. (Cochrane, 1972)
d. Biaya oportunistik dan biaya uang (Opportunity cost dan money cost)
Money cost (biaya uang) adalah jumlah actual yang dibayarkan untuk
sumber daya, sementara biaya oportunistik adalah ukuran uang dari komitmen
sumber daya (entah sumber daya yang telah dibayar atau tidak). Biaya
oportunistik diukur dengan mengkalkulasikan apa yang bisa dihasilkan oleh
sumber daya dalam alternative penggunaannya yang paling maksimal (nilai
pasar). Dengan asumsi bahwa apa yang akan dibayar oleh konsumer kepada
sumber daya dalam alternative penggunaan ini merupakan refleksi dari manfaat
sumber daya tersebut bagi mereka, dengan menggunakan biaya oportunistik akan
memungkinkan kita untuk mempertahankan ukuran kegunaan sumber daya pada
penggunaan alternative maksimum selanjutnya. Dalam beberapa kondisi, money
cost merupakan perkiraan yang baik dari biaya oportunistik, karenanya apa yang

bisa dihasilkan oleh sumber daya secara kasar dalam kegunaannya sekarang
maupun dalam kegunaan alternative maksimum selanjutnya akan sama besarnya.
Untuk mengidentifikasi biaya oportunistik dari sumber daya, terlebih dahulu kita
harus mengidentifikasi apa itu penggunaan alternative dari sumber daya secara
maksimum. Dan memang salah satu tugas yang paling berat dalam melakukan
penilaian ekonomi adalah mengidentifikasi apa yang bisa dihasilkan sumber daya
dalam penggunaan alternatifnya. Salah satu factor utama yang menentukan
penggunaan altenatif dari sumber daya adalah ketersediaan waktu bagi sumber
daya untuk menyesuaikan diri dengan penggunaan alternative.
2.3 Benefit (Manfaat)
Benefit merupakan manfaat atau faedah yang diperoleh atau dihasilkan dari
suatu kegiatan yang produktif, misalnya pembangunan atau rehabilitasi sehingga
diperoleh hasil yang sangat besar. Dalam merencanakan pembangunan suatu
proyek perlu diteliti lebih dahulu tingkat benefit uyang diperoleh dari tiap periode
(tahun) dan secara keseluruhan selama umur teknis ekonomis proyek tersebut.
Benefit yang diperoleh mungkin sama tiap periode dan mungkin berbeda.
Maka dalam disiplin penelitian dan penilaian proyek, benefit diperlukan sebagai
benefit tetap (fixed benefit) maupun benefit variabel (variable benefit).
a. Benefit tetap merupakan benefit dengan data yang sama besarnya untuk
periode selama periode budget.
b. Benefit variabel (variable benefit) merupakan benefit dengan data yang
berbeda besarnya untuk tiap periode selama umur teknis proyek yang dibangun
itu.
Benefit merupakan faedah yang dihasilkan dari suatu kegiatan produktif,
dapat dibedakan menjadi benefit yang menjadi tujuan utama (benefit langsung)
dan benefit tambahan atau sampingan (benefit tak langsung).
a. Benefit langsung (Direct Benefit) merupakan manfaat yang diperoleh langsung
dari suatu proyek yang bersangkutan (merupakan tujuan utama)
b. Benefit tak langsung (Indirect Benefit) merupakan benefit yang diperoleh
secara tidak langsung dari proyek yang bersangkutan.

2.4

Present Value
Present Value (nilai sekarang) dari sejumlah uang pinjaman yang akan tunai

dibayar kembali satu tahun atau beberapa tahun yang akan datang jumlah nilainya
sekarang (Present Value) dengan menghitung discount rate, misalnya 15 %.
Suatu proyek dibangun (rehabilitasi, perluasan) dengan harapan akan
memperoleh manfaat (benefit) dari proyek itu setiap periode (tahun) selama umur
teknis-ekonomisnya. Kemudian benefit yang diperoleh tiap tahun dijabarkan
menjadi nilai sekarang (present value) dengan bantuan discount rate dan jumlah
nilai benefitnya sekarang merupakan salah satu faktor, disamping faktor biaya
(cost) dan faktor investasi, untuk mengambil keputusan apakah proyek ini
dibangun atau tidak.
2.5

Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)


Tahap terakhir adalah membandingkan total manfaat dengan total biaya

dalam sebuah rasio (BCR) atau mengurangkan total manfaat dengan total biaya
(Net Benefit) yang dapat dijadikan kriteria kelayakan suatu teknologi secara
ekonomi.
B/C ratio menunjukkan angka perbandingan antara benefit dengan cost +
investment dan diperlukan bahwa benefit/cost ratio lebih dari 1:
a. Jika B/C ratio lebih besar dari 1 maka benefit yang akan diperoleh selama
umur teknis ekonomis proyek yang bersangkutan lebih besar dari cost +
investment, berarti favourable sehingga pembangunan atau rehabilitasi atau
perluasan proyek yang bersangkutan dapat dilaksanakan.
b. Jika B/C ratio sama dengan 1 maka benefit yang akan diperoleh selama umur
teknis ekonomis proyek yang bersangkutan hanya cukup untuk menutupi cost
+ investment, sehingga dari segi aspek finansial dan ekonomis, pembangunan
atau rehabilitasi atau perluasan proyek yang bersangkutan tidak perlu
dipertimbangkan untuk dilaksanakan, sedangkan dari segi sosial dan
pembangunan masyarakat, pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan
proyek yang bersangkutan perlu dipertimbnagkan untuk dilaksanakan.
c. Jika B/C ratio lebih kecil dari 1, maka benefit yang akan diperoleh selama
umur teknis ekonomis proyek yang bersangkutan tidak cukup untuk menutupi

cost + investment, berarti unfavorable sehingga pembangunan atau rehabilitasi


atau perluasan proyek yang bersangkutan tidak dapat dilaksanakan.

PVB/C ratio =
Keterangan:
PVBt = Benefit pada tahun ke t
I = inflasi atau tingkat bunga
PVCt = Cost pada tahun ke t
2.6

Langkah-langkah CBA

Langkah-langkah dalam menentukan CBA:


1. Identifikasi alternatif atau intervensi yang akan dianalisis
2. Identifikasi biaya dari masing-masing alternatif atau intervensi
3. Menghitung total biaya dari masing-masing alternatif atau intervensi
4. Identifikasi benefit (manfaat) dari masing-masing alternatif atau intervensi
5. Mentransformasikan manfaat dalam bentuk uang
6. Menghitung total benefit
7. Menghitung rasio benefit
8. Melakukan analisi untuk menentukan pilihan dari alternatif atau intervensi
yang paling menguntungkan.
9. Melakukan analisis sensitifitas.
Langkah 1: Identifikasi alternatif atau intervensi yang akan dianalisi
Dalam melakukan identifikasi alternatif atau intervensi dari suatu program
kesehatan, maka yang perlu diperhatikan adalah bahwa efektifitas (berhasil guna)
dari intervensi tersebut sudah benar-benar efektif, diakui efektifitasnya dan sudah
diterapkan kegunaannya. Intervensi yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat
lebih dari 2. Semakin banyak intervensi yang kan dianalisis semakin baik hasilnya
karena kana memberikan pilihan yang bervariasi dan analisis yang lebih lengkap.

Definisi operasional dari masing-masing altenatif atau intervensi harus


dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing-masing intervensi yang akan
dianalisis.
Contoh: Pemberantasan HIV AIDS vs Pemberatsana TBC. Dalam hal ini kita
ingin membandingkan mana yang lebih besar manfaatnya apakah program
Pemberantasan HIV AIDS vs Pemberantasan TBC
Langkah 2: Identifikasi biaya dari masing-masing alternatif atau intervensi
Dalam

melakukan

identifikasi

biaya

terlebih

dahulu

dilakukan

pengklasifikasian komponen-komponen seluruh biaya dari masing-masing


alternatif. Semua komponen biaya harus teridentifikasi baik yang bersumber dari
anggaran proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan
menurut beberapa cara lain meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya
pemeliharaan, biaya langsung dan tidak langsung.
Langkah 3: Menghitung total biaya dari masing-masing alternatif atau intervensi
Setelah

seluruh

komponen

biaya

teridentifikasi

dan

diklasifikasikankemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya dalam


masing-masing intervensi. Cara penghitungan biaya total sama seperti dalam
penghitungan unit cost.
Langkah 4: Identifikasi benefit (manfaat) dari masing-masing alternatif atau
intervensi
Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya alkternatif
terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak t langsung.
Sebagai contoh, bla kita ingin membandingkan program pemberantasan HIV
AIDS dengan pemberantasan TBC, maka kita harus identifikasi manfaat langsung
dari program dan manfaat tidak langsung dari program, Manfaat langsung dari
program HIV AIDS adalah kesakitan dan kematian akibat HIV AIDS yang dapat
dicegah. Sementara manfaat tidak langsung dari program HIV AIDS adalah
kerugian dari keluarga dan masyarakat yang dapat dicegah. Demikan juga dengan
identifikasi manfaat dari program pemberantsan TBC.
Langkah 5: Mentranformasi manfaat dalam bentuk uang
Dalam mentranformasi manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat langsung
kita dapat menghitung dengan menguangkan baiaya akibat sakit dan akibat

kematian dini karena HIV AIDS. Sementara manfaat tidak langsung, kita dapat
menguangkan kerugian akibat HIV AIDS baik dari keluarga maupun masyarakat.
Demikian juga dengan teknik menguangangkan manfaat dari program
pemberantasan TBC. Manfaat langsung dari program pemberantasan TBC adalah
menguangkan biaya akibat sakit yang tidak dapat dicegah dan akibat kematian
dini karena TBC. Manfaat tidak langsung dari program TBC adalah dengan
menghitung kerugian yang dapat dicegah akibat kasus TBC di keluarga atau
masyarakat.
Langkah 6 : Menghitung manfaat
Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masingmasing alternatif dengan mengkonversikan dalam bnetuk uang. Dalam
menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila
manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu ke depan
Langkah 7: Menghitung rasio biaya manfaat
Setelah data tentang total biaya dan manfaat sudah tersedia maka dilakukan
perhitungan rasio biaya manfaat untuk masing-masing intervensi.
Langkah 8: Melakukan analisis untuk menentukan pilihan dari alternatif yang
paling menguntungkan.
Analisi biaya manfaat dilakukan untuk menetukan pilihan yang paling
menguntungkan dari beberapa intervensi.
Untuk melakukan analisi biaya manfaat maka perlu diperhatikan beberapa
hal:
1.
2.
3.
4.
5.

Rasio biaya manfaat masing-masing intervensi


Kebijakan program pemerintah
Ketersediaan anggaran program
Target yang ingin diicapai
Sarana dan tenaga yang ada.

2.7

Nett Present Value (NPV)


Nett Present Value (NPV) merupakan selisih antara benefit dengan cost +

investment, yang dihitung sebagai berikut:


NPV= B (C= I/n) (n= umur teknis ekonomis proyek tersebut)
Jika ditinjau dari segi present value dari benefit, maka:
NPV= Total PV benefit PV cost
10

1. Jika NPV lebih besar dari 0 (NPV positif) hal ini berarti bahwa total benefit
lebih besar dari total cost + investment, sehingga pembangunan (rehabilisasi,
perluasan) proyek disebut favourable.
2. Jika NPV sama dengan 0 (NPV netral), berarti total benefit hanya cukup untuk
menutupi cost + investment selama umur teknis ekonomis proyek yang
bersangkutan
3. Jika NPV lebih kecil dari 0 (NPV negative) berarti benefit tidak cukup untuk
menutupi costi + investment selama umur teknis proyek yang bersangkutan
unfavourable.
2.8

Contoh Cost Benefit Analysis


Rumah Sakit X mempunyai keinginan untuk berinvestasi di bidang

pelayanan spesialis jantung atau pengembangan ruang rawat inap VIP. Data yang
ada untuk kedua program tersebut adalah sebagai berikut : (Asumsi tingkat inflasi
= 13% ; jangka waktu analisis 6 tahun)
Pendirian Poli Spesialis Jantung

Bangunan, tanah dan seluruh fasilitasnya Rp. 1.000.000.000

Biaya operasional tetapnya adalah Rp. 10.000.000 per tahun.

Biaya operasional variabelnya adalah Rp. 5.000 per pasien.

Tarif per pasien Rp. 20.000 dan selalu meningkat sebesar Rp. 5.000 setiap
tahunnya.

Jumlah pasien rata-rata per hari 20 pasien untuk tahun ke-dua dan terus
meningkat 5 pasien setiap tahunnya.

(Pada tahun ke 0 belum ada pasien karena belum beroperasi).


Pendapatan lain-lain adalah 30% dari pendapatan langsung.
Jawab :

Jumlah hari aktif / tahun


= 288 hari
Jumlah pasien th1
= 20 x 288 hari = 5760 pasien
Jumlah pasien th2

= 25 x 288 hari = 7200 pasien

Jumlah pasien th3

= 30 x 288 hari = 8640 pasien

Jumlah pasien th4

= 35 x 288 hari = 10.080 pasien

Jumlah pasien th5

= 40 x288 hari = 11.520 pasien

11

Jumlah pasien th6

= 45 x 288 hari = 12.960 pasien

Jumlah hasil tarif th1 = 5760 x Rp. 20.000 = 115.200.000


Jumlah hasil tarif th2 = 7200 x Rp. 25.000 = 180.000.000
Jumlah hasil tarif th3 = 8640 x Rp. 30.000 = 259.200.000
Jumlah hasil tarif th4 = 10.080 x Rp. 35.000 = 352.800.000
Jumlah hasil tarif th5 = 11.520 x Rp. 40.000 = 460.800.000
Jumlah hasil tarif th6 = 12.960 x Rp. 45.000 = 583.200.000
Cost / tahun
= b.operasional var x jumlah pasien/th + b.operasional tetap

Benefit / tahun = (tarif / px X jumlah px/th ) + 30%

B
C

Thn ke 0
0
1.000.000.000

Thn ke 1
Thn ke 2
Thn ke 3
Thn ke 4
Thn ke 5
149.760.000 234.000.000 336.960.000 458.640.000 599.040.000
38.800.000 46.000.000 53.200.000 60.400.000 67.600.000

= 2.536.560.000

= 340.800.000

Th
758.
74.8

Inflasi (i) = 13 %, (t) = tahun ke 0-6, maka :


PVB

B
( 1 + i )t

PVC

C
( 1 + i )t

PVB
PVC

Thn ke 0

Thn ke 1

Thn ke 2

Thn ke 3

Thn ke 4

Thn ke 5

0
1.000.000.000

132.537.600
34.338.000

183.222.000
36.018.000

233.513.280
36.867.600

281.146.320
37.025.200

325.278.720
36.706.800

36
35

PVB

= PVB tahun ke-0 + PVB tahun ke-1 + PVB tahun ke-2 + PVB
tahun ke-3 + PVB tahun ke-4 + PVB tahun ke-5 + PVB tahun ke6
= 1.520.372.880

12

PVC

= PVC tahun ke-0 + PVC tahun ke-1 + PVC tahun ke-2 + PVC
tahun ke-3 + PVC tahun ke-4 + PVC tahun ke-5 + PVCtahun ke-6
= 1.216.934.400

Ratio B/C

= PVB
PVC
= 1.520.372.880
1.216.934.400
= 1,25

NPV

= total PVB PVC


= 1.520.372.880 1.216.934.400
= 303.438.480

Kesimpulan :
-

Dari hasil perhitungan diatas maka diketahui Ratio B/C adalah 1,25 = > 1,
maka benefit yang akan diperoleh selama umur teknis ekonomis (6 th)
proyek perndirian poli spesialis jantung lebih besar dari cost + investmen,
berarti favourable sehingga pendirian proyek tersebut layak dilaksanakan.

Sedangkan NPV adalah 303.438.480 = > 0 (NPV Positiv)


Yang artinya bahwa total benefit lebih besar dari total cost + investmen,
sehingga pembangunan proyek pendirian poli spesialis jantung juga
favourable dan menguntungkan.

BAB III

13

PENUTUP
3.1

Kesimpulan

1. Cost Benefit Analysis (CBA) atau analisis biaya manfaat adalah teknik yang
digunakan untuk memilih suatu program dari beberapa yang ada dengan cara
membandingkan manfaat (benefit) dengan biaya (cost) yang dibutuhkan dari
setiap program.
2. Pada Kebutuhan Informasi Dan Pengukuran Masalah Dalam CBA, langkah-langkah
yang diperoleh antara lain : kebutuhan informasi, hubungan produksi, hubungan
efektivitas, serta biaya oportunistik dan biaya uang (Opportunity cost dan money

cost).
3. Benefit merupakan manfaat atau faedah yang diperoleh atau dihasilkan dari
suatu kegiatan yang produktif, misalnya pembangunan atau rehabilitasi
sehingga diperoleh hasil yang sangat besar.
4. Present Value (nilai sekarang) dari sejumlah uang pinjaman yang akan tunai
dibayar kembali satu tahun atau beberapa tahun yang akan datang jumlah
nilainya sekarang (Present Value) dengan menghitung discount rate.
5. Tahap terakhir adalah membandingkan total manfaat dengan total biaya dalam sebuah
rasio (BCR) atau mengurangkan total manfaat dengan total biaya (Net Benefit) yang
dapat dijadikan kriteria kelayakan suatu teknologi secara ekonomi.

6. Langkah-langkah dalam CBA digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis


biaya tersebut.

7. Nett Present Value (NPV) merupakan selisih antara benefit dengan cost +
investment.

DAFTAR PUSTAKA

14

Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa.


Yogyakarta : Aditya Media.
Soeharno. 2009. Teori Mikro Ekonomi. Yogyakarta. CV Andi Offset.
William N. Dunn. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
http://en.wikipedia.org/wiki/Public_economics
http://en.wikipedia.org/wiki/Cost_benefit_analysis
http://www.geocities.ws/gatot_prabantoro/cost_n_benefit_analysis.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Aula%20Ahmad%20Hafidh
%20Saiful%20Fikri,%20SE.,M.Si./Cost%20Benefit%20Analysis.pdf
http://sosekling.pu.go.id/attachments/article/295/Kajian%20Metode%20Analisis
%20Biaya%20Manfaat%20Hasil%20Litbang.pdf
https://extranet.who.int/aim_elearning/id/finance/resources/resources/glossary/ind
ex.html

15

Anda mungkin juga menyukai