Dosen Pembimbing :
FAKULTAS FARMASI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa dekade terakhir, dan kecenderungan ini tampaknya akan terus berlanjut.
Hal ini antara lain disebabkan populasi pasien usia lanjut yang semakin banyak
lebih mahal, dan perubahan pola pengobatan. Di sisi lain, sumber daya yang dapat
digunakan terbatas, sehingga harus dicari cara agar pelayanan kesehatan menjadi
hanya meneliti penggunaan dan efek obat dalam hal khasiat (efficacy) dan
keamanan (safety) saja, tetapi juga menganalisis dari segi ekonominya. Studi
(Eisenberg JM)
penilaian menyeluruh terhadap suatu obat baik dari segi efektifitas obat maupun
dari segi nilai ekonomisnya. Untuk itu diperlukan bekal pengetahuan tentang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Farmakoekonomi
analisis dari biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehatan. Lebih
yang efektif dengan dana yang tersedia, pengalokasian sumber daya yang
tersedia secara efisien, kebutuhan pasien dimana dari sudut pandang pasien
dapat dilihat pada table di bawah ini. Empat metode analisis ini bukan hanya
dibandingkan, tetapi juga aspek ekonominya. Karena aspek ekonomi atau unit
penggunaan yang paling efisien dari sumber daya kesehatan yang terbatas
jumlahnya.
biaya valuasi/
(AEB) hasil
alamiah/indikator
(QALY), valuasi/
kesehatan yang memiliki tujuan berbeda atau dua program yang memberikan
hasil pengobatan dengan unit berbeda, dapat digunakan analisis manfaat biaya
benefit) dan dinyatakan dengan unit yang sama, yaitu unit moneter.
C. Analisis Manfaat-Biaya
suatu teknik analisis yang diturunkan dari teori ekonomi yang menghitung dan
manfaatnya. Untuk itu, baik surplus biaya dan manfaat diekspresikan dalam
dapat berupa nilai terkait pasien (misal : kesembuhan, pulihnya abilitas fisik,
lainnya.
Dasar dari AMB adalah surplus manfaat, yaitu manfaat yang diperoleh
dikurangi dengan surplus biaya. Surplus manfaat adalah kriteria dasar dalam
biaya dan manfaat yang relevan. Namun, perhitungan dari biaya (terutama
nilai moneter dan metode yang dipakai untuk hal tersebut seringkali
diperdebatkan.
hidup (misal. tahun hidup terselamatkan) menjadi nilai moneter. Lebih lanjut,
kebijakan kesehatan.
sensitivitas untuk memvalidasi model dan asumsi yang digunakan serta untuk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesehatan.
Dollar).
B. Saran
tersebut merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh kita, mahasiswa
Farmasi.
DAFTAR PUSTAKA
Eisenberg JM, Schulman KA, Glick H, Koffer H. Pharmacoeconomics:
93http://www.ikatanapotekerindonesia.net/news/pharma-update/aplikasi-
farmakoekonomi.
Hill, USA.
Hal. 15,16,26,27
ini adalah melakukan perhitungan Cost benefit analysis antara usulan pembelian
alat CT-Scan dengan usulan pembelian alat Laser dioda photocoagulator di RSD
dengan unit analisis di Instalasi Radiologi dan Poli mata. Berdasarkan hasil
perhitungan dari tiap langkah dari Cost benefit analysis, didapatkan bahwa
masing-masing usulan memiliki nilai BCR yang berbeda dimana nilai BCR usulan
pembelian alat Laser dioda photocoagulator sebesar 0,858 lebih besar daripada
nilai BCR usulan pembelian alat CT-Scan yaitu sebesar 0,078. Berdasarkan nilai
BCR tersebut maka yang di prorioritaskan ialah alat Laser diode photocoagulator.
Keterangan :
membagi antara antara present value benefit dibagi dengan present value
cost.
usulan pembelian alat CT-Scan dan untuk usulan pembelian alat Laser
PV (B) / PV (C)
PV (B) / PV (C)
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS FARMASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Vaksin
1. Memastikan kehalalan bahan aktif, bahan eksipien dan bahan penolong yang
digunakan
2. Memastikan fasilitas produksi yang digunakan spesifik untuk produk halal saja
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran