Anda di halaman 1dari 27

FARMAKOEKONOMI DASAR

dr. Ilham Hariaji, MBiomed

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN TERAPI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
2016
LATAR BELAKANG DAN
PENDAHULUAN

http://indoprogress.com/wp-content/uploads/2015/07/bpjs.jpg
LATAR BELAKANG DAN
PENDAHULUAN

http://sumsel.tribunnews.com/2015/02/07/masalah-semacam-bpjs-juga-dirasakan-masyarakat-eropa
LATAR BELAKANG DAN
PENDAHULUAN

http://affordable-medical-aid.co.za/wp-content/uploads/2016/02/Budgeting-for-a-Medical-Aid.jpg
http://blackchristiannews.com/go/wp-content/uploads/2014/11/Budgeting-for-Medical-Expenses.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-XP7G1ldxozI/Vjac_Qk9N-I/AAAAAAAAbkI/Yf5BaQApzGk/s1600/ins.jpg
LATAR BELAKANG DAN
PENDAHULUAN

http://pagelaran.malangkab.go.id/wp-content/uploads/2014/05/BPJS-5.jpg
http://elshinta.com/upload/article/_7815743730.jpg
LATAR BELAKANG DAN
PENDAHULUAN

Keterampilan

Waktu Fasilitas

Sumber daya
KETERBATASAN Dana

PRIORITAS
TANTANGAN

http://3.bp.blogspot.com/-I57HT8m9ysw/VO50n75YO0I/AAAAAAAAEvc/ZZeipd-1fr8/s1600/rumahsakit.gif

http://humasprotokol.bantenprov.go.id/upload/2014%20Download/2014%20Berita/201410/20141013-A2%20Plt
%20GUBERNUR%20RESMIKAN%20PENGGUNAAN%20GEDUNG%20BPJS%20KESEHATAN%20DIVRE%20XIII-3.JPG

http://jancok.com/uploads/posts/t/s-794.jpg
http://mediatorhukum.net/wp-content/uploads/2016/03/pasien-senang.jpg
https://pranaindonesia.files.wordpress.com/2008/10/pengakuan-dokter.jpg
LATAR BELAKANG LANJUTAN
 Agar tercapai peningkatan kesehatan yang maksimal di
tengah keterbatasan yang ada, setiap pengambil kebijakan
di bidang kesehatan setidaknya harus memberikan
jawaban memuaskan terhadap empat pertanyaan berikut:
1. Apakah obat (atau, secara umumnya teknologi
kesehatan)yang akan digunakan itu efektif?
2. Siapa yang akan menerima manfaat dari penggunaan
obat(teknologi kesehatan) itu?
3. Berapa biaya yang diperlukan untuk penggunaan
obat(teknologi kesehatan) itu?
4. Bagaimana efektivitasnya jika dibandingkan dengan
obat(teknologi kesehatan) yang telah digunakan?
LATAR BELAKANG LANJUTAN
 Kajian farmakoekonomi yang mempertimbangkan faktor
klinis (efektivitas) sekaligus faktor ekonomi (biaya)
dapat membantu para pengambil kebijakan mendapatkan
jawaban obyektif terhadap keempat pertanyaan tersebut.
 Dengan demikian, Ilmu Farmakoekonomi dapat
membantu pemilihan obat yang rasional, yang
memberikan tingkatkemanfaatan paling tinggi.
Metode Analisis dalam Kajian
Farmakoekonomi
ANALISIS MINIMALISASI ANALISIS EFEKTIVITAS
BIAYA BIAYA
(COST MINIMIZATION ANALYSIS) (COST EFFECTIVENESS ANALYSIS)

METODE ANALISIS

ANALISIS MANFAAT BIAYA


ANALISIS UTILITAS BIAYA
(COST UTILITY ANALYSIS)
(COST BENEFIT ANALYSIS)
COST MINIMIZATION ANALYSIS
 Cost Minimization Analysis adalah tipe analisis yang
menentukan biaya program terendah dengan asumsi
besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis ini
digunakan untuk menguji biaya yang dihubungkan
dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang
diperoleh (Orion, 1997).
 Contoh dari analisis cost minimization adalah terapi
dengan menggunakan antibiotika generik dan paten.
Luaran klinik (efikasi dan efek sampingnya) sama. Maka
pemilihan obat difokuskan pada obat yang biaya per
harinya lebih murah (Vogenberg, 2001).
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS

 Cost effectiveness analysis merupakan salah satu cara


untuk menilai dan memilih program terbaik bila terdapat
beberapa program berbeda dengan tujuan yang sama
untuk dipilih.
 Kriteria penilaian program mana yang akan dipilih
adalah berdasarkan total biaya dari masing-masing
alternatif program sehingga program yang mempunyai
total biaya terendahlah yang akan dipilih oleh para
analis/pengambil keputusan (Tjiptoherijanto, 1994).
COST EFFECTIVENESS ANALYSIS

