Anda di halaman 1dari 17

COST MINIMIZATION

ANALYSIS ( CMA II )

KELOMPOK 4

• Siti Mutmainnah (20344167)


• Rahmayanti (20344168)
• Anggi Windarwati (20344169)
• Retno Anggraeni (20344170)
• Yeni Suparni (20344171)
LATAR BELAKANG

Farmakoekonomi merupakan studi yang


mengukur dan membandingkan antara biaya dan
hasil/konsekuensi dari suatu pengobatan. Tujuan
farmakoekonomi adalah untuk memberikan
informasi yang dapat membantu para pembuat
kebijakan dalam menentukan pilihan atas
alternative-alternatif pengobatan yang tersedia
agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien
dan ekonomis
METODE ANALISIS
FARMAKOEKONOMI
COST COST
MINIMIZATION EFFECTIVENES
ANALYSIS ANALYSIS

COST BENEFIT COST UTILITY


ANALYSIS ANALYSIS
RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian dari Apa saja kelebihan
Cost Minimization Cost Minimization
Analysis? Analysis?

Bagaimana penerapan Apa saja kekurangn


Cost Minimization Cost Minimization
Analysis? Analysis?
• Cost minimization analisis
merupakan tipe analisis yang
menentukan intervensi mana
yang lebih murah biayanya
PENGERTIAN berdasarkan studi - studi
terdahulu, walaupun dari segi
output (efektivitas) belum tentu
maksimal (fokus pada input).
KELEBIHAN

metode yang relatif mudah dan sederhana untuk


membandingkan alternative pengobatan selama ekuivalen
terapeutik dari alternative telah dibandingkan. Cost minimisasi
adalah yang paling simpel dari semua perangkat
farmakoekonomi yang mana membandingkan dua jenis obat
yang sama efikasi dan toleransinya terhadap satu pasien
KEKURANGAN

Suatu kekurangan yang nyata dari analisis


cost-minimization yang mendasari sebuah
analisis adalah pada asumsi pengobatan
dengan hasil yang ekivalen. Jika asumsi tidak
benar, dapat menjadi tidak akurat, pada
akhirnya studi menjadi tidak bernilai. Pendapat
kritis analisis cost-minimization hanya
digunakan untuk prosedur hasil pengobatan
yang sama (Orion, 1997). CMA hanya
menunjukkan biaya yang diselamatkan dari
satu pengobatan atau program terhadap
pengobatan ataupun program yang lain.
Penerapan CMA
• Analisis cost minimization digunakan untuk menguji
biaya relative yang dihubungkan dengan intervensi yang
sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. CMA digunakan
ketika dua intervensi telah terbukti untuk menghasilkan
sama, atau serupa. Jika dua terapi dianggap setara,
maka hanya biaya intervensi yang perlu
dipertimbangkan.
• Penggunaan CMA agak terbatas misalnya untuk :
membandingkan obat generik berlogo (OGB) dengan
obat generik bermerek dan membandingkan obat
standar dengan obat baru yang memiliki efek setara.
CONTOH KASUS
CONTOH KASUS

Fibrile
neutropenia

MEROPENEM CEFTAZIDIME

TERAPI
ANTIBIOTIK
 Populasi target pada penelitian adalah pasien dewasa rawat inap di
RSUP Dr. Hasan Sadikin pada periode 2011 sampai dengan 2013, yang
didiagnosis febrile neutropenia dan mendapatkan antibiotik meropenem
atau ceftazidime minimal 3 hari, dan mempunyai outcome terapi
demam hilang dan ANC normal.

 Data yang diambil dari rekam medik pasien meliputi diagnosis, lama
rawat inap, penggunaan antibiotik (jenis, dosis, interval dan cara
pemberian), dan outcome terapi.

 Selanjutnya diidentifikasi juga data biaya, yang meliputi biaya


pengobatan febrile neutropenia yang digunakan selama rawat inap,
biaya alat kesehatan yang berhubungan dengan pengobatan febrile
neutropenia,biaya alat kesehatan yang berhubungan dengan terapi
penunjang, biaya laboratorium penunjang, jasa tenaga profesional
kesehatan biaya rawat inap, dan biaya administrasi.
PERHITUNGAN COST MINIMIZATION
ANALYSIS (CMA)
 Perhitungan CMA dilakukan dengan cara menghitung biaya
total dari masing-masing komponen dari biaya, dengan
menggunakan perspektif biaya dari rumah sakit tempat
penelitian dilaksanakan. Pada perhitungan biaya digunakan
asumsi tidak ada kenaikan harga dan penurunan daya beli
pasien, dengan formula:

 Biaya total = Fixed Cost+ Variable Cost


 fixed cost : biaya rawat inap dan biaya administrasi

 variable cost : biaya pengobatan febrile neutropenia, biaya


penunjang terapi, dan biaya tindakan.

 Masing-masing komponen biaya dihitung dengan terlebih dahulu


menghitung biaya masing-masing pasien kemudian dijumlahkan
keseluruhan kemudian dibagi dengan jumlah pasien berdasarkan
kelompok pemberian terapi.

 Sehingga didapat total biaya rata-rata per pasien. Hasil


perhitungan dianalisis secara minimalisasi biaya dan ditarik
kesimpulan pengobatan febrile neutropenia yang paling murah
terhadap total biaya perawatan.
Perbedaaan biaya antara terapi meropenem
dan terapi ceftazidime diukur
menggunakan student t-test bila data
terdistribusi secara normal, dan uji Mann-
Whitney bila tidak terdistribusi secara
normal. Jika nilai p lebih kecil dari 0,05,
maka perbedaan dianggap bermakna.
PERHITUNGAN COST MINIMIZATION
ANALYSIS

 Biaya total = Fixed Cost + Variable Cost


KESIMPULAN

 Dari hasil perhitungan CMA, didapatkan rata-rata biaya


total perawatan per pasien kelompok antibiotik meropenem
lebih mahal dibandingkan dengan kelompok antibiotik
ceftazidime. Rata-rata biaya total perawatan kelompok
antibiotik meropenem adalah sebesar Rp 11.094.147,
sedangkan rata-rata biaya total perawatan kelompok
antibiotik ceftazidime sebesar Rp7.082.523. Sehingga
diperoleh nilai selisih dari kedua rata-rata biaya total
perawatan adalah sebesar Rp 4.011.624

 Kelompok terapi Ceftazidime lebih murah dalam


pelaksanaan terapi febrile neutropenia dibandingkan
dengan meropenem, dengan asumsi outcome yang sama.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai