Anda di halaman 1dari 17

FARMAKOEKONOMI

“COST MINIMIZATION ANALYSIS (CMA)”


Dosen : AinunWulandari, M.Sc., Apt
Disusun Oleh :
Meypianti 16334022
Nanang Andriyanto 19334720
Ina Indaina 20334733
Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang
diperoleh, lalu dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan
kesehatan. Analisis farmakoekonomi menggambarkan dan menganalisa
biaya obat untuk sistem perawatan kesehatan. Studi Farmakoekonomi
dirancang untuk menjamin bahwa bahan-bahan perawatan kesehatan
digunakan paling efisien dan ekonomis (Vogenberg, 2001).
Farmakoekonomi juga di definisikan sebagai deskripsi dan analisis dari

Latar biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehata, lebih spesifik lagi
adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi, mengukur dan

Belakang membandingkan biaya, resiko dan keuntungan dari suatu program,


pelayanan dan terapi serta determinasi suatu alternatif terbaik. Evaluasi
farmakoekonomi memperkirakan harga dari produk atau pelayanan
berdasarkan satu atau lebih sudut pandang (Vogenberg, 2001).
Farmakoekonomi (pharmacoeconomics) adalah suatu metode baru untuk
mendapatkan pengobatan dengan biaya yang lebih efisien dan serendah
mungkin tetapi efektif dalam merawat penderita untuk mendapatkan
hasil klinik yang baik (Cost effective with best clinical outcome).
a. Rumusan Masalah
Bagaimana mengetahui CMA sirup amoksilin dan cefadroxil
terhadap dana kapitasi pengobatan ISPA pada balita?

b. Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui CMA sirup amoksilin dan
cefadroxil terhadap dana kapitasi pengobatan ISPA pada balita.
Cost minimization analysis (CMA) merupakan metode
evaluasi farmakoekonomi paling sederhana. CMA dapat
digunakan untuk membandingkan dua atau lebih intervensi
Analisis kesehatan (obat) yang memberikan hasil yang sama, dan

Farmakoekono dibandingkan satu sisi berupa biaya. Biaya obat umumnya


mencapai 30% dari total biaya pelayanan kesehatan dan
mi cenderung untuk terus meningkat. Biaya konsumsi obat nasional
diperkirakan mencapai 40% dari total biaya pelayanan kesehatan
(Budiman dkk., 2014).
 Analisis manfaat-biaya (AMB-cost benefit analysis, CBA)
adalah teknik untuk menghitug rasio antara biaya intervensi
kesehatan dan manfaat (benefit) yang diperoleh, dimana
manfaat (outcome) di ukur dengan unit moneter (rupiah).
 Analysis minimalisis biaya (AmiB-cost- minimization analysis,
CMA) adalah teknik analysis ekonomi utuk membandingka dua
Istilah Dalam pilihan, intervensi atau lebih yang memberikan hasil (outcome)

Farmakoekono kesehatan setara untuk mengidentifikasi pilihan yang


menawarkan biaya lebih rendah.
mi  Analysis sensitivitas (sensitivity analysis) adalah teknik analis
yang digunakan untuk mengukur ketidakpastia (uncertainly)
dari berbagai data yang digunakan maupun dihasilkan dalam
kajian famakoekonomi.
Perspektif penilaian adalah hal penting dalam kajian
farmakoekonomi, karena perspektif yang dipilih menentukan
komponen biaya yang harus disertakan. Seperti yang telah di
sampaikan, penilaian dalam kajian ini dapat dilakukan dari 3
Perspektif perspektif yang berbeda, yaitu :
Penilaian Dalam 1. Perspektif Masyarakat (societal)
Farmakoekono 2. Perspektif Kelembagaan (Institutional)
mi 3. Perspektif Individu (Individual perspektif)
Dalam kajian farmakoekonomi, biaya selalu menjadi
pertimbangan penting karena adanya keterbatasan sumber daya,
terutama dana. Dalam kajian yang terkait dengan ilmu ekonomi,
biaya (atau biaya peluang, opportunity cost) ) didefinisikan
sebagai nilai dari peluang yang hilang sebagai akibat dari
Biaya Pelayanan penggunaan sumber daya dalam sebuah kegiatan. Patut dicatat
Kesehatan Dalam bahwa biaya tidak selalu melibatkan pertukaran uang. Dalam
Farmakoekonomi pandangan para ahli farmakoekonomi, biaya kesehatan
melingkupi lebih dari sekedar biaya pelayanan kesehatan, tetapi
termasuk pula misalnya biaya pelayanan lain, dan biaya yang
diperlukan oleh pasien sendiri (Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2013:12).
Pada kajian farmakoekonomi dikenal empat metode analisis,
yang dapat dilihat pada tabel di bawah. Empat metode analisis ini
bukan hanya mempertimbangkan efektivitas, keamanan, dan
Metode Kajian kualitas obat yang di bandingkan, tetapi juga aspek ekonominya,
hasil kajian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
Farmakoekono masukan untuk menetapkan penggunaan yang paling efisien dari
mi sumber daya kesehatan yang terbatas jumlahnya. (Direktorat
Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2013 : 15-16).
Metode analisis minimalisasi biaya (AMiB) adalah analisis
farmakoekonomi yang paling sederhana. AMiB digunakan untuk
membandingkan dua intervensi kesehatan yang telah dibuktikan