 Cost effectiveness analysis merupakan metode yang


paling sering digunakan. Metode ini cocok untuk
membandingkan obat-obat yang pengukuran hasil
terapinya dapat dibandingkan.
 Sebagai contoh, membandingkan dua obat yang
digunakan untuk indikasi yang sama tetapi biaya dan
efektivitasnya berbeda (Trisna, 2010).
COST BENEFIT ANALYSIS

 Cost benefit analysis merupakan tipe analisis yang


mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan
ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil
perawatan kesehatan.
 Dapat digunakan untuk membandingkan perlakuan yang
berbeda untuk kondisi yang berbeda (Vogenberg, 2001).
COST BENEFIT ANALYSIS

 Contoh dari cost benefit analysis adalah membandingkan


program penggunaan vaksin dengan program perawatan
suatu penyakit. Pengukuran dapat dilakukan dengan
menghitung jumlah episode penyakit yang dapat
dicegah, kemudian dibandingkan dengan biaya kalau
program perawatan penyakit dilakukan. Semakin tinggi
benefit cost, maka program makin menguntungkan
(Trisna, 2010)
COST UTILITY ANALYSIS

 Cost utility analysis merupakan tipe analisis yang


membandingkan biaya terhadap program kesehatan yang
diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan
yang diakibatkan perawatan kesehatan.
 Dalam cost utility analysis, peningkatan kesehatan
diukur dalam bentuk penyesuaian kualitas hidup (quality
adjusted life years, QALYs) dan hasilnya ditunjukkan
dengan biaya per penyesuaian kualitas hidup. Data
kualitas dan kuantitas hidup dapat dikonversi ke dalam
nilai QALYs.
COST UTILITY ANALYSIS

 contoh jika pasien dinyatakan benar-benar sehat, nilai


QALYs dinyatakan dengan angka 1 (satu). Keuntungan
dari analisis ini dapat ditujukan untuk mengetahui
kualitas hidup sedangkan kekurangan analisis ini
bergantung pada penentuan QALYs pada status tingkat
kesehatan pasien (Orion, 1997).
BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

 Biaya langsung medis (direct medical cost)


 Biaya langsung nonmedis (direct nonmedical cost)

 Biaya tidak langsung (indirect cost)

 Biaya tak terduga (Intangible cost)


BIAYA LANGSUNG MEDIS (DIRECT MEDICAL COST)
 Biaya langsung medis adalah biaya yang dikeluarkan
oleh pasien terkait dengan jasa pelayanan medis, yang
digunakan untuk mencegah atau mendeteksi suatu
penyakit seperti kunjungan pasien, obat-obat yang
diresepkan, lama perawatan.
 Kategori biaya-biaya langsung medis antara lain
pengobatan, pelayanan untuk mengobati efek samping,
pelayanan pencegahan dan penanganan (Orion, 1997;
Vogenberg, 2001).
BIAYA LANGSUNG NONMEDIS
(DIRECT NONMEDICAL COST)

 Biaya langsung nonmedis adalah biaya yang dikeluarkan


pasien tidak terkait langsung dengan pelayanan medis,
seperti transportasi pasien ke rumah sakit, makanan, jasa
pelayanan lainnya yang diberikan pihak rumah sakit
(Vogenberg, 2001).
BIAYA TIDAK LANGSUNG (INDIRECT
COST)
 Biaya tidak langsung adalah biaya yang dapat mengurangi
produktivitas pasien, atau biaya yang hilang akibat waktu
produktif yang hilang.
 Sebagai contoh pasien kehilangan pendapatan karena sakit
yang berkepanjangan sehingga tidak dapat memberikan nafkah
pada keluarganya, pendapatan berkurang karena kematian yang
cepat (Vogenberg, 2001).
BIAYA TAK TERDUGA (INTANGIBLE COST)
 Biaya tak terduga merupakan biaya yang dikeluarkan
bukan hasil tindakan medis, tidak dapat diukur dalam
mata uang.
 Biaya yang sulit diukur seperti rasa nyeri/cacat,
kehilangan kebebasan, efek samping. Sifatnya
psikologis, sukar dikonversikan dalam nilai mata uang
(Vogenberg, 2001).
SELENGKAPNYA BACA DI

PEDOMAN PENERAPAN KAJIAN FARMAKOEKON


OMI
SIMPULAN
 Farmakoekonomi adalah ilmu yang mempelajari analisis
biaya kesehatan gar tercapai peningkatan kesehatan yang
maksimal di tengah keterbatasan yang ada.
 Ada beberapa analisis yang digunakan dalam
farmakoekonomi.
 Terdapat berbagai macam biaya kesehatan yang
ditanggung pasien
 Hasil analisis farmakoekonomi dapat digunakan sebagai
pedoman dalam mengabil kebijakan dalam bidang
kesehatan
BAHAN PUSTAKA

 Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi


TERIMA KASIH

dr. Ilham Hariaji, MBiomed


Departemen Farmakologi dan Terapi
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai