Disusun Oleh :
1. Mahni (050114A035)
2. Margareta Widiyaningrum (050116A049)
3. Maria Margareta Marques (050116A050)
4. Marisa Lifiyasari (050116A051)
5. Maya Irine Julianti (050116A053)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………...……………i
DAFTAR ISI……………………………………………………….…………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………....……….…… 1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………… 1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………….... 2
C. TUJUAN MAKALAH…………………………………………….... 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………... 3
A. Pengertian Cost Benefit Analysis (CBA)........................................... 3
B. Kelebihan dan Kekurangan dari CBA.............................................. 4
C. Aplikasi dari CBA............................................................................... 5
D. Tahapan dari CBA.............................................................................. 5
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 6
A. KESIMPULAN................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya obat, telah meningkat
tajam beberapa dekade terakhir, dan kecenderungan ini tampaknya akan terus
berlanjut. Hal ini antara lain disebabkan populasi pasien usia lanjut yang
semakin banyak dengan konsekuensi meningkatnya penggunaan obat, adanya
obat-obat baru yang lebih mahal, dan perubahan pola pengobatan. Di sisi lain,
sumber daya yang dapat digunakan terbatas, sehingga harus dicari cara agar
pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Perkembangan
farmakoepidemiologi saat ini tidak hanya meneliti penggunaan dan efek obat
dalam hal khasiat (efficacy) dan keamanan (safety) saja, tetapi juga
menganalisis dari segi ekonominya. Studi khusus yang mempelajari hal ini
dikenal dengan nama farmakoekonomi.
Seiring dengan berkembangnya pelayanan farmasi klinik yang
dilakukan oleh apoteker di berbagai belahan dunia, maka ruang lingkup
farmakoekonomi juga meliputi studi tentang manfaat pelayanan farmasi klinik
secara ekonomi. Hasil studi semacam ini bisa dimanfaatkan untuk
menjustifikasi apakah suatu bentuk pelayanan farmasi klinik dapat disetujui
untuk dilaksanakan di suatu unit pelayanan, ataukah suatu pelayanan farmasi
klinik yang sudah berjalan dapat terus dilanjutkan.
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya menjadikan pelayanan
kesehatan lebih efisien dan ekonomis ditantang untuk mampu melakukan
penilaian menyeluruh terhadap suatu obat baik dari segi efektifitas obat
maupun dari segi nilai ekonomisnya. Untuk itu diperlukan bekal pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoekonomi dan keterampilan yang memadai
dalam melakukan evaluasi hasil studi farmakoekonomi.
Metode Cost-Benefit analysis (CBA) mengukur dan membandingkan
biaya penyelenggaraan 2 program kesehatan dimana outcome dari kedua
program tersebut berbeda (contoh: cost-benefit dari program penggunaan
vaksin dibandingkan dengan program penggunaan obat antihiperlipidemia).
Pengukuran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah episode
penyakit yang dapat dicegah, kemudian dibandingkan dengan biaya kalau
program kesehatan dilakukan. Makin tinggi ratio benefit:cost, maka program
makin menguntungkan. Metode ini juga digunakan untuk meneliti pengobatan
tunggal. Jika rationya lebih dari 1, maka pengobatan dianggap bermanfaat
karena ini berarti manfaatnya lebih besar dari biayanya. CBA merupakan
analisis yang paling komprehensif dan sulit untuk dilakukan. Berbeda dengan
CEA yang menggunakan efek terapeutik sebagai outcome atau CUA yang
menggunakan kualitas hidup, maka CBA menggunakan nilai uang dalam
mengukur benefit, sehingga dapat menimbulkan perdebatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Perhitungan antara cost dan benefit (dalam nilai uang) dapat dilakukan
dengan dua cara yakni:
1. Menyediakan data tentang net monetary outcome (hasil net output dalam
bentuk uang) untuk sebuah intervensi medis. Bukan hanya sekedar
berfungsi sebagai pembanding antara intervensiyang satu dengan yang lain
saja..
Contoh :
Misalnya :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Cost benefit analysis merupakan suatu analisis sistematis yang berupa
perbandingan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan dalam
menyelenggarakan kegiatan atau proyek.
DAFTAR PUSTAKA