Analisis memiliki efek yang sama, serupa, atau setara. Jika dua terapi atau
dua (jenis, merek) obat setara secara klinis, yang perlu
Minimalisasi dibandingkan hanya biaya untuk melakukan intervensi. sesuai
Biaya prinsip efisiensi ekonomi, jenis atau merek obat yang menjanjikan
nilai terbaik adalah yang membutuhkan biaya paling kecil per
periode terapi yang harus dikeluarkan untuk mencapai efek yang
diharapkan (Chandra, 2015: 27).
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional
secara retrospektif periode Januari-Juni 2018 dengan menggunaka
rekam medis. Populasi penelitian ini adalah semua pasien balita
yang mengalami ISPA pada periode Januari-Juni 2018. Tekhik

Metode pengambilan sampel secara purposive sampling. Kriteria inklusi


untuk penelitian ini adalah pasien ISPA balita (0-5 tahun) JKN
Penelitian Puskesmas Manggis I Kabupaten Karangasem Bali, menggunakan
maksimal satu antibiotika (amoksilin atau cefadroxil) dalam resep
dan data rekam medis lengkap.
Berikut daftar harga obat simtomatik dan vitamin untuk terapi
ISPA Puskesmas Manggis I Kabupaten Karangasem Bali ditunjukkan
pada Tabel 1. Daftar harga obat simtomatik dan vitamin yang paling
mahal adalah adalah ambroxol sirup, dan obat yang paling murah
adalah CTM 4 mg untuk pengobatan ISPA.

Harga obat ISPA


obat simtomatik dan
vitamin
Biaya total obat pada diagnosa ISPA dapat ditunjukkan pada
Tabel 2. Nilai rata-rata biaya total obat untuk golongan antibiotika
sirup cefadroxil lebih mahal dibandingkan dengan rata-rata biaya
obat amoksilin.
Biaya total obat
pada diagnosa ISPA
Hasil uji normalitas dapat ditujukkan pada Tabel 3. Hasil
uji normalitas menunjukkan nilai P>0.05, ini menunjukkan data
tidak terdistribusi normal dan analisis data secara non
parametik.

Uji normalitas
Hasil uji karakterisitik penggunaan antibiotika dan dana kapitasi
ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil uji karakterisitik diperoleh data jenis kelamin
perempuan 63.5% dan laki-laki 36.5%. Katagori rata-rata umur ≤ 3.3 tahun
30.8% dan > 3.3 tahun 69.2%. Penggunaan antibiotika sirup amoksilin 50%
dan sirup cefadroxil 50%. Dana kapitasi ≤ Rp. 5.700 sebesar 75.7% dan > Rp.
5.700 sebesar 24.3%.

Uji karakteristik,
penggunaan antibiotika
dan dana kapitasi
Hasil uji binary logistik ditunjukkan pada Tabel 5. Hasil uji
binary logistic tidak terdapat perbedaan yang signifikan (P=0.42;
Odds Ratio(OR)=1.77) antara antibiotika terhadap dana kapitasi.

Uji Binary
logistik
Maka dapat disimpulkan Penggunaan antibiotika sirup
amoksilin dan cefadroxil tidak berbeda secara signifikan terhadap
dana kapitasi. Penggunaan kedua sirup antibiotik tersebut dapat
digunakan sebagai acuan standar untuk pengobatan ISPA. dan
Kesimpulan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai prosedur terapi
ISPA, agar dapat menyesuaikan dengan dana kapitasi Puskesmas
Manggis I Kabupaten Karangasem Bali.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai