Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

COST EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA)

Disusun Oleh:
Kelompok 13-IKM D 2021

Ernadila Diasmarani Hargiyanto 102111133109


Nayla Bening Rasendriya 102111133123
Sayyidah Maryam 102111133217

EKONOMI KESEHATAN
PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS (CEA)
Ernadila Diasmarani Hargiyanto¹, Nayla Bening Rasendya², Sayyidah Maryam³
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga

ABSTRACT
Cost Effectiveness Analysis (CEA) is a technique used for assessing
alternative program to generate certain objective. The aim of CEA is to assess the
most inexpensive alternative program with the right method to achieve the objective.
The method of CEA is by comparing the successful output of each alternative
program with the cost of the alternative program. The CEA process consists of
identifying the (unsur biaya) of alternative programs, calculating total costs consisting
of successful output or DALY’s calculation, calculating ICER (Incremental Cost
Effectiveness Ratio), comparing ICER with Gross Domestic Product (GDP), and If
ICER is smaller than GDP then program B is more cost effective than program A.
CEA is a tool that is considered to provide benefits but also limitations.The case
study used is to determine the effectiveness of alternative programs owned by
Suka-Suka Community Health Center, namely the elderly health screening program
and the elderly companion safari program.
Keywords: Cost Effectiveness Analysis, alternative program, cost
ABSTRAK
Cost Effectiveness Analysis (CEA) atau analisis efektivitas biaya adalah
teknik yang digunakan untuk menilai alternatif-alternatif program untuk menghasilkan
objektif tertentu. Tujuan dari CEA, yaitu menilai alternatif program yang paling murah
dan menggunakan cara yang tepat dalam mencapai tujuan. Cara atau metode
dalam CEA, yaitu membandingkan output yang berhasil dari masing-masing
alternatif program dengan biaya dari alternatif program tersebut. Proses dari CEA
berupa mengidentifikasi unsur-unsur biaya dari alternatif program, perhitungan total
cost yang terdiri dari menghitung output yang berhasil atau menghitung DALY’s,
perhitungan ICER (Incremental Cost Effectiveness Ratio), membandingkan ICER
dengan GDP, dan apabila ICER lebih kecil dibandingkan GDP maka program B lebih
cost effective dibandingkan program A. CEA ini merupakan alat yang dinilai
memberikan manfaat namun juga keterbatasan. Studi kasus yang digunakan yaitu
menentukan efektivitas alternatif program yang dimiliki oleh puskesmas Suka-Suka
yaitu antara program skrining kesehatan lansia dan program safari pendampingan
lansia.
Kata Kunci: Analisis Efektivitas Biaya, alternatif program, biaya
_________________________
1.
102111133109
2.
102111133123
3.
102111133217

PENDAHULUAN (cost) dari alternatif program


Ilmu ekonomi kesehatan berperan tersebut.
dalam rasionalisasi pemilihan dan CEA merupakan salah satu teknik
pelaksanaan kegiatan yang yang digunakan untuk menilai
berkaitan dengan pelayanan alternatif program, untuk memilih
kesehatan terutama yang program yang paling murah dan
menyangkut penggunaan sumber paling tepat dalam menghasilkan
daya yang terbatas. Diterapkannya tujuan tertentu. CEA lebih
ilmu ekonomi kesehatan, menekankan kepada keberhasilan
diharapkan semua kegiatan dan tujuan program dan biaya yang
program kesehatan harus termurah.
memenuhi kriteria efisiensi dan Oleh karena itu, perlu mempelajari
kegiatan kesehatan tersebut bersifat CEA untuk memilih suatu program
cost effective. yang dari berbagai alternatif dengan
Cost Effectiveness Analysis (CEA) berfokus pada hasil utama yang
atau analisis efektivitas biaya ditargetkan dan biaya yang paling
merupakan salah satu metode murah.
dalam ekonomi kesehatan guna HASIL
menilai efektivitas dari suatu A. Pengertian Cost Effectiveness
program atau intervensi dengan Analysis
membandingkan output yang Menurut Shepard (1979), Cost
berhasil dari masing-masing Effectiveness Analysis adalah suatu
alternatif program dengan biaya metode untuk menentukan program
mana yang dapat menyelesaikan
tujuan tertentu dengan biaya 2. Hemat waktu dan sumber
minimum. daya intensif
Menurut Henry M. Levin, analisis Tahap perhitungan CEA
efektivitas biaya merupakan suatu dapat menghemat waktu dan
evaluasi yang mempertimbangkan tidak memerlukan banyak
aspek biaya dan konsekuensi dari sumber daya untuk
sebuah alternatif pemecahan melakukan analisis.
masalah. CEA sebagai alat bantu 3. Cocok untuk pengambilan
pembuat keputusan yang dirancang keputusan dalam pemilihan
agar pembuat keputusan program
mengetahui dengan pasti alternatif CEA dapat menjadi alat yang
pemecahan masalah yang mana membantu memilih program
yang paling efisien. terbaik dari beberapa
Kelebihan Cost Effectiveness program berbeda dengan
Analysis menurut Khoiriyah dan tujuan yang sama. CEA
Lestari (2018) adalah efek membantu menentukan
pengobatan tidak dinyatakan dalam prioritas program dari sumber
nilai moneter. Menurut Indrayathi daya yang terbatas.
(2016), berikut adalah kelebihan Kekurangan Cost Effectiveness
CEA: Analysis menurut Khoiriyah dan
1. Mengurangi kekurangan Lestari (2018) antara lain:
dalam Cost Benefit Analysis 1. Belum adanya pembobotan
Saat benefit sulit terhadap tujuan dari setiap
ditransformasikan dalam program.
bentuk uang, langkah CEA 2. Program kesehatan yang
melakukan perhitungan dibandingkan harus memiliki
perbandingan outcome hasil yang sama atau
kesehatan dan biaya yang berkaitan.
digunakan. Sehingga tetap 3. Program kesehatan yang
dapat memilih program yang dibandingkan dapat diukur
lebih efektif untuk dengan unit kesehatan yang
dilaksanakan meskipun sama.
benefitnya sulit diukur. B. Tahapan Perhitungan CEA
1. Identifikasi unsur-unsur biaya kesehatan berkunjung rumah warga
dari alternatif program sekitar atau biasa disebut Program
2. Hitung total cost Safari Pendampingan Lansia.
3. a. Hitung output yang Pada program Program
berhasil, atau Skrining, pemakaian gedung
b. Hitung DALY’s (Disability puskesmas yang digunakan hanya
Adjusted Life Years) / QALY’s sebesar 1/15 bagian dengan harga
(Quality Adjusted Life Years) gedung Rp150.000.000, inflasi
4. Hitung ICER (Incremental sebesar 10 persen dan dengan
Cost Effectiveness Ratio) umur hidup 15 tahun, didapatkan
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐵 − 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐴
ICER= 𝑂𝑏𝑗𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐵 − 𝑂𝑏𝑗𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐴 informasi bahwa sudah dipakai

𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐵 − 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐴
selama 5 tahun. Selain itu, pada
ICER= 𝐷𝐴𝐿𝑌 𝐵 − 𝐷𝐴𝐿𝑌 𝐴
program skrining juga terdapat 1
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐵 − 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐴
ICER= 𝑄𝐴𝐿𝑌 𝐵 − 𝑄𝐴𝐿𝑌 𝐴 petugas dengan honor sebesar
5. Bandingkan ICER dengan Rp1.000.000 per bulan, biaya tetap
GDP Rp1.500.000 per tahun, dan biaya
6. Apabila ICER lebih kecil variabel peserta sebesar Rp25.000
dibandingkan GDP maka per peserta dimana pelayanan
program B lebih cost effective program ini mampu mencakup 40
dibandingkan program A orang per hari dengan kondisi
C. Contoh Kasus CEA selama 1 tahun terdapat 245 hari
Puskesmas Suka-Suka efektif. Tingkat efektivitas program
memiliki program kesehatan lanjut skrining ini sebesar 90 persen.
usia (Lansia) yang dilakukan secara Kemudian, di luar program
pasif dan aktif. Program kesehatan skrining, Puskesmas Suka-Suka
lansia secara pasif dilakukan juga mengadakan Program Safari
dengan kondisi petugas kesehatan Pendampingan Lansia yang
menunggu pasien datang ke dilakukan setiap 6 bulan sekali
puskesmas atau biasa disebut sehingga program ini juga
sebagai program skrining kesehatan membutuhkan biaya sewa
lansia, sedangkan program kendaraan yang setiap
kesehatan lansia secara aktif pelaksanaannya membutuhkan
dilakukan dengan kondisi petugas biaya sebesar Rp2.500.000
(termasuk supir dan bensin). Dalam
program ini juga memiliki petugas dipakai 5 tahun, umur hidup
sebanyak 4 orang dengan honor 15 tahun, inflasi = 10%)
Rp750.000 per petugas di setiap b) Honor petugas Rp1.000.000
pelaksanaannya. Selain itu, biaya per bulan
tetap selama program berlangsung c) Biaya tetap Rp1.500.000 per
sebesar Rp2.500.000 dan biaya tahun
yang dibutuhkan untuk setiap d) Biaya variabel Rp25.000 per
peserta sebesar Rp50.000 dimana peserta
dikarenakan program ini dilakukan e) Cakupan yang dihasilkan
selama 2 kali dalam setahun, maka adalah 40 orang per hari (1
cakupan I yang dihasilkan sebesar tahun = 245 hari efektif)
3.000 orang dan cakupan II sebesar f) Tingkat efektivitas program
4.000 orang. Namun, terdapat skrining ini sebesar 90%
tingkat kegagalan dalam program 2. Program Safari
ini, yaitu 5 persen. Pendampingan Kesehatan
Berdasarkan uraian tersebut, Lansia Puskesmas
tentukan program yang paling efektif Suka-Suka
dari sudut pandang biaya, jika a) Safari Pendampingan
diketahui PDB per kapita tahun Kesehatan Lansia dilakukan
2021 sebesar 62,2 juta rupiah. setiap 6 bulan sekali
PEMBAHASAN b) Biaya sewa kendaraan
1. Identifikasi unsur-unsur (termasuk sopir dan bensin)
biaya dari alternatif sebesar Rp2.500.000
program c) Petugas sebanyak 4 orang
Diketahui : dengan honor Rp750.000 per
1. Program Skrining petugas
Posyandu Lansia d) Biaya tetap selama program
Puskesmas Suka-Suka berlangsung Rp2.500.000
a) Pemakaian gedung e) Biaya yang dibutuhkan untuk
puskesmas yang digunakan setiap peserta Rp50.000
hanya sebesar 1/15 bagian f) Cakupan I sebesar 3.000
(harga gedung orang dan cakupan II
Rp150.000.000, sudah sebesar 4.000 orang.
g) Tingkat kegagalan dalam Total Cost Program Safari
program ini, yaitu 5% Jumlah
2. Hitung total cost Uraian Perhitungan Biaya
1) Total Cost Program Sewa 2.500.000 x Rp5.000.000
Skrining Posyandu Lansia kendaraan 2 ,00

Puskesmas Suka-Suka Honor 750.000 x 4 Rp6.000.000


Petugas x2 ,00
Total Cost Program Skrining
Biaya Rp2.500.000
Uraian Perhitungan Jumlah Biaya tetap 2.500.000 ,00
Gedun AIC Gedung = Rp241.576.50 25.000 x
g IIC*(1+I)^t 0,00 Biaya (3.000 + Rp175.000.0
Honor variabel 4.000) 00,00
Petuga Rp12.000.000 Rp188.500.0
s 1.000.000 x 12 ,00 Total 00,00
Biaya Rp2.500.000,
Gambar 3.2 Perhitungan total cost Program
tetap 00
Safari
Biaya
3. Menghitung Output yang
variab 25.000 x 40 x Rp245.000.00
el 245 hari efektif 0,00 berhasil

Rp501.076.5 1) Output yang berhasil dari


Total 00,00 Program skrining

Gambar 3.1 Perhitungan total cost Program 40 x 245 hari


Skrining Cakupan efektif 9.800
2) Total Cost Program Safari Tingkat
Kegagalan 9.800 x 10% 980
Pendampingan Kesehatan
Lansia Puskesmas Objective Program Skrining 8.820

Suka-Suka Gambar 3.3 Objective cost Program


Skrining
2) Output yang berhasil dari
Program Safari
Cakupan 3.000 + 4.000 7.000
Tingkat
Kegagalan 7.000 x 5% 350
Objective Program Safari 6.650

Gambar 3.4 Objective cost Program Safari


4. Hitung ICER (Incremental Cost Hasil dari perbandingan antara
Effectiveness Ratio) ICER dan PDB tersebut dapat
Rumus yang digunakan untuk disimpulkan bahwa Program Safari
menghitung ICER jika menghasilkan lebih Cost Effective dibandingkan
output yang berhasil atau objective dengan Program Skrining
adalah kesehatan lansia di Puskesmas
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐵 − 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐴
ICER= 𝑂𝑏𝑗𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐵 − 𝑂𝑏𝑗𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐴 Suka-Suka.

Dalam studi kasus ini, B merupakan


KESIMPULAN
Program Safari sedangkan A
Cost effectiveness analysis
merupakan Program Skrining yang
adalah suatu metode yang
masing-masing merupakan program
digunakan untuk menilai alternatif
dari Puskesmas Suka-Suka.
program yang paling murah dan
5. Bandingkan ICER dengan GDP
paling tepat dalam menghasilkan
atau PDB
tujuan tertentu. Kelebihan Cost
Dalam studi kasus ini, diketahui
Effectiveness Analysis, yaitu
bahwa Gross Domestic Product
mengurangi kekurangan dalam cost
(GDP) / Produk Domestik Bruto
benefit analysis, hemat waktu dan
(PDB) per kapita pada tahun 2021
sumber daya intensif, cocok untuk
sebesar 62,2 juta rupiah. Dan
pengambilan keputusan dalam
berdasarkan tabel tersebut
pemilihan program, sedangkan
didapatkan hasil bahwa ICER <
kekurangannya yaitu belum adanya
PDB.
pembobotan terhadap tujuan dari
ICER Rp144.044,47
setiap program, program kesehatan
PDB Rp62.200.000,00
yang dibandingkan harus memiliki
ICER < PDB, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Program Safari lebih cost effective hasil yang sama atau berkaitan, dan
daripada Program Skrining program kesehatan yang
Gambar 3.5 Perbandingan ICER dan PDB
dibandingkan dapat diukur dengan
6. Apabila ICER lebih kecil
unit kesehatan yang sama. Tahapan
dibandingkan GDP maka program
dari CEA adalah mengidentifikasi
B lebih cost effective
unsur-unsur biaya dari alternatif
dibandingkan program A
program, perhitungan total cost
(Penentuan Kesimpulan)
yang terdiri dari menghitung output
yang berhasil atau menghitung
DALY’s, perhitungan ICER Thinni Talk. 2020. Part 9A: Cost
(Incremental Cost Effectiveness Effectiveness Analysis (CEA).
Ratio), membandingkan ICER Available At:
dengan GDP, dan apabila ICER https://www.youtube.com/wat
lebih kecil dibandingkan GDP maka ch?v=TZSRIuy46oY&t=316s.
program B lebih cost effective [Online]
dibandingkan program A. Contoh Thinni Talk. 2020. Part 9B: Latihan
kasus CEA yaitu menentukan Contoh Kasus CEA. Available
program efektif dari Puskesmas At:
Suka-Suka yang memiliki program https://www.youtube.com/wat
kesehatan lanjut usia (Lansia) yaitu ch?v=pj7dqIa_qzU&t=4s.
antara program skrining kesehatan [Online]
lansia dan program safari
pendampingan lansia. Hasil yang
ditemukan dari analisis tersebut
yaitu ICER lebih kecil dibandingkan
PDB sehingga dapat disimpulkan
bahwa Program Safari lebih Cost
Effective dibandingkan dengan
Program Skrining kesehatan lansia
di Puskesmas Suka-Suka.

DAFTAR PUSTAKA
Khoiriyah, S.D., 2018. Review
artikel: kajian
farmakoekonomi yang
mendasari pemilihan
pengobatan di Indonesia.
Farmaka, 16(3).
Badan Pusat Statistik (BPS). 2022.
Ekonomi Indonesia Triwulan
IV 2021 Tumbuh 5,02
Persen.

Anda mungkin juga menyukai