Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMAKOEKONOMI

COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)

Disusun Oleh :

1. Mahni (050114A035)
2. Margareta Widiyaningrum (050116A049)
3. Maria Margareta Marques (050116A050)
4. Marisa Lifiyasari (050116A051)
5. Maya Irine Julianti (050116A053)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
SEMARANG
2018

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………...……………i
DAFTAR ISI……………………………………………………….…………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………....……….…… 1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………… 1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………….... 2
C. TUJUAN MAKALAH…………………………………………….... 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………... 3
A. Pengertian Cost Benefit Analysis (CBA)........................................... 3
B. Kelebihan dan Kekurangan dari CBA.............................................. 4
C. Aplikasi dari CBA............................................................................... 5
D. Tahapan dari CBA.............................................................................. 5
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 6
A. KESIMPULAN................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Ungaran, 9 Oktober 2018

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya obat, telah meningkat
tajam beberapa dekade terakhir, dan kecenderungan ini tampaknya akan terus
berlanjut. Hal ini antara lain disebabkan populasi pasien usia lanjut yang
semakin banyak dengan konsekuensi meningkatnya penggunaan obat, adanya
obat-obat baru yang lebih mahal, dan perubahan pola pengobatan. Di sisi lain,
sumber daya yang dapat digunakan terbatas, sehingga harus dicari cara agar
pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Perkembangan
farmakoepidemiologi saat ini tidak hanya meneliti penggunaan dan efek obat
dalam hal khasiat (efficacy) dan keamanan (safety) saja, tetapi juga
menganalisis dari segi ekonominya. Studi khusus yang mempelajari hal ini
dikenal dengan nama farmakoekonomi.
Seiring dengan berkembangnya pelayanan farmasi klinik yang
dilakukan oleh apoteker di berbagai belahan dunia, maka ruang lingkup
farmakoekonomi juga meliputi studi tentang manfaat pelayanan farmasi klinik
secara ekonomi. Hasil studi semacam ini bisa dimanfaatkan untuk
menjustifikasi apakah suatu bentuk pelayanan farmasi klinik dapat disetujui
untuk dilaksanakan di suatu unit pelayanan, ataukah suatu pelayanan farmasi
klinik yang sudah berjalan dapat terus dilanjutkan.
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya menjadikan pelayanan
kesehatan lebih efisien dan ekonomis ditantang untuk mampu melakukan
penilaian menyeluruh terhadap suatu obat baik dari segi efektifitas obat
maupun dari segi nilai ekonomisnya. Untuk itu diperlukan bekal pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoekonomi dan keterampilan yang memadai
dalam melakukan evaluasi hasil studi farmakoekonomi.
Metode Cost-Benefit analysis (CBA) mengukur dan membandingkan
biaya penyelenggaraan 2 program kesehatan dimana outcome dari kedua
program tersebut berbeda (contoh: cost-benefit dari program penggunaan
vaksin dibandingkan dengan program penggunaan obat antihiperlipidemia).
Pengukuran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah episode
penyakit yang dapat dicegah, kemudian dibandingkan dengan biaya kalau
program kesehatan dilakukan. Makin tinggi ratio benefit:cost, maka program
makin menguntungkan. Metode ini juga digunakan untuk meneliti pengobatan
tunggal. Jika rationya lebih dari 1, maka pengobatan dianggap bermanfaat
karena ini berarti manfaatnya lebih besar dari biayanya. CBA merupakan
analisis yang paling komprehensif dan sulit untuk dilakukan. Berbeda dengan
CEA yang menggunakan efek terapeutik sebagai outcome atau CUA yang
menggunakan kualitas hidup, maka CBA menggunakan nilai uang dalam
mengukur benefit, sehingga dapat menimbulkan perdebatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Cost Benefit Analysis (CBA)
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari CBA
3. Bagaimana aplikasi dari CBA
4. Bagaimana tahapan dari CBA
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu Cost Benefit Analysis (CBA)
2. Mengetahui Apa saja kelebihan dan kekurangan dari CBA
3. Mengetahui Bagaimana aplikasi dari CBA
4. Mengetahui Bagaimana tahapan dari CBA

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cost Benefit Analysis (CBA)


Cost benefit analisis adalah analisis yang membandingkan antara biaya
(cost) dari suatu penyakitdengan output atau keuntungan (benefit) dari
pengobatan. Cost mencerminkan biaya dari penyakit dan pengobatannya.
Sedangkan keuntungan mencerminkan hasil dari sebuah pengobatan/terapi.
Benefit yang dimaksudkan disini dapat bersifat netral, positif atau negatifyang
bergantung dari hasil yang dicapai. Sebuah terapi yang manjur akan
menghasilkan benefit yang positif. Sedangkan terapi yang tidak manjur berarti
tidak menghasilkan keuntungan (netral)atau bahkan dapat merugikan (benefit
yang negatif).

