Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmakoekonomi adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi,
mengukur dan membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari suatu program,
pelayanan dan terapi serta determinasi suatu alternative terbaik. Evaluasi
farmakoekonomi memperkirakan harga dari produk atau pelayanan berdasarkan
satu atau lebih sudut pandang. Tujuan dari farmakoekonomi diantaranya
membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama
selain itu juga dapat membandingkan pengobatan (treatment yang berbeda untuk
kondisi yang berbeda) (Septiyani, 2007).
Adapun prinsip farmakoekonomi sebagai berikut yaitu menetapkan
masalah, identifikasi alternative intervensi, menentukan hubungan antara income
dan outcome sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat, identifikasi dan
mengukur outcome dari alternative intervensi, menilai biaya dan efektivitas, dan
langkah terakhir adalah interpretasi dan pengambilan kesimpulan. Data
farmakoekonomi dapat merupakan alat yang sangat berguna dalam membantu
membuat beberapa keputusan klinik, seperti pengelolaan formularium yang
efektif, pengobatan pasien secara individual, kebijakan pengobatan dan alokasi
dana (Vogenberg, 2001).
Alternatif pemilihan obat yang sangat beragam, baik dari segi jenis maupun
merek, menyebabkan ilmu/pengetahuan mengenai farmakologi harus diiringi pula
dengan aspek ekonomi yang berperan dalam pemilihan obat yang terjangkau
sehingga memberikan hasil terapi yang optimal. Salah satu pertimbangan dalam
pemilihan obat-obat yang mempunyai hasil terapi yang sama adalah dengan cara
meninjau biayanya.
Analisis yang digunakan untuk membandingkan biaya dari dua buah atau
lebih program yang tujuannya adalah untuk mengidentifikasi alternatif biaya yang
paling rendah dengan outcome sama adalah Cost Minimization Analysis (CMA).
Metode CMA memfokuskan pada penentuan obat mana yang memiliki biaya per
harinya paling rendah. Untuk mempermudah memantau pengeluaran biaya
terendah, maka pasien yang dijadikan populasi penelitian adalah pasien rawat
inap.
Cost-Minimization Analysis (CMA) adalah tipe analisis yang menentukan
biaya program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama.
Analisis ini digunakan untuk menguji biaya relative yang dihubungkan dengan
intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Suatu kekurangnan yang
nyata dari analisis cost-minimization yang mendasari sebuah analisis adalah pada
asumsi pengobatan dengan hasil yang ekuivalen. Jika asumsi tidak benar dapat
menjadi tidak akurat, pada akhirnya studi menjadi tidak bernilai. Pendapat kritis
analisis cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur hasil pengobatan yang
sama (Orion, 1997).
Cost minimization analysis (CMA) merupakan metode evaluasi
farmakoekonomi paling sederhana. CMA dapat digunakan untuk membandingkan
dua atau lebih intervensi kesehatan (obat) yang memberikan hasil yang sama, dan
dibandingkan satu sisi berupa biaya (Walley dkk., 2004). Biaya obat umumnya
mencapai 30% dari total biaya pelayanan kesehatan dan cenderung untuk terus
meningkat. Biaya konsumsi obat nasional diperkirakan mencapai 40% dari total
biaya pelayanan kesehatan (Budiman dkk., 2014). Menurut ketentuan mekanisme
dana kapitasi setiap peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang terdaftar di
unit layanan puskesmas yang memberikan pelayanan 24 jam tarif kapitasinya
berada dalam rentang Rp. 3.500-Rp.6.000 (Kurniawan dkk., 2016).
Contoh dari analisis cost-minimization adalah terapi dengan antibiotika
generic dengan paten, outcome klinik (efek samping dan efikasi sama), yang
berbeda adalah 1 onsetdan durasinya. Maka pemilihan obat difokuskan pada obat
yang biaya per harinya lebih murah (Vogenberg, 2001).
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
ISI
2.1 Farmakoekonomi
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang
diperoleh dihubungkan dengan pengunaan obat dalam perawatan kesehatan.
Analisis farmakoekonomi menggambarkan dan menganalisa biaya obat untuk
sistem perawatan kesehatan.Studi farmakoekonomi dirancang untuk menjamin
bahwa bahan-bahan perawatan kesehatan digunakan paling efisien dan ekonomis
(Orion, 1997).
Farmakoekonomi di defenisikan juga sebagai deskripsi dan analisis dari
biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, lebih spesifik lagi adalah
sebuah penelitian tentang proses identifikasi, mengukur dan membandingkan
biaya, resiko dan keuntungan dari suatu program, pelayanan dan terapi serta
determinasi suatu alternatif terbaik. Evaluasi farmakoekonomi memperkirakan
harga dari produk atau pelayanan berdasarkan satu atau lebih sudut pandang.
Farmakoekonomi diperlukan karena adanya sumber daya terbatas
misalnya pada RS pemerintah dengan dana terbatas dimana hal yang terpenting
adalah bagaimana memberikan obat yang efektif dengan dana yang tersedia,
pengalokasian sumber daya yang tersedia secara efisien, kebutuhan pasien, profesi
pada pelayanan kesehatan (Dokter, Farmasis, Perawat) dan administrator tidak
sama dimana dari sudut pandang pasien adalah biaya yang seminimal mungkin
(Vogenberg, 2001)
2.2 Metode Farmakoekonomi
Ada empat jenis metode farmakoekonomi yang telah dikenal yaitu:

2.2.1. Cost Minimization Analysis


Cost Minimization Analysis adalah tipe analisis yang menentukan biaya
program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis
ini digunakan untuk menguji biaya yang dihubungkan dengan intervensi yang
sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Contoh dari Cost Minimization Analysis
adalah terapi dengan menggunakan antibiotika generik dan paten. Luaran klinik
(efikasi dan efek sampingnya) sama. Maka pemilihan obat difokuskan pada obat
yang biaya per harinya lebih murah.
2.2.2 Cost Effectiveness Analysis
Cost effectiveness analysis merupakan salah satu cara untuk menilai dan
memilih program terbaik bila terdapat beberapa program berbeda dengan tujuan
yang sama untuk dipilih. Cost effectiveness analysis merupakan metode yang
paling sering digunakan. Metode ini cocok untuk membandingkan obat-obat yang
pengukuran hasil terapinya dapat dibandingkan. Sebagai contoh, membandingkan
dua obat yang digunakan untuk indikasi yang sama tetapi biaya dan efektivitasnya
berbeda.
2.2.2 Cost Benefit Analysis
Cost benefit analysis merupakan tipe analisis yang mengukur biaya dan
manfaat suatu intervensi dengan ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil
perawatan kesehatan. Dapat digunakan untuk membandingkan perlakuan yang
berbeda untuk kondisi yang berbeda1.Contoh dari cost benefit analysis adalah
membandingkan program penggunaan vaksin dengan program perawatan suatu
penyakit. Pengukuran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah episode
penyakit yang dapat dicegah, kemudian dibandingkan dengan biaya kalau
program perawatan penyakit dilakukan. Semakin tinggi benefit cost, maka
program makin menguntungkan.
2.2.4 Cost Utility Analysis
Cost utility analysis merupakan tipe analisis yang membandingkan biaya
terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan
kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan. Dalam cost utility analysis,
peningkatan kesehatan diukur dalam bentuk penyesuaian kualitas hidup (quality
adjusted life years, QALYs). Data kualitas dan kuantitas hidup dapat dikonversi
ke dalam nilai QALYs.Sebagai contoh jika pasien dinyatakan benar-benar sehat,
nilai QALYs dinyatakan dengan angka 1 (satu).Keuntungan dari analisis ini dapat
ditujukan untuk mengetahui kualitas hidup sedangkan kekurangan analisis ini
bergantung pada penentuan QALYs pada status tingkat kesehatan pasien.
2.3 Pengertian Cost Minimization Analysis (CMA)
Cost Minimization Analysis adalah tipe analisis yang menentukan biaya
program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis
ini digunakan untuk menguji biaya yang dihubungkan dengan intervensi yang
sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Merupakan teknik yang menentukan
intervensi mana yang lebih murah biayanya berdasarkan studi-studi terdahulu,
walaupun dari segi output (efektivitas) belum tentu maksimal (focus pada input).
Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana.Dapat disebut juga analisis
biaya minimal.Merupakan teknik yang didesain untuk melakukan pilihan diantara
beberapa alternatif yang mungkin dilakukan dengan mendapatkan outcome yang
setara dengan melakukan identifikasi biaya yang dibutuhkan atau dikeluarkan dari
alternative-alternatif tersebut (Orion, 1997)
Cost Minimization Analysis (CMA) biasanya digunakan dalam industry
kesehatan dan merupakan metode yang digunakan untuk mengukur dan
membandingkan biaya intervensi medis yang berbeda.
2.3.1 Kegunaan Cost Minimization Analysis (CMA)
Analisis cost minimization digunakan untuk menguji biaya relative yang
dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh.
CMA digunakan ketika dua intervensi telah terbukti untuk menghasilkan sama,
atau serupa. Jika dua terapi dianggap setara, maka hanya biaya intervensi yang
perlu dipertimbangkan (newby, 2003).
2.3.2 Kelebihan Cost Minimization Analysis (CMA)
CMA adalah metode yang relatif mudah dan sederhana untuk
membandingkan alternative pengobatan selama ekuivalen terapeutik dari
alternative telah dibandingkan. CMA adalah yang paling simpel dari semua
perangkat farmakoekonomi yang mana membandingkan dua jenis obat yang sama
efikasi dan toleransinya terhadap satu pasien. Ekivalen terapeutik harus
direferensikan oleh peneliti dalam melaksanakan studi ini, yang mana harus
dilampirkan sebelum cost minimisasi itu diterapkan (MC-grow, 2011)
Oleh karena efikasi dan toleransi adalah sama, maka tidak diperlukan
efikasi umum sebagai titik tolak pertimbangan (yang mana biasa sering dipakai
dalam studi cost effectiveness). Peneliti disini boleh mengesampingkan
harga/kesembuhan ataupun harga/tahun karena hal ini tidak begitu berpengaruh.
Yang penting dalam studi cost minimisasi ini adalah menghitung semua harga
termasuk penelitian dan penelusuran yang berhubungan dalam pengantaran
intervensi terapeutik itu. Dan yang terpenting yang berelevan dengan sisi pandang
farmakoekonomi.
Secara historis CMA direkomendasikan untuk evaluasi percobaan
ekonomi dalam menemukan adanya suatu perbedaan yang signifikan dalam suatu
efektivitas , kemudahan dalam analisis, dan interpretasi. CMA akan sesuai bila
digunakan untuk percobaan acak yang dirancang untuk menguji hipotesis
kesetaraan eksplisit atau non-inferiority antara dua terapi. CMA juga dibenarkan
untuk suatu perbandingan antar obat dalam kelas farmakologis yang sama, sesuai
dengan penelitian sebelumnya atau efektivitas yang sama. Bias yang minimal
pada CMA dapat diprediksi di awal untuk beberapa percobaan non-inferioritas di
mana ada perbedaan substansial dalam biaya pengobatan yang mungkin untuk
melihat perbedaan yang masuk akal dalam keberhasilan atau biaya lainnya
2.3.3 Kekurangan Cost Minimization Analysis (CMA)
Suatu kekurangan yang nyata dari analisis cost-minimization yang
mendasari sebuah analisis adalah pada asumsi pengobatan dengan hasil yang
ekivalen.Jika asumsi tidak benar, dapat menjadi tidak akurat, pada akhirnya studi
menjadi tidak bernilai.Pendapat kritis analisis cost-minimization hanya digunakan
untuk prosedur hasil pengobatan yang sama. CMA hanya menunjukkan biaya
yang diselamatkan dari satu pengobatan atau program terhadap pengobatan
ataupun program yang lain (Orion, 1997)
CMA tidak berfungsi ditandai dengan adanya situasi yang jarang dimana
CMA merupakan metoda analisis yang cocok ketika terdapat data sampel pada
harga dan dampak.Mengungkapkan bahwa ketika mendesain evaluasi ekonomi
prospektif, tidak mungkin menentukkan teknik analisis karena data nya tidak
diketahui. Sehingga ketika data tidak diketahui, penggunaan CMA jarang cocok
sebagai metoda analisis (Newby, 2003).
2.4 Sepsis
Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia.Sebanyak
13 juta orang mengalami sepsis tiap tahunnya dan sebanyak empat juta orang
meninggal karenanya.1 Sumber infeksi sepsis terbesar berasal dari saluran
pernapasan dengan penyebab umum berupa pneumonia nosokomial (Hospital
Acquired Pneumonia/HAP) dan pneumonia komunitas (Community-Acquired
Pneumonia/CAP). Penyakit ini umumnya disebabkan oleh Pseudomonas
aeruginosa, Acinetobacter sp. atau Methicillin-Resistant S. aureus (MRSA)
(Purwanti, 2015).

DAFTAR PUSTAKA
McGraw-Hill. Pharmacoeconomics : Principles, Methods and Application. 2011.
Newby D, Hill S. Use of pharmacoeconomics in prescribing research. Part

2: Cost Minimization analysis—When are two therapies equal? Journal of

Clinical Pharmacy and Therapeutics 28(2):145–150, 2003

Orion, 1997, Pharmaeconomics Primer and Guide Introduction to Economic

Evaluation, Hoesch Marion Rousell Incorporation, Virginia.

Purwanti, Okky S, dkk. 2013. Analisis Minimalisasi Biaya Antibiotik Pasien

Sepsis Salah Satu Rumah Sakit Kota Bandung. Volume 2(1). Jurnal

Farmasi Klinik Indonesia. Unpad.Bandung

Vogenberg R.F. Introduction to Applied Pharmacoeconomics. New York:

McGraw-Hill.Medical Publishing Division 2001.

Anda mungkin juga menyukai