Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ridha Aisya Zahra

NIM : I1A021003
Kelas : Kesehatan Masyarakat - A
Dosen Pengampu : Dr.sc.hum. Budi Aji, SKM, M.Sc.

Tugas Mata Kuliah Pembiayaan Kesehatan Daerah


Memberi Contoh Implementasi Model Analisis Biaya

a. Cost Minimization Analysis (CMA)


Pengertian
Cost Minimization Analysis (CMA) adalah satu tipe analisis dengan menentukan
biaya program terendah tetapi tetap memperoleh besar manfaat yang sama. CMA
digunakan dalam pengujian biaya relatif dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil
yang diperoleh. CMA merupakan bentuk khusus dari analisis efektivitas biaya. Dampak
dari alternatif pengobatan yang dibandingkan diharapkan sama sehingga output yang
hendak dicapai telah ditentukan terlebih dahulu lalu mencari upaya pelaksanaannya yang
akan menghasilkan biaya terkecil atau paling minimal.

Keunggulan
1. Keunggulan CMA adalah metode yang relatif mudah dan sederhana untuk
membandingkan dua atau lebih tindakan yang memiliki biaya paling minimal dan
memiliki nilai paling ekonomis.
2. Outcome yang dihasilkan sama (ekuivalen) dan hanya biaya intervensi saja yang
dibandingkan
3. CMA juga dapat meningkatkan efisiensi, kendali mutu dan kendali biaya.

Kelemahan
Beberapa kelemahan dari CMA antara lain, sebagai berikut :
1. Jika Outcome yang diasumsikan sama ternyata memiliki outcome yang berbeda
dapat menyebabkan hasil analisis yg tidak akurat dan tidak bernilai.
2. Pendapat kritis analisis cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur hasil
pengobatan yang sama (Orion, 1997).
3. CMA hanya menunjukkan biaya yang diselamatkan dari satu pengobatan atau
program terhadap pengobatan ataupun program yang lain.
4. Donaldson et al mengungkapkan bahwa ketika mendesain evaluasi ekonomi
prospektif, tidak mungkin menentukkan teknik analisis karena datanya tidak
diketahui. Sehingga, ketika data tidak diketahui, penggunaan CMA jarang cocok
sebagai metoda analisis.
5. Kenaikan harga obat, penurunan daya beli pasien dan diskon tidak
diperhitungkan.

Kegunaan
Kegunaan dari CMA adalah untuk membandingkan biaya dari dua atau lebih
program dengan tujuan untuk mengetahui alternatif program yang memiliki biaya
terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diberikan oleh program-program tersebut
sama. Analisis cost minimization juga digunakan untuk menguji biaya relatif yang
dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh.

Contoh Penggunaan CMA


- Perbandingan Analisis Biaya Minimalisasi Pasien Rawat Jalan dan Rawat
Inap
Berdasarkan pada studi yang dilakukan oleh Farmer et al. (1996)
memperkirakan biaya yang berkaitan dengan pemberian gel prostaglandin E2
intracervical untuk ibu hamil pada hari sebelum bersalin. Adapun biaya yang
dibandingkan yaitu:
a. Aplikasi gel dengan periode pemantauan selama 2 jam kemudian
mengirim kembali ibu untuk bermalam dirumah
b. Aplikasi gel dengan periode pemantauan selama 2 jam dan kemudian ibu
hamil bermalam di rumah sakit. Kedua kelompok menerima oksitosin
keesokan harinya untuk merangsang terjadinya persalinan.
Kemudian perbandingan dari kedua kelompok tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi alternatif dengan biaya yang terendah. Jenis biaya yang dihitung
meliputi biaya persalinan, biaya kelahiran, biaya pengobatan, dan biaya rumah
sakit.
- Analisis Minimalisasi Biaya Pasien Gastritis Rawat Inap
Diketahui hasil penelusuran data di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda, menunjukkan 2 obat Gastritis yang paling sering digunakan yaitu
Ranitidin dan Pantoprazol (Akbar et al., 2018). Analisis digunakan untuk
menentukan obat yang memiliki biaya paling minimal yang dikeluarkan pasien
serta obat yang lebih efisien dan ekonomis bagi masyarakat dengan metode CMA,
dimana jumlah total biaya medik yang dikeluarkan oleh pasien dibagi dengan
jumlah kasus yang terjadi tiap-tiap terapi.