Dalam cost benefit analisis, input (biaya) dan output (hasil


pengobatan) dikuantifikasi berdasarkan nilai uang. Dengan demikian, akan
mudah membandingkan antara intervensiterapetik yang satu dengan yang lain.
Sehingga, dapat ditentukan dengan mudah apakah hasildari sebuah
pengobatan (output) sebanding dengan investasi yang di lakukan. Dari analisis
ini,dapat diketahui berapa jumlah uang yang pantas/akan dikeluarkan oleh
seseorang untukmendapatkan suatu keuntungan dalam hal kesehatan.

Perhitungan antara cost dan benefit (dalam nilai uang) dapat dilakukan
dengan dua cara yakni:

1) Membagi perkiraan benefit dengan perkiraan cost, yang akan memberikan


rasio benefit-to-cost. Jika rasio ini lebih besar dari 1, berarti pilihan
tersebut menguntungkan.
2) Mengurangi nilai benefit dengan nilai cost. Bila hasilnya positif, maka
pilihan tersebut memberikan keuntungan.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan dari CBA


Kelebihan Cost Benefit Analysis :
1. Dapat mengkur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan
efisiensi, pilihan tsb hrs diambil)
2. Tidak hanya membantu mengambil kebijakan untuk memilih alternatif
terbaik dari pilihan yang ada, yang dalam hal ini pemilihan
alternatif terbaik dilakukan berdasarkan alasan perbandingan antara
life cycle’s benefit dengan biaya yang dikeluarkan, melainkan juga dapat
membandingkan alternatif-alternatif tersebut.
3. Dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada
tahun-tahun ke depan.
4. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat
kualitatif maupun intangible
5. Merupakan alat yang berharga dalam pengambilan keputusan. Hal ini
berguna karena memberikan titik awal dari mana untuk memulai evaluasi
proyek
Kekurangan Cost Benefit Analysis :
1. Penghitungan ekonomi untuk Public Good dengan menggunakan CBA
sulit untuk dilakukan.

2. Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan,


etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial
yg lain.

3. CBA juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil


keputusan, tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.

4. Potensi Ketidakakuratan dalam Mengidentifikasi dan Mengukur Biaya dan


Manfaat

Sebuah analisis biaya manfaat mensyaratkan bahwa semua


biaya dan manfaat diidentifikasi dan diukur tepat. Sayangnya, kesalahan
manusia sering menyebabkan kesalahan umum biaya analisis manfaat
seperti sengaja menghilangkan biaya tertentu dan manfaat karena
ketidakmampuan untuk meramalkan hubungan kausal langsung. Selain itu,
ambiguitas, dan ketidakpastian yang terlibat dalam mengukur dan menetapkan
nilai moneter untuk item berwujud mengarah ke analisis biaya

2.3 Aplikasi dari CBA


Cost benefit analisis dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan:

1. Menyediakan data tentang net monetary outcome (hasil net output dalam
bentuk uang) untuk sebuah intervensi medis. Bukan hanya sekedar
berfungsi sebagai pembanding antara intervensiyang satu dengan yang lain
saja..

Net outcome = benefit-cost. Atau dalam bentuk ratio benefit/cost

2. Menyediakan data tentang net monetary outcome untuk beberapa


intervensi medis.

Contoh :

Untuk mengontrol diabetes & hipertensi, lebih baik menggunakan


diet dan olahraga terlebihdahulu, daripada langsung menggunakan terapi
obat. Hal ini dapat dihitung dan dibandingkan.Jadi CBA bisa digunakan
untuk membandingkan (dalam satuan uang) alternatif pengobatanyang satu
dengan yang lain.

3. Pebandingan langsung secara kuantitatif intervensi medis untuk penyakit


yang berbeda. Hal ini berguna untuk suatu rumah sakit, agen asuransi,
pemerintah, karena budget keuangannyasering kali terbatas. Jadi, sebuah
intervensi medis diharapkan dapat memberikan dampakkesehatan yang
besar.

Misalnya :

Perlukah sebuah rumah sakit melakukan program edukasi untuk


medidik masyarakattentang bahaya keracunan pestisida? Ataukan lebih
baik dana tersebut digunakan untuk membelialat diagnostik yang baru.
Dalam mengambil keputusan, CBA berperan sebagai alat untuk membantu
pengambilankeputusan, dengan mempertimbangkan faktor terkait lainnya

2.4 Tahapan dari CBA


Menurut Lawrence dan Mears (2004), tahapan dasar dalam melakukan
analisis biaya manfaat secara umum meliputi :
a. Penetapan tujuan analisis dengan tepat.

Sebelum data dikumpulkan, penentuan tujuan analisis menjadi


vital. Misalnya apakah yang akan dievaluasi nantinya hanya satu
proyek/aktivitas atau beberapa.

b. Penetapan perspektif yang dipergunakan (identifikasi pemangku


kepentingan yang terlibat).

Penetapan perspektif dalam memperhitungkan biaya dan manfaat


perlu dilakukan dari awal untuk mempertimbangkan sensitivitas hasilnya.

c. Mengidentifikasi biaya dan manfaat

Tahapan selanjutnya yang penting adalah mengidentifikasi semua


manfaat dan biaya. Secara umum dalam memperhitungkan manfaat
terdapat duakomponen yaitu :

1. Manfaat langsung dan


2. Manfaat tidak langsung.

d. Menghitung, mengestimasi, menskalakan dan mengkuantifikasi biaya dan


manfaat.

Setelah komponen biaya dan manfaat diidentifikasi pada tahap


sebelumnya mengkuantifikasikan dalam satuan moneter (jika
memungkinkan) atau menskalakan beberapa item yang tidak memiliki
satuan kuantitiatif dan selanjutnya dihitung untuk seluruh nilai yang
satuannya sama menjadi total biaya dan manfaat.

e. Memperhitungkan jangka waktu (discount factor)

Discount factor adalah nilai pengurang dalam masa sekarang dari


manfaat dan biaya yang akan terjadi pada periode masa yang akan datang.
Penggunaan discount factor sangat penting jika benefit dan biaya yang
muncul lebih dari satu periode dan untuk memperhitungkan
ketidakpastian.

f. Menguraikan keterbatasan dan asumsi

Karena pada tahap kedua perspektif menjadi penentu lingkup


manfaat dan biaya yang diperhitungkan, maka keterbatasan atas tidak
dimasukkanya hal- hal yang jauh kaitannya adalah bagian dari
keterbatasan dan asumsi yang harus dijelaskan agar pengguna informasi
analisis CBA memahami batasan perhitungannya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Cost benefit analysis merupakan suatu analisis sistematis yang berupa
perbandingan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan dalam
menyelenggarakan kegiatan atau proyek.

2) Cost Benefit Analysis digunakan untuk mengevaluasi penggunaan


sumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan
secara efisien. Selain itu, Cost Benefit Analysis digunakan untuk
membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan
pasien atau konsumen. Ada dua pihak yang menaruh perhatian
3) Cost benefit memiliki keunggulan dimanacost dan benefit dihitung
dalam satuan moneter sehingga dapat mudah dibandingkan,
namunkelemahan dari analisis ini adalah tidak semua keuntungan
dapat diterjemahkan dalam nilaiuang. Analisis cost benefit dapat
diterapkan secara luas, semakin tinggi rasio benefit to cost dan net
benefit, semakin menguntungkan intervensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Bonk, Robert. 1999. Pharmacoeconomics in perspective: a primer on research,


techniques andinformation. NY: Haworth Press Inc.
Livingstone.Malone PM, Mosdel KW. 2001. Drug information: a guide for
pharmacists. Edisi kedua.USA: McGraw Hill
Walley T, Haycox A, Boland A. 2004. Pharmacoeconomics. Spanyol: Churchill

Anda mungkin juga menyukai