Anda di halaman 1dari 5

1.

Analisis Cost-Effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai
program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang
sama tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian pogram mana yang akan dipilih adalah
berdasarkan discounted unit cost dari masing-masing alternatif program sehingga
program yang mempunyai discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para
analisis/ pengambil keputusan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh:
a. Tjiptoherianto
b. Mulyana
c. Mulyadi
d. Russel
2. Suatu metode untuk menilai keuntungan dalam kesehatan relative terhadap biaya
intervensi kesehatan yang berbeda. Hal ini tidak hanya kriteria untuk memutuskan
bagaimana mengalokasikan sumber daya tetapi yang penting satu, karena langsung
berhubungan implikasi keuangan dan ilmiah intervensi yang berbeda. Ini merupakan
pengertian dari ....
a. Ina CBG’s
b. ABC
c. CEA
d. CBA
3. Analisis cost –effectiveness merupakan cara memilih untuk menilai program yang terbaik
bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih.
Pernyataan tersebut merupakan definisi analisis efektivitas menurut :
a. Thomson
b. Russel
c. Gold
d. Weinsten
4. Analisis biaya merupakan suatu upaya mencapai penggunaan sumberdaya ekonomi yang
optimal sebagai dasar dalam pengambilan keputusan khususnya yang menyangkut
berbagai macam alternative untuk masa mendatang. Pernyataan tersebut dikemukakan
oleh?
a. Mulyana
b. Mulyadi
c. Russel
d. Siegel
5. Yang termasuk karakteristik dari cost effectiveness adalah:
a. Biaya minimum dengan manfaat maksimum
b. Biaya maksimum dengan manfaat minimum
c. Biaya minimum dengan manfaat minimum
d. Biaya maksimum dengan manfaat maksimum
6. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, yaitu: karakteristik
organisasi, lingkungan, pekerja dan kebijaksanaan atau prktek manajemen. Hal ini
dikemukakan oleh:
a. Richard M. Steers
b. Russels
c. Siegel
d. Daniel
7. Intervensi yang diinginkan dalam penggunaan metode cost effectiveness adalah
a. Intervensi mana yang dapat mencapai hasil yang kurang menguntungkan dengan
alokasi biaya yang telah ditetapkan
b. Intervensi mana yang mencapai hasil yang telah ditargetkan dengan biaya
paling rendah
c. Intervensi mana yang mencapai hasil yang telah ditargetkan dengan biaya paling
tinggi
d. Intervensi mana yang dapat mencapai hasil yang kurang menguntungkan dengan
alokasi biaya rendah

Berikut ini adalah soal untuk no.5 dan no.6.


Dinas Kesehatan Kota Jambi di tahun 2019 memiliki dua rencana program kesehatan
yang akan dijalankan. Pada program A dengan biaya 50 juta rupiah di estimasi kan dapat
menyelamatkan 100 orang penderita. Kemudian, terdapat program B dengan biaya 50
juta di estimasi kan dapat menyelamatkan 15 orang penderita.
8. Dari pertanyaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa:
a. Program B memiliki cost effective lebih tinggi dibandingkan Program A
b. Program A memiliki cost effective lebih tinggi dibandingkan Program B
c. Program A dan B memiliki tingkat cost effectiveyang sama
d. Semua jawaban benar
9. Berikut ini adalah Cost Effective Ratio yang benar pada Program A dan/atau Program B
adalah:
a. CE Ratio Program A = Rp 5 juta/kehidupan
b. CE Ratio Program B = Rp 333 ribu/kehidupan
c. CE Ratio Program A = Rp 500 ribu/kehidupan
d. CE Ratio Program B = Rp 3 juta/kehidupan
10. Dibawah ini yang bukan merupakan kelebihan dari Cost Efektivitas Analysis ?
a. Hemat waktu dan sumber daya intensif
b. Lebih mudah untuk memahami
c. Cocok untuk pengambilan keputusan
d. Alternative bisa dibandingkan dengan tepat
11. Tahapan dalam Menghitung CEA :
1) Identifikasi unsur biaya dari alternatif program
2) Bandingkan CER dari masing-masing alternatif program
3) Hitung total cost present value cost
4) Hitung cost effectiveness ratio :
a.) CER = total cost / ∑ objective
b.) CER = total cost / ∑ QALY

5) (a) Hitung output yg berhasil (objectivenya) atau (b) Hitung QALY’s (Quality
Adjusted Life Years)

6) Pilih CER yang terkecil untuk direkomendasi

Urutan tahapan yang paling tepat dalam menghitung CEA adalah ?

a. 1,2,3,4,5,6
b. 1,3,5,4,2,6
c. 1,4,5,3,6,2
d. 2,3,4,5,6,1
12. Didalam pelaksanaan pemberian imunisasi hepatitis B terdapat dua opsional jenis
anggaran yang akan dikeluarkan, yakni dengan alat suntik disposable dengan biaya Rp
33.572/imunisasi dan alat suntik uniject dengan biaya Rp 27.553/imunisasi. Berdasarkan
soal tersebut dapat disimpulkan bahwa:
a. Penggunaan alat suntik disposable lebih cost-effective dibandingkan alat suntik
uniject
b. Penggunaan alat suntik uniject lebih cost-effective dibandingkan alat suntik
disposible
c. Biaya imunisasi hepatitis B lebih murah menggunakan alat suntik diposible
d. Biaya imunisasi hepatitis B menggunakan alat suntik diposible dan uniject sama
murahnya
13. Keuntungan CEA dibandingkan CUA dan CBA adalah, kecuali :
a. perhitungan unsur biaya lebih sederhana
b. cukup peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan
c. hasil keluaran yang berupa efek program dapat diperhitungkan
d. Lebih mudah untuk memahami
14. Alternative tidak dapat dibandingkan dengan tepat. Hal ini disebabkan oleh :
a. kenyataan bahwa sulitnya ditemui CEA yang ideal,
b. dimana tiap-tiap alternative identik pada semua criteria sehingga analisis dalam
mendesain suatu CEA,
c. harus sedapat mungkin membandingkan alternative alternative tersebut.
d. menghasilkan satu kesimpulan yang tidak lengkap dan menyesatkan
15. Puskesmas A dan B melaksanakan imunisasi campak pada anak balita, melalui tenaga
juru imunisasi dengan metode yang berbeda. Puskesmas A memberikan imunisasi
campak dengan cara mendatangi penduduk (satu desa dikunjungi sekali sebulan). Hasil
pencapaian imunisasi selama setahun, Puskesmas A adalah 900 bayi dengan
menghabiskan 300 flacon vaksin, sedang Puskesmas B pencapaian imunisasi adalah 600
bayi dengan menghabiskan 100 flacon vaksin. Apabila diketahui target imunisasi 4% dari
jumlah penduduk, di mana penduduk masing-masing puskesmas adalah 30.000 jiwa,
Berapa nilai efektivitas puskesmas (%) ?
a. Puskesmas A (65 %), Puskesmas B (40%)
b. Puskesmas A (75%), Puskesmas B (50%)
c. Puskesmas A (85%), Puskesmas B (60%)
d. Puskesmas A (95%), Puskesmas B (70%)
16. Berikut adalah kelemahan Cost Effectiveness Analyze adalah, kecuali:
a. Alternatif tidak dapat dibandingkan dengan tepat
b. CEA terkadang terlalu disederhanakan
c. cukup peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan
d. Belum adanya pembobotan terhadap tujuan dari setiap program.
17. Dalam analisis efektivitas biaya dengan Independent Interventions digunakan rumus ?
a. CER (cost-effectiveness ratios) = C/E
b. CER (cost-effectiveness ratios) = C.E
c. CER (cost-effectiveness ratios) = C+E
d. CER (cost-effectiveness ratios) = C-E
18. Menghitung analisis efektivitas biaya dengan Mutually Exclusive Interventions
menggunakan rumus ?
a. ICER (incremental cost-effectiveness ratio) = (C1 – C2) / (E1 - E2)
b. ICER (incremental cost-effectiveness ratio) = (C1 + C2) / (E1 - E2)
c. ICER (incremental cost-effectiveness ratio) = (C1 – C2) / (E1 + E2)
d. ICER (incremental cost-effectiveness ratio) = (C1 + C2) / (E1 + E2)
19. Kelemahan dari Cost Effectifitas Analysis adalah, kecuali ?
a. Alternative tidak dapat dibandingkan dengan tepat. Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa sulitnya ditemui CEA yang ideal, dimana tiap-tiap alternative
identik pada semua criteria, sehingga analisis dalam mendesain suatu CEA, harus
sedapat mungkin membandingkan alternative alternative tersebut.
b. pada umumnya CEA berdasarkan dari analisis suatu biaya dan suatu pengaruh
misalnya rupiah/anak yang diimunisasi. Padahal banyak program-program yang
mempunyai efek berganda. Apabila CEA hanya berdasarkan pada satu ukuran
keefektifan (satu biaya dan satu pengaruh) mungkin menghasilkan satu
kesimpulan yang tidak lengkap dan menyesatkan.
c. Tidak Cocok untuk pengambilan keputusan
d. biaya dan pengaruh mana yang harus diukur? Pertanyaan ini timbul mengingat
belum adanya kesempatan diantara para analisis atau ahli. Disatu pihak
menghendaki semua biaya dan pengaruh diukur, sedangkan yang lainnya sepakat
hanya mengukur biaya dan pengaruh-pengaruh tertentu saja.
20. QALYs ( Quality Adjusted Llife Years ) merupakan salah satu ukuran outcome (harapan
hidup) yang potensial dalam analisis pengambilan keputusan atau analisis biaya
efektivitas. Outcome kesehatan yang digunakan sebagai denominator pada cost
effectiveness ratio dapat dinyatakan dalam satuan unit seperti jumlah tahun yang berhasil
diselamatkan atau indeks dari kegunaan atau kebutuhan seperti QALYs.
21. Para ahli merekomendasikan metode tersebut pada perhitungan ?
a. CBG’s
b. ABC
c. CEA
d. CBA

Anda mungkin juga menyukai