b. Cost Effectiveness Analysis (CEA)


Pengertian
Cost Effectiveness Analysis (CEA) adalah salah satu bentuk evaluasi ekonomi
yang membandingkan rasio biaya dan efektivitas dari beberapa alternatif
intervensi/program. Dengan kata lain, CEA merupakan salah satu metode untuk
menentukan program mana yang paling efektif dalam memecahkan masalah dengan
biaya minimum.
Analisis efektivitas biaya merupakan alat utama untuk membandingkan biaya
intervensi kesehatan dengan keuntungan kesehatan yang diharapkan. Intervensi dapat
dipahami sebagai aktivitas apapun, dengan menggunakan berbagai input, yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan. CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari
macam-macam program dengan tujuan yang sama dan CEA juga dapat digunakan untuk
mengukur efisiensi dari sumber daya (masukan) satu atau lebih dari satu program dengan
derajat tujuan (hierarchy of objectives).
Keunggulan
1. Dapat memilih program yang lebih efektif untuk dilaksanakan walaupun
benefitnya sulit diukur dalam bentuk uang karena dilakukan perhitungan
perbandingan outcome dan biaya yang digunakan.
2. Tidak memerlukan banyak sumber daya dalam melakukan analisis, sehingga lebih
intensif dan dapat menghemat waktu.
3. Perhitungan unsur biaya lebih sederhana, sehingga lebih mudah untuk dipahami.
4. Membantu dalam menentukan prioritas dari sumber daya yang terbatas karena
memberikan penilaian alternatif untuk program yang paling tepat dan murah
dalam menghasilkan output tertentu.
5. Membantu menentukan prioritas dari sumber daya.

Kelemahan
1. Alternatif tidak bisa dibandingkan dengan tepat karena sulit ditemukan CEA yang
sesuai.
2. Alternatif yang dibandingkan harus mempunyai outcome yang diukur dalam unit
klinik yang sama.
3. Cost effectiveness analysis terkadang terlalu disederhanakan.
4. Benefit CEA sulit untuk diukur karena tidak bisa ditransformasikan dalam bentuk
uang.
5. Tidak terdapat pembobotan dari setiap tujuan program, seharusnya ada
pembobotan terhadap tujuan dari setiap proyek karena beberapa tujuan harus
diprioritaskan.

Kegunaan
- Menurut Shepard, prinsip dasar dari CEA adalah cara untuk merangkum health
benefits dan sumber daya yang digunakan sehingga pembuat kebijakan dapat
memilih diantara itu.
- Cost Effectiveness Analysis merangkum semua biaya program ke dalam satu
nomor, semua manfaat (efektivitas) menjadi nomor kedua dan menetapkan aturan
untuk membuat keputusan berdasarkan hubungan antara keduanya.
- Metode ini sangat berguna dalam analisis program kesehatan preventif, karena
menyediakan mekanisme untuk membandingkan upaya yang ditujukan kepada
populasi dan penyakit yang berbeda.

Contoh Penggunaan CEA


Berdasarkan penelitian yang diakukan oleh (Fitria et al., 2023) berjudul Analisis
Efektivitas Biaya Penggunaan Metformin- Glimepirid Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Universitas Andalas
merupakan contoh penggunaan CEA.

Perbandingan :
1. Rata-rata biaya medis langsung pasien diabetes melitus tipe 2 yang menerima
metformin tunggal yaitu Rp 682.173,91.
2. Sedangkan rata-rata biaya medis langsung pasien diabetes melitus tipe 2 yang
menerima kombinasi metformin-glimepiride yaitu Rp 725.464,84.

Dapat dilihat bahwa rata-rata biaya medis langsung kelompok yang menerima
terapi kombinasi metformin-glimepiride lebih besar daripada kelompok yang
menerima terapi metformin tunggal.

Analisis efektivitas biaya antidiabetes pada penelitian ini dihitung dalam bentuk
Rasio Inkremental Efektivitas Biaya (RIEB) yang merupakan nilai rasio yang diperoleh
dari selisih biaya dan selisih outcome terapi dari masing-masing intervensi. RIEB
dihitung dengan cara membandingkan selisih biaya kelompok antidiabetes tunggal dan
kombinasi terhadap efektivitas kelompok antidiabetes tunggal dan kombinasi dalam
menurunkan glukosa darah puasa setelah 4 bulan terapi.

