Anda di halaman 1dari 7

PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591

(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X


Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187

Pria 76 Tahun Dengan Sesak Nafas dan Penyakit Paru Obstruk Kronik :
Laporan Kasus

76 Years Old Man With Shortness of Breath and Chronic Obstructive Pulmonary
Disease : Case Report
Alvian Hasan , Maryam Kalasi2, Ni Wayan Vebbyani3, Putri Cahyani Lawani4, Syah
1,2*

Randol Genti5.
1
Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Jl.
Jend. Sudirman No.6 Dulalowo Tim., Kota Tengah, Kota Gorontalo,
Gorontalo, 96112, Indonesia.
2
Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Jl.
Jend. Sudirman No.6 Dulalowo Tim., Kota Tengah, Kota Gorontalo,
Gorontalo, 96112, Indonesia.

*Corresponding author email: Aceon19farmakoterapi@gmail.com

Received 28-11-2021 Accepted 29-11-2021 Available online 30-12-2021

ABSTRAK

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit yang memiliki
angka kematian dan kesakitan yang tinggi di dunia dan Indonesia. Penyakit PPOK
memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan rokok, semakin banyak dan semakin
lama seseorang merokok maka risiko untuk timbulnya PPOK semakin meningkat. Pada
kasus ini Tn. X berumur 76 Thn. Mengeluhkan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, pasien
mengatakan mengalami batuk berdahak, nyeri pada dada bagian kanan dan nyeri
bertambah bila pasien batuk, dengan dahak yang dikeluarkan berwarna putih
kekuningan. Dengan kondisi pasien yaitu lemas, suara nafas terdengar wheezing. Hasil
pemeriksaan dokter pasien terdiagnosis Penyakit Paru Obstruk Kronik dan menerima
pengobatan salbutamol 2 x sehari serta Pemeriksaan TTV dan TD menunjukkan 140/80
mmHg, Nadi 86x/minute, Suhu 36.7ºC dan RR: 28x/menit. Sehingga dapat di simpulkan
pasien terdiagnosis penyakit paru obatruk kronis.
Kata kunci: PPOK, Rokok, Salbutamol, Terapi

ABSTRACT

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a disease that has a high mortality and
morbidity rate in the world and Indonesia. COPD disease has a directly proportional
relationship with cigarettes, the more and longer cigarettes smoked, the risk for
developing COPD increases. In this case Mr. X is 76 years old. Complaining of shortness of
breath since 3 days ago, the patient said he had a cough with phlegm, pain in the right
chest and the pain increased when the patient coughed, with yellowish white phlegm.
The patient's condition is currently weak, breath sounds sound wheezing. the results of
the doctor's examination the patient was diagnosed with Chronic Obstructive Pulmonary
Disease and received salbutamol treatment 2 times a day and TTV and BP examination

178
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187

showed 140/80 mmHg, pulse 86x/minute, temperature 36.7ºC and RR: 28x/minute.
Conclusion of the diagnosis of patients diagnosed with chronic pulmonary disease.
Key words: COPD, Cigarettes, Salbutamol, Shortness of breath, Therapy
Pendahuluan dan beban sosio ekonomi yang lebih
Penyakit Paru Obstruktif Kronik tinggi. Untuk itu, pendekatan diagnosis
(PPOK) merupakan salah satu penyakit dan tatalaksana yang tepat untuk PPOK
yang memiliki angka kematian dan sangat diperlukan sebagai upaya untuk
kesakitan yang tinggi di dunia. Penyakit menurunkan angka kesakitan dan
ini lebih sering dialami laki-laki kematian akibat PPOK, terutama pada
dibandingkan perempuan dan derajat berat. Mengingat tingginya angka
kebanyakan penderita PPOK berusia kematian akibat PPOK, laporan kasus ini
diatas 40 tahun. Penyakit PPOK memiliki mengangkat topik penatalaksanaan
hubungan yang berbanding lurus dengan PPOK pada pasien Tn. X sebagai berikut :
rokok, semakin lama seseorang merokok Laporan Kasus
maka risiko untuk timbulnya PPOK 1. Identitas Pasien
semakin meningkat. Selain sering dialami Nama : Tn. X
oleh perokok berat, prevalensi PPOK Jenis Kelamin : Laki-Laki
juga tinggi pada daerah yang memiliki Usia : 76 Tahun
tingkat polusi yang tinggi (Wisman, 2. Anamnesis
2015). a. Keluhan Utama
Hasil Riset Kesehatan Dasar Mengeluhkan sesak nafas
(RISKESDAS) tahun 2018 didapatkan sejak 3 hari yang lalu
prevalensi penyakit paru obstruktif b. Riwayat Penyakit Sekarang
kronis (PPOK) di Indonesia sebanyak Tn. X berumur 76 Thn.
3,7% dan lebih sering terjadi pada jenis Mengeluhkan sesak nafas sejak 3 hari
kelamin laki-laki. Sementara prevalensi yang lalu, pasien mengatakan mengalami
untuk wilayah DIY adalah 3,1%. Hal ini batuk berdahak, nyeri pada dada bagian
juga berhubungan dengan terus kanan dan nyeri bertambah bila pasien
meningkatnya prevalensi merokok pada batuk, dengan dahak yang dikeluarkan
remaja (10-18 tahun), yaitu 7,2% berwarna putih kekuningan. Kondisi
(Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas 2016) pasien saat ini lemas, suara nafas
dan 9,1% (Riskesdas 2018). terdengar wheezing. hasil pemeriksaan
Menurut The Global Burden of dokter pasien terdiagnosa Penyakit Paru
Disease Study memperkirakan PPOK Obstruk Kronik dan menerima
akan menjadi penyebab kematian nomor pengobatan salbutamol 2 x sehari serta
tiga di dunia pada tahun 2020 dan akan Pemeriksaan TTV dan TD menunjukkan
menjadi penyebab kematian ke empat 140/80 mmHg, Nadi 86x/menit, Suhu
pada tahun 2030. Kondisi PPOK dengan 36.7°C dan RR: 28x/menit.
derajat yang lebih berat berhubungan a. Riwayat Penyakit Dahulu
dengan kualitas hidup yang lebih buruk 1. Riwayat hipertensi: disangkal

179
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187

2. Riwayat diabetes mellitus: b. Dilakukan evaluasi respiratory


disangkal rate secara berkala. Bila hasil
3. Riwayat penyakit paru kronis; evaluasi RR tinggi sebaiknya di
disangkal konsultasikan dengan dokter.
4. Riwayat penyakit jantung: 5. Pembahasan
disangkal Pada pasien terdiagnosis
5. Riwayat stroke: disangkal mengalami penyakit paru obstruk kronis.
Diagnosis didapatkan dari keluhan yang
b. Riwayat kebiasaan dirasakan pasien selama 3 hari terakhir
1. Riwayat Perokok: disangkal dan melihat dari kondisi pasien yang
2. Riwayat peminum alkohol: lemas, suara nafas terdengar wheezing.
disangkal Keadaan ini merupakan salah satu tanda
3. Riwayat konsumsi obat dari penyakit paru obstruk kronis.
penenang,konsumsi narkotika: Menurut Ikawati (2016), gejala penyakit
disangkal paru obstruk kronik adalah batuk kronis,
c. Riwayat Keluarga dispnea dan dada sesak atau mengi.
1. Riwayat Asma: Ada Keluhan utama yang dirasakan pasien
2. Riwayat Hipertensi: disangkal pada kasus ini pasien mengeluhkan
3. Riwayat Diabetes Melitus: sesak nafas, pasien mengalami batuk
disangkal berdahak, nyeri pada dada bagian kanan
4. Riwayat penyakit jantung: dan nyeri bertambah bila pasien batuk,
disangkal dengan dahak yang dikeluarkan
5. Riwayat Stroke: disangkal berwarna putih kekuningan.
3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik ditemukan bahwa
a. Pemeriksaan Tanda Vital Pemeriksaan TTV dan TD menunjukkan
Nadi : 86 Kali/Menit (Bpm) 140/80 mmHg, Nadi 86x/minute, Suhu
Respirasi : 28 kali/Menit 36.7ºC dan RR: 28x/minute. Dari hasil
Suhu Tubuh : 36,7˚C pemeriksaan menunjukan bahwa
Tekanan Darah : 140/80 Mmhg tekanan darah, pemeriksaan nadi dan
4. Penatalaksanaan suhu menunjukkan nilai normal.
Berdasarkan anamnesis dan Menurut KEMENKES RI (2016), yang
pemeriksaan menyatakan tekanan darah normal
fisik, maka : untuk usia diatas 60thn dengan tekanan
1. Non Farmakologi darah normal yaitu 130-140 mmhg dan
- Dianjurkan untuk banyak minum dianggap hipertensi jika melepati 140
air putih mmhg. Menurut Harioputro (2018),
- Dianjurkan utnuk tidak merokok Jumlah frekuensi nadi per menit Normal
2. Farmakologi pada dewasa : 60-100 kali/menit dan
a. Merekomendasikan untuk suhu tubuh normal yaitu 36,5 ºC -37,5
melakukan fisioterapi dada ºC. pada pemeriksaan RR ditemukan
b. Mengkombinasikan dengan bahwanilai yang didpatkan melebihi nilai
obat analgesik berupa normal pemeriksaan RR. Sehingga pasien
paracetamol mengalami sesak nafas. Melalui
3. Monitoring pemeriksaan tanda-tanda vital dan
a. Dilakukan pemeriksaan lebih keluhan yang dialami pasien ini dokter
lanjut tentang penyakit yang mendiagnosis pasien mengidap penyakit
dialami pasien paru obstruk kronis. Untuk membuktikan

180
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187

bahwa pada kasus ini benar-benar pemberian obat salbutamol diberikan


penyakit paru obstruktif kronis selesai pasier terdiagnosa penyakit PPOK
sebaiknya dilakukan pemeriksaan dikarenakan obat salbutamol merupakan
penunjang seperti tes darah, tes fungsi obat keras yang harus dengan resep
paru, foto rongseng, dan CT-scan paru dokter.
paru agar dapat membantu para dokter Efek samping dari obat ini yaitu
dalam penegakan diagnose (Lindayani, Tremor, palpitasi, kejang otot, takikardia,
2017). sakit kepala, ketegangan dan nyeri.
Penyakit paru obstruktif kronik Karena efek samping yang ditimbulkan
(PPOK) adalah penyakit tidak menular tersebut dalam kasus ini obat
dan menjadi masalah kesehatan dunia. sambutamol dikombinasikan dengan
Definisi PPOK adalah penyakit yang obay golongan NSAID yaitu obat
ditandai dengan keterbatasan aliran paracetamol untuk meredakan rasa nyeri
udara bersifat progresif berhubungan yang dialami pasien. Paracetamol
dengan inflamasi kronik saluran napas merupakan obat golongan NSAID yang
dan parenkim parua kibat pajanan gas bekerja sebagai analgesic dan antipiretik.
atau partikel berbahaya. Hambatan Menurut Dewoto (2018), Obat golongan
aliran udara pada PPOK terjadi karena NSAID, seperti ibuprofen, aspirin, serta
perubahan struktur saluran napas yang naproxen tidak dianjurkan untuk
disebabkan destruksi parenkim dan pengidap asma dan PPOK. Kebanyakan
fibrosis paru (Perhimpunan Dokter Paru penderita asma dan PPOK diperbolehkan
Indonesia, 2016). mengonsumsi acetaminophen
Pasien diberikan salbutamol 2x (parasetamol) untuk mengobati demam
sehari. Salbutamol merupakan obat yang atau rasa sakit dan nyeri, dengan dosis
menstimulasi reseptor β terutama 650 mg setiap 6-8 jam sekali.
selektif pada reseptor β₂ yang biasa Pada kasus ini pasien juga
digunakan sebagai terapi asma akut dan mengeluhkan batuk dengan dahak
asma akibat excercise karena merupakan berwarna putih kekuningan dan rasa
bronkodilator poten yang mempunyai nyeri pada dada bagian kanan. Dahak
onset cepat atau biasanya disebut yang berwarna putih biasanya
sebagai Short Acting B agonist (SABA) menandakan bahwa saluran pernafasan
(Carima, 2016). telah terjadi infeksi oleh bakteri yang
Salbutamol merupakan obat biasanya di sebabkan oleh brongkitis
bronkodilator yang sering digunakan virus. Menurut Kusumaa (2018), yang
untuk terapi PPOK karena obat golongan menyatakan bahwa dahak berwarna
bronkodilator memiliki efek samping putih bisa disebabkan oleh bronkitis
yang lebih ringan dibandingkan obat virus, penyakit asam lambung, gagal
golingan kostekosteroid. Menurut Li, j, jantung kongestif, dan penyakit paru
dkk (2015), golongan obat kortikosteroid obstruktif kronis (PPOK). Pada dasarnya
memiliki efek samping yang lebih dahak yang berwarna kunig sering
beresiko dari golongan obat disebabkan karena telah terjadi infeksi
brongkodilator yakni meningkatnya bakteri pada saluran pernafasan dan
kadar gula darah, mempercepat pengobatan yang biasa dilakukan adalah
timbulnya pelemahan fungsi otot dan dengan pemberian antibiotik yang
sebagainya. Obat salbutamol diberikan bisanya berasal dari golongan antibiotik
kepada pasien yang telah terdiagnosa penisilin. Menurut Kusuma (2018), Jenis
penyakit PPOK. Menurut Indun (2017), antibiotik yang digunakan untuk terapi

181
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187

infeksi saluran pernafasan akut yaitu Dewoto, H. R. 2018. Analgesik opioid


golongan penisilin seperti amoksisilin, dan Antagonis dalam,
amoksisilin– klavulanat. farmakogoli dan therapi 5 th
Penyebab dari nyeri dada bagian edn. Edited by S. G. Gunawan.
kanan adalah ketika kita batuk yang Fakulttas kedokteran.
terlalu keras atau batuk kering bisa
menyebabkan sakit di dada bagian Kemenrtian Kesehatan RI. 2016. Buku
kanan. Apalagi pada kasus ini penderita Kesehatan Lanjut Usia.
tersebut sedang batuk. Menurut Setiati Kementrian Kesehatan RI.
(2014), Penyebab nyeri pada dada ISBN 978-602-416-086-9
bagian kanan karena kondisi penderita
Kusuma, 2018. PPOK (Penyakit Paru
ppok batuk maka tulang iga kanan yang
Obstruktif Kronik) Diagnosis
patah akibat cedera juga bisa memicu
dan Penatalaksanaan. Jakarta
dada sebelah kanan terasa sakit,
: Perhimpunan Dokter Paru
terutama saat bernafas dan batuk. Otot
Indonesia
dan tendon yang berada diantara tulang
rusuk kanan juga bisa mengalami cedera Lindayani and Theodore 2017. PENYAKIT
karena batuk yang terlalu keras atau PARU OBSTRUKTIF KRONIS
karena pergerakkan tubuh sehingga (PPOK). Fakultas Kedokteran
menyebabkan nyeri/sakit pada dada Universitas Udayana
sebelah kanan.
Pada kasus tidak diberikan terapi Li, J. & Fan Wang 2015. Corticosteroid
batuk untuk pasien dikarenakan Therapy in Ulcerative Colitis.
salbutamol merupakan salah satu jenis Clinical responden and
obat yang digunakan untuk meredakan predictotrs. World journal of
batuk, mengi, dan kesulitan bernapas Gastroentelogy, 21(10). Pp.
yang disebabkan oleh masalah 3005-3015
pernapasan, seperti asma dan PPOK.
Menurut indun (2017), pada penelitian Setiati, Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu
yang sama persis juga tidak diberikan Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 1.
terapi batuk dikarenakan salah satu Jakarta : Interna Publishing.
manfaat dari obat salbutamol adalah Hal 869
meredakan batuk.
Wisman Beta A., Radhiyatam
5. Kesimpulan
Mardhiyah , Eric Daniel
Berdasarkan anamnesis dan
Tenda. 2015. Pendekatan
pemeriksaan fisik yang dilakukan
Diagnostik dan Tatalaksana
didapatkan bahwa pasien tersebut
Penyakit Paru Obstruktif
terdiagnosamenderita penyakit paru
Kronik GOLD D: Sebuah
obstruk kronik dan menjalani terapi
Laporan Kasus. Indonesian
sabutamol dikarenakan gejala yang
Journal of CHEST Critical and
dialami pasien tersebut berupa gejala
Emergency Medicine Vol. 2,
awal dari PPOK
No. 4

Decreamer M, Vestbo J, Bourbeau J, Celli


Daftar Pustaka B. 2015. Global strategy for
the diagnosis, management,
and prevention of chronic

182
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.16 No. 02 Desember 2019:178-187

obstructive pulmonary Riskesdas, 2018, Laporan Nasional 2018.


disease. Glob Initiat Chronic Badan Penelitian dan
Obstr Lung Dis. Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan
Antariksa B, Djajalaksana S,
Pradjnaparamita, Riyadi J,
Yunus F, Suradi. 2011.
Diagnosis dan
penatalaksanaan penyakit
paru obstruktif kronik.

183

Anda mungkin juga menyukai