Anda di halaman 1dari 21

Farmakoekonomi

Kajian farmakoekonomi adalah metode atau cara untuk menghitung


besarnya pengorbanan atau biaya langsung maupun tidak langsung
dalam unit moneter atau rupiah ( Raimond, 2016).

Farmakoekonomi didefinisikan sebagai deskripsi dan analisa biaya


terapi pengobatan terhadap sistem perawatan kesehatan dan
masyarakat (Kemenkes, 2013).

Hasil penelitian dampak ekonomi bermanfaat untuk menilai


konsekuensi ekonomi yang dibutuhkan untuk penanganan suatu
penyakit pada perspektif penderita, sosial, dan pemerintah di
negara negara berpenghasilan rendah (WHO, 2009).
Perspektif penilaian merupakan hal penting dalam
kajian farmakoekonomi. Perspektif menentukan
komponen biaya yang disertakan dalam analisis
ekonomi. Perspektif penilaian dalam evaluasi
farmakoekonomi meliputi (Trask, 2011)
Perspektif pasien
Perspektif pasien adalah biaya yang dibayar pasien untuk suatu
produk atau layanan. Konsekuensi perspektif pasien adalah efek
klinis positif maupun negatif dari suatu program atau alternatif
perawatan, pembayaran asuransi dan biaya obat tidak terjangkau,
serta biaya tidak langsung, seperti kehilangan upah.
Perspektif penyedia atau pemberi layanan kesehatan.
Perspektif penyedia adalah biaya aktual untuk menyediakan
produk atau layanan. Penyedia atau pemberi layanan
kesehatan seperti rumah sakit, organisasi perawatan atau
dokter praktik swasta. Biaya perspektif penyedia meliputi
biaya langsung seperti obat-obatan, rawat inap, tes
laboratorium, persediaan, dan gaji para profesional
kesehatan.
Perspektif pembayar
Pembayar termasuk perusahaan asuransi, pengusaha, atau pemerintah. Biaya perspektif
pembayar adalah biaya untuk produk dan layanan kesehatan yang dibayarkan atau
diganti oleh pembayar.

Perspektif masyarakat
Perspektif masyarakat adalah biaya langsung dan tidak langsung, termasuk morbiditas
dan mortalitas pasien dan biaya keseluruhan untuk memberi dan menerima perawatan
medis. Evaluasi dari perspektif masyarakat mencakup semua konsekuensi penting yang
dialami seorang individu.
Perspektif yang dipilih menentukan komponen biaya perawatan kesahatan dan
konsekuensi terkait dengan produk atau layanan yang diberikan. Biaya perawatan
kesehatan dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yaitu, (Trask, 2011).
Biaya medis langsung (direct medical cost) adalah biaya yang
dikeluarkan untuk produk dan layanan medis yang digunakan
untuk mencegah, mendeteksi, dan/atau mengobati penyakit.
Biaya medis langsung adalah transaksi mendasar yang terkait
dengan perawatan medis yang berkontribusi terhadap porsi
produk nasional bruto yang dihabiskan untuk perawatan
kesehatan, misalnya biaya obat-obatan, persediaan medis, dan
peralatan, tes laboratorium dan diagnostik, rawat inap, dan
kunjungan dokter.
Biaya medis langsung dibagi menjadi biaya tetap dan variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak mudah terpengaruh pada
tingkat perawatan dan relatif konstan misalnya sewa, listrik.
Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah sesuai volume
atau jumlah termasuk obat-obatan, biaya untuk layanan
profesional, dan persediaan.
Biaya non medis langsung (direct nonmedical costs) adalah
biaya untuk layanan non-medis akibat dari penyakit tetapi
tidak termasuk pembelian layanan medis. Biaya sumber daya
yang dihabiskan oleh pasien misalnya diet khusus, transportasi
ke fasilitas kesehatan, perjalanan ekstra ke unit gawat darurat,
penginapan untuk keluarga pasien dan biaya perawatan anak
atau keluarga.
Biaya non medis tidak langsung (indirect nonmedical costs)
adalah biaya pengurangan produktivitas (misal; biaya
morbiditas dan mortalitas). Biaya morbiditas adalah biaya
yang dikeluarkan karena pekerjaan yang hilang atau
kehilangan produktivitas, biaya mortalitas mewakili tahun-
tahun yang hilang akibat dari kematian dini.
Biaya tidak berwujud (intangible costs) adalah konsekuensi
nonfinansial akibat penyakit dan perawatan medis, misalnya
rasa sakit, penderitaan, kesedihan dan ketidaknyamanan
yang tidak mudah diukur secara kuantitatif dan tidak
mungkin diukur dalam hal biaya ekonomi atau keuangan.
Biaya peluang (opportunity costs) adalah hilangnya manfaat ekonomi atau
kesempatan ketika menggunakan suatu terapi. Sumber daya telah digunakan
untuk membeli program atau alternatif pengobatan, maka kesempatan untuk
menggunakan sumber daya untuk tujuan lain akan hilang. Biaya peluang adalah
nilai dari alternatif yang hilang.
Biaya tambahan (incremental costs) adalah biaya tambahan yang diberlakukan
oleh layanan atau alternatif perawatan dibandingkan dengan efek, manfaat,
atau hasil tambahan yang diberikan. Apabila intervensi medis semakin intensif
maka biaya meningkat. Biaya tambahan untuk membeli unit efek tambahan.
Empat metode analisis mempertimbangkan aspek ekonomi,
efektivitas, keamanan, dan kualitas obat, yaitu; (Kemenkes RI, 2013).

Analisis Minimalisasi-Biaya (AMiB) adalah metode kajian farmakoekonomi


paling sederhana, analisis minimalisasi-biaya (AMiB) hanya digunakan untuk
membandingkan dua atau lebih intervensi kesehatan yang memberikan hasil
sama, serupa, atau setara atau dapat diasumsikan setara.
Analisis Biaya Manfaat / Cost benefit-analysis (CBA) adalah suatu
teknik analisis yang menghitung dan membandingkan surplus biaya
suatu intervensi kesehatan terhadap manfaat yang diekspresikan
dalam satuan moneter (Rupiah, US Dollar).
Analisis Efektivitas-Biaya (AEB) adalah membandingkan dua atau lebih
intervensi kesehatan yang memberikan efek berbeda. AEB mengukur
biaya dan hasil intervensi, sehingga dapat menetapkan intervensi
kesehatan yang paling efisien dengan biaya termurah. AEB untuk
memilih intervensi kesehatan yang memberikan nilai tertinggi dengan
dana terbatas.
Analisis Utilitas-Biaya (AUB) hampir sama dengan AEB. AUB
hasil (outcome) dinyatakan dengan utilitas terkait dengan
peningkatan kualitas atau perubahan utilitas akibat
intervensi kesehatan.
Analisis efektivitas-biaya memberikan informasi biaya dan
keberhasilan suatu terapi atau pelayanan kesehatan (Muenning P,
2008).
Efektivitas-biaya dapat dianalisis dengan menggunakan rumus
Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) yaitu dihitung berdasarkan
jumlah biaya intervensi terhadap efektivitas intervensi dengan
rumus sebagai berikut (WHO, 2003).
biaya penggunaan intervensi
ACER =
efektivitas penggunaan intervensi
Pada metode analisis efektivitas-biaya dilakukan
penghitungan rasio biaya rerata dan rasio inkremental
efektivitas-biaya (RIEB = incremental cost-effectiveness
ratio/ ICER).
RIEB adalah besarnya biaya tambahan untuk setiap
perubahan satu unit efektivitas biaya (Kemenkes RI,
2013).
Interpretasi hasil kajian farmakoekonomi seringkali mengkaitkan durasi
waktu (time horizon) yang panjang. Rasio manfaat terhadap biaya
memperhitungkan durasi waktu lebih dari satu tahun, terutama pada hasil
dalam jangka panjang, misalnya imunisasi.
Namun, masyarakat mengharapkan manfaat tersebut dapat diterima
pada saat ini, sehingga nilai parameter biaya maupun efektivitas terapi
harus dapat diinterpretasikan untuk kondisi saat ini. Perhitungan untuk
mendapatkan nilai saat ini diperlukan penyesuaian nilai dengan faktor
koreksi atau discounting (Kemenkes RI, 2013).
Kajian farmakoekonomi memperhitungkan aspek ketidakpastian
dari data yang digunakan maupun dihasilkan.
Ketidakpastian terjadi karena kurangnya ketersediaan data.
Dampak ketidakpastian diperoleh dengan analisis sensitivitas.
Metode analisis sensitivitas misalnya analisis sensitivitas satu
arah, analisis sensitivitas dua arah atau lebih, analisis ambang
batas (threshold analysis) dan analisis skenario (Kemenkes RI,
2013).
Tugas
1. Jelaskan manfaat kajian farmakoekonomi

2 Jelakan perbedaan kajian farmakoekonomi dengan perspektif pembayar dan


provider atau pemberi layanan kesehatan
3. Jelaskan perbedaan analisis minimalisasi biaya analisis efektifitas biaya
4. Jelaskan manfaat analisisis sensitivitas
5. Berikan contoh artikel tentang CEA

Anda mungkin juga menyukai