Didapatkan hasil Rasio Inkremental Efektivitas Biaya (RIEB) glukosa darah puasa
yaitu Rp 1.284,74 setiap penurunan 1 mg/dl glukosa darah puasa. Meskipun demikian,
penggunaan terapi kombinasi metformin-glimepiride membutuhkan biaya yang lebih
besar dan menghasilkan efek yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok
metformin tunggal, sehingga jika diukur dari tingkat effectiveness maka terapi
kombinasi metformin-glimepiride lah yang sebaiknya dipakai walaupun membutuhkan
biaya yang lebih besar jika dibandingkan dengan metformin.

c. Cost Utility Analysis (CUA)


Pengertian
Cost Utility Analysis merupakan jenis analisis yang mengukur manfaat dalam
utility-beban lama hidup, mengukur rasio untuk membandingkan antara beberapa
program dan menghitung biaya per utility. analisis cost-utility digunakan untuk
mengukur nilai spesifik kesehatan dalam bentuk pilihan setiap individu atau masyarakat
(indrayanti, 2016).
Prinsip dari model CUA yaitu menentukan biaya yang dikeluarkan dalam kurun
waktu satu tahun anggaran pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
tercapainya hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat terwujud kesehatan masyarakat
yang optimal.
Keunggulan
1. Mengetahui kualitas hidup
2. Memfasilitasi transparansi dari alokasi sumber daya proses
3. Menangkap nilai perbaikan morbiditas dan mortalitas
4. Cost-utility Analysis lebih baik daripada Cost-effectiveness analysis
5. Cost-utility Analysis lebih baik daripada Cost-benefit analysis

Kelemahan
1. Bergantung dengan penentuan QALYs
2. Sangat rumit untuk diukur
3. Membutuhkan penilaian tentang tingkat keuntungan QALYs
4. CUA penggunaannya terbatas
5. Kesulitan kuantifikasi preferensi pasien
6. Kesulitan membandingkan QALYs pasien dan populasi
7. Kurangnya kesepakatan pada mengukur utilitas
8. Ruang lingkup CUA penjelasan tentang efisien produk terbatas
Kegunaan
- Skala kecil dapat mengarahkan pengobatan pasien dalam pengobatan yang dipilih,
sehingga manfaat sebesar mungkin dicapai dengan biaya serendah mungkin.
- Skala besar, pemerintah dapat mendikte kebijakan untuk memberikan dukungan
terhadap program.
- Memperkirakan perbandingan antara suatu biaya intervensi yang berhubungan
dengan kesehatan dan menghasilkan keuntungan dalam hal kualitas hidup dalam
setahun oleh para penerima manfaat kesehatan.

Contoh Penggunaan CUA


- Pengobatan Hepatitis B
Membandingkan biaya pengobatan dan palliative care menunjukkan
bahwa pengobatan Lamivudine sebagai pengobatan pertama dan tenofovir sebagai
pengobatan tambahan pada pasien HbeAg-positif hepatitis B kronik merupakan
pengobatan dengan cost utility terbaik.
- CUA pada Pengobatan Kanker Malignant Melanoma Stadium II
Membandingkan 2 jenis intervensi :
• Program A dilakukan tanpa skrining dan tanpa pemberian interferon
• Program B dilakukan skrining dan pemberian interferon

Ratio Utilitas Biaya (RUB) Program A dan Program B


RUB (A) : Biaya/utilitas
: Rp184.000.000/3,06
: 60.130.719
RUB (B) : Biaya/utilitas
: Rp242.000.000/3,37
: 71.810.089
Ratio Incremental Utilitas Biaya (RIUB) Pengalihan Program RIUB (B)
terhadap A : (Rp242.000.000-Rp184.000.000)/(3,37-3,06)
: Rp58.000.000/0,31
: 187.096.774/QALY
Kesimpulannya program B memerlukan tambahan biaya sebesar Rp
187.096.774/QALY, namun masyarakat akan mendapatkan tambahan usia hidup
mencapai 0,31 tahun atau 3,72 bulan.

d. Cost Benefit Analysis (CBA)


Pengertian
Analisis biaya/manfaat atau CBA merupakan salah satu teknik penilaian risiko
yang membantu penggunanya untuk memilih atau memutuskan opsi perlakuan mana
yang perlu diambil untuk suatu risiko. Dalam prosesnya, analisis biaya/manfaat akan
mempertimbangkan tingkat efisiensi biaya dan tingkat manfaat yang dapat diperoleh dari
setiap perlakuan yang tersedia. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan semakin
tinggi manfaat yang diperoleh dari sebuah perlakuan risiko, maka semakin besar
kecenderungan perlakuan tersebut dipilih.

Keunggulan
1. Cost Benefit Analysis dapat digunakan untuk mengukur efisiensi ekonomi.
2. Cost benefit analysis dapat digunakan sebagai pembantu mengambil kebijakan
untuk memilih alternatif terbaik dari pilihan yang ada dan cost benefit analysis ini
juga dapat membandingkan alternatif-alternatif tersebut.
3. Dapat mengatur dan mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan
pada tahun-tahun ke depan.
4. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun
intangible.
5. Sebuah alat yang penting dalam pengambilan keputusan karena bermanfaat
memberikan titik awal untuk mulai dilakukannya evaluasi proyek.
6. Dapat menyederhanakan keputusan yang diambil karena dengan mudah melihat
korelasi antara biaya dengan hasil proyek.
7. Dapat memperlihatkan adanya biaya dan keuntungan yang tidak diperhitungkan
sebelumnya.
Kelemahan
1. Membutuhkan waktu dan proses yang lama.
2. CBA tidak memiliki fleksibilitas tinggi, karena semua penghitungan dilakukan
secara kuantitatif.
3. Sulit digunakan untuk penghitungan ekonomi public good.
4. Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan, etika,
partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial yg lain.
5. Tidak terdapat standar dalam kuantifikasi biaya manfaat. Subjektivitas yang
terlibat ketika mengidentifikasi, mengukur, dan memperkirakan biaya dan
manfaat yang berbeda dapat menimbulkan penafsiran biaya manfaat yang berbeda
pula.
6. Potensi ketidakakuratan dalam mengidentifikasi dan mengukur biaya dan
manfaat.

Kegunaan
- Mencapai keuntungan yang maksimal ( termasuk kesejahteraan sosial ) dan biaya
yang minimal.
- Meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan dan mengurangi biaya yang
terkait dengan serangkaian tindakan tersebut.
- Mampu memberikan manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan,
namun tidak membuat orang lain merugi. Oleh karena itu, Sebuah proyek atau
kebijakan dikatakan menciptakan Pareto improvement yang potensial jika yang
untung lebih banyak daripada yang rugi.

Contoh Penggunaan CBA


Pada program penanganan kasus kecacingan pada anak SD, dimana dilakukan
perbandingan 2 jenis intervensi :
1. Program PHBS seperti pelatihan cuci tangan pada anak SD, pembentukan peer
education mengenai PHBS (dari sisi Kesehatan Masyarakat upaya promotif &
preventif) →Pembuatan wastafel tempat cuci tangan
2. Program pemberian obat cacing pada anak SD →Biaya membeli obat cacing

Metode CBA ini melihat atau membandingkan mana dari kedua program diatas yang
paling besar manfaatnya. Lalu hasil intervensi atau jumlah anak yang sembuh dari
cacingan dapat dihitung/diuangkan.
Referensi
Farmer KC, Schwartz WJ, Rayburn WF, Turnbull G. A cost minimization analysis of
intracervical PGE2 for cervical ripening in an outpatient versus inpatient setting. Clinical
Therapeutics 18(4):747–756, 1996.
Tantai N, Chaikledkaew U, Tanwandee T, Werayingyong P, Teerawattananon Y. A Cost Utility
Analysis of Drug Treatments In Patients with HBeAg-positive Chronic Hepatitis B in Thailand.
Health Serv Res. 2014;14(170):1–13.
Indrayanti, P. A., ECONOMIC EVALUATION IN HEALTH CARE., 2016.
Fitria, N. et al. (2023) ‘Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Metformin-GlimepirideTerhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RS Universitas
Andalas’, Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 9(sup), p. 202. Available at:
https://doi.org/10.25077/jsfk.9.sup.202-207.2022.

Anda mungkin juga menyukai