PENDAHULUAN
1|FARMA KOEKONOMI
Hasil dari CEA mencerminkan sebagai rasio, baik dengan ACER (Rasio Efektivitas
Biaya Rata-Rata) atau sebagai ICER (Rasio Efektivitas Biaya Tambahan)
(Andayani, 2013).Pneumonia termasuk 10 penyakit terbesar di rawat inap di RSUD
Kabupaten Bombana dengan pengobatan antibiotik cefotaxime dan gentamisin
yang paling banyak. Untuk mengetahui berapa kali rumah sakit berpihak pada klien
dan pasien yang ingin mendapatkan layanan yang diperlukan dengan menggunakan
bersama-sama meningkatkan kualitas hidup pasien, maka diperlukan biaya
peresepan antibiotik terhadap biaya total perawatan yang dibayar pasien (Donowati,
2013). Berdasarkan parameter tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian
mengenai jumlah total pasien penderita pneumonia periode tahun 2016 dengan
menggunakan parameter lama perawatan dan lama penggunaan dengan total total
biaya, efektivitas pengobatan dan nilai-nilai ACER penggunaan antibiotik
sefotaxime dan gentamisin pada pasien peumonia. adalah bakteri bakteri infeksi.
Lebih dari seperempat anggaran rumah sakit dikeluarkan untuk biaya penggunaan
antibiotik. Ketidak tepatan terapi antibiotik akan menimbulkan pengaruh buruk
terhadap pengobatan terhadap pengobatan terhadap pasien, biaya pengobatan
menjadi lebih mahal, dan akan menurunkan kualitas pelayanan. pasien radang paru-
paru, membuat Terapi jarak jauh tidak hanya dari aspek perawatan. Penanganan
pada pasien radang paru-paru termasuk pengawasan durasi yang disebut dengan
usaha rujukan yang dirumah sakit (Institut Nasional untuk Kesehatan dan
Perawatan Excellence, 2014). Hal ini menunjukkan perlunya perhatian terhadap
biaya pasien pada pasien pneumonia.analisis biaya biaya (CEA) merupakan salah
satu langkah untuk menilai manfaat dan sumber daya yang ada. CEA
membandingkan program atau alternatif intervensi dengan efikasi dan yag berbeda.
Hasil dari CEA tercermin sebagai rasio, baik dengan ACER (Rasio Efektivitas
Biaya Rata-Rata) atau sebagai ICER (Rasio Efektivitas Biaya Tambahan)
(Andayani, 2013).Pneumonia termasuk 10 penyakit terbesar di RSUD Kabupaten
Bombana dengan pengobatan antibiotik cefotaxime dan gentamisin yang paling
banyak. Untuk mengetahui berapa kali rumah sakit berpihak pada klien dan pasien
yang ingin mendapatkan layanan yang diperlukan dengan menggunakan bersama-
sama meningkatkan kualitas hidup pasien, maka diperlukan biaya peresepan
antibiotik terhadap biaya total perawatan yang dibayar pasien (Donowati, 2013
2|FARMA KOEKONOMI
Berdasarkan parameter tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian jumlah
total pasien penderita pneumonia periode tahun 2016 dengan menggunakan
parameter lama perawatan dan lama menggunakan total total biaya, efektivitas dan
nilai-nilai ACER penggunaan obat cefotaxime dan gentamisin pada pasien
pneumonia.
1.2 Rumusan Masalah
Apa pengertian atau definisi dari Analisis Efektivitas Biaya ?
Apa saja kegunaan Analisis Efektivitas Biaya ?
Apa saja ciri pokok Analisis Efektivitas Biaya ?
Kapan atau pada kondisi seperti apa Analisis Efektivitas Biaya dapat
digunakan ?
Bagaimana proses penetuan Analisis Efektivitas Biaya ?
Bagaimana tahapan atau langkah perhitungan Analisis Efektivitas Biaya ?
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Efektivitas Biaya ?
Untuk mengetahui apa saja kegunaan Analisis Efektivitas Biaya ?
Untuk mengetahui apa saja ciri pokok Analisis Efektivitas Biaya ?
Untuk mengetahui kapan atau pada kondisi seperti apa Analisis Efektivitas
Biaya dapat digunakan ?
Untuk mengetahui bagaimana proses penetuan Analisis Efektivitas Biaya ?
Untuk mengetahui bagaimana tahapan atau langkah perhitungan Analisis
Efektivitas Biaya
3|FARMA KOEKONOMI
BAB II
PEMBAHASAN
4|FARMAKOE KONOMI
Cost effectiveness analysis atau CEA merupakan suatu metoda yang didesain untuk
membandingkan antara outcome kesehatan dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan
program tersebut atau intervensi dengan alternatif lain yang menghasilkan outcome yang
sama (Vogenberg, 2001). Outcome kesehatan diekspresikan dalam terminologi yang
obyektif dan terukur seperti jumlah kasus yang diobati, penurunan tekanan darah yang
dinyatakan dalam mmHg, dan lain-lain dan bukan dalam terminologi moneter (Vogenbeg,
2001).
Analisis cost-effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai
program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang
sama tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian pogram mana yang akan dipilih adalah
berdasarkan discounted unit cost dari masing-masing alternatif program sehingga program
yang mempunyai discounted unit cost terendahlah yang akan dipilih oleh para
analisis/pengambil keputusan (Tjiptoherianto dan Soesetyo, 1994).
Menurut kelompok kami, Analisis Efektifitas Biaya (AEB) atau Cost Effectiveness
Analysis adalah salah satu bentuk evaluasi ekonomi pada program kesehatan untuk
menentukan program mana yang lebih efisien, baik ditinjau dari ketercapaian tujuannya
maupun dari segi biayanya.
2.2.1 Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait
dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang telah dicapai.
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang
sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.
2.2.2 Kegunaan analisis efektivitas biaya (AEB)
Analisis efektivitas biaya merupakan alat utama untuk membandingkan biaya
intervensi kesehatan dengan keuntungan kesehatan yang diharapkan. Intervensi
dapat dipahami sebagai aktivitas apapun, dengan menggunakan berbagai input,
yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. CEA sering digunakan untuk
mengukur efisiensi dari macam-macam program dengan tujuan yang sama.
5|FARMAKOE KONOMI
CEA terdiri dari tiga
proses, yaitu :
1. Analisis biaya dari setiap alternative atau program.
2. Analisis efektifitas dari tiap alternative atau program.
3. Analisis hubungan atau ratio antara biaya dan efektifitas alternative atau
program.
2.2.3 Ciri pokok CEA
Beberapa ciri pokok CEA menurut Azwar, A (1989) adalah sebagai berikut :
1. Bermanfaat untuk mengambil keputusan.
CEA berguna untuk membantu pengambilan keputusan dalam
menetapkan program terbaik yang akan dilaksanakan. Dengan ciri ini
jelaslah bahwa CEA terutama diterapkan sebelum suatu program
dilaksanakan, jadi masuk dalam tahap perencanaan.
2. Berlaku jika tersedia dua atau lebih program.
CEA tidak dapat dipergunakan jika berhadapan dengan satu program
saja. Perlu ada program lain sebagai perbandingan, misalnya program
butuh biaya Rp 1.000.000,- yang apabila dilaksanakan akan berhasil
menyembuhkan 300 pasien. Program B butuh biaya Rp 1.000.000,-
yang apabila dilaksanakan akan berhail menyembuhkan 500 pasien.
Dengan adanya program B sebagai pembanding akan tampak bahwa
program B lebih tepat dari program A karena dengan biaya yang sama
berhasil menyembuhkan pasien lebih banyak.
3. Mengutamakan unsur Input (masukan) dan unsur Output (keluaran).
Pada CEA yang diutamakan hanya unsur masukan yang dibutuhkan
oleh program serta unsur keluaran yang dihasilkan oleh program. Unsur
lainnya, seperti proses, umpan balik dan lingkungan agak diabaikan.
6|FARMAKOE KONOMI
Prinsip dasar dari Cost-effectiveness analysis (CEA) menurut Shepard adalah
cara untuk merangkum health benefits dan sumber daya yang digunakan dalam
program-program kesehatan sehingga para pembuat kebijakan dapat memilih
diantara itu. CEA merangkum semua biaya program ke dalam satu nomor, semua
manfaat program (efektivitas) menjadi nomor kedua, dan menetapkan aturan untuk
membuat keputusan berdasarkan hubungan diantara keduanya. Metode ini sangat
berguna dalam analisis program kesehatan preventif, karena metode ini
menyediakan mekanisme untuk membandingkan upaya yang ditujukan kepada
populasi dan penyakit yang berbeda. CEA membutuhkan langkah yang sedikit
merepotkan dibandingkan cost-benefit analysis, karena CEA tidak berusaha untuk
menetapkan nilai moneter untuk health outcomes dan benefit
2.2.4 Beberapa kondisi untuk melaksanakan CEA
Untuk melaksanakan CEA, harus ada satu atau beberapa kondisi di bawah ini:
1. Ada satu tujuan intervensi yang tidak menyimpang, sehingga ada ukuran yang
jelas dimana efektifitas dapat diukur.
Contohnya adalah dua jenis terapi bisa dibandingkan dalam hal biayanya per
year of life yang diperoleh, atau, katakanlah, dua prosedur screening dapat
dibandingkan dari segi biaya per kasus yang ditemukan.
2. Ada banyak tujuan, tetapi intervensi alternatif diperkirakan memberikan hasil
yang sama.
Contohnya adalah dua intervensi bedah memberikan hasil yang sama dalam
hal komplikasi dan kekambuhan.
7|FARMAKOE KONOMI
2.3 Langkah Perhitungan Analisis Efektivitas-Biaya
NO LANGKAH CONTOH
8|FARMAKOE KONOMI
a. Hitung rasio efektivitas-biaya (REB) setiap pengobatan.
Rumus: Biaya / Efektivitas
Misal :
• REB Pengobatan A = Rp 320.000 / 0,35
= Rp 914.286
• REB Pengobatan B = Rp 537.000 / 0,60
= Rp 890.000
• REB Pengobatan C = Rp 381.000 / 0,61
= Rp 624.590
b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau
Diagram Efektivitas-Biaya. Biaya yang dilihat adalah
biaya pengobatan, bukan rerata efektivitas-biaya.
c.
BAB III
10 | F A R M A K O E K O N O M I
STUDI KASUS
3.1 Pendahuluan
Pada saat ini, berbagai negara khususnya negara Indonesia, biaya pelayanan
kesehatan dirasakan semakin meningkat, sehingga diperlukan pemikiran-pemikiran khusus
dalam peningkatan efisiensi atau penggunaan dana secara lebih rasional. Farmakoekonomi
dalam kaitan ini memiliki peranan penting sebagai deskripsi dan analisis biaya terapi
dalam suatu sistem pelayanan kesehatan (Andayani, 2013).
Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai negara
berkembang termasuk Indonesia. Pneumonia yang terjadi di Indonesia cenderung
meningkat untuk period prevalence pneumonia semua umur dari 2,1% tahun 2007 menjadi
2,7% tahun 2013, pneumonia yang tinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun,
kemudian mulai meningkat pada umur 45-54 tahun (Kemenkes RI, 2013). Badan
Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 menyebutkan
dari 6,3 juta anak berusia dibawah 5 tahun yang meninggal karena penyebab infeksi adalah
sebesar 51,8% (3,257 juta).
Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia terkait
dengan banyaknya penyakit infeksi bakteri. Lebih dari seperempat anggaran rumah sakit
dikeluarkan untuk biaya penggunaan antibiotik. Ketidak tepatan terapi antibiotik akan
menimbulkan dampak buruk berupa munculnya resistensi bakteri terhadap antibiotik
sehingga perawatan pasien menjadi lebih lama, biaya pengobatan menjadi lebih mahal,
dan akan menurunkan kualitas pelayanan rumah sakit tempat perawatan terhadap pasien
(Okky, et al, 2014)
3.2 Metode Penelitian
11 | F A R M A K O E K O N O M I
Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Juli 2017 di RSUD kabupaten Bombana
Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif dengan
rancangan cross sectional study pada pasien rawat inap balita (umum) penderita pneumonia
dengan pengambilan data secara retrospektif
Alat penelitian berupa lembar pengumpul data, alat tulis dan alat hitung. Bahan
penelitian mencakup rekam medis pasien pneumonia, tarif pemeriksaan dokter dan
perincian obat di bagian instalasi farmasi RSUD Kab.Bombana. Rekam medis berisi data
penggunaan obat pasien (nama obat, dosis dan frekuensi pemberian), lama evaluasi
terapi.
Populasi target penelitian ialah pasien pneumonia yang memenuhi kriteria inklusi
yaitu resep pasien umum, penderita pneumonia yang mendapatkan Antibiotik cefotaxime
dan gentamisin, pasien rawat inap, balita < 5 tahun. Analisa dilakukan pada biaya medik
dan non medik langsung dengan observasi dilakukan pada data sekunder berupa rekam
medik, dan biaya pengobatan pasien balita penderita pneumonia secara retrospesktif.
Analisis data dilakukan secara deskriptif meliputi demografi pasien pneumonia, lama
perawatan, gambaran pasien pneumonia berdasarkan gejala, penggunaan antibiotik
cefotaxime dan gentamisin, analisis efektivitas biaya, dan nilai ACER ( Average Cost Effectivity
Ratio).
Data 1.
Data pasien pneumonia berdasarkan usia dan jenis kelamin pada pasien rawat inap
RSUD Kabupaten Bombana
12 | F A R M A K O E K O N O M I
Data 2
Lama rawat inap pasien penderita Pneumonia
Data 3
Jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan pengobatan antibiotik di RSUD Kabupaten
Bombana
Data 4
13 | F A R M A K O E K O N O M I
Data 5
Data 6
Nilai Rasio Efektivitas Biaya (REB) pasien Penumonia di RSUD Kabupaten Bombana
Provinsi Sulawesi Tenggara
14 | F A R M A K O E K O N O M I
3.3 Langkah Penyelesaian Analisis Efektivitas Biaya (AEB) :
1. Tujuan
Diketahui :
Jumlah Pasien :
Cefotaxime : 16 orang
Gentamisin : 14 orang
15 | F A R M A K O E K O N O M I
Perhitungan Biaya Rata-rata Pengobatan :
Rumus :
Biaya Rata-rata Pengobatan =
Total Biaya Pengobatan
Jumlah Pasien
Cefotaxime
Jumlah pasien
= Rp.3.000.000
16 pasien
= Rp.187.500
Gentamisin
Jumlah pasien
= Rp.3.264.000
14 pasien
= Rp.233.142
16 | F A R M A K O E K O N O M I
Cost Effective Grid
Rumus :
REB =
Diketahui :
Efektivitas Pengobatan:
Cefotaxime : 81,25%
Gentamisin : 85%
Penyelesaian :
17 | F A R M A K O E K O N O M I
Efektivitas
= Rp.3000.000
81.25%
= 36.923
Efektivitas
= Rp.3.264.000
85.71%
= 38.081
6. Interpretasi
Antara pengobatan Cefotaxime dan Gentamisin, alternatif pilihan adalah Cefotaxime.
Karena, meskipun biaya nya lebih murah dari pengobatan Gentamisin, akan tetapi
efektivitas nya tidak jauh berbeda (rentang).
Antara pengobatan Cefotaxime dan Gentamisin. Bila dipilih pengobatan Gentamisin,
maka harus mengeluarkan biaya lebih sebesar Rp. 263.995 untuk peningkatan
efektivitas.
Rumus :
18 | F A R M A K O E K O N O M I
RIEB Pengobatan B terhadap A =
= (Rp.3.264.000 – Rp.3.000.000)
(85,71% - 81,25%)
= Rp.264.000
4.46
= Rp.263.995
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
19 | F A R M A K O E K O N O M I
Hasil penelitian menunjukkan dari 30 pasien yang memenuhi kriteria inklusi,
gambaran total biaya antbiotik Cefotaxime sebesar Rp. 3.000.000 dan Gentamisin sebesar
Rp. 3.264.000.
DAFTAR PUSTAKA
http://farmalkes.kemkes.go.id/?wpdmact=process&did=MzQuaG90bGluaw==
http://jiis.akfar-isfibjm.ac.id/index.php/JIIS/article/download/104/113
20 | F A R M A K O E K O N O M I
Ridha, Muhamad. 2008. Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten
Polman Sulawesi Barat. Skripsi. http://www.docstoc.com/docs/21610818/EFEKTIVITAS-
PELAYANAN-KESEHATAN-DI-RUMAH-SAKIT-UMUM-KABUPATEN . Sitasi pada 30
Oktober 2012.
Sewell, Meg and Mary Marczack. 2011. Using Cost Analysis in Evaluation.
ag.arizona.edu/sfcs/cyfernet/cyfar/costben2.htm. Sitasi pada 30 Oktober 2012.
21 | F A R M A K O E K O N O M I